Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi kebidanan Medistra Lubuk Pakam dalam Upaya Pendeteksian Dini Pada Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) tahun 2013
PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWI TINGKAT III AKADEMI KEBIDANAN MEDISTRA LUBUK PAKAM DALAM UPAYA PENDETEKSIAN DINI
TUMOR PAYUDARA (SADARI) TAHUN 2013
OKTRI INANDA SARI 125102074
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN SUMATERA UTARA
(2)
(3)
Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendeteksian Dini Pada Tumor Payudara
(Periksa Payudara Sendiri) tahun 2013 Abstrak
Oktri Inanda Sari
Latar belakang : Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara carsinoma mammae yang di defenisikan sebagai sumber penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Pemeriksaan payudara sendiri merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi kematian karena kanker tersebut.
Tujuan : bertujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri) tahun 2013.
Metode penelitian : Desain penelitian ini bersifat deskritif dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel 63 orang dengan metode pengambilan sampel simple random sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan dan sikap mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri).
Hasil penelitian : menunjukan bahwa responden yang berpengetahuan baik 4 orang (6,3%) dan yang bersikap positif 49 orang (77,8%) ini dapat dilihat bahwa mahasiswi yang mendukung pernyataan positif (79,2%) dan yang mendukung pernyataan negatif (66,4%) dalam upaya pendeteksian dini pada tumor payudara (periksa payudara sendiri).
Kesimpulan : dari penelitian ini menunjukan bahwa responden yang berpengetahuan baik 6,3%, Walaupun demikian 77,8% dari mereka mempunyai sikap positif dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri).
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Dalam Upaya Pendeteksian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri)
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendeteksian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Tahun 2013”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
2. Nur Asnah Sitohang. S.Kep, Ns, M.Kep. selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
3. dr. Muhammad dFahdhy, SpOG, MSc. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah
4. Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T, selaku Direktris Akademi Kebidanan MEDISTRA Lubuk Pakam.
5. Seluruh dosen, staf Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Orangtua, abang dan adik yang penulis cintai yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.
(5)
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan pada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilimiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukkan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan, dorongan, dan semangat yang telah diberikan. Sekian dan terima kasih.
Medan, Januari 2013 Penulis
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I. PENDAHULKUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfat Penelitian ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 6
1. Pengertian Pengetahuan ... 6
2. Tingkat Pengetahuan ... 6
3. Cara Memperoleh Pengetahuan ... 7
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 9
B. Sikap ... 11
1. Pengertian Sikap ... 11
2. Komponen yang membentuk sikap ... 12
3. Fungsi Sikap ... 12
4. Tingkatan Sikap ... 13
5. Ciri-ciri Sikap ... 13
C. Tumor Payudara ... 11
1. Pengertian Tumor Payudara 2. Faktor-faktor ... 11
3. Patofisiologi ... 14
(7)
5. Penatalaksanaan... 20
6. Pencegahan... 21
7. Komplikasi ... 22
8. Pemeriksaan Payudara ... 22
D. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ... 23
1. Pengertian SADARI ... 23
2. Manfaat SADARI ... 24
3. Tujuan SADARI ... 24
4. Yang di Anjurkan Melakukan SADARI ... 24
5. Waktu yang Tepat Melakukan SADARI ... 25
6. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri ... 25
7. Keuntungan SADARI ... 28
8. Apa yang dilakukan Apabila Menemukan Benjolan ... 29
BAB. III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 31
B. Defenisi Operasional ... 32
BAB. IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel ... 33
1. Populasi ... 33
2. Sampel ... 33
3. Teknik Sampling ... 33
C. Tempat Penelitian ... 34
D. Waktu Penelitian ... 34
D. Etika Penelitian ... 34
E. Alat Pengumpulan Data ... 35
(8)
1. Validitas ... 36
2. Reliabilitas ... 37
G. Prosedur Pengumpulan Data... 37
I. Analisis Data ... 37
BAB. V HASIL PEN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 39
1. Karakteristik Responden ... 39
2. Pengetahuan Responden ... 40
3. Sikap Responden ... 42
B. Pembahasan ... 45
1. Pengetahuan Mahasiswi Tingkat III AKBID Dalam Upaya Pendeteksian Dini Umor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) ... 45
2. Sikap Mahasiswi Tingkat III AKBID Dalam Upaya Pendeteksian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) ... 46
BAB . VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 47
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendektesian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Tahun 2013………...40 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pertanyaan Pengetahuan
Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendektesian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Tahun 2013 ……….………..…41 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mahasiswi Tingkat III
Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendektesian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Tahun 2013 ………...42 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan kuesioner Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendektesian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Tahun 2013 ……….………...43 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Mahasiswi Tingkat III
Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendektesian Dini
Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Tahun
(10)
DAFTAR SKEMA
halaman Skema 1. Skema Kerangka Teoritis... 30 Skema 2. Skema kerangka Konsep... 31
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Kuesioner
Lampiran 3 : Lembar Content Validity Lampiran 4 : Lembar uji reabilitas
Lampiran 5 : Lembar konsultasi karya tulis ilmiah Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 7 : Surat Balasan Lampiran 8 : Master Tabel Lampiran 9 : Data SPSS
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tumor adalah proses yang berjalan secara tidak normal, sel yang usang atau rusak tidak lansung mati, tetapi justru membangun sel tambahan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan membentuk suatu benjolan. Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara karena adanya pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel kelenjar dan salurannya. Diperkir hanya 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopouse sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor jauh sebelum terjadinya perubahan yang terjadi pada payudara (Nisman, 2011).
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara carsinoma mammae yang di defenisikan sebagai sumber penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma menurut WHO (World Health Organization) penyakit ini merupakan kanker paling yang umum diderita kaum wanita, kaum pria juga dapat terserang kanker payudara walaupun kemungkinan lebih kecil yaitu dari 1 diantara 1000 rujukan (Emiriana, 2012).
Kemudian dibeberapa negara Eropa barat, angka kejadian tertinggi di Swiss 73,5/100.000, untuk Asia masih berkisar antara 10-20/100.000 pada daerah tertentu yaitu di jepang 17,6 / 100.00, Kuwait 72,2 / 100.000 dan Cina 9,5 / 100.000 yang menarik angka ini akan berubah bila populasi dari daerah insiden rendah melakukan migrasi ke daerah insiden lebih tinggi (Purwoastuti, 2008).
The American Cancer Society (2008) memperkirakan setiap tahunnya sekitar 178.000 wanita Amerika dan 2000 pria Amerika akan di diagnosis terkena kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian wanita usia 40-55 tahun, serta penyebab terbesar kedua kematian wanita setelah kanker paru (Atmaningtyas, 2009).
(13)
Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker kedua paling banyak diderita kaum wanita setelah kanker mulut rahim/leher rahim. Kanker payudara umumnya menyerang wanita yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Namun demikian, wanita muda pun bisa terserang kanker ini (Mardiana, 2004).
Dipekirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah 12 / 100.000 perempuan, lebih dari 80% kasus di temukan berada pada stadium lanjut, sehingga upaya pengobatan mencapai kesembuhan sulit dilakukan oleh karena itu perlu pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun relatif serta upaya rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara optimal (Utama, 2010).
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda (Gusmaya, 2011).
Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), sehingga mampu menekan angka kejadian kematian sebesar 25-30%. Semua wanita diatas usia 20 tahun sebaiknya melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan dan segera periksa dini ke dokter bila di temukan benjolan. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), sangat penting di anjurkan kepada masyarakat karena hampir 86% benjolan dipayudara di temukan oleh penderita itu sendiri (Saryono, 2009).
(14)
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi kematian karena kanker tersebut. Keuntungan dari deteksi dini bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara selain itu pemeriksaan payudara sendiri adalah metode termurah, termudah, tercepat, dan paling sederhana yang dapat mendeteksi secara dini kanker payudara (Nisman, 2011).
