3.2. Tata Cara Pendirian BLUD
Pendirian dari BLUD meliputi syarat substantif, syarat teknis dan syarat administratif.
1. Syarat substantif, meliputi: a. Penyediaan jasa dan atau barang layanan umum; b. Pengelolaan suatu wilayah dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian atau layanan umum; c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka
meningkatkan ekonomi dan atau pelayanan kepada masyarakat.
2. Syarat teknis, meliputi: a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteripimpinan lembagakepala SKPD sesuai
dengan kewenangannya; dan b. Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU.
3. Syarat Admistratif, meliputi: a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat; b. Pola tata kelola; c. Rencana strategis bisnis; d. Laporan keuangan pokok; e. Standar
pelayanan minimum; dan f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen. Dari dokumen persyaratan di atas, disampaikan kepada Menteri TeknisGubernur, BupatiWalikota untuk persetujuan
dan diserahkan kepada Menteri Keuangan untuk memperoleh pengesahan.
BLUD dapat memungut biaya dari masyarakat sebagai imbalan atas baranglayanan jasa yang diberikan. Imbalan yang ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per
investasi dana. Menteri Pimpinan Lembaga mengusulkan tarif layanan, dan selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sesuai dengan kewenangannya. Penentuan tarif harus dengan pertimbangan kontinuitas dan
pengembangan layanan; daya beli masyarakat; asas keadilan dan kepatutan; dan kompetisi yang sehat.
BLUD dapat menerima hibah yang tidak mengikat, dan diperlakukan sebagai pendapatan dari BLUD. Begitu juga penerimaan anggaran yang diperoleh dari APBND diperlakukan sebagai pendapatan BLUD. Sedangkan hibah
terikat yang diperoleh dari masyarakat atau Badan lain merupakan pendapatan yang harus diperlakukan sesuai peruntukannya.
Dana dari APBND, hibah tidak terikat, pendapatan dari pemberian layanan dan pendapatan hasil kerjasama dengan pihak lain dapat dikelola langsung untuk membiayai operasional dari BLUD.
BLUD dapat memberikan piutang sehubungan adanya penyerahan jasa dan atau barang atau adanya suatu transaksi. Disamping itu BLUD juga dapat melakukan utang sehubungan dengan kegiatannya. BLUD juga dapat
melakukan investasi jangka panjang dengan seizin MenteriKepala daerah. Keuntungan dari investasi menjadi pendapatan BLUD.
Pejabat pengelola BLUD dan pegawai BLUD dapat berasal dari pegawai negeri sipil PNS dan tenaga profesional non PNS sesuai dengan kebutuhan BLUD.
Pengaturanregulasi tentang BLUDaerah mengenai nomenklatur, jumlah dan jenis, susunan organisasi, tugas dan fungsi ditetapkan dengan peraturan Kepala Daerah, dengan memperhatikanmerujuk terlebih dahulu pada Perda
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja SOTK yang berlaku. Adapun contoh Perda atas pembentukan BLUD dapat dilihat pada lampiran pedoman ini.
3.3. Tata Cara Pendirian Perusahaan Daerah PD