Kromatografi lapis tipis Keuntungan kromatografi

15 asam amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan membandingkan dengan noda-noda standar Khopkar, 1990. Kromatografi bergantung pada pembagian ulang molekul-molekul campuran antara dua fase atau lebih. Tipe-tipe kromatografi absorpsi, kromatografi partisi cairan dan pertukaran ion. Sistem utama yang digunakan dalam kromatografi partisi adalah partisi gas, partisi cairan yang menggunakan alas tak bergerak misalnya komatografi kolom, kromatografi kertas dan lapisan tipis Svehla, 1979. Distribusi dapat terjadi antara fase cair yang terserap secara stasioner dan zat alir bergerak yang kontak secara karib dengan fase cair itu. Kromatografi partisi cairan, fase cair yang bergerak mengalir melewati fase cair stasioner yang diserap pada suatu pendukung, sedangkan dalam kromatografi lapisan tipis adsorbennya disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastik Basset, dkk., 1994.

2.4.2 Kromatografi lapis tipis

Kromatografi lapis tipis merupakan metode pemisahan campuran analit dengan mengelusi analit melalui suatu lempeng kromatografi lalu melihat komponenanalit yang terpisah dengan penyemprotan atau pengecatan Abdul dan Gholib, 2012. Pendeteksian bercak hasil pemisahan dapat dilakukan dengan beberapa cara, untuk senyawa tak berwarna cara yang paling sederhana adalah dilakukan pengamatan dengan sinar ultraviolet. Beberapa senyawa organik bersinar atau berfluorosensi jika disinari dengan sinar ultraviolet gelombang pendek 254 nm atau gelombang panjang 366 nm, jika dengan cara itu senyawa tidak dapat 16 dideteksi maka harus dicoba disemprot dengan pereaksi yang membuat bercak tersebut tampak yaitu pertama tanpa pemanasan, kemudian bila perlu dengan pemanasan Gritter, dkk., 1991. a. Fase diam Lapisan penyerap Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30 µm. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan resolusinya. Penjerap yang paling sering digunakan adalah silika dan serbuk selulosa, sementara mekanisme sorpsi yang utama pada KLT adalah partisi dan adsorpsi. Lapisan tipis yang digunakan sebagai penjerap juga dapat dibuat dari silika yang telah dimodifikasi, resin penukar ion, gel ekslusi dan siklodekstrin Rohman, 2009. b. Fase gerak Pelarut pengembang Fase gerak yang digunakan pada KLT dapat dipilih dari pustaka-pustaka, tetapi lebih sering dengan mencoba-coba. Biasanya fase gerak yang digunakan berisi dua campuran pelarut organik dan pelarut yag digunakan harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi sehingga dapat memberikan pemisahan yang baik. Biasanya untuk memisahkan sterol digunakan campuran pelarut Kloroform-aseton Abdul dan Gholib, 2012.

2.4.3 Keuntungan kromatografi

Keuntungan penggunaan kromatografi antara lain waktunya singkat, cukup efektif dan dapat melakukan pemisahan yang tidak mungkin dilakukan dengan metode lain Nur, dkk., 1987. Disamping itu pengoperasiannya mudah dan sederhana, serta hanya membutuhkan cuplikan yang sedikit. Menurut Gritter 17 dkk. 1991, beberapa metode kromatografi yang banyak digunakan adalah Kromatografi Lapis Tipis KLT, Kromatografi Kolom KK, Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi KCKT dan Kromatografi Gas KG. Kromatografi Lapis Tipis KLT pertama kali diperkenalkan oleh Stahl pada tahun 1956 dengan cara menambahkan 2-5 perekat Paris CaSO 4 kedalam silika gel dan kemudian merekatkan silika gel tersebut pada suatu plat gelas Pomeranz dan Meloan, 1994. Pomeranz dan Meloan 1994, menyatakan beberapa keuntungan KLT antara lain cepat digunakan, peralatan sederhana dan mudah disiapkan, tidak memerlukan keahlian khusus dan banyak parameter percobaan yang mudah divariasikan untuk mendapatkan efek-efek pemisahan. Prinsip-prinsip KLT yang utama adalah adsorben, pengembangan dan deteksi Heftman, 1976. Sedangkan menurut Ault 1976 teknik-teknik KLT yang penting meliputi persiapan plat, pengembangan dan visualisasi. Christie 1982 menyatakan bahwa silika gel adalah adsorben yang paling umum biasanya mengandung kalsium sulfat yang berfungsi sebagai pengikat untuk meningkatkan daya adhesi lapisan pada plat. Pengembangan dilakukan dalam suatu bejana yang telah dijenuhkan dengan pelarut dan kejenuhan dipertahankan selama pengembangan. Larutan pengembang dapat berupa satu atau lebih campuran pelarut yang ditentukan lewat percobaan. Menurut Ault 1976 jika senyawa yang terdapat didalam sampel sudah berwarna maka dapat diamati secara langsung, tetapi jika tidak berwarna maka pengamatan dapat dilakukan menggunakan sinar ultraviolet, uap iodium atau penyemprotan dengan pereaksi khusus yang bereaksi akan dengan komponen dalam sampel Ault, 1976. 18

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental, meliputi pengumpulan bahan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan simplisia, pembuatan dan karakterisasi nano partikel, karakterisasi sampel, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak dan pengujian analisis komponen daun alpukat secara KLT. 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat

Dokumen yang terkait

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Mill). Terhadap Beberapa Mikroba Patogen Secara In Vitro

11 95 60

Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Buah Alpukat (Persea americana Mill.) dan Uji Aktivitasnya terhadap Pertumbuhan Rambut Tikus Putih

16 123 80

Uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (persea americana mill.) terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 10 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

2 34 64

Uji aktivitas anti lithiasis ekstrak etanol daun alpukat (Persea Americana Mill) pada tikus putih jantan

2 23 55

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP TIKUS Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Tikus Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan.

0 1 10

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP TIKUS Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Tikus Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan.

0 4 16

Uji Teratogenik Ekstrak Etanol Daun Alpukat (persea Americana Mill) Pada Mencit Betina (mus Musculus) - Ubaya Repository

0 0 1

Karakterisasi Serta Uji Tlc Ekstrak Etanol Nano Partikel Dan Serbuk Simplisia Daun Alpukat (Persea Americana Mill.)

1 1 22

Karakterisasi Serta Uji Tlc Ekstrak Etanol Nano Partikel Dan Serbuk Simplisia Daun Alpukat (Persea Americana Mill.)

0 0 14