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arini pada remaja puteri di MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang, dengan data yang diperoleh yaitu sebanyak 53% responden yang berpengetahuan kurang tentang melakukan SADARI dan 68,7% responden yang memiliki sikap sedang tentang SADARI.
Berdasarkan latar belakang diatas bahwa fibroadenoma mammae pertanda dini adanya tumor payudara pada usia sekitar 20 tahun sehingga penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendeteksian DiniTumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri)”.
B. Indentifikasi Masalah
1. Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian wanita usia 40-55 tahun di Amerika. Di Indonesia diperkirakan angka kejadiannya adalah 12/100.000 perempuan, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium lanjut.
2. Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya.
3. kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), sehingga mampu menekan angka kejadian kematian sebesar 25-30%.
(15)
4. Remaja puteri di MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang, sebanyak 53% responden yang berpengetahuan kurang tentang melakukan SADARI dan 68,7% responden yang memiliki sikap sedang tentang SADARI.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah Sejauh Mana Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendeteksian DiniTumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri)?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (Periksa Payudara Sendiri).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (Periksa Payudara Sendiri).
b. Untuk mengetahui sikap mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (Periksa Payudara Sendiri).
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden
Agar mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam lebih mengetahui dan mengerti tentang pendeteksian dini tumor payudara (Periksa Payudara Sendiri) dan melakukannya.
(16)
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukkan bagi mahasiswa dan menambah referensi di perpustakaan Universitas Sumatra Utara.
3. Bagi Tenaga kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi para petugas kesehatan yang terkait agar lebih meningkatkan pelayanan terhadap pendektesian dini dan promosi kesehatan tentang pelaksanaan pendeteksian dini tumor payudara (Periksa Payudara Sendiri).
(17)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian basar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Maulana, 2007).
2. Tingkat pengetahuan
Menurut Heri D. J. Maulana tingkat pengetahuan dapat di bagi menjadi 6, yaitu : a. Tahu (Know)
Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan.
c. Apliksi/penerapan (application)
Apliksi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi nyata.
(18)
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek kedalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat mengambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan meletakan atau hubungan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formalisasi yang sudah ada. Sebagai contoh, dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi melakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.
3. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dan dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni dengan cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah, dan cara modern atau ilmiah yaitu melalui proses penelitian.
a. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode ilmiah, yang meliputi :
1) Cara coba salah (trial and error) ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila
(19)
tidak berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran.
2) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh yang bersangkutan.
3) Cara kekuasaan atau otoritas
Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
4) Berdasarkan pengalaman pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.
5) Cara akal sehat (Common Sens)
Akal sehat (common sens) kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenarn.
6) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwayuhkan dari Tuhan kepada Nabi. Kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan sebagai usaha penalaan atau penyelidikan manusia.
7) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa proses penalaran sehingga cara ini sukar
(20)
dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan sistematis.
8) Melalui jalan pikiran
Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikiran.
9) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
10) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.
b. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Wahit Iqbal Mubarak (2011) bahwa terdapat tujuh faktor yang memperngaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
c. Pendidikan
Pedidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan
(21)
pada akhirnya pengethuan menghambat perkembangan sikap orang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
d. Pekerjaan
Linkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dn pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
e. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuaran, perubahan proporsi, hilangnya cirri-ciri lama, dan timbulnya cirri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.
f. Minat
Minat sebagai suastu kencendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
g. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan linkungannya. Orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membakas dalam emosi kejiwaan sesorang. Pengalaman naik ini akhiarnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
(22)
h. Kebudayaan lingkungan sekitar
Lingkungan sangat berpangaruh dalam pembantukan sikap pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempuanyai sikap menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan.
i. Informasi.
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.
B. Sikap
1. Pengetian sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan. Sikap merupakan kecendrungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut.
Sikap merupakan kecendrungan merespon (secara positif atau negatif) orang, situasi atau objek tertentu. Sikap mengandung suatu penilaian emosional atau efektif (senang, benci, dan sedih), kognitif (pengetahuan suatu objek), dan konatif (kecendrungan bertindak).
Sikap tidak dapat di lihat tapi di tafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Stimulus sosial. Menurut New Comb sikap merupakan kemampuan atau kesadaran bentuk bertindak, yang menjadi predisposisi tindakan suatu prilaku, bukan pelaksanan
(23)
motif tertentu. Sikap merupakan kesiapan untuk beraksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
2. Komponen yang membentuk sikap.
a. Komponen kognitif (cognitive). Di sebut juga komponen perceptual, yang berisi kepercayaan yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap objek sikap dengan apa yang di lihat dan di ketahui, pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan informasi dari orang lain. Sebagai contoh seorang tahu kesehatan itu sangat berharga jika menyadari sakit dan terasa hikmah nya sehat.
b. Komponen afektif (komponen emosional). Komponen ini menunjukkan dimensi emosional subjektif indivudu terhadap objek sikap, baik bersifat positif (rasa senang) maupun negatif (rasa tidak senang). Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai suatu yang benar terhadap objek sikap tersebut.
c. Komponen konatif (komponen prilaku). Komponen ini merupakan predisposisi atau kecendrungan bertindak terhadap objek sikap yang di hadapinya (misalnya para lulusan SMU banyak memilih melanjutkan ke politeknik kesehatan karena setelah lulus menjanjikan pekerjaan yang jelas).
3. Fungsi sikap
a. Fungsi instrumental, yaitu sikap yang dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat dan menggabungkan keadaan keinginannya atau tujuan.
b. Fungsi pertahanan ego, yaitu sikap yang diambil untuk melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya.
c. Fungsi nilai ekpresi, yaitu sikap yang menunjukkan nilai yang ada pada dirinya. Sistem nilai individu dapat dilihat dari sikap yang diambil individu bersangkutan
(24)
(misalnya, individu yang telah menghayati ajaran agama, sikapnya akan tercermin dalam tutur kata, prilaku, dan perbuatan yang dikenakan ajaran agamanya).
d. Fungsi pengetahuan setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, ingin mengerti, ingin banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
e. Fungsi penyesuaian sosial, yaitu sikap yang diambil sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungannya.
4. Tingkatan sikap
a. Menerima (receiving). Menerima berarti mau dan memperhati kan stimulus yang diberikan/objek (misalnya, sikap terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian terhadap ceramah-ceramah gizi).
b. Merespon (responding). Memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi sikap, terlepas dari benar atau salah, hal ini berarti individu menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valuing). Pada tingkat ini, individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible). Merupakan sikap yang paling tinggi, dengan segala resiko bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dipilih, meskipun mendapat tantangan dari keluarga. Pengukuran sikap dapat di lakukan secara langsung (langsung ditanya) dan tidak langsung.
5. Ciri-ciri Sikap
a. Sikap tidak dibawa dari lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman, latihan sepanjang perkembangan.
(25)
b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu sehingga dapat dipelajari.
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi slalu berhubungan dengan objek sikap. d. Sikap dapat dituju pada satu atau banyak objek.
e. Sikap dapat berlangsung lama dan sebentar.
f. Sifat mengandung faktor persaan dan motivasi, hal ini yang membedakan dengan pengetahuan (Maulana, 2007).
C. Tumor Payudara
1. Pengertian tumor payudara
Tumor adalah proses yang berjalan secara tidak normal, sel yang usang atau rusak tidak lansung mati, tetapi justru membangun sel tambahan yang tidak sesuai dengan kebetuhan tubuh dan membentuk suatu benjolan. Tumor payudara adalah benjolan pada payudara yang terbentuk akibat sel-sel payudara yang membelah dan menggandakan diri terlalu cepat( mitrakeluarga, 2012)
2. Faktor Risiko
a. Faktor Reproduksinya
Faktor reproduksi berhubungan dengan risiko terjadinya kanker puyudara adalah nuliparitas (wanita yang belum melahirkan) dan kehamilan pertama dia atas 30 tahun). Hal ini dikaitkan dengan fungsi yang berfungsi optimal, dermikian juga hormon yang berperan pada proses menyusui. Beberapa penelitian menunjukan hasil bahwa menyusui dapat mengurangi risiko terkena kenker payudara. Diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi sebelum menopause sehingaa diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan yang terjadi pada payudara.
