191
kompleks perkantoran pemerintahan propinsi di Bukit Intan menjadi pusat pertumbuhan baru. Hal ini bila dikaitkan dengan lokasi ketiga terminal yang
sudah dibangun sejak tahun 1998 kurang tepat, karena lokasi terminal terletak di bagian utara dan selatan wilayah kota yang lahannya masih cukup luas
untuk dijadikan pusat pengembangan pertumbuhan kegiatan baru. Kondisi ini merupakan ancaman yang harus diantisipasi karena akan sangat berpengaruh
kepada perkembangan aktivitas terminal dimasa yang akan datang. Seharusnya kebijakan pengembangan wilayah Kota Pangkalpinang yang
tertuang dalam RTRW dapat mengakomodir keberadaan ketiga terminal
tersebut.
Lemahnya penegak hukum
Lemahnya penegak hukum, karena kurang tegasnya tindakan petugas terminal memberikan sanksi bagi para pengemudi angkutan umum yang tidak
mau masuk terminal. Kondisi ini merupakan ancaman yang harus diantisipasi dalam upaya pengembangan fungsi terminal.
5.4 Matrik SWOT
Dari hasil analisis terhadap faktor internal dan eksternal yang telah dilakukan, selanjutnya dibuat matrik SWOT. Matrik SWOT digunakan untuk
menentukan alternatif strategi dalam memberikan arahan pemanfaatan terminal angkutan umum regional di Kota Pangkalpinang. Strategi pemanfaatan fungsi
dilakukan dengan memanfaatkan semua potensi atau kekuatan serta meminimalkan kelemahan yang kesemuanya langsung terkait dengan terminal
angkutan umum regional di Kota Pangkalpinang, selain juga arahan pemanfaatan terminal juga harus dapat memanfaatkan semua peluang yang ada serta
mengantisipasi segala ancaman yang datang dari luar terminal. Berikut tabel yang menunjukkan matrik SWOT:
192
TABEL V.1 MATRIK ANALISIS SWOT DAN ARAHAN PEMANFAATAN TERMINAL
FAKTOR INTERNAL KEKUATAN
STRENGTH KELEMAHAN
WEAKNES
• Lokasi terminal yang terletak
dipinggir kota memungkinkan untuk pengembangan terminal.
• Adanya retribusi terminal sebagai
pendapatan asli daerah
•
Bangunan terminal yang sudah ada
• Letak terminal yang jauh dari
pusat kegiatan kota •
Terbatasnya jumlah rute angkutan umum yang masuk
kedalam terminal. •
Jarak terminal terlalu jauh dari jalan utama kota
• Kondisi fasilitas terminal yang
kurang memadai •
Penurunan jumlah penumpang yang masuk ke terminal
• Pergerakan yang terjadi
diterminal hanya pergerakan regional saja.
FAKTOR EKSTERNAL ARAHAN PEMANFAATAN
PELUANG OPPORTUNITIES
Strategi S – O Strategi O – W
• Peningkatan status Kota
Pangkalpinang menjadi ibukota propinsi
• Posisi Kota pangkalpinang yang
cukup strategis •
Kondisi sistem jaringan jalan utama kota yang sudah memadai.
• Kecenderungan arah pengembangan
kota yang 1.
Mengembangkan fungsi ketiga terminal angkutan umum regional di
Kota Pangkalpinang sebagai akselerator
bagi pengembangan pusat pertumbuhan baru di wilayah
pinggir kota dan menjadi modal dasar dalam upaya pengembangan
wilayah Kota Pangkalpinang. 1.
Optimalisasi fungsi dan peran terminal sebagai tempat transfer dan
akumulasi kendaraan dengan cara meningkatkan pelayanan yaitu
penambahan serta pengaturan yang mempengaruhi pemilihan rute dan
jarak yang menuju terminal agar tingkat pencapaian lebih mudah
sehingga dapat membangkitkan arus pergerakan.
ANCAMAN THREATH
Strategi S - T Strategi W - T
• Kondisi sistem aktivitas yang
cenderungan dipusat kota. •
Kebijakan pengembangan wilayah Kota Pangkalpinang yang mengarah
ke Kecamatan Bukit Intan. •
Lemahnya penegakan hukum. 1.
Perlu dibuat pusat-pusat kegiatan baru yang akan menjadi pusat
pertumbuhan kegiatan, sehingga menjadi penyeimbang kegiatan
yang selama ini terkonsentrasi dipusat kota.
2. Mendorong terjadinya percepatan pembangunan berbagai jenis sarana
pelayanan masyarakat terutama di sekitar kawasan terminal seperti
pusat perdagangan, perkantoran swasta, fasilitas pendidikan dan
kesehatan dan lain sebagainya
3. Mengakomodir keberadaan ketiga terminal angkutan umum regional
tersebut dalam rencana tata ruang wilayah Kota Pangkalpinang
sebagai salah satu generator pengerak perkembangan wilayah
dengan menyusun rencana penggunaan lahan yang tepat
disekitar lokasi terminal. 1.Peningkatan penegakan hukum
dengan memberikan sanksi yang tegas bagi pengguna angkutan
umum yang tidak mau masuk terminal.
2. Peningkatan sistem manajemen lalu lintas, sehingga terminal sehingga
benar-benar dapat berfungsi sebagai tempat akumulasi penumpang dan
kendaraan, dan dimanfaatkan sepenuhnya sebagai fasilitas
transfer. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi
timbulnya terminal-terminal bayangan disepanjang jaringan jalan
utama.
3 Perbaikan kondisi fisik terminal. Selain peningkatan fisik, perlu
diperhatikan tata letak ruang-ruang dalam terminal. Ruang dalam
terminal harus ditata sedemikian rupa sehingga mampu menimbulkan
rasa aman dan nyaman bagi para pengguna. Selain itu, penataan
ruang dalam terminal juga harus memperhatikan kelancaran
pergerakan kendaraan dan manusia.
Sumber : Analisis, 2005
5.5 Arahan Pemanfaatan Terminal