Kurva Kalibrasi Kalium, Kalsium dan Natrium Analisis Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium dalam Umbi Lobak Segar dan Umbi Lobak Rebus

31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kurva Kalibrasi Kalium, Kalsium dan Natrium

Kurva kalibrasi kalium, kalsium dan natrium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan baku kalium, kalsium dan natrium pada panjang gelombang masing-masing yaitu 766,5 nm, 422,7 nm dan 589,0 nm. Berdasarkan hasil pengukuran kurva kalibrasi untuk logam kalium diukur dengan rentang konsentrasi 0,5 µgml sampai 1,7 µgml diperoleh persamaan garis regresi yaitu: Y = 0,0274 X + 0,0004, untuk logam kalsium diukur dengan rentang konsentrasi 1,2 µgml sampai 2,0 µgml diperoleh persamaan regresi Y = 0,0258 X + 0,0012 dan untuk logam natrium diukur dengan rentang konsentrasi 0,5 µgml sampai 4,0 µgml diperoleh persamaan regresi Y = 0,1676 X + 0,0131. Kurva kalibrasi larutan baku kalium, kalsium dan natrium dapat dilihat pada Gambar 4.1-4.3. Gambar 4.1. Kurva Kalibrasi Larutan Baku Kalium r = 0,9999 Konsentrasi µgml Absorbansi 32 µgml Gambar 4.2. Kurva Kalibrasi Larutan Baku kalsium Gambar 3.2. Kurva Kalibrasi Larutan Baku Natrium K Gambar 4.3. Kurva Kalibrasi Larutan Baku Natrium Keterangan: X = Konsentrasi µgml Y = Absorbansi Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r kalium sebesar 0,9999; kalsium sebesar 0,9997 dan natrium sebesar 0,9997. Nilai r ≥ 0,97 menunjukkan adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X r = 0,9997 r = 0,9997 Konsentrasi µgml Konsentrasi µgml Absorbansi Absorbansi 33 konsentrasi dan Y absorbansi Ermer dan McB. Miller, 2005. Data hasil pengukuran absorbansi larutan baku kalium, kalsium dan natrium, serta perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 6, Lampiran 7 dan Lampiran 8, halaman 47-52.

4.2 Analisis Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium dalam Umbi Lobak Segar dan Umbi Lobak Rebus

Penentuan kadarkalium, kalsium dan natrium pada umbi lobak dilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom. Data dan contoh perhitungan hasil analisis kuantitatif mineral kalium, kalsium dan natrium dapat dilihat pada Lampiran 9, Lampiran 10 dan Lampiran 11, halaman 53-55. Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Lampiran 13,halaman 57 dan 64. Hasil analisis kuantitatif mineral kalium, kalsium dan natrium pada umbi lobak dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil Analisis Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium dalam Umbi lobak Segar dan umbi lobak rebus No. Sampel Kadar Kalium mg100 g Kadar Kalsium mg100 g Kadar Natrium mg100 g 1. ULS 246,5599 ± 31,8540 28,9644 ± 0,2965 16,7984 ± 0,6970 2. ULR 146,1934 ± 14,8109 25,1493 ± 0,9462 10,3169 ± 1,1941 Keterangan: ULS: Umbi Lobak Segar ULR: Umbi Lobak Rebus Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kalium dan natrium lebih besar dibandingkan dengan yang disebutkan oleh Rukmana 2005 yakni 10,0 mg100g untuk natrium dan 218,0 mg100g untuk kalium. Sedangkan untuk kalsium kadarnya lebih kecil dari literatur yakni 32,00 mg100g. 34 Perbedaan kadar pada tiap mineral ini dipengaruhi berbagai faktor diantaranya keadaan tanah, letak geografis, tempat tumbuh dan keadaan musim. Selain itu Fitriani, dkk 2012 menyatakan bahwa kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Kesuburan dapat dilihat dari kemampuan tanah menghasilkan buah tanaman yang dipanen, kandungan mineral pada buah tersebut dan dari sejumlah unsur hara essensial, yang paling banyak diserap oleh tanaman diantaranya adalah unsur hara kalium K, kalsium Ca dan natrium Na. Oleh karena itu terdapat perbedaan kadar mineral pada tiap lokasi pengambilan sampel yang berbeda. Data yang didapat kemudian dihitung besar persentase penurunan kadar dari masing-masing mineral pada umbi lobak segar dan umbi lobak rebus yang dapat dilihat pada tabel 4.2 perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 14pada halaman 70. Tabel 4.2. Hasil Persentase Penurunan Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium pada Umbi Lobak Segar dan Umbi Lobak Rebus Mineral Kadar Sampel mg100 g Penurunan Kadar ULS ULR Kalium 246,5599 146,1934 40,71 Kalsium 28,6944 25,1493 12,36 Natrium 16,7984 10,3169 38,58 Keterangan: ULS: Umbi Lobak Segar ULR: Umbi Lobak Rebus 35 Hasil uji beda nilai rata-rata mineral kalium, kalsiun dan natrium dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil Uji Beda Nilai Rata-Rata Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium Pada Umbi Lobak Segar dan Umbi Lobak Rebus No. Mineral Sampel t Hitung t Tabel Hasil 1. Kalium ULS 69,1147 3,1693 Beda ULR 2. Kalsium ULS 45,7995 3,1693 Beda ULR 3. Natrium ULS 96,5228 3,2498 Beda ULR Keterangan: ULS: Umbi Lobak Segar ULR: Umbi Lobak Rebus Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa terdapat penurunan kadar kalium, kalsium dan Natrium pada umbi lobak segar dan umbi lobak rebus yang diperoleh dari hasil analisis. Berdasarkan Tabel 4.3 di atas. Dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan kadar kalsium, kalium, dan natrium pada umbi lobak segar dan direbus. Perreta dan Breg 2003, menyatakan bahwa proses memasak dengan mudah dapat merusak vitamin dan menurunkan kadar mineral. Tingkat kerusakan vitamin dan penurunan kadar mineral dapat bergantung pada lamanya proses memasak dan tingginya temperatur. Selain itu dapat diketahui bahwa, kadar kalium dan natrium di dalam umbi lobak segar jauh lebih besar dibandingkan dengan kadar kalium pada umbi lobak rebus. Hal ini dapat terjadi karena kalium dan natrium pada umbi lobak rebus banyak terlarut pada pada proses perebusan karena sebagian besar mineral tersebut pada umbi lobak terikat dalam bentuk kompleks yang larut dalam air, bersifat dinamis sehingga mudah tercuci dengan air dan penurunan pH Novizan, 2005. 36 Kadar kalsium dalam umbi lobak segar mengalami penurunan yang tidak terlalu jauh dengan umbi lobak rebus dikarenakan sifat kalsium didalam tanaman berupa oksalat, karbonat dan fosfat yang sukar larut, bersifat mengendap dalam air, namun kadar tetap berkurang karena terjadinya pelepasan kalsium selama proses pemanasan Sumarsih dan Widodo, 2007.

4.3 Uji Akurasi Recovery