182
BAB V ARAHAN PEMANFAATAN TERMINAL
5.1 Analisis SWOT
Pada penelitian ini alternatif strategi arahan pemanfaatan terminal angkutan umum regional yang ada di Kota Pangkalpinang dalam mendukung
perkembangan wilayah kota dengan menggunakan analisis SWOT. Proses penggunaan analisa SWOT dilakukan dengan melihat kondisi internal tentang
strengths kekuatan dan weaknesses kelemahan, serta kondisi eksternal atas opportunities ancaman dan threats peluangkesempatan, yang ada
di lingkungan terminal. 5.2 Faktor Internal
Terkait dengan arahan pemanfaatan terminal angkutan umum regional di Kota Pangkalpinang maka harus dilakukan analisis faktor internal terminal yaitu
meliputi kekuatan dan kelemahan, yang dapat dimaksud sebagai faktor internal adalah faktor-faktor yang menjadi dasar atau tumpuan dalam pengembangan
fungsi terminal yang berasal dari lingkungan dalam dan terkait langsung dengan keberadaan terminal itu sendiri, sehingga mempengaruhi bahkan menjadi penentu
dalam pemanfaatan. 5.2.1 Kekuatan
Dalam pemanfaatan fungsi terminal angkutan umum regional di Kota Pangkalpinang diperlukan elemen kekuatan yang berasal dari dalam terminal itu
sendiri. Dari hasil identifikasi, ada beberapa faktor kekuatan yang ada dalam terminal tersebut:
182
183
Lokasi terminal yang berada di wilayah pinggir kota
Selain dapat memecahkan permasalahan transportasi yang ada di pusat kota, penempatan terminal di wilayah pinggir kota sangat menguntungkan bagi
perkembangan wilayah kota. Penempatan terminal angkutan umum regional di pinggir wilayah Kota Pangkalpinang merupakan faktor internal yang menjadi
kekuatan cukup besar bagi perkembangan kota, karena terminal sebagai tempat kegiatan pergerakan dan ekonomi akan mempengaruhi perkembangan
fungsi lahan dan aktivitas di sekitarnya. Ketiga Terminal angkutan umum regional tersebut dapat menjadi pusat pertumbuhan baru di wilayah pinggir
Kota Pangkalpinang yang akan menjadi motor pengerak perekonomian kota.
Kondisi bangunan fasilitas terminal yang sudah ada
Hal yang sangat penting dan mempengaruhi optimalisasi pemanfaatan terminal adalah kenyamanan penumpang maupun operator kendaraan dalam
menggunakan terminal, salah satu indikator kenyaman itu adalah kelengkapan fasilitas terminal itu sendiri. Fasilitas maupun bangunan terminal yang sudah
dibuat oleh pemerintah kota merupakan faktor internal yang menjadi kekuatan atau aset yang cukup besar nilainya. Bila aset ini dikelola dan dikembangkan
dengan baik tentu akan memberikan dampak yang baik bagi aktivitas dan perkembangan fungsi terminal.
Adanya restribusi bagi kendaraan yang masuk ke terminal sebagai sumber pendapatan asli daerah.
Bagi pemerintah, keberadaan terminal diharapkan mampu memberikan keuntungan, baik bersifat manfaat benefit maupun keuntungan. Dari aspek
ekonomi terminal diharapkan dapat berperan sebagai salah satu sumber
184
pemungutan retribusi dan pajak-pajak yang memungkin peningkatan pendapatan daerah. Jadi, kepentingan pemerintah dengan adanya terminal
tersebut berkaitan dengan kemungkinan pengembalian investasi. Selain itu pengembangan dan pembangunan terminal merupakan usaha meningkat
pelayanan transportasi.
5.2.2 Kelemahan
Arahan pemanfaatan fungsi terminal angkutan umum regional di Kota Pangkalpinang ditentukan oleh faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan.
