Peta Metalogeni Indonesia
Peta Metalogeni Indonesia
Di Indonesia, peta metalogeni skala 1:5.000.000 disusun pada tahun 2012-2013 oleh tim kelompok kerja metalogeni Pusat Survei Geologi (PSG) bekerja sama dengan Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG), serta didukung perusahaan BUMN dan swasta yang bergerak di bidang mineral. Selain itu tim yang ikut serta dalam pembuatan peta metalogeni ini adalah IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) melalui MGEI (Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia) dan para akademisi dari ITB (Institut Teknologi Bandung) dan UNPAD (Universitas Padjadjaran).
Tim pembuatan peta metalogeni Indonesia diketuai oleh Bhakti Hamonangan Harahap didukung oleh anggota, yaitu Hamdan Zainal Abidin, Duddy Djumhana, Harry Utoyo, Armin Tampubolon, Prima M. Hilman, Ernowo, Mesker H. J. Dirk, Wahyono, Kaspar Lumban Batu, Rum Yuniarni, dan Purnama Sendjaja.
Di balik penyusunan peta metalogeni Indonesia, ada konsep yang mendasarinya, yaitu melakukan pengeplotan mineral logam baik yang telah ditambang, pascatambang, indikasi mineral ataupun informasi mineral yang pernah dilaporkan baik oleh lembaga pemerintah terkait, perusahan swasta, ataupun lembaga-lembaga kerjasama pemerintah, laporan penelitian maupun tulisan yang diterbitkan. Sementara parameternya meliputi sebaran dan tipe mineral logam, sebaran variasi litologi, arah struktur geologi, jalur tektonik, sebaran umur batuan, jalur mineralisasi.
(pembentukan pegunungan) yang terjadi. Di Indonesia
Dalam proses penyusunan peta metalogeni tim sendiri dikenal empat orogen, yaitu Malaya, Sumatra, melakukan uji petik di beberapa tempat antara lain
Jalur Metalogeni Indonesia
Sunda, dan Maluku. Westerveld-lah yang menerbitkan Tambang Timah di area PT Timah Bangka, Tambang peta jalur magmatisme Indonesia dalam kaitannya emas PT Freeport Grasberg Timika Papua. Dan hasilnya dengan keterdapatan mineral logam.
peta metalogeni Indonesia ini bersifat dinamis dan akan
terus mengalami penyempurnaan terutama dalam skala
Indonesia ukuran, kedetailan informasi, dan parameter yang lebih
Setelah Westerveld, beberapa pakar mengembangkan
merupakan bagian dari jalur Metalogeni
Eurasia, subduksi kerak samudera, dan juga benturan
jalur dengan versi lain seperti Katili (1973, 1979), rinci.
Asia ( Jalur Timah Asia) dan Jalur Metalogeni New (collision atau kolisi) antara lempeng benua, kolisi benua-
Hutchinson (1978), Hamilton (1979), Djumhani (1986),
Guinea (Tembagapura Porfiri). Jalur-jalur yang termasuk
Akhirnya, Peta Metalogeni Indonesia skala wilayah Sundaland itu terbentuk pada puluhan juta tahun
busur kepulauan dan underthrusting kerak benua.
Yaya Sunarya (1990), Sukirno (1995), Carlile & Mitchell
(1994), van Leeuwen dkk (1994), Sukamto dkk (2003),
1:5.000.000 serta buku dapat diluncurkan pada tanggal 4
Juni 2013, di Jakarta, bersamaan dengan peluncuran buku dan pascamesozoikum pada pinggiran Benua Eurasia.
Jalur Metalogeni
yang lalu (tyl), yaitu Mesozoikum (250 – 65 juta tyl)
Harahap dkk (2011), dan Harahap dkk (2013).
Jalur metalogeni adalah jalur-jalur wilayah tempat
Magmatism in Kalimantan. Acara tersebut dibuka oleh
Sementara Jalur Timah Bangka terbentuk pada Triass- Kepala Badan Geologi R. Sukhyar dan menampilkan
terbentuknya mineral logam. Adapun yang pertama
Untuk menyediakan data mineral logam atau
Kapur (Mesozoikum) dan Jalur Au-Cu Papua pada dua narasumber, yaitu Sekjen MGEI Arif Zardi Dahlius
kali memperkenalkan jalur metalogeni Indonesia adalah
metal, mutlak diperlukan adanya Peta Metalogeni.
