95
berhutang. Sebaliknya, semakin rendah pengaruh lingkungan sosial terhadap pemilik usaha untuk menggunakan hutang, maka semakin rendah niat
pemilik usaha untuk berhutang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa keluarga, teman non pengusaha, dan teman sesama pengusaha kain tenun
mendukungmempengaruhi penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan usaha.
Pengaruh terbesar berasal dari teman sesama pengusaha lihat Tabel 5.8. Hal ini berarti bagi pemilik usaha kain tenun, bila teman pengusaha
lainnya menggunakan hutang dalam usahanya, maka ada kecenderungan untuk mengikuti menggunakan hutang juga sebagai sumber pendanaan,
Kondisi tersebut dapat terjadi karena karakteristik usaha kain tenun, dimana lokasi pengusaha tenun antara satu dengan lainnya berdekatan dalam satu
sentra produksi satu kecamatan. Selain itu, para pengusaha tersebut memiliki ikatan hubungan kekerabatan, yang dalam masyarakat Sumba
Timur disebut satu marga kabihu. Kecenderungan mengikuti perilaku dari pengusaha lainnya menunjukkan bahwa terdapat herding behavior dalam
keputusan hutang usaha kain tenun di Sumba Timur. Hal ini mendukung temuan Baddeley et al. 2012 bahwa perilaku herding cenderung terjadi
pada keputusan-keputusan keuangan yang bersifat individual. Hasil penelitian ini mendukung temuan Hailu et al. 2005 dan Koropp
et al. 2014 yang membuktikan bahwa norma sosial mempengaruhi niat dalam menggunakan sumber pendanaan baik hutang maupun ekuitas
eksternal. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Espel et al. 2009 dalam konteks pendanaan yang berbeda private equity.
7.3. Pengaruh Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan terhadap Niat
Berhutang
Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan pemilik usaha tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap
96
niat untuk berhutang. Meskipun temuan ini bertentangan dengan konsep dalam Theory of Planned Behavior, namun hasil penelitian ini konsisten
dengan temuan Koropp et al. 2014 pada skala usaha yang lebih besar. Pengaruh yang tidak signifikan dari kontrol perilaku yang
dipersepsikan dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan. Pertama, kontrol perilaku yang dipersepsikan dalam penelitian ini merupakan persepsi
pemilik usaha terhadap hambatan yang dialami dalam mengakses hutang seperti besar atau kecilnya tingkat bunga yang ditawarkan, ketepatan waktu
pelunasan dan aksesibilitas ke kreditur, ternyata bukan merupakan kendala utama yang dihadapi oleh pemilik usaha kain tenun di Sumba Timur. Kedua,
karena kuatnya pengaruh variabel sikap dan norma sosial terhadap variabel niat berhutang. Jika sikap dan norma sosial berpengaruh kuat, maka kontrol
perilaku yang dipersepsikan sering kurang prediktif Armitage dan Conner, 2001. Ketiga, ada kemungkinan bahwa variabel kontrol perilaku yang
dipersepsikan tidak mempengaruhi niat perilaku secara langsung Umeh and Patel, 2004, tapi hanya memoderasi variabel sikap dan norma sosial dalam
mempengaruhi niat perilaku.
7.4. Pengaruh Niat Berhutang Terhadap Keputusan Hutang
Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa niat pemilik usaha untuk berhutang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan
hutang. Niat berhutang merupakan suatu keinginan atau motivasi pemilik usaha
untuk menggunakan hutang. Pemilik usaha yang mempunyai niat yang tinggi untuk berhutang, akan mengambil keputusan menggunakan hutang sebagai
sumber pendanaan dalam usahanya. Hasil penelitian menunjukkan niat berhutang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputuisan
hutang. Ini berarti pemilik usaha kain tenun cenderung memiliki keinginan atau motivasi yang kuat dalam keputusan untuk menggunakan hutang sebagai
97
salah satu sumber pendanaan dalam usahanya. Hal tersebut dapat dikarenakan kondisi yang dihadapi usaha kain tenun yaitu keterbatasan
modal, terutama modal kerja untuk kelangsungan usaha mereka. Hal ini konsisten dengan tingginya nilai skoring yang diberikan pemilik usaha untuk
indikator berupaya menggunakan hutang Lihat Tabel 5.10. Temuan penelitian ini memberikan bukti empirik pada pernyataan
Ajzen 2005 dalam Theory of Planned Behavior bahwa prediktor utama dari perilaku adalah niat untuk melakukan perilaku tersebut serta mendukung
temuan dari penelitian-penelitian TPB terdahulu dalam berbagai konteks Lin, 2007; Koukouvinos, 2012; Koropp et al., 2014.
7.5. Pengaruh Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan terhadap