6. Membangun kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait di luar Bank Indonesia.
Dalam rangka memperluas pengembangan keuangan inklusif diperlukan kerjasama dengan berbagai lembaga baik di tingkat nasional, regional
maupun internasional.
7. Melaksanakan kegiatan keuangan Inklusif.
Melaksanakan kegiatan keuangan inklusif yang relevan dengan tugas dan wewenang Bank Indonesia.
8. Mengevaluasi program kegiatan keuangan inklusif.
Bersama dengan kementerianlembaga terkait melakukan evaluasi perkembangan keuangan inklusif untuk bahan perbaikan dan
penyempurnaan kegiatan di masa dating
E. Contoh Layanan Program Keuangan Inklusif
a Gerakan Indonesia Menabung GIM dan TabunganKu
Kegiatan Edukasi Keuangan dan Kampanye Gerakan Indonesia Menabung GIM dicanangkan pada tanggal 20 Februari 2010 oleh Presiden Republik
Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia. Pencanangan GIM dilakukan bersamaan dengan peluncuran produk TabunganKu. Sebagai bagian dari pelaksanaan GIM,
Bank Indonesia dan perbankan telah melakukan kampanye bersama pada tanggal 27 Juni 2012, dimana pada kesempatan tersebut, Wakil Presiden Republik
Indonesia, Bapak Boediono telah menetapkan Hari Rabu setiap awal bulan sebagai Hari Rajin Menabung
Universitas Sumatera Utara
Bank Indonesia selanjutnya mencanangkan HARI RABU setiap awal bulan sebagai HARI RAjin menaBUng dan pembukaan rekening tabungan baru
oleh pelajar dan masyarakat termasuk produk TabunganKu. Untuk tahun 2013, Bank Indonesia bekerja sama dengan 21 Bank yang bergabung dalam Kelompok
Kerja Pokja Edukasi Keuangan dan TabunganKu serta Badan Musyawarah Perbankan Daerah BMPD telah dan akan melaksanakan kampanye GIM pada 9
wilayah di bawah Koordinator Kantor Perwakilan Bank Indonesia, yaitu Makassar, Banjarmasin, Denpasar, Surabaya, Semarang, Bandung, Palembang,
Pekanbaru, dan Medan. Keseluruhan rangkaian acara GIM tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesadaran pelajar dan masyarakat akan pentingnya kebiasaan
menabung sejak usia dini.
TabunganKu adalah tabungan dengan persyaratan mudah dan ringan,
antara lain tidak dibebani dengan biaya administrasi. Produk TabunganKu diselenggarakan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan
budaya menabung. TabunganKu diharapkan dapat menjangkau penduduk dewasa Indonesia yang belum memiliki tabungan di bank. Program TabunganKu
merupakan perwujudan kepedulian perbankan dan Bank Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk tabungan yang sesuai dan sebagai
salah satu untuk meningkatkan budaya menabung.
Universitas Sumatera Utara
Fitur produk TabunganKu dibedakan menjadi 2 dua, yaitu: 1
Fitur Standard Mandatory adalah fitur produk TabunganKu yang harus
diterapkan secara seragam oleh seluruh bank yang meluncurkan produk TabunganKu, yaitu:
Table 2.1 Tabel Fitur ProdukTabunganKu
Fitur Standar Bank Umum
BPRBank Syariah Nama Produk
TabunganKu TabunganKu
Biaya Administrasi Rp.0,-
Rp.0,- Minimum Setoran Awal
Pembukaan Rekening Rp.20.000,-
Rp. 10.000,-
Minimun Setoran Tunai Rp. 10.000,-
- Saldo Minimum
Rp. 20.000,- Rp. 10.000,-
Biaya Penalti Saldo Dorman Rp. 2.000,-bulan
Rp. 1.000,-bulan Minimum Penarikan Tunai di
Counter Rp.100.000,-
Rp. 50.000,-
Biaya Penutupan Rekening Rp. 20.000,-
Rp. 5.000,- Suku BungaBonus Wadiah
2 Rp.0,-
sd Rp.500.000,-tanpa bunga
3 Rp.500.000,-
sd Rp.1.000.000,-bunga
0,25tahun 4
Diatas Rp.1.000.000,-bunga
1tahun 5
Bank umum syariah bonus maksimal setara
dengan 1tahun 6
BPR: 4tahun 7
BPR Syariah: nisbah bagi hasil dengan
indicative rate sekitar 4
Biaya Pengggantian Buku Rp. 0,-
Rp. 0,- Rekening Dorman adalah rekening yang tidak melakukan transaksi selama 6 enam bulan berturut-turut.
Apabila saldo rekening mencapai Rp20.000,00 Bank Umum atau Rp10.000,00 BPRSyariah, maka rekening akan ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan rekening sebesar sisa saldo
BungaBonus Wadiah dihitung berdasarkan saldo harian dan tidak progresif dan dibayarkan mengikuti periode pembayaran masing-masing bank.
Sumber : Website BI, http:www.bi.go.ididperbankankeuanganinklusifIndonesiaContentsDefault.aspx
. , diakses Mei 2016.
Universitas Sumatera Utara
2 Fitur Customized Optional adalah fitur produk TabunganKu yang dapat
dipilih untuk diterapkan oleh bank. Bank dapat memberikan tambahan fitur lainnya kepada produk TabunganKu seperti buku tabungan, lembar
statement, kartu ATM atau layanan jasa perbankan lainnya, selama tidak melanggar kesepakatan bersama.
Sesuai dengan laporan TabunganKu yang berasal dari 74 Bank yang memiliki produk Tabunganku diketahui bahwa sejak diluncurkan pada tahun
2010, jumlah rekening TabunganKu pada April 2014 tercatat sebanyak 12,49 juta rekening.
Gambar 2.1. Grafik jumlah rekening TabnganKu 2010-2014
Sumber : Website BI, http:www.bi.go.ididperbankankeuanganinklusifIndonesiaContentsDefault.aspx.
b Layanan Keuangan Digital LKD
Menjawab tantangan kemudahan dan ketersediaan layanan keuangan di seluruh wilayah Indonesia, Bank Indonesia telah melakukan kajian awal dan uji
Universitas Sumatera Utara
coba branchless banking yang diluncurkan pada Mei 2013. Uji coba dimaksud dilakukan oleh 5 bank dan 2 telco pada 5 provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Selatan. Tujuan dari uji coba dimaksudkan adalah untuk mencari apakah terdapat buying need dari masyarakat dan provider,
bentuk model bisnis, dan pengaturan yang sesuai dengan kondisi Indonesia. Branchless banking ini terutama dilakukan dengan memanfaatkan tingginya
penggunaan telepon genggam, serta kerjasama dengan unit lokal atau agen.
Kegiatan uji coba yang berakhir pada November 2013 ini mendapat apresiasi yang cukup baik dari masyarakat dan pelaku kegiatan uji coba. Hal ini
terlihat dari peningkatan jumlah transaksi, yaitu agen dan jumlah rekening nasabah. Animo masyarakat untuk menabung cukup besar tercermin dari jenis
transaksi yang dilakukan didominasi oleh setoran tunai diikuti dengan transfer dana.
Selanjutnya dari kajian di berbagai negara, disadari bahwa perbankan tidak dapat melakukan kegiatan branchless banking dengan efisien secara sendiri,
namun dibutuhkan kerjasama dengan pihak lain, yaitu terutama perusahaan telekomunikasi. Selain itu, tujuan semula yang hanya berupaya untuk memperluas
akses keuangan, kini semakin berkembang menjadi upaya peningkatan aktivitas ekonomi berbasis teknologi. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka
branchless banking diperluas menjadi Layanan Keuangan Digital LKD. LKD adalah kegiatan layanan jasa sistem pembayaran danatau keuangan terbatas yang
dilakukan tidak melalui kantor fisik, namun dengan menggunakan sarana
Universitas Sumatera Utara
teknologi antara lain mobile based maupun web based dan jasa pihak ketiga agen, dengan target layanan masyarakat unbanked dan underbanked
c Financial Identity Number FIN
Financial Identity Number FIN adalah nomor yang bersifat unik, inherent, lifetime, simple, transparan dan interoperabilitas yang diberikan kepada
masyarakat unbanked people. FIN tersebut akan terkoneksi dengan e-KTP dan informasi mengenai aset dan kewajiban sederhana dari pemegang FIN sehingga
mempermudah perbankan mengenali calon nasabah baru. Tujuan Financial Identity Number FIN adalah untuk:
1 Mengurangi assymetric information risk premium.
2 Mempermudah dan meningkatkan akses keuangan dari masyarakat.
3 Memudahkan lembaga keuangan dalam memperoleh informasi calon
nasabahnasabah. 4
FIN merupakan salah satu program kerja dalam pilar SNKI tentang Pemetaan Informasi Keuangan.
d Sistem Informasi Bagi Petani dan Nelayan SIPN
Dengan kondisi Indonesia sebagai negara agraris dan negara maritim. Produktivitas sektor pertanian dan kelautan memberi kontribusi yang signifikan
terhadap perekonomian nasional, yaitu sekitar 13,3 dari PDB Q-IV 2013 atau merupakan penyumbang ketiga terbesar PDB BPS, 2013. Sementara itu data
BPS juga menunjukkan bahwa sektor ini menyerap tenaga kerja terbesar, yaitu berkisar 35 dari total tenaga kerja. Namun demikian, petani dan nelayan
memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah. Hal ini ditunjukkan dari data jumlah
Universitas Sumatera Utara
penduduk miskin dengan kategori bekerja mayoritas adalah petani sebesar 52,8 BPS, 2013.
Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut, salah satunya adalah dalam sektor pertanian terdapat kebutuhan informasi yang terkini dan tidak dapat diakses
dengan cepat. Adanya assymetric information ini mengakibatkan bargaining position petani dan nelayan tersebut menjadi lemah. Oleh karena itu, dalam
rangka mengatasi permasalahan ini perlu dilakukan penyediaan sistem informasi bagi petani dan nelayan, yaitu harga bahan input seperti harga pupuk, benih, obat
hama, informasi pendukung, seperti cuaca dan cara bercocok tanamdistribusi, serta harga jual produk.
Penyediaan Sistem Informasi Bagi Petani dan Nelayan SIPN atau Mobile Agriculture harus bersifat simple, user friendly dan dengan biaya yang terjangkau.
Salah satu model diseminasi informasi tersebut melalui telepon genggam. Hal ini mengingat cukup tingginya pengguna telepon genggam di Indonesia.
Penyediaan informasi melalui SIPN ini nantinya juga akan membantu menjaga stabilitas inflasi di daerah. Sebagai tahap awal pengembangan SIPN,
sistem informasi yang akan digarap adalah sektor pertanian. Sementara itu, pengembangan tahap selanjutnya adalah sektor perikanan dan sektor lainnya.
SIPN juga akan dikembangkan ke arah lebih interaktif. Hal ini akan dilakukan dengan bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi melalui
program Universal Service Obligation USO, seperti Desa Pintar dan Internet Masuk Desa.
Universitas Sumatera Utara
e Fasilitas Penyaluran Bantuan Pemerintah GtoP
Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyaluran bantuan pemerintah G2P serta meningkatkan keuangan inklusif di Indonesia, Bank
Indonesia bersama kementerian terkait menginisiasikan kegiatan penyaluran dana G2P melalui Layanan Keuangan Digital LKD. Sinergi keduanya memfasilitasi
penyaluran dana bantuan secara non tunai, yaitu melalui rekening uang elektronik. Nantinya dana tersebut dapat diambil di agen LKD Bank yang ditunjuk dan
kedepannya point of cash out dana G2P diupayakan untuk diperluas pada kantor cabang bank dan ATM.
Bagi Pemerintah, adanya diversifikasi lembaga pembayar dana G2P akan mempercepat proses penyaluran, mendorong penurunan biaya penyaluran, dan
mempunyai value added karena akan disertai edukasi pengelolaan keuangan yang baik sehingga diharapkan dapat membantu penerima dana G2P untuk mulai
belajar menyimpan uang. Penyaluran dana G2P melalui LKD akan dimulai dengan pilot project
penyaluran dana Program Keluarga Harapan PKH yang diupayakan dapat dilakukan pada akhir tahun 2014. Pilot project tersebut ditujukan untuk melihat
hambatan yang terjadi di lapangan sehingga dapat diupayakan solusi untuk mengatasinya. Kegiatan pilot project tersebut dilakukan dengan melibatkan
koordinasi antara Bank Indonesia, Kemensos, Bappenas, TNP2K, dan bank peserta pilot project.
Dari hasil pilot project tersebut diharapkan dapat memberikan masukan bagi model bisnis yang akan diterapkan untuk mendukung implementasi pada
tahun 2015. Dengan implementasi tersebut akan menghubungkan masyarakat,
Universitas Sumatera Utara
khususnya penerima dana G2P, sehingga mampu meningkatkan keuangan inklusif di Indonesia.
f Remitansi
Remitansi mempunyai dampak positif bagi peningkatan keuangan inklusif, beberapa kajian mengungkapkan remitansi sebagai bagian dari bentuk transfer
merupakan entry point keuangan inklusif. Dengan kemudahan melakukan transfer dana, akan membantu mengarahkan unbanked menggunakan produk dan layanan
keuangan formal. Pengiriman uang dapat meningkatkan permintaan untuk tabungan atau uang elektronik sebagai sarana untuk menyimpan uang lebih aman.
Selanjutnya, dengan tabungan dan uang elektronik tersebut, track recordunbanked dapat dimonitor dan dianalisa untuk selanjutnya menjadi bagian
penting dalam rangka pemberian pembiayaan. Meskipun biaya remitansi Indonesia cukup rendah dibanding rata-rata
dunia dan Asia, namun ditenggarai biaya keseluruhan untuk melakukan cash- out cukup besar, hal ini disebabkan beberapa faktor, antara lain karena Tenaga
Kerja Indonesia TKI lebih memilih menggunakan sarana remitansi informal akibat kurangnya pengetahuan remitansi yang benar, kurangnya outlet cash-
in formal yang berada dalam jangkauan TKI dan masih terbatasnya outlet cash- out sehingga membutuhkan biaya dan waktu, serta masih rendahnya tingkat
literasi keuangan TKI dan keluarganya.
F. Rencana Kedepan Program Keuangan Inklusif pada KPW BI Sumut