(26)
b. Riwayat kesehatan personal
Apabila seseorang pernah mempunyai riwayat kanker payudara pada salah satu payudara maka individu ini mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena pada payudara satunya.
c. Penggunaan hormon
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadi kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada para pengguna terapi sulih horman estrogen atau terapi sulih hormon pada wanita yang telah mengalami menopause.
d. Penyakit fibrokistik (tumor pada payudara)
Pada wanita yang pernah mengalami tumor pada payudara dengan diagnosis adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara.
e. Obesitas (kegemukan)
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopouse. Hal ini dihubungkan dengan pola hidup wanita , khususnya kebiasaan makan dan makanan yang dikonsumsi. Kemungkinan terkena kanker payudara pada wanita yang gemuk pada saat menopause lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa kegemukan.
f. Radiasi
Terpapar unsur radiasi, apalagi dalam waktu lama selama atau sesudah pubertas, meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penilitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubugan erat dengan dosisi Atau lama terpapar dan umur saat terjadinya papaparan.
(27)
g. Riwayat keluarga dan faktor genetik
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita. Untuk itu skrining untuk kanker payudara dilakukan. Terdapat kanker peyudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu sesuatu gen suseptibilitas (risiko untuk menderita) kanker payudara, probabilitas (peluang) unatuk terjadi kanker payudara adalah sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. h. Periode mentruasi
Wanita yang mendapat menstruasi pertama lebih awal (sebelum berumur 11 tahun) atau terlambat memasuki menopause (diatas usia 60 tahun) memiliki kemungkinan yang lebih besar tumbuhnya kanker. Wanita yang mengalami kondisi itu terpapar hormon reproduksi estrogen lebih lama dalam hidupnya sehingga potensi tumbuhnya kanker juga lebih besar (Nisman,2011).
3. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
a. Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bias berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki ke pekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap
(28)
suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
b. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan berpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan atau gabungan dari sel yang peka dan karsinogen (Nugroho, 2011).
4. Jenis-jenisnya a. Tumor jinak
1. Kelainan fibrokistik
Kelainan fibrokistik ini disebut juga mastitis kronik kistik, hyperplasia kistik, mastopatia kistik, dysplasia payudara, dan banyak nama lainya. Istilah yang bernama macam-macam ini menunjukkan proses epithelial jinak yang terjadi amat beragam dengan gambaran histopatologik maupun klinis yang bermacam-macam pula. Kelompok penyakit ini sering mengganggu ketentraman penderita karena kecemasan akan keluhan nyerinya. Yang penting harus dipastikan bahwa kelainan tersebut bukan tumor ganas. Bila keraguan, terutama bila pada massa tersebut teraba bagian yang konsistensinya berbeda, perlu dilakukan biobsi. Nyeri yang hebat dan berulang atau penderita yang khawatir dapat menjadi indikasi eksisi untuk meyakinkan penderita. Beberapa bentuk kelainan fibrokistik mengandung risiko untuk berkembang menjadi karsinoma payudara, tetapi umumnya tidak demikian.
2. Fibroadenoma
Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda. Setelah menopause, tumor tersebut tidak lagi ditemukan.
(29)
Fibroadenoma teraba sebagai benjolan bulat atau benjola-bejol, dengan simpai licin dan konsistensi lambat kenyal padat. Tumor ini tidak melekat kejaringan sekitarnya dan amat mudah digerakan ke sana kemari. Biasanya firoadenoma tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multiple. Pada sadolesens, firoadenoma bisa terdapat ukuran besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat rangsangan estrogen meninggi. Fibroadenoma harus diekstirpasi karena tumor jinak ini akan terus membesar.
3. Tumor filoides
Tumor filoides (sistosarkoma filoides) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup secara lokal dan mungkin ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat di temukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi kebanyakan pada usia sekitar 45 tahun. Penggulangan terhadap tumor tersebut adalah eksisi luas. Jika tumor sudah membesar, biasanya perlu dilakukan mastektomi simpleks. Bila tumor ternyata ganas, harus dilakukan mastektomi radikal walaupun mungkin bermetastasis secara hematogen seperti sarkoma.
4. Papiloma intraduktus
Lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di bawah areola mamma ini memberikan gejala berupa sekresi carian berdarah dari putung susu. 5. Adenosis sklerosis
Secara klinis, adenosis skleorsis teraba seperti kelainan fibrokistik, tetapi secara histoptologik tampak proliferasi jinak sehingga ahli patologi sering terkecoh, mengira suatu karsinoma.
(30)
6. Mastitis sel plasma
Mastitis sel plasma juga disebut masititis komedo. Lesi ini merupakan randang subakut yang didapat pada sistem duktus yang mulai dibawah areola. Gambaran klinisnya sukar dibedakan dengan karsinoma, yaitu berkosistensi keras, bias melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi puting susu akibat fibrosis periduktal, dan bias terdapat pembesaran kelenjar getah bening aksila.
7. Nekrosisi lemak
Nekrosis lemak biasanya disebabkan oleh cedera berupa massa keras yang sering agak nyeri, tetapi tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya biasanya tidak rata. Secara klinis, kelainan ini sukar dibedakan dengan karsinoma. Secara hitopatologik terdapat nekrosis jaringan lemak yang kemudian jadi fibrosis.
8. Kelainan lain
Lipoma, leimioama, histiositoma dan kista sebasea merupakan tumor yang mungkin terdapat di payudara, tetapi tidak ada sangkut pautnya dengan jaringan kelenjar payudara (Sjamsuhidajat, 2005).
b. Tumor ganas
Tumor ganas adalah kanker payudara yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar(saluaran air susu),dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara tidak menyerang kulit payudara yang berfungsi sebagai pembungkus. Kanker payudara menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bartambah banyak secara tidak terkendali (Mardiana, 2004)
Benjolan ganas yang kecil sukar dibedakan dengan benjolan tumor jinak, tetapi kadang dapat diraba benjolan ganas yang melekat pada jaringan sekitarnya. Bila
(31)
tumor telah besar perlekatan lebih jelas. Kosistensi kelainan ganas biasanya keras. Pengeluaran cairan dari puting biasanya mengarah ke papiloma atau karsinoma intraduktal, sedangkan nyeri lebih mengarah ke kelainan fibrokistik (Sjamsuhidajat, 2005).
5. Penatalaksanaan
Alternatif pengobatan ini diberikan berdasarkan stadium atau derajat kanker yg alami.
a. Masektomi
Masektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada tiga macam jenis masektomi.
1. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara, jaringan payudara ditulang dada, ltulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak. Tujuannya untuk membersihkan seluruh sel kanker yang telah menyebar pada jaringan yang disebutkan di atas untuk menghindari kekambuhan.
2. Total (Simpel) Mastectomy, yaitu opersi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak. Tindakan ini dilakukan jika berdasarkan hasil pemeriksaan sel kanker hanya berada di jaringan payudara saja.
3. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagain dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini slalu dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy di rekomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
(32)
b. Radiasi
Radiasi atau penyinaran adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gama. Tujuan adalah membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi.
c. Kemoterapi
Kemotrapi adalah proses pemberian obat-obatan antikanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus. Tujuannya adalah membunuh atau menekan pertumbuhan sel-sel kanker yang ada di dalam tubuh (Nisman, 2011).