Pliosen-Pleistosen (kl. 5,5 juta – 55.000 tyl). (“Peta Metalogeni Indonesia Dari Sudut Pandang
Jan Westerveld. Orang Belanda ini menulis “Phases
Peta ini menggambarkan sebaran dan genesis mineral
logam terkait dengan kondisi geologi (litologi, struktur, Geologi Ekonomi”) dan akademisi Teknik Geologi Keberadaan jalur metalogeni ini memang berkaitan Indies” (1952) yang dimuat dalam International Geological
of mountain building and mineral provinces in the East
tektonik, umur, serta jalur magmatik) berskala regional. UGM Lucas Donny Setiadji (“Metallogenic Map as Tool dengan evolusi tektonik regional Indonesia. Evolusi ini Congress “Report of the Eighteenth Session Great Britain
Di dalam peta tersebut, ada istilah provinsi metalogeni, for National Mineral Resources Assessment and Sustainable terpaut erat dengan sejarah tumbukan tiga lempeng 1948”, part 13.
yaitu daerah yang dicirikan oleh himpunan cebakan Mining Industry”). n
(Eurasia, Pasific, Hindia-Australia), yang bercirikan
mineral tertentu atau oleh lebih dari satu jenis cebakan.
pemekaran, perkembangan busur kepulauan dan
Dalam tulisannya, Westerveld menunjukkan
Provinsi metalogeni mungkin mengandung lebih dari
bahwa jalur metalogeni berkaitan dengan setiap orogen
Penulis: Rum Yuniarni,
lempeng mikro, penyatuan lempeng mikro dengan
satu episode cebakan metalogeni.
Penyelidik bumi di Pusat Survei Geologi, Badan Geologi
Pada tahun 1957 setelah mendapat pengangkatan independen PT INCO Indonesia; Ketua Komite Audit sebagai Ahli Geologi pada Direktorat Pertambangan, PT INCO Indonesia; dan penasihat bagi PT ADARO Soetaryo pindah kerja ke Jawatan Geologi (kini, Indonesia, Indonesian Mining Association (IMA), Badan Geologi).
serta Indonesian Coal Mining Association (APBI).
Atas kinerja dan dedikasinya, Soetaryo meraih saat itu terpusat pada pembangunan institusi, beberapa penghargaan, antara lain: Satyalencana mengembangkan organisasi jabatan dengan semua Wira Karya Pembangunan, R.I. (1964), Bintang prasarananya. Untuk mengorganisir ahli geologi Jaya Klas II, R.I (1966), U.S. Medal of Peace and di Indonesia, Soetaryo ikut mendirikan organisasi Commerce (1979), Satyalencana Karyasatya Tk.I, profesi Ikatan Ahli Geologi (IAGI) pada 13 April 1960.
Sebagai Kepala Jawatan Geologi, tugas Soetaryo
R.I. (1982), Bintang Jasa Utama, R.I. (1995), dan
Bahkan ia menjadi ketua pertama organisasi tersebut,
Piagam Dharma Karya Utama, Dept. Pertambangan &
yaitu antara 1960-1961, dan Jawatan Geologi, kantor Soetaryo, yang mula-mula menjadi sekretariat IAGI .
Selama berkiprah di Jawatan Geologi yang kadang harus merambah pelosok Nusantara, ada dua pengalaman yang sangat berkesan baginya. Pada tahun 1958 ia ikut melakukan eksplorasi batubara di Pulau Laut dan Pulau Sebuku. Kemudian pada tahun 1963, ia memimpin tim ilmiah Ekspedisi Cenderawasih ke Puncak Sukarno (Puncak Carstenz) di Papua.