Kelemahan tersebut menghambat optimasi pemakaian segenap kekuatan terminal untuk mengembangkan fungsinya. Beberapa faktor yang menjadi penghambat
pengembangan fungsi terminal antara lain adalah sebagai berikut:
Kondisi fasilitas terminal yang kurang memadai membuat pelayanan terminal kurang maksimal
Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan kepada para pengguna dan pengemudi angkutan umum serta hasil observasi di lapangan. Disimpulkan
bahwa kondisi fasilitas terminal baik utama maupun penunjang kurang memadai. Kondisi ini bila terus dibiarkan akan menjadi faktor kelemahan
yang dapat menghambat upaya pengembangan fungsi terminal.
Terbatasnya jumlah rute dan belum adanya interkoneksi rute angkutan umum antar terminal
Ditinjau dari sistem jaringan rute angkutan umum secara keseluruhan, fungsi terminal sangatlah signifikan karena pada terminallah terjadi interaksi antar
185
lintasan rute dan pada terminallah pula terjadi interaksi antara penumpang dan lintasan rute. Demikian pula sebaliknya performansi suatu aktivitas terminal
akan sangat dipengaruhi oleh jumlah lintasan rute yang melalui terminal tersebut, semakin banyak jumlah angkutan umum yang masuk kedalam
terminal semakin bertambah optimal kegiatan yang ada terminal yang berpengaruh pada fungsi terminal. Terbatasnya jumlah rute angkutan antar
kota dan dalam kota seperti yang terjadi pada terminal Selindung dan Girimaya merupakan kelemahan yang menjadi faktor penghambat
perkembangan aktivitas terminal. Selain itu salah satu konsekwensi dari lokasi terminal yang ditinjau dari sistem kota yaitu terletak dipinggir kota adalah
kurang efektifnya perjalan para pengguna angkutan karena harus beberapa kali berganti moda angkutan. Lain halnya tipe terminal central terminating yaitu
letak terminal yang ada di pusat kota seperti yang pernah dilakukan di Kota Pangkalpinang di mana letak terminal induk di pusat kota membuat lokasi
terminal relatif dekat dengan pusat aktivitas sehingga lebih potensial sebagai pembangkit dan penarik perjalanan serta mengurangi transfer, karena
distribusi perjalanan keseluruh bagian kota dapat dilakukan langsung dari terminal tersebut.
Letak terminal yang jauh pusat kegiatan kota
Jumlah penumpang dari dan menuju suatu terminal sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan dan intensitas kegiatan yang ada sangat dipengaruhi oleh
bangkitan dan tarikkan jalanan yang ditimbulkan Black, 1980:24. Lokasi yang potensial sebagai tempat asal dan tujuan perjalanan tersebut umumya
186
berupa kawasan mixed use, atau tempat pemusatan berbagai kegiatan sekaligus Departemen Perhubungan, 1998:60. Letak ketiga terminal
angkutan kota yang jauh dari pusat kegiatan kota membuat fungsi terminal kurang maksimal dan merupakan salah satu faktor penghambat perkembangan
aktivitas terminal.
Jarak terminal yang jauh dari jalan utama kota
Letak terminal yang terlalu jauh dari jalan utama seperti terminal Selindung dan Girimaya yang jaraknya kurang lebih 600 meter dari jalan utama,
membuat para penumpang dan pengemudi enggan untuk masuk terminal sehingga aktivitas terminal menjadi sepi. Kondisi ini merupakan salah faktor
internal dari terminal yang merupakan penghambat perkembangan aktivitas terminal.
Penurunan jumlah penumpang yang masuk terminal
Aktivitas terminal sangat bergantung pada jumlah angkutan dan para penumpang yang masuk kedalam terminal. Penurunan jumlah penumpang
yang masuk ke ketiga terminal angkutan umum regional membuat aktivitas terminal kurang maksimal. Berdasarkan data dari dinas perhubungan Kota
Pangkalpinang, jumlah lalu lintas angkutan umum penumpang yang melalui ketiga terminal tersebut selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2001 total jumlah angkutan umum penumpang yang masuk ketiga terminal sebesar 1.284.208 sedangkan total jumlah angkutan umum yang
masuk pada tahun 2003 sebesar 506.096 atau mengalami penurunan hampir 60 . Kondisi ini merupakan salah satu kelemahan yang merupakan faktor
penghambat perkembangan fungsi terminal.
187
5.3 Faktor Eksternal