12
Diuretik Tiazida Diuretik tiazida bekerja menghambat simporter Na
+
dan Cl
-
di hulu tubulus distal. Sistem transport ini dalam keadaan normal berfungsi membawa Na
+
dan Cl
-
dari lumen ke dalam sel epitel tubulus. Na
+
selanjutnya dipompakan keluar tubulus dan ditukar dengan K
+
, sedangkan Cl
-
dikeluarkan dari kanal klorida.Efek farmakodinamik tiazid yang utama ialah meningkatkan ekskresi natrium, klorida,
dan sejumlah air.Melalui mekanisme tersebut, penurunan tekanan darah dapat terjadi.Contoh obat golongan ini adalah hidroklortiazid, klorotiazid, dan
benztiazid Nafrialdi, 2011. Diuretik Hemat Kalium – Antagonis Aldosteron
Aldosteron merupakan suatu mineralokortikoid yang berperan memperbesar reabsorpsi natrium dan klorida di tubuli distal serta memperbesar
ekskresi kalium. Obat diuretik antagonis aldosteron akan menghambat aldosteron secara kompetitif sehingga timbul efek diuresis yang akan menurunkan tekanan
darah. Contoh obat golongan ini adalah spironolakton dan eplerenon Nafrialdi, 2011.
2.3.2 Golongan ACE – Inhibitor
ACE – Inhibitor menghambat perubahan Angiotensin I menjadi Angiotensin II yang memiliki sifat vasokonstriktor sehingga terjadi vasodilatasi
dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan akan berperan dalam efek
vasodilatasi ACE – Inhibitor. Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah, sedangkan berkurangnya aldosteron akan menyebabkan ekresi air
Universitas Sumatera Utara
13
dan natrium dan retensi kalium. Contoh obat golongan ini adalah captopril, ramipril, dan elanapril Nafrialdi, 2011.
2.3.3 Golongan Angiotensin Receptor BlockerARB
Obat golongan ini bersifat antagonis terhadap angiotensin II, sehingga memiliki mekanisme kerja yakni menduduki reseptor angiotensin II yang
memiliki sifat vasokonstriksi.Oleh karena itulah, tekanan darah dapat diturunkan.Contoh obat golongan ini adalah valsartan, losartan, dan irbesartan
Nafrialdi, 2011.
2.3.4 Golongan Beta Blocker
Beta Blocker menghambat secara kompetitif efek obat adrenergik, baik norephineprin dan ephineprin endogen maupun obat adrenergik eksogen, pada
adrenoreseptor- β.Efek terhadap sistem kardiovaskuler merupakan efek beta
blocker yang terpenting, terutama akibat kerjanya pada jantung.Beta blocker mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard.Disamping itu, hambatan
sekresi renin dari ginjal melalui reseptor β
1
juga menimbulkan efek hipotensif.Sebagian sekresi renin akibat diet rendah natrium juga diblok oleh beta
bloker.Contoh obat ini adalah propanolol, bisoprolol, dan atenolol Setiawati dan Sulistia, 2011.
2.3.5 Golongan Calcium Channel Blocker
Pada otot jantung dan otot polos vaskular, kalsium berperan dalam peristiwa kontraksi. Pada otot jantung mamalia, masuknya Ca
2+
ke dalam sel akan meningkatkan kontraktilitas dari otot jantung melalui peristiwa repolarisasi dan
depolarisasi sel. Ion Ca
2+
masuk ke dalam sel melalui sebuah kanal. Obat golongan calcium channel blockerakanmenghambat masuknya ion Ca
2+
ke dalam
Universitas Sumatera Utara
14
sel sehingga kontraktilitas tidak terjadi. Selain itu, obat golongan ini juga memiliki efek lainnya seperti meningkatkan sedikit konsumsi oksigen pada
jantung sebagai kompensasi akibat penurunan tekanan darah dan denyut jantung.Contoh obat golongan ini adalah nifedipin dan amlodipin Suyatna, 2011.
2.3.6 Golongan Anti Koagulan – Anti Trombotik