6. Pencegahan
a. Kesadaran akan payudara sendiri b. Berikan asi kepada bayi
c. Segera konsultasi kepada dokter jika anda menemukan benjolan di payudara. d. Cari tau apakah ada riwayat kanker payudara atau kanker lain dalam keluarga
anda.
e. Perhatikan konsumsi alcohol f. Perhatikan berat badan g. Olahraga secara teratur h. Kurangi makanan berlemak
i. Setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur j. Belajar relaks
k. Masukkan brokoli ke dalam menu harian anda l. Jangan lupakan buah dan sayur menu harian anda m. Minum teh hijau yang kaya antioksidan (Nisman, 2011)
(33)
7. Komplikasi
Komplikasi dari kanker payudara meliputi: a. Penghancuran payudara
b. Penghancuran dinding dada sekitarnya payudara c. Mastitis
d. Nipple discharge e. Nyeri dada
f. Efek samping Terapi Radiasi g. Kemoterapi efek samping 8. Pemeriksaan payudara
1. Mamografi
Mamografi adalah pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X yang memberikan gambaran tentang jaringan lunak pada payudara. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi masalah atau penyakit yang sangatkecil pada payudara. Tetapi pemeriksaan mamografi kurang efektif jika digunakan pada pemeriksaan pada wanita muda atau remaja karena perbedaan karekteristik payudara. Mamografi adalah salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara. Wanita diatas 40 tahun sebaiknya mulai melakukan mamografi.
2. Ultrasound (USG)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan alat yang sensitive terhadap gelombang suara. Gambara yang didapatkan dari pemeriksaan ini adalah apakah benjolan ini merupakan benjolan padat atau mengandung cairan atau gabungan dari keduanya.
3. MRI
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan magnet yang dihubungkan dengan computer. MRI memberikan gambaran detail tentang struktur
(34)
payudara. Gambaran ini dapat menunjukkan jaringan normal dan jaringan tidak sehat.
4. Breast thermography
Menurut IACT (International Academy of Clinical Thermology), payudara Thermography adalah prosedur diagnostik yang gambar payudara untuk membantu dalam deteksi dini kanker payudara. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa bahan kimia dan aktivitas pembuluh darah di kedua jaringan pra-kanker dan daerah sekitarnya kanker payudara berkembang biasanya selalu lebih tinggi daripada di jaringan payudara normal. Karena massa pra-kanker dan kanker adalah jaringan yang sangat metabolik, mereka membutuhkan suplai nutrisi yang melimpah untuk mempertahankan pertumbuhan mereka dan ini dapat meningkatkan suhu permukaan payudara. Keadaan seni payudara termografi menggunakan ultra-sensitif kamera inframerah dan komputer canggih untuk mendeteksi, menganalisis dan menghasilkan gambar resolusi tinggi diagnostik perubahan suhu dan pembuluh darah (Nisman, 2011).
D. Pemeriksaan Payudara sendiri 1. Pengertian
Menurut Nisman (2011) Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah pengembangan keperdulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya. Sedangkan menurut Purwoastuti (2008) SADARI adalah pemeriksaan payudara yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. Dan menurut Emedicinehealth (2011) pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) melibatkan memeriksa payudara Anda untuk membantu mendeteksi masalah payudara atau perubahan.
(35)
Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan yang efektif untuk mengetahui lesi payudara (Varney, 2008). 2. Manfaat SADARI
a. Cepat mengetahui bila ada pertanda tumor atau benjolan pada payudara. b. Mengurangi tingkat kematian karena kanker penyakit tersebut.
c. Murah Dan mudah dilakukan. 3. Tujuan SADARI
Sadari dilakukan dengan tujuan antara lain :
a. Sadari hanya mendeteksi secara dini kanker payudara , bukan untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi maka kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehinga pengobatan dini akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara.
b. Menurunakan angka kematian penderita karena kanker ditentukan pada stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama (Nisman, 2011).
4. Yang dianjurkan melakukan SADARI
America Cencer Society dalam proyek skrining kanker payudara mengajukan hal berikut ini pada wanita walaupun tidak dijumpai keluhan apapun.
1. Wanita > 20 tahun melakukan SADARI tiap bulan. 2. Wanita > 30 – 40 tahun melakukan mamografi
3. Wanita > 40 tahun melakukan chek up pada dokter ahli. 4. Wanita > 50 tahun chek up rutin / mamografi setiap tahun.
5. Wanita yang mempunyai faktor resiko tinggi (misalnya keluarga ada yang menderita kanker) pemeriksaan kedoker lebih dan lebih sering (Saryono, 2009).
(36)
SADARI dilakukan seminggu sesudah menstruasi, ketika kondisi payudara lunak dan longgar, sehingga memudahkan perabaan. Untuk wanita yang sudah mengalami menopause boleh dilakukan kapan saja, asal rutin setiap bulan (Rahayu, 2012)
5. Waktu yang tepat untuk melakukan SADARI a. Dilakukan setiap bulan .
b. 1 minggu setelah haid.
c. Dilakukan pada saat ingin mandi. 6. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri
A.
1. Perhatikan dengan teliti payudara Anda di muka cermin (tanpa berpakaian), dengan kedua lengan lurus ke bawah.
2. Amati dengan teliti dan perhatikan bila ada benjolan atau perubahan bentuk pada payudara sebab Anda sendirilah yang lebih mengenal tubuh Anda.
(37)
B.
Dengan kedua siku mengarah ke samping, tekanlah telapak tangan Anda yang satu pada yang lain secara kuat. Cara ini akan menegangkan otot-otot dada Anda sehingga perubahan-perubahan seperti cekungan (dekok) dan benjolan akan lebih terlihat.
C.
Pencetlah pelan-pelan daerah di sekitar puting kedua payudara Anda, dan amati apakah keluar cairan yang tidak normal (tidak biasa).
D.
1. Berbaringlah dengan tangan kanan di bawah kepala dan letakkan bantal kecil di bawah punggung kanan.
(38)
2. Rabalah seluruh permukaan payudara kanan dengan tangan kiri sampai ke daerah ketiak. Perhatikanlah bila ada benjolan yang mencurigakan. Lakukan perabaan yang sama untuk payudara kiri.
E.
1. Raba payudara dengan tiga ujung jari tengah yang dirapatkan.
2. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai dari pinggir dengan mengikuti arah putaran jarum jam.
(39)
F.
Berilah perhatian khusus pada bagian-bagian yang diberi warna merah seperti ditunjukkan pada gambar di atas, sebab disitu sering ditemukan tumor payudara.
Jika pada saat melakukan “SADARI” ditemukan benjolan atau perubahan pada payudara (dibandingkan dengan keadaan pada bulan sebelumnya), maka segera periksakan diri ke dokter karena benjolan itu mungkin suatu tumor ganas (Yayasan Kanker Indonesia, 2012).
Pada umur diatas 20 tahun atau mereka yang beresiko tinggi dianjurkan agar mereka mengambil peran aktif dalam mendeteksi secara dini ada atau tidak kanker payudara, yaitu kepada mereka dianjurkan secara rutin untuk melukakan pemerikaan payudara sendiri (SADARI). Karena dalam penelitian tenyata 75% hingga 85% kanker payudara ditemukan saat dilakukannya pemeriksaan payudara sendiri (Hawari, 2009).
7. Keuntungan SADARI
Keuntungan dari SADARI untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara hampir 85% ganngguan atau benjolan ditemukan oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan benar. Selain itu SADARI adalah metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana yang dapat mendeteksi secara dini kanker payudara.
(40)
8. Apa yang di lakukan apa bila menemukan benjolan?
a) Sadarilah bahwa upaya SADARI yang kita lakukan adalah untuk melakukan dekteksi dini sangat awal sehingga kita punya harapan besar bahwa masalah yang kita temui adalah masalah yang sangat ringan, bias diobati, dan penyembuhannya dapat dilakukan dengan baik.
b) Berusahalah untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan berusaha memijat-mijat benjolan tersebut karena pemijatan tidak akan membuat benjolan mengecil, sebaliknya justru dapat membuat masalah menjaddi lebih berat jika benjolan ini merupakan masalah atau penyakit.
c) Segera konsultasikan dengan dokter yang tepat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Pilihlah dokter ahli bedah untuk konsultasi. Dokter akan makukan pemeriksaan diagnosis yang teliti terhadap masalah yang anda hadapi dan mintalah penjelasan detail atas penyakit anda. Sikap tenang pada saat menemukan benjolan juga akan membuat petugas kesehatan melakukan pemeriksaan dan pengobatan dengan lebih teliti. Jika anda diliputi kecemasan, hal itu justru dapat meningkatkan risiko dilakukan tindakan yang sebenarnya tidak perlu (Nisman,2011).
