Lembaga Perbankan Syariah .1 Definisi
12
7. Kemitraan
Kemitraan mengacu pada pengertian bekerja sama antara pengusaha dengan tingkatan yang berbeda yaitu antara pengusaha kecil dan
pengusaha besar. Istilah kemitraan sendiri mengandung arti walaupun tingkatannya berbeda, hubungan yang terjadi adalah hubungan yang
setara sebagai mitra kerja.
2.2 Lembaga Perbankan Syariah 2.2.1 Definisi
Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah hukum islam. Menurut undang – undang perbankan syariah
No.12 Tahun 2008, dinyatakan bahwa:
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dala bentuk kredit danatau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat pasal 1
angka 1.
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah disebut bank syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank Pembiayaan Rakyat Syariah Pasal 1 angka 7.
Menurut sudarsono 2004 , Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi di sesuaikan dengan prinsip- prinsip syariah.
Universitas Sumatera Utara
13
Menurut machmud 2009, Bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggagalkan masalah riba dengan tantangan penghindaraan bunga yang di
anggap riba. Bank syariah pertama berdiri di Indonesia sekitar tahun 1992 didasarkan
pada Undang-undang Nomor tahun 1992 sebagai landasan hukum bank dan peraturan pemerintah Nomor 72 tahun 1992 tentang bank umum berdasarkan
prinsip bagi hasil sebagai landasan hukum bank umum syariah . Sebagaimana dijelaskan pada pasal 1 butir 13 Undang-undang, prinsip
syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiataan usaha, atau
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prisip bagi hasil mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip
penyertaan modal musharakah, prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip
sewa murni tanpa pilihan ijarah atau dengan adanya pilihan pemindahan kepimilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa
iqtina. Ada sejumlah perbedaan yang mendasar antara bank syariah dan bank
konvensional. Perbedaan itu menyangkut aspek legal, stuktur organisasi, usaha yang dibiaya, dan lingkungan kerja.
Universitas Sumatera Utara
14
Tabel 2.1 : Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
Sumber : Perbandingan antara bank syariah dan konvensional Muhammad Syafi’i, 2001
Mengenai prinsip bagi hasil yang menjadi pembeda antara bank syariah dan konvensional. Dimana Bank Syariah menggunakan prinsip bagi hasil
sedangkan bank konvensional menggunakan sistem bunga. No
Aspek Bank Syariah
Bank Konvensional 1
Akad Aspek Legalitas
Hukum Islam dan Hukum Politik
Hukum Positif 2 Lembaga
Penyelesaian Sengketa
Badan Abitrase Muamalat Indonesia BAMUI,
sekarang sedang diupayakan
pembentukkan pengganti Badan Abitrase Syariah
Nasional BASYARNAS Badan Abitrase Nasional
Indonesia BANI
3 Struktur Organisasi
Ada Dewan Syariah Nasional DSN dan
Dewan Pengawas Syariah DPS
Tidak ada DNS dan DPS
4 Investasi
Halal Halal dan haram
5 Prinsip Operasional
Bagi hasil, jual beli, sewa Perangkat bunga
6 Tujuan
Profit dan falah oriented Profit oriented
7 Hubungan Nasabah
Kemitraan Debitor – Kreditor
Universitas Sumatera Utara
15
Tabel 2.2 : Perbedaan Antara Bunga dan Bagi Hasil
No Bunga Bagi
Hasil 1.
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu
untung. Penetuan besarnya rasio nisbah bagi
hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan
untung rugi.
2. Besarnya persentase berdasarkan
pada besarnya jumlah uangmodal yang dipinjamkan.
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh.
3. Pembayaran bunga tetap seperti
yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh
pihak nasabah untung atau rugi. Bagi hasil bergantung pada
keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
4. Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan
ekonomi sedang “booming”. Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai peningkatan jumlah pendapatan.
5. Eksistensi bunga diragukan kalau
tidak dikecam oleh semua agama, termasuk islam.
Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.
Sumber : Ibid ,hal 61 dalam buku gemala Dewi , 2004