perhitungan koefisien determinasi dengan bantuan program SPSS 15.0 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi R
2
Model 1
R R square
Adjusted R square Std Error of the
estimate 0, 921
0,848 0,837
0,33508
Sumber: Lampiran olah data hasil perhitungan koefisien determinasi.
Nilai adjusted R square sebesar 0,837 menunjukkan variable-variabel motivasi kerja, stress kerja, dan moderasi antara motivasi kerja dengan
stress mampu menjelaskan variasi kinerja karyawan sebesar 83,7. Sedangkan sisanya sebesar 16,3 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model.
F. Pembahasan
Hasil analisis deskriptif menunjukkan secara umum karyawan Ganesha Operation Yogyakarta Cabang Yogyakarta memiliki motivasi kerja yang baik.
Karyawan Ganesha Operation Yogyakarta memiliki stress kerja yang rendah. Karyawan Ganesha Operation Yogyakarta memiliki kinerja yang baik.
Pengujian hipotesis pertama menunjukkan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Motivasi merupakan kondisi kejiwaan dan
sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang
memberikan kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Kebutuhan dapat berupa kebutuhan fisik, kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman dan
kebutuhan sosial. Kebutuhan lain yang tak kalah pentingnya adalah kebutuhan penghargaan, kebutuhan pengakuan serta kebutuhan untuk merealisasikan
seluruh kemampuan yang terdapat pada diri seseorang. Adanya motivasi akan menjadi daya dorong yang mengakibatkan seorang karyawan mau dan rela
menggerakkan kemampuannya dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk suatu kegiatanpekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya. Karyawan Ganesha Operation Yogyakarta yang merasa kebutuhannya terpenuhi selama bekerja di Ganesha Operation Yogyakarta
Cabang Yogyakarta, maka karyawan Ganesha Operation Yogyakarta Cabang Yogyakarta itu akan termotivasi untuk selalu berkarya. Motivasi kerja yang
tinggi dapat memacu kinerja karyawan di Ganesha Operation Yogyakarta untuk bekerja secara optimal sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan
perusahaan. Motivasi dengan kinerja mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena motivasi merupakan suatu dorongan individu untuk berperilaku dan
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Untuk melakukan suatu kegiatan dibutuhkan motivasi yang tinggi sehingga akan menghasilkan hasil dengan
kualitas yang baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rangga Mahardhika, Djamhur Hamid dan Ika Ruhana 2010 yang menyimpulkan
bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadapa kinerja karyawan. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan stress kerja memoderasi
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Adanya motivasi dapat
memacu kinerja karyawan untuk bekerja secara optimal. Sejalan dengan meningkatnya stres, kinerja cenderung naik, karena stres membantu karyawan
untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja, adalah suatu rangsangan sehat yang mendorong para karyawan untuk
menanggapi tantangan pekerjaan. Akhirnya stres mencapai titik stabil yang kira-kira sesuai dengan kemampuan prestasi karyawan.. Selanjutnya bila stress
terlalu besar, kinerja akan cenderung menurun karena stress akan menganggu pelaksanaan pekerjaan. Stress kerja dapat menimbulkan dampak buruk bagi
yang yang bersangkutan dan bagi organisasi. Individu yang tidak dapat menanggulangi stress kerja, cenderung menjadi tidak produktif, malas-malasan,
bekerja dengan tidak efektif dan tidak efisien. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Noviansyah Zunaidah 2011 yang menyimpulkan bahwa pada
penelitian ini variabel stres kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel stres dan motivasi
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan karyawan. Variabel stres kerja lebih berpengaruh dari pada motivasi terhadap
kinerja karyawan.
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Motivasi kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan, sehingga hipotesis motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan terbukti. 2. Moderasi motivasi kerja dengan stress kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan, Sehingga hipotesis motivasi kerja terhadap kinerja karyawan yang dimoderasi oleh variabel stress kerja karyawan
terbukti
B. Keterbatasan
1. Penyebaran kuesioner tidak dilakukan sendiri oleh peneliti melainkan dititipkan pada bagian administrasi sehingga kuesioner tidak kembali semua
respon rate 80. 2. Penilaian kinerja dilakukan sendiri oleh karyawan sehingga hasilnya tidak
obyektif.