Sekolah dan Guru

3.6.1. Sekolah dan Guru

Sarana pendidikan merupakan media atau alat material yang berperan langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan prasarana pendidikan berperan secara tidak langsung dalam proses belajar mengajar seperti bangunan, biaya dan penunjang pendidikan lainnya. Mutu pendidikan suatu wilayah tidak dapat dilepaskan dari ketersediaan pendidikan yaang berkualitas dan merata hingga ke pelosok. Pemerataan kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan adalah dengan tersedianya gedung sekolah, ruang belajar, perpustakaan serta tenaga pengajar dengan distribusi yang relatif merata antar daerah .

Gambar 3.5. Jumlah Sekolah menurut Jenjang Pendidikan dan Kabupaten/kota, Tahun Ajaran 2013/2014

Yogyakarta DIY

ngg Sumber: Dinas Pendidikan D.I. Yogyakarta

Pada tahun ajaran 2013/2014, jumlah sekolah untuk jenjang pendidikan SD sebanyak 1.851 sekolah, SMP sebanyak 431 sekolah dan SMU sebanyak 160 sekolah.

Gambar 3.5. memperlihatkan bahwa jumlah sekolah SD, SMP dan SMU semakin menurun untuk jenjang pendidikan yang semakin tinggi. Jumlah sekolah menurut jenjang pendidikan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat secara proporsional menurut kabupaten/kota, yang pada tahun ajaran 2013/2014 cukup bervariasi. Jumlah sekolah pada jenjang SD dan SMP tertinggi adalah di Kabupaten Sleman masing-masing sebanyak 501 sekolah dan 110 sekolah. Sementara itu untuk jumlah sekolah pada jenjang SMU tertinggi adalah di Kota Yogyakarta (43 sekolah). Namun demikian, jumlah sekolah jenjang SD dan SMP di Kabupaten Gunungkidul, dengan jumlah penduduk terendah, lebih banyak daripada di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo untuk jenjang pendidikan yang sama. Ini adalah salah satu wujud komitmen pemerintah daerah untuk menyediakan sarana pendidikan yang dapat dijangkau sampai wilayah terpencil untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun bagi setiap penduduk.

Selain jumlah sekolah, prasarana lain yang turut berperan penting dalam peningkatan mutu pendidikan adalah tenaga pendidik. Lewat bimbingan guru yang profesional, peserta didik diharapkan menjadi generasi yang handal dan berkualitas, memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk dapat menghadapi persaingan yag semakin ketat, agar kelak dapat bersaing di pasar tenaga kerja di tingkat nasional maupun internasional.

Gambar 3.6. memperlihatkan komposisi guru pada jenjang pendidikan SD sampai SMU menurut kabupaten/kota. Sebaran guru antar kabupaten/kota pada masing-masing jenjang pendidikan menunjukkan adanya indikasi ketimpangan. Hal ini dapat dilihat dari tingginya jumlah guru yang berpusat di wilayah Kabupaten

Sleman, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta. Untuk jenjang SD jumlah guru tertinggi berturut-turut di Kabupaten Sleman (5.831) dan Kabupaten Bantul (4.713). Pola yang sama juga terjadi untuk jenjang SMP, sedangkan pada jenjang SMU jumlah guru tertinggi berada di Kota Yogyakarta (1.490) dan peringkat kedua di Kabupaten Bantul (1.212).

Gambar 3.6. Jumlah Guru menurut Jenjang Pendidikan dan Kabupaten/kota, Tahun Ajaran 2013/2014

Yogyakarta DIY

Sumber: Dinas Pendidikan D.I. Yogyakarta

Mutu pendidikan dapat pula dilihat dari beban guru, yang diukur melalui indikator rasio murid-guru dan rasio kelas-guru. Rasio murid-guru adalah perbandingan antara jumlah guru terhadap jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu, mencerminkan rata-rata jumlah murid yang dihadapi oleh seorang guru. Standar ideal murid-guru adalah 1:40 untuk SD, 1:21untuk SMP dan 1:21 untuk SM. Adapun rasio kelas-guru didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah guru terhadap jumlah kelas pada suatu jenjang pendidikan terentu. Standar ideal kelas- Mutu pendidikan dapat pula dilihat dari beban guru, yang diukur melalui indikator rasio murid-guru dan rasio kelas-guru. Rasio murid-guru adalah perbandingan antara jumlah guru terhadap jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu, mencerminkan rata-rata jumlah murid yang dihadapi oleh seorang guru. Standar ideal murid-guru adalah 1:40 untuk SD, 1:21untuk SMP dan 1:21 untuk SM. Adapun rasio kelas-guru didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah guru terhadap jumlah kelas pada suatu jenjang pendidikan terentu. Standar ideal kelas-

Tabel 3.12. Rasio Guru, Murid, dan Ruang Kelas menurut Jenjang Pendidikan dan Kabupaten/kota,Tahun Ajaran 2013/2014

Rasio Kelas-Guru No Kabupaten/kota

Rasio Murid-Guru

14 12 9 0.65 0.46 0.36 Sumber: Dinas Pendidikan D.I. Yogyakarta

D.I. Yogyakarta

Tabel 3.12 menunjukkan bahwa rasio murid-guru telah memenuhi ketentuan yang berlaku baik jenjang pendidikan dasar maupun menengah di seluruh kabupaten/kota, sehingga perhatian dan konsentrasi guru dalam memberikan materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Kondisi ini memberikan harapan bahwa jika kondisi kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikasi guru telah terpenuhi maka proses pendidikan dan pengajaran dari seorang guru akan memberikan hasil yang maksimal.

Indikator rasio kelas-guru pada tabel 3.12 menunjukkan bahwa beban tugas mengajar guru SD dan SM di seluruh kabupaten/kota relatif masih di bawah standar Indikator rasio kelas-guru pada tabel 3.12 menunjukkan bahwa beban tugas mengajar guru SD dan SM di seluruh kabupaten/kota relatif masih di bawah standar