40
Gambar 4.1 Kurva serapan maksimum larutan DPPH 40 ppm dalam methanol menggunakan spektrofotometer UV-Visibel
4.4.2 Hasil penentuan operating time larutan DPPH
Penentuan operating time bertujuan untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara
waktu pengukuran dengan absorbansi larutan. Penentun operating time larutan DPPH 40 ppm dalam metanol dilakukan dengan waktu preparasi selama 5 menit
dan diperoleh waktu kerja pada menit ke-55 sampai menit ke-100. Hasil penentuan operating time diperoleh waktu kerja terbaik adalah pada menit ke 60
setelah penambahan pelarut metanol. Data absorbansi dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 55 dan Kurva serapan untuk operating time larutan DPPH dalam
metanol dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
41
Gambar 4.2 Kurva absorbansi operating time larutan DPPH 4.4.3 Hasil analisis persen pemerangkapan DPPH oleh sampel uji
Aktivitas antioksidan ekstrak etanol herba kelakai diperoleh dari hasil pengukuran absorbansi DPPH pada menit ke-60 dengan adanya penambahan
larutan uji dengan konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm dan 80 ppm yang dibandingkan dengan kontrol DPPH tanpa penambahan larutan uji. Pada hasil
analisis aktivitas antioksidan dapat dilihat adanya penurunan nilai absorbansi DPPH yang diberi larutan uji ekstrak etanol herba kelakai.
Penurunan nilai absorbansi ini terjadi dikarenakan larutan uji memerangkap DPPH dan pemerangkapan terjadi karena adanya transfer elektron
atom hidrogen antioksidan kepada DPPH. Interaksi ini akan menetralkan radikal bebas DPPH. Semua elektron pada radikal bebas DPPH menjadi berpasangan
ditandai dengan terjadinya warna larutan yang berubah dari ungu tua menjadi kuning terang dan absorbansi pada panjang gelombang maksimumnya akan hilang
Molyneux, 2004. Contoh perhitungan persen pemerangkapan dapat dilihat pada Operating Time DPPH
Universitas Sumatera Utara
42
Lampiran 8, halaman 59 – 60 dan nilai IC
50
dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 61.
Penurunan nilai absorbansi DPPH dan persen pemerangkapan dengan penambahan ekstrak etanol herba kelakai dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Penurunan absorbansi dan persen pemerangkapan DPPH oleh sampel
uji Konsentrasi
larutan uji ppm
Absorbansi Pemerangkapan
I II
III I
II III
Rata-rata 1,0620 1,0016
1,0173 0,00
0,00 0,00
0,00 20
0,8955 0,8704 0,8018 15,67
13,09 22,91
17,23 40
0,7520 0,7882 0,6698 29,19
21,30 31,21
27,23 60
0,6198 0,6561 0,5823 41,63
34,49 44,49
40,20 80
0,5675 0,5671 0,5146 46,56
43,38 51,14
47,02 Pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa ekstrak etanol herba kelakai
menunjukkan nilai penurunan absorbansi DPPH. Penurunan nilai absorbansi menunjukkan aktivitas antioksidan yang semakin besar.
Hubungan antara konsentrasi larutan uji dan persen pemerangkapan radikal bebas DPPH oleh ekstrak etanol herba kelakai dapat dilihat pada Gambar 4.3
Gambar 4.3 Grafik hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol herba kelakai
Universitas Sumatera Utara
43
4.4.4 Hasil analisis nilai IC