Hasil ekspedisi ke Papua kemudian dibukukan dengan judul Madju Terus Pantang Mundur!: Kisah Pendakian Puntjak Sukarno disertai Album Kenang- kenangan Ekspedisi Tjendrawasih: Kisah Pendakian Puntjak Sukarno (1964). Setelah menunaikan tugas ke Pulau Papua itu, Soetaryo dianugerahi kenaikan pangkat istimewa dari Chairul Saleh dan Bintang Jasa RI kelas II dari Presiden RI.
Pada 1965, Soetaryo diangkat menjadi Pembantu Menteri Pertambangan. Dan pada masa peralihan Energi (1995). Pada tanggal 9 Maret 1996, Soetaryo dari Orde Lama ke Orde Baru, ia mendapat tugas mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Institut
mengganti Undang-undang Pertambangan yaitu IN MEMORIAM Teknologi Bandung. Saat itu, ia menyampaikan orasi
UU No.37 Prp.1960. Panitia Penyusunan Undang- imiah berjudul Potensi Sumber Daya Mineral dan undang Pertambangan berhasil menyusun RUU Kebangkitan Pertambangan Indonesia. Pertambangan yang kemudian disahkan menjadi UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-
Soetaryo Sigit
Soetaryo pun terbilang rajin menulis, baik untuk keperluan presentasi maupun publikasi.
ketentuan Pokok Pertambangan. Sementara Panitia Teknis Perundingan Kerjasama Luar Negeri berhasil Tulisan-tulisan yang pernah ditulisnya, antara lain, menyusun konsep Kontrak Karya Pertambangan dibukukan dalam Sepenggal Sejarah Perkembangan
(1929-2014) Pertambangan Indonesia: Kumpulan Tulisan S. (KKP) yang terbukti dapat menarik PMA di bidang
pertambangan.
Sigit 1967-2004. Di samping aktivitasnya di dalam kebumian, pertambangan, dan penulisan, ahli
A meninggal dunia di RS Pertamina, Kamis dini hari peranan yang besar dalam pengembangan sistem
Pada tahun 1973, Soetaryo diangkat menjadi geologi ini dianugerahi bakat melukis. Karya-karya wal tahun 2014, geologi Indonesia Pendiri dan ketua pertama Ikatan Ahli Geologi
Sekretaris Jenderal Departemen Pertambangan. bergambarnya banyak menghiasi rumahnya yang kehilangan salah satu putra terbaiknya. Indonesia (IAGI). Ia pun saksi sekaligus pelaku sejarah
ada di bilangan Kompleks Jakarta Housing No.1, Jl. Dialah Soetaryo Sigit, salah seorang pertambangan Indonesia. Ia berkontribusi dalam
Tugas ini dijalaninya hingga tahun 1984. Selanjutnya,
hingga pensiun tahun 1989, ia menjabat sebagai Madrasah, Gandaria Selatan, Jakarta. n generasi pertama sarjana geologi Indonesia,
membangun sektor mineral Indonesia dan memegang
Direktur Jenderal Pertambangan Umum.
Penulis: Atep Kurnia & Oman Abdurahman
pukul 00.42, 23 Januari 2014. Ia meninggalkan Kontrak Karya untuk eksplorasi mineral Indonesia.
Selama berdinas di pertambangan, Soetaryo juga
seorang istri, Moertiningsih, beserta tiga anak
pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas
Ia dilahirkan di Blitar, Jawa Timur, pada 18 Juli
perempuan, yaitu Anna Sigit, Indria Sigit, dan Liliek
Bank Dagang Negara (1970-1980), Ketua Dewan
1929 dari pasangan Sigit Wongsoatmodjo dan
Komisaris PT Tambang Batubara Bukit Asam (1982-
Sigit.
Soewarni. Seluruh masa sekolah, dari dasar hingga
1989), dan Ketua Dewan Pengawas PERUM Tambang
pendidikan menengahnya dilalui di Jawa Timur.
Soetaryo adalah lulusan awal Jurusan Geologi-
Batubara (1982-1989). Dan setelah memasuki masa
Pada tahun 1956, ia lulus ujian sarjana geologi.
FIPIA, Universitas Indonesia, Bandung, tahun 1956.
purnabakti, antara lain, dia berkarya sebagai komisaris
Langlang Bumi