(41)
KERANGKA TEORITIS
Skema 1. Kerangka Teoritis Ultrasonografi
(USG)
Mamografi MRI
Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI)
Pendeteksian Dini Pada
Tumor Payudara
Upaya Preventif
Yang Efektif
Breast Thermography
(42)
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri). Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep dibawah ini :
Pengetahuan Sikap
- Pengertian SADARI - Mnfaat SADARI - Tujuan SADARI
- Cara pemeriksaan SADARI - Hasil pemeriksaan SADARI
- Mendukung - Tidak mendukung
Skema 2. Kerangka Konsep - Kategori baik jika responden menjawab
11-15 pertanyaan dengan benar
- Kategori sedang jika reponden menjawab 6-10 pertnyaan dengan benar
- Kategori kurang jika responden menjawab 0-5 pertanyaan dengan benar
- Kategori positif jika skoro responden 25-40
- Kategori negatif jika skor responden 10-24
Pendektesian dini tumor payudara (SADARI) Pendektesian dini tumor
(43)
B. Definisi Operasional
N o
Variabel Penelitian
Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur 1. Pengetahua
n
mahasiswi
Pengetahuan mahasiswi adalah segala sesuatu yang diketahui oleh
mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri)
Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner (angket).
1. Baik, jika skor responden menjawab benar 11-15 dari 15 pertanyaan. 2. Sedang, jika skor responden menjawab benar 6-10 dari 15
pertanyaan . 3. Kurang, jika skor responden menjawab benar nilai 0-5 dari 15 pertanyaan.
Ordinal
2. Sikap mahasiswi
Sikap mahasiswi adalah reaksi atau respon mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam dalam upaya pendeteksian dinitumor payudara (periksa payudara sendiri)
Kuesioner Dengan menghitung jumlah jawaban responden pada kuesioner (angket)
1. Sikap positif, jika skor responden 25-40 dari total skor maksimum 2. Sikap negatif, jika skor responden 10-24 dari total skor maksimum.
(44)
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif dengan pendekatan cross sectional (penelitian yang dilakukan hanya sekali waktu saja) yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap sikap mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam dalam upaya pendektesian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam sebanyak 169 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari populasi itu (Machfoed, 2009). Dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple random sampling yaitu jenis probabilitas yang paling sederhana. Sampel diambil dari responden yang kebetulan berada disuatu tempat tersebut, sebanyak 63 orang dengan rumus :
�= �
�+�(��)
�= ���
�+���(�,�)�
�= ���
�+���(�,��) �= ���
�.��
(45)
Ket : N = Jumlah populasi n = Jumlah Sampel �2
= Tingkat kesalahan yang dipilih (0,12) Adapun kriteria sampel inklusi adalah:
1. Mahasiswi tingkat III Akademi kebidanan Medistra Lubuk Pakam
2. Mahasiswi tersebut sudah mendapatkan mata kuliah tentang perawatan payudara 3. Mahasiswi bersedia menjadi responden dan menandatangani persetujuan menjadi
responden tanpa paksaan atau sukarela. Adapun kriteria eksklusi adalah :
1. Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi hasil penelitian.
2. Tidak mengisi kuesioner secara lengkap C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Akademi kebidanan Medistra Lubuk Pakam, alasan peneliti memilih pendidikan ini karena pernah ada mahasiswi yang mengalami tumor payudara. Dan lokasi penelitian masih dapat dijangkau oleh peneliti.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2012 sampai bulan Juni 2013 E. Etika Penelitian
Sebelum dilakukannya penelitian ini peneliti mendapat surat persetujuan dari institusi pendidikan yakni ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Peneliti mengajukan permohonan kepada pimpinan Akademi kebidanan Medistra Lubuk Pakam untuk melakukan penelitian di institusi tersebut. Dalam melaksanakan penelitian ini harus dipertimbangkan masalah etika penelitian. Adapun masalah etika yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Informed consent, merupakan bentuk
(46)
persetujuan antara peneliti dengan responden setelah responden menerima penjelasan. Jika calon responden bersedia, maka calon responden menandatangani lembar persetujuan menjadi responden, dan jika calon responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien. 2) Anonymity (tanpa nama) dan 3) Confidentiality (kerahasiaan). Data – data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Peneliti mendampingi responden pada saat mengisi kuesioner dan menjelaskan pertanyaan yang kurang jelas.
F. Alat Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian ini alat penelitian yang digunakan berupa lembar kuesioner/ angket yang disusun sendiri oleh peneliti dengan arahan dari pembimbing. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner dalam penelitian ini berisi tentang data demografi responden, kuesioner pengetahuan dan kuesioner sikap.
Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 15 (lima belas) pertanyaan terdiri dari pilihan jawaban : a, b, c. Jika jawaban benar maka diberi nilai satu (skor =1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol (skor = 0). Penilaian yang digunakan tersebut ialah menurut skala guttman (hidayat, 2007). Berdasarkan rumus statistika
P =
kelas Banyak
(R) Rentang
1. Menentukan nilai rentang (R)
2. Rentang = skor tertinggi – skor terkecil = 15 – 0 = 15
3. Menentukan panjang kelas ( i )
Panjang kelas ( i ) =
kelas Banyak
(R) Rentang
(47)
4. Untuk menentukan kategori pengetahuan adalah sebagai berikut :
- Kategori baik = 10+5 = 15 (jika responden menjawab 11-15 pertanyaan dengan benar)
- Kategori sedang = 5+5 =10 (jika responden menjawab 6-10 pertanyaan dengan benar)
- Kategori kurang = 0+5 = 5 (jika responden menjawab 0-5 pertanyaan dengan benar )
Pertanyaan untuk sikap terdiri dari 10 pernyataan, pemberian skornya menurut Skala Likert dengan menggunakan empat kategori yakni untuk pernyataan positif maka jawaban “Sangat Setuju (SS) = diberi skor 4, Setuju (S) = diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) = diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = diberi skor 1. Bila bentuk pernyataan negatif maka jawaban “Sangat setuju (SS) = diberi skor 1, Setuju (S) = diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) = diberi skor 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = diberi skor 4 (hidayat, 2007). Maka total skor untuk tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 10.
Berdasarkan rumus statiska P =
kelas Banyak
(R) Rentang
Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan dengan menentukan skor tertinggi dan skor terendah.
a. Skor tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 10 b. Menentukan nilai rentang (R)
Rentang = skor tertinggi –skor terendah = 40-10 = 30
(48)
Panjang kelas ( P) =
kelas Banyak
(R) Rentang
= 30/2 =15
Untuk menentukan kategori sikap sebagai berikut :
- Jika skor responden 25-40 maka sikap responden positif - Jika skor responden 10-24 maka sikap responden negatif G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Validitas adalah menunjukan bahwa suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Dalam penelitian ini validitas (Content Validity) yang terdiri dari 15 pertanyaan pengetahuan, 10 pernyataan sikap dan dikonsulkan kepada ahlinya dan pernyataan dikatakan valid apabila CVI (Content Validity indeks) adalah ≥ 0,7 ( hidayat, 2010). Uji validitas dilakukan oleh dr. Suyatno, Sp.B (K) Onk dengan nilai CVI kuesioner pengetahuan 0,73 dan kuesioner sikap 0,71. (Lampiran 3)
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran dan pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Koefisien reliabilitasnya dilakukan di Akademi Kebidanan Harapan Mama Deli Serdang dengan responden 15 mahasiswi tingkat III AKBID yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel, kemudian data tersebut diolah menggunakan Program SPSS dengan mencari nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach untuk pengetahuan 0,714 dan untuk sikap Alpha Cronbach 0,785. (Lampiran 4)
(49)
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin penelitian dari program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan telah mendapat izin dari Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam.
