Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang di atas pasal 3 ayat 2 dan 3.
Pergantian auditor atau auditor switching dapat bersifat wajib dan sukarela Febrianto, 24 Mei 2009. Perusahaan yang melakukan Pergantian
auditor secara mandatory tidak akan menimbulkan pertanyaan seperti mengapa auditor diganti atau apa alasan penggantian auditor terjadi?. Hal ini karena
pergantian dilakukan bersifat wajib dan paksaan. Tetapi ketika perusahaan mengganti auditornya secara sukarela voluntary maka akan menimbulkan
kecurigaan khususnya bagi pihak investor. Dalam hal ini peneliti ingin meneliti faktor apa saja yang menjadi pendorong perusahaan melakukan auditor switching
secara voluntary. Sejumlah penelitian telah dilakukan sebelumnya untuk mengetahui faktor
penyebab dari perlakuan perusahaan mengganti auditornya secara sukarela. Ada beberapa faktor yang dapat dikaji sebagai faktor yang berpengaruh terhadap
pergantian auditor. Pertama financial distress yaitu mencerminkan keuangan perusahaan yang sedang dalam kondisi yang sulit. Dalam penelitian ini financial
distress diukur dengan memhitung rasio DER perusahaan. Kwak et al. 2011 menemukan bahwa financial distress dapat digunakan untuk memprediksi auditor
switching yang dilakukan oleh perusahaan klien. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasser et al 2006 menyatakan bahwa financial distress berpengaruh secara
signifikan terhadap pergantian auditor. Sedangkan penelitian yang dilakukan Olivia 2014 menunjukkan bahwa financial distress tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap auditor switching.
5
Reputasi KAP merupakan cerminan tingkat kewajaran penyajian suatu laporan keuangan. Semakin bagus reputasi KAP maka tingkat kepercayaan
pemakai laporan keuangan akan semakin tinggi dan sebaliknya, sehingga perusahaan akan melakukan auditor switching ke KAP yang tergabung dalam Big
4 untuk meningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangannya . Reputasi KAP dibagi menjadi KAP yang tergabung dalam Big 4 dan yang tidak tergabung
dalam Big 4. Dalam penelitian yang dilakukan Divianto 2011 Reputasi KAP memberikan hasil berpengaruh positif terhadap auditor switching. Hasil ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan Astrini 2013 bahwa Reputasi KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching.
Opini auditor mencerminkan bagaimana kualitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan. Setiap perusahaan yang di audit pasti akan
mengharapkan opini wajar tanpa pengecualian untuk meningkatkan kualitas perusahaan dimata para investor. Ketika auditor tidak memberikan opini yang
diharapakan, perusahaan akan melakukan auditor switching. Dari hasil penelitian yang dilakukan Divianto 2011 opini audit memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap auditor switching. Berbeda dengan hasil penelitian yang diperoleh Prahartari 2013 dan Astrini 2013. Penelitian keduanya menunjukkan opini
auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap auditor switching. Manipulasi income dapat terjadi baik dalam perusahaan kecil maupun
perusahaan besar. Semakin besar peluang untuk melakukan manipulasi income maka semakin tinggi pula pengawasan yang dibutuhkan perusahaan, sehingga
perusahaan akan melakukan pergantian auditor agar dapat mendukung fungsi
6
pengawasan tersebut. Penelitian DeFond serta Woo dan Koh dalam Wijaya 2011 memberikan bukti bahwa peluang yang tinggi dalam melakukan manipulasi
income akan mendorong terjadinya pergantian auditor. Sedangkan penelitian yang dilakukan Wijaya 2011 manipulasi income tidak berpengaruh signifikan
terhadap auditor switching. Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dari penelitian ini adalah yang
dilakukan oleh Widiawan 2011. Namun dalam penelitian ini ada beberapa perbedaan, yaitu :
1. Penelitian sebelumnya menggunakan tahun penelitian periode 2003 –
2008 sedangkan penelitian ini menggunakan tahun penelitian periode 2010 – 2014 agar data yang digunakan lebih terkini. Peneliti tidak
memulai tahun penelitian dari 2009 alasannya karena data laporan tahunan pada tahun yang bersangkutan sudah tidak ditemukan dalam
situs www.idx.co.id. 2.
Varibel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu financial distress, reputasi KAP, opini auditor dan manipulasi income, sedangkan
pada penelitian sebelumnya menggunakan variabel opini audit, ukuran perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan klien, masalah keuangan
perusahaan dan ukuran KAP. Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan variabel ukuran perusahaan klien dan pertumbuhan
perusahaan klien karna pengukuran kedua variabel tersebut tidak jauh berbeda yaitu dengan memperhitungkan total aktiva perusahaan dan
dalam peneliti terdahulu kedua variabel tersebut tidak berpengaruh
7
terhadap pergantian auditor. Peneliti menambahkan variabel manipulasi income. Alasannya dikarenakan dalam penelitian ini peneliti
menggunakan stewardship theory yaitu hubungan antara pemegang saham principal dan manajer steward yang mengasumsikan bahwa
manajer akan bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham, demi tercapainya tujuan perusahaan tersebut Susetyo 2009. Sehingga
ada kemungkinan terjadinya manipulasi income yang dilakukan manajer untuk tujuan tertentu.
3. Kemudian penelitian ini menggunakan studi empiris pada perusahaan
pertambangan yang telah listing di BEI, sedangkan penelitian sebelumnya pada perusahaan manufaktur. Alasan peneliti memilih sektor
pertambangan dikarenakan penelitian auditor switching di sektor pertambangan tergolong sangat sedikit. Penelitian auditor switching lebih
banyak mengambil sample pada perusahaan manufaktur. 4.
Penelitian ini melakukan pengujian hanya secara simultan saja. Sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan pengujian secara parsial
dan tidak menggunakan pengujian simultan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka peneliti
mengambil judul “Pengaruh Financial Distress, Reputasi Kantor Akuntan Publik, Opini Auditor dan Manipulasi Income Terhadap Auditor Switching
Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
8