meningkatkan brightness pulp dengan cara mengelantang lebih lanjut zat – zat
pengotor yang tersisa di dalam pulp tersebut.
Temperatur reaksi : 78-80 C
Brightness
: 89-91 ISO
Waktu : 240 menit
pH reaksi
: 3,0-3,5 Sirait, 2003.
2.5.1. Bahan Kimia Pemutih 1. Sodium Hidroksida NaOH
Pada saat klorin bereaksi dengan lignin dan resin, sebagian besar saja yang menghasilkan tersebut larut dengan air.karena klorinat lignin dan resin sangat mudah
larut dalam larutan alkali, perlakuan alkali menyusun setelah proses klorinasi. NaOH merupakan salah satu alkali kuat yang merupakan bahan kimia yang dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit. Penanganannya harus memperhatikan keseluruhan tindakan pencegahan. Pada proses pemutihan umumnya di gunakan
alkali encer dengan konsentrasi kira – kira 120 grL.
2. Oksigen O
2
Gas oksigen di gunakan sebagai suatu zat pemutih bersama – sama dengan alkali
pada tahap ekstraksi. Gas oksigen memperkuat sifat – sifat pulp yang di putihkan. Hal
ini mungkin membuat berkurangnya emisi yang dapat mengganggu terhadap lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
3. Sodium Hipoklorit NaOCl
Sodium hipoklorit dibuat dari klorin dan sodium hidroksida. Senyawa ini merupakan larutan yang sangat tidak stabil dan cenderung terurai yang meningkat dengan
kenaikan konsentrasi dan temperatur serta berkurangnya sifat alkali. Hipoklorit biasanya dibuat dengan konsentrasi alkali yang berlebihan kira
– kira 4grL untuk menjaga kestabilan larutan. Kandungan klorin pada hipoklorit di perkirakan sebesar
40 –44 grL. Tujuan dengan menggunakan hipoklorit adalah untuk meningkatkan
brightness pada pulp. Ini di akibatkan karena reaksi oksidasi yang terjadi dari hipoklorit pada lignin dan bahan
– bahan berwarna yang lainnya yang terdapat pada pulp dengan cara mengubahnya menjadi tidak berwarna.
4. Klorin Dioksida ClO
2
ClO
2
adalah salah satu bahan kimia pengoksidasi kuat, kerja dari proses pemutihan ini biasanya dengan cara oksidasi terhadap lignin dan bahan
– bahan berwarna lainnya. Ini di gunakan untuk memutihkan pulp yang berkualitas sehingga memiliki keunikan
yang sanggup mengoksidasi bahan yang bukan selulosa dengan kerusakan pada selulosa yang minimum. Brightness tinggi yang di hasilkan dengan ClO
2
adalah stabil Sirait, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2.Pemutihan dengan Klorin dioksida ClO
2
Warna dari pulp yang belum diputihkan umumnya disebabkan oleh lignin yang tersisa di dalam pulp setelah proses pemasakan. Penghitungan lignin dapat lebih
banyak pada proses pemasakan, tetapi akan mengurangi hasil yang banyak sekali dan merusak serat, sehingga menghasilkan kualitas pulp yang rendah.
Klorin dioksida adalah salah satu bahan kimia pengoksida yang kuat, berwarna hijau kekuningan pada konsentrasi tinggi warnanya berubah menjadi orange, dapat
larut dengan air dingin, merupakan campuran yang terdiri dari air dan ± 16 Cl
2
memiliki titik beku -59
o
C, dan titik didihnya +11
o
C. Kerja dari cara proses pemutihan ini umumnya dengan cara mengoksidasi
lignin dan bahan berwarna lain yang terdapat dalam pulp. Di gunakan untuk memutihkan pulp yang berkualitas sebab dapat mengoksidasi bahan yang bukan
merupakan selulosa dengan kerusakan pada selulosa yang minimum, dan brightness yang tinggi yang di hasilkan dengan klorin dioksida adalah stabil.
Klorin dioksida ClO
2
memiliki sifat-sifat kimia dominan,yaitu: 1.
Klorin dioksida merupakan oksidator yang kuat 2.
Memiliki reaktivitas yang tinggi dalam fase gas 3.
Reaksinya sangat lambat terhadap karbohidrat 4.
Dalam bentuk murni cenderung terurai dan mudah meledak 5.
Dalam pulp, klorin dioksida hanya bereaksi dengan lignin Sirait, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3. Tahap Khlorinasi