Setelah mendapat persetujuan peneliti akan melaksanakan pengumpulan data di Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam, dimana terdapat responden yang sesuai dengan kriteria penelitian. Peneliti melakukan pendekatan kepada responden dan menjelaskan tujuan penelitian serta menanyakan kesediaan responden. Setelah responden bersedia, responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan pada kuisioner.
I. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisi data kembali dengan tahapan: 1) Editing, yaitu data diperiksa/ dicek isian kuasioner. Jika tidak lengkap maka meminta responden untuk melakukan pengisian kembali, 2) Coding, yaitu dengan memberikan code pada setiap jawaban responden untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa dan pengolahan data serta pengambilan kesimpuln data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel, 3) Entering, yakni memasukkan data yang telah diskor kedalam komputer/ program SPSS, 4) Cleaning, mengecek kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak sehingga terhindar dari kesalahan pengolahan data.
Analisis data yang dilakukan adalah analisa univariat. Analisis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing jawaban responden, lalu ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dicari persentase untuk masing-masing jawaban responden.
(50)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan mengekemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan dan sikap mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam dalam upaya pendeteksian dinitumor payudara (periksa payudara sendiri) tahun 2013.
A. Hasil Penelitian
Dari hasil pengumpulan data yang telah dilaksanakan di Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam dengan jumlah responden 63 orang, maka hasil penelitian akan uraikan gambaran karakteristik responden yang terdiri dari umur dan agama. Subjek penelitian adalah pengetahuan dan sikap mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri) tahun 2013.
1. Karakteristik Responden
Adapun distribusi frekuensi dari karakteristik responden adalah berdasarkan umur dan agama. Dari hasil penelitian didapatkan dari 63 responden bahwa sebagian besar umur responden 21 tahun yaitu sebanyak 28 responden (44,4%). Berdasarkan agama respoden sebagian besar beragama islam yaitu sebanyak 35 responden (55,6%). Lihat tabel 5.1.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya
Pendektesian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Tahun 2013
Karakteristik F %
Umur
20 tahun 25 39,7
21 tahun 28 44,7
22 tahun 5 7,9
(51)
24 tahun 2 3,2
25 tahun 1 1,6
Total 63 100
Agama
Islam 35 55,6
Kristen Katolik 3 4,8
Kristen Protestan 25 39,7
Total 38 100
2. Pengetahuan Responden
Dari hasil penelitian distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner pengetahuan mahasiswi tingkat III akademi medistra lubuk pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (SADARI), didapatkan bahwa responden yang banyak menjawab benar pada pertanyaan Apabila terdapat benjolan sebaiknya diperiksakan ke dokter yaitu sebanyak 55 orang responden (87,3%), dan didapat bahwa responden yang sedikit menjawab benar yaitu pada pertanyaan Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) melibatkan pemeriksaan payudara anda untuk membantu medeteksi masalah payudara atau perubahannya, ini adalah termasuk dari pengertian SADARI yaitu sebanyak 18 orang responden (28,6%). Dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut :
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pertanyaan Pengetahuan Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendektesian
Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Tahun 2013
No
Pertanyaan Pilihan Jawaban
Benar Salah
F % f %
1. Apakah pengertian tumor payudara, yaitu benjolan pada payudara yang terbentuk akibat sel-sel payudara yang membelah dan menggandakan diri terlalu cepat
47 74,6 16 25,4
2. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pengembangan kepedulian seseorang wanita terhadap kondisi payudaranya.
48 76,2 15 23,8
3. Pengertian lain dari SADARI adalahpemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari
(52)
benjolan atau kelainan lainya.
4. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) melibatkan pemeriksaan payudara anda untuk membantu
medeteksi masalah payudara atau perubahannya, ini adalah termasuk dari pengertian SADARI
18 28,6 45 71,4
5. Manfaat dilakukannya SADARI adalah cepat
mengetahui bila ada pertanda tumor atau benjolan pada payudara.
53 84,1 10 15,9
6. Apakah manfaat lain dari pemeriksaan payudra sendiri yaitu mengurangi tingkat kematian karena kanker penyakit tersebut.
53 84,1 10 15,9
7. SADARI bertujuan untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara sejak dini/awal.
49 77,8 14 22,2 8. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker
ditentukan pada stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama, ini termasuk bagian dari tujuan SADARI.
30 47,6 33 52,4
9. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pada saat setelah menstruasi
33 52.4 30 47,6 10. Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan
setiap bulan
19 30,2 44 69,8 11. Pada umur berapakah mereka yang beresiko tinggi
dianjurkan agar mengambil peran aktif dalam
mendeteksi secara dini dengan pemeriksaan payudara sendiri yaitu diatas 20 tahun.
41 65,1 22 34,9
12. Bagaimanakah cara pertama pemeriksaan payudara sendiri yaitu perhatikan teliti payudara anda dimuka cermin (tanpa berpakaian), dengan kedua lengan lurus kebawah.
25 39,7 38 60,3
13. Apakah tehnik terakhir dari cara pemeriksaan payudara sendiri yaitu lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai dari pinggir dengan mengikuti arah jarum jam.
48 76,2 15 23,8
14. Apabila terdapat benjolan sebaiknya diperiksakan ke dokter.
55 87,3 8 12,7
15. Apakah ketika menemukan benjolan sebaiknya
dilakukan pemijatan yaitu tidak, karena dapat membuat masalah menjadi berat jika benjolan merupakan penyakit
47 74,6 16 25,4
Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, pengetahuan responden dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut :
(53)
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mahasiswi Tingkat III AKBID Dalam Upaya Pendektesian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Di Akademi
KebidananMedistra Lubuk PakamTahun 2013
Pengetahuan N %
Baik Cukup Kurang 4 33 26 6,3 52,4 41,3
Total 63 100
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan bahwa pengetahuan mahasiswi tingkat III AKBID dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri) menunjukan bahwa hanya 4 orang (6,3%) berpengetahuan baik dari 63 responden.
3. Sikap Responden
Dari hasil penelitian distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan kuesioner sikap dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri), pilihan jawab mengenai pernyataan sikap positif, paling banyak mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam memilih jawaban sangat setuju pada pernyataan langsung melakukan pemeriksaan ketenaga kesehatan ketika terdapat benjolan yaitu sebanyak 42 orang (66,7 %) dan yang mendukung (sangat setuju dan setuju) sebanyak 61 orang (96,9%), dan responden yang paling banyak menjawab sangat tidak setuju pada pernyataan saya melakukan SADARI sambil berbaring, dan berdiri sama saja yaitu sebanyak 4 orang (6,3%) dan yang tidak mendukung (sangat tidak setuju dan tidak setuju) sebanyak 26 orang (41,2%).
Untuk pernyataan yang negatif paling banyak responden yang menjawab sangat tidak setuju pada pernyataan pemeriksaan SADARI hanya membuang-buang waktu saja karena sudah ada obat-obatan canggih yaitu sebanyak 28 orang (44,4 %) dan yang mendukung (sangat tidak setuju dan tidak setuju) sebanyak 57 orang (90,4). Yang menjawab sangat setuju
(54)
pada pernyataan dengan saya melakukan SADARI akan mencegah tumor payudara sebanyak 18 orang (28,6 %) dan yang tidak mendukung (sangat setuju dan setuju) sebanyak 48 orang (76,2%).
Terlihat bahwa lebih banyak mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam yang mendukung pernyataan positif (79,2%) dari pada pernyataan negatif (66,4%). Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan kuesioner Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya
Pendektesian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Tahun 2013
Pernyataan Positif.
