Landasan Hukum Pelaksanaan Gadai menurut Kitab Undang- Kekhususan Pelaksanaan Gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum

111 pengembangan usaha-usaha lain tersebut juga harus meningkatkan keuntungan perusahaan dan masyarakat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di Perusahaan umum Perum Pegadaian cabang Purwotomo Surakarta dan wawancara dengan Bapak Sonny Bintoro Yudho selaku Pimpinan Cabang Perusahaan Umum Perum Pegadaian cabang Purwotomo Surakarta, diperoleh hasil penelitian berupa data yang menunjang penelitian ini. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Landasan Hukum Pelaksanaan Gadai menurut Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata dan Pelaksanaan Gadai menurut Hukum Islam Syariah di Perusahaan Umum Perum Pegadaian cabang Purwotomo Surakarta Landasan hukum dari pelaksanaan Gadai menurut Kitab Undang- Undang Hukum Perdata di Perusahaan Umum Perum Pegadaian cabang Purwotomo Surakarta terdapat dalam Buku Dua Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang Kebendaan khususnya Bab XX Tentang Gadai dari Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1160. Pasal-Pasal tersebut mengatur mengenai pelaksanaan gadai, antara lain: Jaminan; Perjanjian Pokok; Hak Kreditur Gadai; Penyerahan Barang Jaminan dari Debitur kepada Kreditur dan Penguasaan Barang Jaminan; Pemeliharaan Benda Jaminan; Perhitungan Bunga; Hapusnya Gadai; serta Eksekusi Gadai. Sedangkan landasan hukum dari pelaksanaan Gadai menurut Hukum Islam Syariah di Perusahaan Umum Perum Pegadaian cabang Purwotomo Surakarta adalah Fatwa DSN-MUI No. 25DSN-MUIIII2002 112 tentang Rahn dan Fatwa DSN-MUI No. 26DSN-MUIIII2002 tentang Rahn Emas. Kedua fatwa tersebut berisis tentang para pihak dalam Gadai menurut Hukum Islam Syariah; Pemanfaatan Marhun Barang Yang Dijaminkan; Penyimpanan dan Pemeliharaan Marhun; serta Penjualan Marhun.

2. Kekhususan Pelaksanaan Gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata dan Pelaksanaan Gadai menurut Hukum Islam Syariah di Perusahaan Umum Perum Pegadaian cabang Purwotomo Surakarta Dalam pelaksanaan gadai, baik menggunakan sistem Gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata maupun Gadai menurut Hukum Islam Syariah pastilah memiliki perbedaan masing-masing. Dari perbedaan inilah dapat terlihat kekhususan dari masing-masing sistem gadai baik sistem Gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata maupun Gadai menurut Hukum Islam Syariah. Kekhususan dari pelaksanaan Gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah kemudahan, keamanan, dan kecepatan transaksi gadainya. Sedangkan kekhususan dari pelaksanaan Gadai menurut Hukum Islam Syariah dilihat berdasarkan landasan hukumnya berpedoman pada Hukum Islam Syariah. Sehingga pelaksanaan gadainya lebih syar’i dan terhindar dari paktek-praktek yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam seperti riba atau bunga.

3. Komparasi Pelaksanaan Gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum