Gambaran Penggunaan Obat Anti Diabetes Pada Pasien Gambaran Penggunaan Obat Anti Hipertensi Pada Pasien

25 Berdasarkan Gambar 4.1dapat dilihat bahwa hampir sekitar 36,84 pasien menderita penyakit jantung. Penyakit jantung yang diderita bisa berupa heart failure, congestive heart failure, maupun penyakit jantung koroner. Sekitar 22,80 pasien menderita neuropati sebagai penyakit penyertanya. Selain kedua penyakit tersebut, pasien juga memiliki penyakit penyerta lain seperti tuberkolosis, hematoma, tinea, tumor, gastritis, dan lain-lain. Namun dikarenakan besaran angka yang terjadi sangat kecil, maka penulis membuat satu kategori lain yakni ‘Lainnya’ sebagai gabungan dari beberapa penyakit penyerta tersebut.

4.2 Gambaran Penggunaan Obat Anti Diabetes Pada Pasien

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, gambaran penggunaan obat anti diabetes pada pasien dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Gambaran Penggunaan Obat Anti Diabetes Pada Pasien Penderita Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014 Terapi Golongan Nama Obat Jumlah Resep Persentase Tunggal Insulin Aspart, Aspart + Proaminated Aspart, Detemir 28 46,66 Biguanid Metformin 5 8,33 Sulfonilurea Gliklazid, Glimepirid 14 23,33 Total Penggunaan Obat Tunggal 47 78,33 Kombinasi 2 Obat Sulfonilurea + Biguanid 10 16,66 Insulin + Biguanid 2 3,33 Total Penggunaan Kombinasi 2 Obat 12 20 Kombinasi 3 Obat Insulin + Biguanid + Sulfonilurea 1 1,66 Total Penggunaan Kombinasi 3 Obat 1 1,66 Total Seluruhnya 60 100 Catatan: Obat yang dihitung hanya obat yang diberikan selama pasien menjalani rawat inap. Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa insulin merupakan obat anti diabetes yang paling sering diberikan kepada pasien yang mencapai 28 resep atau Universitas Sumatera Utara 26 sekitar 46,66. Pemberian obat tunggal golongan sulfonilurea mencapai peringkat kedua dari obat anti diabetes yang paling sering digunakan, yakni sekitar 14 resep atau sekitar 23,33. Kombinasi dari sulfonilurea dan biguanid merupakan kombinasi ketiga terbanyak yang diberikan kepada pasien, yakni sekitar 10 resep atau sekitar 16,66. Menurut algoritma terapi, pemberian terapi tungggal obat anti diabetes yang diberikan kepada pasien bisa berupa obat dari golongan sulfonilurea, biguanid, atau insulin saja.Untuk kombinasi 2 obat, dapat digunakan kombinasi dari obat golongan sulfonilurea, dan metformin. Dari data yang ditunjukkan lalu dibandingkan dengan algoritma terapi, maka bisa dikatakan pengobatan yang diberikan untuk mengontrol kadar gula darah pasien sudah tepat terapi Triplitt, 2011.

4.3 Gambaran Penggunaan Obat Anti Hipertensi Pada Pasien

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,gambaran penggunaan obat anti hipertensi pada pasien dapat dilihat pada Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara 27 Tabel 4.3 Gambaran Penggunaan Obat Anti Hipertensi Pada Pasien Penderita Penyakit Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2014 Terapi Golongan Nama Obat Jumlah Resep Persentase Tunggal ACE – I Captopril, Ramipril 12 21,42 CCB Amlodipin 3 5,35 Lainnya 2 3,57 Total Penggunaan Obat Tunggal 17 30,35 Kombinasi 2 Obat ACE – I CaptoprilRamipril + BB Bisoprolol 11 19,64 ARB Valsartan + CCB Amlodipin 2 3,57 Lainnya 4 7,14 Total Penggunaan Kombinasi 2 Obat 17 30,35 Kombinasi 3 Obat ACE – I CaptoprilRamipril + BB Bisprolol + Anti Koagulan AspiletClopidogrel 5 8,92 ACE – I CaptoprilRamipril + BB Bisprolol + Diuretik FurosemidSpironolacton 2 3,57 Lainnya 4 7,14 Total Penggunaan Kombinasi 3 Obat 11 19,64 Kombinasi 4 Obat ACE – I CaptoprilRamipril + ARB Valsartan + BB Bisoprolol + Anti Koagulan AspiletClopidogrel 3 5,35 Lainnya 8 14,28 Total Penggunaan Kombinasi 4 Obat 11 19,64 Total Seluruhnya 56 100 Catatan: Obat yang dihitung hanya obat yang diberikan selama pasien menjalani rawat inap. Keterangan: ACE – I = ACE – Inhibitor; CCB = Calcium Channel Blocker; BB = Beta Blocker, ARB = Angiotensin Receptor Blocker Universitas Sumatera Utara 28 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat pemberian obat anti hipertensi yang paling banyak diberikan adalah pemberian obat tunggal golongan ACE – I. Pemberian obat ini mencapai 12 resep atau mencapai sekitar 21,42. Kombinasi 2 obat yakni golongan obat ACE – I dan BB menjadi terapi kedua yang paling banyak diberikan yakni sekitar 11 resep atau sekitar 19,64. Pemberian kombinasi 3 obat yakni obat anti hipertensi golongan ACE – I, BB, dan juga antikoagulan sebanyak 5 resep atau sekitar 8,92 menjadi terapi obat antihipertensi ketiga yang paling banyak diberikan. Penatalaksanaan terapi hipertensi sendiri menurut Saseen and Maclaughlin, 2011 bisa menggunakan bermacam-macam kombinasi obat.Menurut algoritma terapi pada pasien hipertensi dengan penyakit diabetes melitus sebagai penyakit penyerta, ACE – InhibitorACE – I atauAngiotensin Receptor BlockerARB menjadi terapi pertama yang diberikan, menyusul setelahnya diuretik, Calcium Channel BlockerCCB dan Beta BlockerBB. Untuk pembahasan mengenai pemberian obat anti hipertensi, penulis akan membahas di sub bab selanjutnya.

4.4 Telaah Masalah Terapi Obat