2. Nilai PDRB menurut Kabupaten/kota di D.I.Yogyakarta Atas Dasar

Gambar 3.2. Nilai PDRB menurut Kabupaten/kota di D.I.Yogyakarta Atas Dasar

Harga Berlaku, 2009-2013 (triliun rupiah)

Yogyakarta Rata-tata

3.4.1. Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi merupakan sebaran nilai tambah yang dilihat secara sektoral. Sektor perekonomian terbagi menjadi sembilan jenis. Perekonomian D.I. Yogyakarta tahun 2013 ditinjau menurut struktur ekonomi menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah sektor yang memiliki kontribusi terbesar pada pembentukan PDRB. Sekitar 20,65 persen nilai PDRB tahun 2013 adalah dari sektor perdagangan, hotel dan restoran. Posisi kedua adalah sektor jasa- jasa dan sektor pertanian yang masing-masing mampu memberikan sumbangan sebesar 20,16 persen dan 13,91 persen.

Tabel 3.6. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di D.I. Yogyakarta 2012 – 2013

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel-Restoran

7. Pengangkutan & Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

: Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2014

Alih fungsi lahan pertanian ke sektor industri atau perumahan di D.I. Yogyakarta menjadikan peranan sektor pertanian terus menurun. Kecenderungan ini akan terus berlangsung pada tahun-tahun mendatang mengingat makin tingginya nilai jual tanah di daerah ini. Masih tingginya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini membuat pemerintah daerah seharusnya makin memperhatikan kesinambungan sektor ini dan terus mencarikan alternatif untuk menyerap limpahan pekerja dari sektor pertanian ini. Dengan demikian diharapkan sektor pertanian tetap ada dan menjadi tulang punggung ekonomi daerah ini.

Sektor ekonomi lain di luar tiga sektor ekonomi dominan, yang juga mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian D.I. Yogyakarta adalah sektor industri pengolahan yang mampu memberikan kontribusi sebesar 13,54 persen. Posisi D.I. Yogyakarta yang langsung berbatasan dengan Kabupaten/kota di

Provinsi Jawa Tengah dan pantai selatan serta pusat pendidikan menjadikan sektor jasa-jasa, perdagangan dan industri pengolahan mulai berkembang semakin pesat. Banyak penduduk yang migran dan tinggal di D.I. Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan atau karena daya tarik pariwisata memicu semakin meningkatnya permintaan berbagai kebutuhan hidup seperti perumahan, makanan dan juga perbaikan infrastruktur.

3.4.2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi sering dijadikan indikator utama pembangunan ekonomi makro karena memberikan implikasi pada kinerja ekonomi makro lainnya. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu daerah menunjukkan makin berkembangnya aktifitas perekonomian baik aktifitas produksi, konsumsi, investasi maupun perdagangan di daerah tersebut yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja (Tri Widodo, 2006:81).

Laju pertumbuhan ekonomi dihitung dari perubahan nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga sehingga nilai pertumbuhan yang diperoleh benar-benar merupakan pertambahan kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan dan bukan pertambahan yang disebabkan oleh perubahan harga. Pada tahun 2013 PDRB atas dasar harga konstan 2000 D.I. Yogyakarta tercatat sebesar Rp 24.567.476 juta atau tumbuh sekitar 5,40 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 23.308.558 juta. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2009 yang hanya tumbuh sekitar 5,32 persen.

Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun ini disebabkan oleh makin kondusifnya perekonomian nasional di seluruh sektor lapangan usaha.

Sektor industri pengolahan pada tahun 2013 mampu tumbuh paling cepat dari pada delapan sektor lainnya dengan laju pertumbuhan sebesar 7,81 persen. Posisi kedua dan ketiga adalah sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pengangkutan dan komunikasi yang masing-masing tumbuh sebesar 6,54 persen dan 6,30 persen. Di sisi lain, setelah mengalami pertumbuhan sebesar 4,19 persen pada tahun 2012, sektor pertanian pada tahun 2013 ini hanya mampu tumbuh sebesar 0,63 persen. Secara umum sektor-sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan disebabkan oleh stabilitas ekonomi yang makin kondusif di samping makin membaiknya kinerja sektor-sektor tersebut. Kinerja yang mulai membaik terutama pada sektor keuangan, sektor angkutan dan sektor jasa-jasa.

Gambar 3.3. Laju Pertumbuhan PDRB Harga Konstan menurut Kabupaten/Kota di D.I.Yogyakarta Tahun 2013

Yogyakarta DIY

Pertumbuhan ekonomi selama tahun 2013 menurut kabupaten/kota tampak bahwa Kabupaten Sleman memiliki pertumbuhan PDRB paling tinggi selama tahun 2013 dibandingkan dengan empat kabupaten kota lainnya yaitu sebesar 5,70 persen diikuti oleh Kota Yogyakarta yang tumbuh sebesar 5,64 persen. Tingginya pertumbuhan PDRB di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa perekonomian daerah tersebut secara umum jauh lebih baik karena struktur perekonomian di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta sedang memasuki fase pertumbuhan yang relatif cepat dan belum mencapai kapasitas maksimum. Sementara antara Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Gunungkidul menunjukkan pertumbuhan PDRB yang relatif tidak tinggi. Hal ini menjelaskan bahwa kedua kota tersebut pertumbuhan perekonomian wilayahnya telah mendekati fase kapasitas maksimum.

3.4.3. PDRB Perkapita

Salah satu indikator yang mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk adalah PDRB Perkapita. PDRB perkapita menyatakan nilai rata-rata tambah bruto yang dihasilkan oleh setiap penuduk di suatu daerah dalam setahun. Salah satu komponen dalam nilai tambah tersebut adalah upah dan gaji yang diterima masyarakat sebagai balas jasa tenaga kerja. Jika PDRB perkapita meningkat secara hipotesis pendapatan masyarakat juga meningkat. Angka PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

Tabel 3.7. memperlihatkan bahwa PDRB perkapita kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta pada tahun 2013 secara nominal cukup beragam. Kota Yogyakarta Tabel 3.7. memperlihatkan bahwa PDRB perkapita kabupaten/kota di D.I. Yogyakarta pada tahun 2013 secara nominal cukup beragam. Kota Yogyakarta