Bukan Objek PPh Pasal 21 Tidak Temasuk Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 Tarif Dan Penerapanya

e. imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi,fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan. f. imbalan kepada peserta kegiatan, anata lain berupa uang saku, uang reprentasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau pengharagaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun. g. penerimaan dalam bentuk natura danatau kenikmatan lainya dengan nama dan dalam bentuk apapun h. penerima PPh pasal 21 bagi pejabat negara.

9. Bukan Objek PPh Pasal 21 Tidak Temasuk Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21

a. pembayaran manfaat atau santunanan asuransi dari perusahaan asuransi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa. b. penerimaan dalam bentuk natura danatau kenikmatan dalam bentuk apapun diberikan oleh wajib pajak atau pemerintah kecuali penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 2 peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-31PJ2009 Universitas Sumatera Utara c. iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendirinya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, Iuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang dibatyar oleh pemberi kerja. d. Zakat yang diteriama oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lemabaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah e. beasiswa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 3 huruf 1 Undang-undang pajak Penghasilan.

10. Tarif Dan Penerapanya

a. Pegawai tetap, penerima pensiun berkala yang dibayarkan secara bulalan, pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang dibayarkan secara bulanan, dikenakan tarif pasal 17 Undang-Undang PPh dikalikan dengan penghasilan kena pajak PKP penghasilan kena pajak dihitung berdasarkan sebagai berikut : 1 Pegawai Tetap penghasilan brtuto dikurangi biaya jabatan 5 dari penghasilan bruto, maksimum Rp.6.000.000,- setahun atau Rp 500.000,- sebulan dikurangi iuran pensiun, iuran jaminan hari tua, dikurangi penghasilan tidak kena pajak PTKP Universitas Sumatera Utara 2 Penerima Pensiun Bulanan Penghasilan Bruto dikurangi biaya pensiun 5 dari penghasilan bruto, maksimum Rp 2.400.000,- setahun atau Rp 200.000,- sebulan dikurangkan penghasilan tidak kena pajak PTKP 3 pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang dibayarkan secara bulanan penghasilan bruto dikurangi penghasilan tidak kena pajak PTKP yang dihitung secara bulanan b. Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, pemagang dan calon pegawai yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, uang saku harian atau mingguan. 1 Dalam hal upahuang saku harian atau rata-rata uapahuang saku harian belum melebihi Rp 150.000,00 dan jumlah komulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi Rp 1.320.000,00 maka tidak ada PPh Pasal 21 yang harus dipotong. 2 Dalam hal upahuang saku harian atau rata-rata upahuang harian telah melebihi Rp 150.000,00 dan sepanjang jumlah komulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi Rp 1.320.000,00, maka PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar upahuang saku harian atau Universitas Sumatera Utara rata-rata upahuang saku harian setelah dikurangi Rp 150.000,00, dikalikan 5 : 1. Dalam hal jumlah upah komulatif yang diterima atau diperoleh dalam bulan kalender yang bersangkutan telah melebihi Rp 1.320.000,00 dan kurang dari Rp 6.000.000,00, maka PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar upahuang saku harian atau rata-rata upahuang saku harian setelah dikurangi PTKP sehari, dikalikan 5 2. Dalam hal ini jumlah upah kumulatif yang diterima atau diperoleh dalam satu bulan kalender telah melebihi Rp 6.000.000,00, maka PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan Tarif pasal 17 ayat 1 huruf a UU PPh atas jumlah upah bruto dalam satu bulan yang disetahunkan setelah dikurangi PTKP, dan PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar PPh Pasal 21 hasil perhitungan tersebut dibagi 12 c. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dikenakan tarif PPh Pasal 17 atas jumlah kumulatif dari 50 dari jumlah penghasilan bruto yang dibayarkan atau terutang dalam dalam 1 satu tahun kalender. Dalam hal tenaga kerja adalah Dokter yang melakukan praktik di Rumah Sakit danatau klinik maka besarnya jumlah penghasilan bruto adalah sebesar jasa Dokter yang dibayarkan pasien melalui Rumah Universitas Sumatera Utara Sakit danatau Klinik sebelum Dipotong biaya-biaya atau bagi hasil oleh Rumah Sakit danatau Klinik. d. Orang pribadi dalam negeri bukan pegawai dapat dibagi menjadi dua kelompok : 1 Orang pribadi dalam negeri bukan pegawai, selain tenaga ahli atas imbalan yang bersifat berkesinambungan. a Bagi yang telah memiliki NPWP dan hanya menerima penghasilan dan pemotongan pajak yang bersangkutan PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat 1 huruf a UU PPh atas jumlah kumulatif penghasilan kena pajak. Besarnya penghasilan kena pajak adalah sebesar penghasilan bruto dikurangi PTKP per bulan b Bagi yang tidak memiliki NPWP atau menerima penghasilan dari selain pemotong pajak yang bersangkutan PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat 1 huruf a UU PPh atas jumlah kumulatif penghasilan bruto dalam tahun kalender yang bersangkutan. 2 Orang pribadi dalam negeri bukan pegawai, selain tenaga ahli, atas imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan. PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat huruf a UU PPh atas jumlah penghasilan bruto. Universitas Sumatera Utara e. Peserta Kegiatan PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif pasal 17 ayat 1 huruf a UU PPh atas jumlah penghasilan bruto untuk setiap kali pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah, yang diterima oleh peserta kegiatan. f. Penerima Pesangon, tembusan pensiun, Tunjangan Hari Tua atau Jaminan hari Tua yang dibayarkan sekaligus dikenakan tarif PPh Final, sebagai berikut: 1 5 Dari Penghasilan bruto diatas Rp 25.000.000 s.d. Rp 50.000.000 2 10 Dari penghasilan bruto diatas Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 3 15 Dari penghasilan bruto diatas Rp 100.000.000 s.d. 200.000.000 4 25 Dari penghasilan bruto diatas Rp 200.000.000 Penghasilan bruto sampai dengan Rp 25.000.000 dikecualikan dari pemotongan pajak. g. Pejabat Negara PNS, anggota TNIPOLRI yang menerima honorarium dan imbalan lain yang sumber dananya berasal dari Keuangan Negara atai Keuangan daerah dipotong PPh Pasal 21 dengan tarif 15 dari Universitas Sumatera Utara penghasilan bruto dan bersifat final, kecuali yang dibayarkan kepada PNS Gol. Iid kebawah. anggota TNIPOLRI peltu ke bawahAjun inspTingkat I Kebawah h. PTKP Tabel III.B.1 Tabel PTKP 2006-2008 2009 2013 Untuk diri pegawai Rp 13.200.000 Rp 15.840.000 Rp. 24.300.000 Tambahan untuk pegawai yang kawin Rp 1.200.000 Rp 1.320.000 Rp. 2.025.000 Tambahan untuk anggota keluarga Paling banyak 3 Tiga orang Rp 1.200.000 Rp 1.320.000 Rp. 2.025.000 Sumber : Undangan-undang No 36 Tahun 2008 pasal 7 ayat 1 2006-2008,2009 Pajak.go.id Per.Menkeu 162PMK.0112012 . Universitas Sumatera Utara i. Tarif Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan untuk Tahun 2008 ke Bawah Sumber : Undang-Undang No.17 Tahun 2000 Pasal 17 ayat 1 Tahun 2009 dst. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif s.d Rp 50.000.0000 5 Diatas Rp 50.000.000 s.d Rp 250.000.000 15 Diatas Rp 250.000.000 s.d Rp 5000.000.000 25 Diatas Rp 500.000.000 30 Sumber: Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 1 Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif s.d Rp 25.000.000 5 Diatas Rp 25.000.000 s.d Rp 50.000.000 10 Diatas Rp 50.000.000 s.d Rp 100.000.000 15 Diatas 100.000.000 s.d Rp 2000.000.000 25 Diatas Rp 2000.0000.0000 35 Universitas Sumatera Utara j. LAIN-LAIN 1 Formulir 1721-1 wajib disampaikan hanya pada masa pajak Desember. pemotong pajak tidak perlu menyampaikan formulir 1721-A2 sebagai lampiran dari SPT Masa PPh Pasal 21, namun wajib baik diminta ataupun tidak diminta untuk memberikan bukti pemotongan 1721-A2 kepada pegawai tetap penerima pensiun atau penerima Pensiun atau Tunjangan Hari TuaTabungan Hari TuaJaminan Hari Tua maupun kepada Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI,Polri,Pejabat Negara dan Pensiunannaya. 2 Formulir 1721-II wajib disampaikan hanya pada saat ada pegawai tetap yang keluar danatau ada pegawai tetap yang masuk danatau ada pegawai yang baru memiliki NPWP 3 Formulir 1721-T wajib dilampirkan pada saat pertama kali wajib pajak berkewajiban untuk menyampaikan SPT Masa pajak penghasilan pasal 21. 4 Penggunanan surat setoran pajak SSP adalah sebagai berikut : a Lembaran ke-1 untuk BendaharaPemegang kas sebagai bukti pembayaran b Lembaran ke-2 untuk KPP PrtamaKPP melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KPPN c Lembar ke-3 untuk KPP PratamaKPP sebagai lampiran SPT Masa Bendahara d Lembaran ke-4 untuk Kantor Penerima Pembayaran Bank PersepsiKantor Pos e Lembar ke-5 untuk pemungut BendaharaPemegang Kas PPh Pasal 21 Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

A. Sistem Pemotongan PPh Pasal 21 atas Gaji pegawai Negeri Sipil Pada KPP Pratama Medan Polonia

Dokumen yang terkait

Sistem Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011

2 67 78

Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2 100 97

Prosedur Pengawasan Dan Penatausahaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

1 33 49

Prosedur Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

1 37 75

Sistem Pemotongan dan Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS Pada KPP Pratama Medan Polonia

4 86 87

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 75 63

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

0 0 8

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

0 0 13

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

0 0 10

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

0 0 1