Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA A.

105 c Kegiatan bisnis properti, bekerja sama dengan pihak ketiga dalam memanfaatkan aset perusahaan, pembangunan gedung perkantoran, pertokoan, dengan sistem built, operate and transfer BOT.

B. Kerangka Pemikiran

106 LEMBAGA KEUANGAN Lembaga Keuangan bukan Bank Lembaga Keuangan Bank Pegadaian Bank Umum Bank Perkreditan Rakyat Gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Pegadaian dan Pasal 1150-1160 KUHP Gadai menurut Hukum Islam Syariah Fatwa DSN-MUI No. 25DSN-MUIIII2002 tentang Rahn dan Fatwa DSN-MUI No. 26DSN- MUIIII2002 tentang Rahn Emas a. Kesesuaian pelaksanaan gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan gadai menurut Hukum Islam Syariah di Perusahaan Umum Pegadaian cabang Purwotomo Surakarta dengan landasan hukum masing-masing sistem gadai b. Kekhususan pelaksanaan gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan gadai menurut Hukum Islam Syariah di Perusahaan Umum Pegadaian cabang Purwotomo Surakarta c. Komparasi pelaksanaan gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan gadai menurut Hukum Islam Syariah di Perusahaan Umum Pegadaian cabang Purwotomo Surakarta 107 Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan Bentuk usaha lembaga keuangan yang ada di Indonesia terdiri atas 2 dua, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bank terbagi menjadi 2 dua yaitu bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat BPR. Bank umum mempunyai tugas sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan atau berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan bersifat umum dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank Perkreditan Rakyat BPR mempunyai tugas melaksanakan kegiatan usaha secara menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan atau prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat lebih sempit jika dibandingkan dalam kegiatan bank umum. Salah satu lembaga keuangan bukan bank yang ada adalah Pegadaian. Dalam perkembangan usahanya, Pegadaian memiliki 2 dua sistem gadai, yaitu: Gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Gadai menurut Hukum Islam Syariah. Gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam pelaksanaan transaksi gadainya menggunakan prinsip dalam Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Perum Pegadaian dan Pasal 1150-1160 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dan Gadai menurut Hukum Islam Syariah menggunakan prinsip dalam Fatwa DSN-MUI No. 25DSN-MUIIII2002 tentang Rahn dan Fatwa DSN-MUI No. 26DSN-MUIIII2002 tentang Rahn Emas. Untuk itu tentu saja dalam pelaksanaannya, Gadai menurut Kitab Undang- Undang Hukum Perdata dan Gadai menurut Hukum Islam Syariah terdapat 108 perbedaan. Dalam hal ini penulis ingin melakukan penelitian untuk meneliti apakah pelaksanaan Gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Gadai menurut Hukum Islam Syariah di Perusahaan Umum Perum Pegadaian cabang Purwotomo Surakarta telah sesuai dengan landasan masing- masing sistem gadai, kemudian meneliti tentang kekhususan pelaksanaan gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan gadai menurut Hukum Islam Syariah di Perusahaan Umum Pegadaian cabang Purwotomo Surakarta, serta mengkomparasikan pelaksanaan gadai menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan gadai menurut Hukum Islam Syariah di Perusahaan Umum Pegadaian cabang Purwotomo Surakarta.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.