No Pernyataan
Pilihan Jawaban Total
nilai
% Sikap
Rata-rata
SS S TS STS
F % F % F % f %
1. Saya harus melakukan SADARI setiap bulannya
23 36,5 35 55,6 5 7,9 0 0 207 82,1 3,2 2. Saya melakukan SADARI sambil
berbaring, dan berdiri sama saja
9 14,3 28 44,4 22 34,9 4 6,3 168 66,6 2,6 3. Langsung melakukan pemeriksaan
ketenaga kesehatan ketika terdapat benjolan
42 66,7 19 30,2 1 1,6 1 1,6 228 90,4 3,6
4. SADARI dapat mengetahui benjolan 26 41,3 35 55,6 1 1,6 1 1,6 212 84,1 3,4 5. Saya melakukan SADARI setelah selesai
masa haid
13 20,6 34 54,0 14 22,2 2 3,2 184 73,0 2,9 Rata-rata : 199,0 79,2 3,1
(55)
Pernyataan Negatif
No Pernyataan
Pilihan Jawaban Total
Nilai
% Sikap
Rata-rata
STS TS S SS
F % F % F % F %
1 Saya akan melakukan SADARI bila payudara saya ada benjolan
6 9,5 28 44,4 16 25,4 13 20,6 153 60,7 2,4
2. Pemeriksaan SADARI hanya
membuang-buang waktu saja karena sudah ada obat-obatan canggih
28 44,4 29 46,0 4 6,3 2 3,2 209 82,9 3,3
3. Saya melakukan SADARI
membutuhkan waktu yang lama
12 19,0 35 55,6 13 20,6 3 4,8 182 72,2 2,9 4. Kesibukan belajar bukti kenapa tidak
melakukan SADARI
7 11,1 33 52,4 18 28,6 5 7,9 168 66,6 2,6 5. Dengan saya melakukan SADARI akan
mencegah tumor payudara
3 4,8 12 19,0 30 47,6 18 28,6 126 50 2 Rata-rata: 167,6 66,4 2,6
Berdasarkan perhitungan sesuai dengan ketegori yang ditetapkan, maka sikap responden mahasiswi tingkat III AKBID dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri) dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut :
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi
Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendektesian Dini Tumor Payudara
(Periksa Payudara Sendiri) Tahun 2013
Sikap N %
Positif Negatif 49 14 77,8 22,2
Total 63 100
Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan bahwa sikap mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri) menunjukkan bahwa mayoritas responden positif yaitu 49 orang (77,8%) dan yang bersikap negatif yaitu 14 orang (22,2%).
(56)
B. Pembahasan
1. Pengetahuan mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (Periksa Payudara Sendiri).
Menurut pendapat Notoadmojo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan disini menyangkut segala sesuatu yang dipahami dan diketahui oleh responden tentang kanker dan pencegahannya.
Berdasarkan tabel 5.2 banyak responden menjawab benar pada pertanyaan mengenai apabila terdapat benjolan sebaiknya apa yang dilakukan. Disini tergambar bahwa para mahasiswi tingkat III Akademi Medistra Lubuk Pakam sudah mengetahui tentang tindakan apa yang sebaiknya dilakukan bila ada benjolan. Dan sebagian besar responden menjawab salah pada pertanyaan mengenai pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) melibatkan pemeriksaan payudra anda untuk membantu mendeteksi masalah payudara atau perubahannya, ternyata masih banyak mahasiswa yang menganggap pertanyaan ini merupakan fungsi atau tujuan SADARI, padahal ini merupakan salah satu pengertian lain dari SADARI.
Pelajaran SADARI sebenarnya ada didalam kurikulum yaitu pada kuliah semester II didalam bagian mata pelajaran kesehatan reproduksi. Walaupun demikian ternyata yang berpengetahuan baik 6,3%, disamping itu sebagian besar masih berpengetahuan cukup 52,4%. Mungkin disebabkan kurangnya pemahaman dan ketidakpedulian tentang manfaat atau pelajaran tersebut.
Adanya pengetahuan akan menimbulkan kesadaran seseorang yang akhirnya memicunya untuk berprilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya tersebut (Notoadmojo, 2003). Semakin baik pengetahuan seseorang tentang suatu objek maka akan
(57)
semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan pengetahuannya tersebut.
2. Sikap mahasiswi tingkat III akademi kebidanan medistra lubuk pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (Periksa Payudara Sendiri).
Menurut Syafrudiin (2009) Sikap adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Respon akan timbul apabila individu dihadapkan pada stimulus yang dihendaki adanya reaksi individu. Reaksi evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sabagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai positif dan negatif, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. Dalam sikap positif, tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan, objek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjahui, menghindari, membenci dan tidak menyukai objek tertentu (Azwar,2007, hal 81)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas mahasiswi tingkat III aademi kebidanan medistra lubuk pakam memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 49 orang (77,8 %).
77,8% mempunyai sikap positif dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (SADARI) ini dapat kita lihat dari tabel 5.4, dimana pada pernyataan positif 79,3% mahasiswi setuju, dan untuk pernyataan negatif 66,5% tidak setuju.
Disini terlihat bahwa masih adanya sikap negatif sebanyak 14 orang (22,2%), padahal mereka merupakan tenaga kesehatan yang seharusnya nanti memberi pengarahan kepada masyarat untuk melakuakan pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri). Mungkin bisa saja disini mahasiswi mampu melakukan tapi dia tidak melakukannya, atau pun respon terhadap diri sendiri tidak mau tau, bagaimana nanti mahsiswi ini melakukan
(58)
penyuluhan atau pun menyarankan kepada masyarakat untuk melakukan pendeteksian dini ini, tapi mereka sendiri sikapnya masih ada yang kurang, maka seharusnya mahasiswi ini lebih tanggap lagi dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri).
(59)
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan dan mahasiswi tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri) tahun 2013 diperoleh :
1. Dari segi pengetahuan responden dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri) menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik 4 orang (6,3%).
2. Dari segi sikap responden dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri) menunjukkan responden memiliki sikap positif 49 orang (77,8%). B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bagi Responden
Bagi responden yang ada di Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri) serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dan juga menyadari betapa pentingnya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri) dan melakukannya untuk mendeteksi secara dini kemungkinan adanya kanker payudara.
2. Bagi Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapan mampu menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa dalam peningkatan pengetahuan dalam upaya pendetesian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri).
(60)
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan Dapat meningkatkan sosialisasi dalam upaya pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri) dan promosi kesehatan dalam hal pelaksanaan pendeteksian dini tumor payudara (periksa payudara sendiri).
(61)
DAFTAR PUSTAKA
Atmaningtyas, N. (2009) . Cantik dan Sehat Payudara. Jakarta : Getar Hati.
Emiriana. 5 Jenis Penyakit Mematikan. Diambil tanggal 15 november 2012 dari Waspada
Online web site
Hawari, D. (2009). Kanker Payudara. Jakarta : FKUL.
Hidayat, A. A. A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika
Breast Self-Examination. Diambil tanggal 12 desember 2012. Dari Emedicinehealth web side
Deteksi Dini Kanker Payudara. Diambil tanggal 20 november 2012 dari Yayasan Kanker Indonesia
web side :
Gusmaya. FAM (Fibradenomo mammae). Diambil tanggal 28 oktober 2012. Web Side :
Gautama, W. Tumor Payudara. Diambil tanggal 20 november 2012 dari RS. Mitra Keluarga
Kelapa Gadi
Machfoedz, I. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta : Fitramaya. Mardiana, L. (2004). Kanker pada Wanita. Jakarta : Penebar Swadaya.
Maulana, H. D. J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Mubarak, W. I. (2011). Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika Nisman, W. A. (2011). Lima Menit Kenali Payudara Anda. Yogyakarta : Andi.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho, T. (2011). Asi dan Tumor Payudara. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Purwoastuti, T, E. (2008). Kanker Payudara. Yogyakarta : Kanisius.
Rahayu,T. Periksa Payudara Sendiri, Yuk! Diambil tanggal 20 oktober 2012 dari rumah
kanker web side :
(62)
Saryono. (2009). Perawatan Payudara. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sjamsuhidajat, R. & Wim, D. J. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Utama, H. (2010). Pedoman Tatalaksana Kanker. Jakarta : FKUI
(63)
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN
Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendeteksian DiniTumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Tahun 2013
Oleh :
Oktri Inanda Sari
Saya adalah mahasiswa D-IV Bidan Pendidik USU. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di D-IV Bidan Pendidik USU. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Dalam Upaya Pendeteksian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Tahun 2013. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan para mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Saya juga memohon kesediaan para responden memberikan jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas responden. Informasi yang responden berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
Jika responden bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan menandatangani kolom dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan responden.
Terima kasih atas partisipasi responden dalam penelitian ini.
(64)
KUESIONER PENELITIAN Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk
Pakam Dalam Upaya Pendeteksian Dini Tumor Payudara (Periksa Payudara Sendiri) Petunjuk Pengisian Kuesioner
Isilah data identitas pada lembaran kuesioner
Bacalah terlebih dahulu pertanyaan yang tersedia, dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan menanyakannya kepada peneliti.
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling benar Setelah selesai, kuesioner dikembalikan kepada peneliti. A. Identitas responden
No. Responden :
Umur :
Agama :
B. Pertanyaan Pengetahuan
1. Apakah pengertian tumor payudara?
a. benjolan pada payudara yang terbentuk akibat sel-sel payudara yang membelah dan menggandakan diri terlalu cepat.
b. Benjolan yang berbentuk sel yang membelah dan menggandakan diri terlalu cepat. c. Benjolan yang membentuk sel usang atau mati yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
2. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah…
a. Pengembangan diri orang lain terhadap kondisi payudara
b. Pengembangan keperdulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya c. Cara untuk memeriksa payudara
3. Pengertian lain dari SADARI adalah...
a. Pemeriksaan payudara yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya
b. Pemeriksaan payudara yang berhubungan dengan penyakit c. Pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat kelainan
4. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) melibatkan pemeriksaan payudara Anda untuk membantu mendeteksi masalah payudara atau perubahannya, ini adalah termasuk dari…
a. Tujuan SADARI b. Pengertian SADARI c. Fungsi SADARI
(65)
5. Manfaat dilakukannya SADARI adalah… a. Untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara
a. Cepat mengetahui bila ada pertanda tumor atau benjolan pada payudara b. Untuk mencegah kanker payudara
6. Apakah manfaat lain dari pemeriksaan payudara sendiri?
a. Mengurangi tingkat kematian karena kanker penyakit tersebut. b. Untuk mengetahui adanya luka lecet pada payudara
c. Untuk mendeteksi dini adanya bintik merah pada payudara 7. SADARI bertujuan untuk?
a. Mencegah terjadinya kanker payudara b. Menghilangkan benjolan pada payudara
c. Mengetahui adanya benjolan pada payudara sejak dini/awal
8. Menurunakan angka kematian penderita karena kanker ditentukan pada stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama, ini termasuk bagian dari…
a. Keuntungan SADARI b. Pengertian SADARI c. Tujuan SADARI
9. Sebaiknya waktu pemeriksaan dilakukan pada saat… a. Sebelum menstruasi
b. Sedang menstruasi c. Setelah menstruasi
10.Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan… a. Setiap hari
b. Setiap bulan c. Setiap minggu
11.Pada umur berapa mereka yang beresiko tinggi di anjurkan agar mengambil peran aktif dalam mendeteksi secara dini dengan pemeriksaan payudara sendiri?
a. Diatas 20 tahun b. Di bawah 20 tahun c. Diatas 25 tahun
12.Bagaimanakah cara pertama pemeriksaan payudara sendiri?
a. Perhatikan teliti payudara anda di muka cermin (tanpa berpakaian), dengan kedua lengan lurus kebawah
b. Pencetlah pelan-pelan daerah disekitar payudara anda, dan amati apakah keluar caiaran yang tidak normal (tidak biasa)
c. Berbaringlah dengan tangan kanan dibawah kepala dan letakkan bantal kecil dibawah punggung kanan
13.Apakah tehnik terakhir dari cara pemeriksaan payudara sendiri? a. Angkat kedua lengan lurus ke atas dan ulangi pemeriksaan
b. Pencetlah pelan-pelan daerah disekitar puting kedua payudara anda
c. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap, dimulai dari pinggir dengan mengikuti arah jarum jam
(66)
14.Apabila terdapat benjolan sebaiknya… a. Dilakukan SADARI dengan rutin b. Dibiarin saja
c. Diperiksakan ke Dokter
15.Apakah ketika menemukan benjolan sebaiknya dilakukan pemijatan? a. Ya, karena tidak akan terjadi masalah apabila dilakukan pemijitan
b. Tidak, karena dapat membuat masalah menjadi berat jika benjolan merupakan penyakit.
c. Ya, Karena benjolan tersebut dapat pelahan-lahan mengecil jika dilakukan pemijatan
(67)
C. Pertanyaan Sikap
Beri tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedian sesuai dengan pendapat anda. Keterangan :
SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya harus melakukan SADARI setiap bulannya
2. Saya akan melakukan SADARI bila payudara saya ada benjolan 3. Periksaan sadari hanya membuang-buang waktu saja karna sudah
ada obat-obatan cangih
4. Saya melakukan SADARI membutuhkan waktu yang lama 5. Kesibukan belajar bukti kenapa tidak melakukan sadari?
6. Saya melakukan SADARI sambil berbaring, dan berdiri sama saja 7. Dengan saya melakukan SADARI akan mencegah tumor payudara 8. Langsung melakukan pemeriksaan ke tenaga kesahatan ketika
terdapat benjolan
9 SADARI dapat mengetahui benjolan
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Oktri Inanda Sari
Tempat/Tgl. Lahir : Air molek, 29 Oktober 1990
Agama : Islam
Anak Ke : 3 dari 5 bersaudara
Nama Ayah : Sardi
Nama Ibu : Inurni
Alamat : Jln Jendral Sudirman Gg. Cempaka No. 93 Desa Air molek II Kec. Pasir Penyu Kab. IndraGiri Hulu. RIAU
II. Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1995-1997 : TK Pertiwi Air Molek Lulus dan Berijazah
2. Tahun 1997-2003 : SD Negeri 004 Candirejo Air Molek Lulus dan Berijazah
3. Tahun 2003-2006 : SMP Negeri 1 Pasir Penyu Air Molek Lulus dan Berijazah
4. Tahun 2006-2009 : SMA Negeri 1 Pasir Penyu Air Molek Lulus dan Berijazah
5. Tahun 2009-2012 : DIII kebidanan di Akademi
Kebidanan MEDISTRA Lubuk Pakam
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Oktri Inanda Sari
Tempat/Tgl. Lahir : Air molek, 29 Oktober 1990
Agama : Islam
Anak Ke : 3 dari 5 bersaudara
Nama Ayah : Sardi
Nama Ibu : Inurni
Alamat : Jln Jendral Sudirman Gg. Cempaka No. 93 Desa Air
molek II Kec. Pasir Penyu Kab. IndraGiri Hulu. RIAU
II. Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1995-1997 : TK Pertiwi Air Molek
Lulus dan Berijazah
2. Tahun 1997-2003 : SD Negeri 004 Candirejo Air Molek
Lulus dan Berijazah
3. Tahun 2003-2006 : SMP Negeri 1 Pasir Penyu Air Molek
Lulus dan Berijazah
4. Tahun 2006-2009 : SMA Negeri 1 Pasir Penyu Air Molek
Lulus dan Berijazah
5. Tahun 2009-2012 : DIII kebidanan di Akademi
Kebidanan MEDISTRA Lubuk Pakam
6. Tahun 2012-1013 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU