Arahan Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Kota Pagar Alam

(1)

ST]RAT

KETTRANGAI\I

PEI\TYERAHAN

HAK

EKSKLUSIF

Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini, penulis bersedia:

*Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlakq untuk kepentingan riset dan pendidikan".

Aris

Pemrna

1.06.05.004 Bandung,

28Maret20l2

Penulis,


(2)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Disusun Oleh : ARIS PERMANA

1.06.05.004

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(3)

ARAHAN

PENGEMBAIYGAN

OB.IEK WISATA

AIR

TERJTIN

KOTA

PAGAR

ALAM

TUGAS

AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh

Gelar Sarjana Strata Satu (Sl) Padalurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Disusun

Oleh:

ARIS PERMANA

1.06.05.004 Menyetujui Bandung,

20Maret2Dl2

Pembimbing

I

Pembimbing

II

A"t

Dr. In Lia Warlina. M.

SL NIP.4127 7017 006

Ketua

Mengetahui,

Perencanaan Wilayah dan Kota,

ii

NrP.4127 70 17 005

{ffi


(4)

iii

Terjun Kota Pagar Alam”. Tujuan yang ingin dicapai adalah merumuskan arahan bagi pengembangan objek wisata air terjun Kota Pagar Alam. Sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi dan masalah objek wisata air terjun, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah untuk objek wisata air terjun, mengidentifikasi persepsi pengelola di objek wisata air terjun, dan merumuskan arahan pengembangan objek wisata air terjun Kota Pagar Alam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan dan masukan (rekomendasi) bagi Pemerintah Kota Pagar Alam, khususnya Dinas Pariwisata dan Seni Budaya.

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan matriks. Potensi dan masalah objek wisata air terjun, diidentifikasi dengan meninjau 5 (lima) aspek (atraksi/daya tarik, servis, promosi, aksesibilitas dan informasi). Berdasarkan 5 (lima) aspek diatas penelitian ini juga mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah untuk objek wisata air terjun dan persepsi pengelola objek wisata air terjun.

Arahan pengembangan di 3 (tiga) objek wisata air terjun Kota Pagar Alam untuk aspek atraksi adalah dioptimalkannya sarana penunjang daya tarik objek wisata air terjun. Arahan dari aspek servis adalah penambahan fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata. Arahan untuk aspek promosi adalah penetapan jadwal promosi, pencetakan boklet atau brosur dan buku panduan pariwisata. Arahan dari aspek transportasi adalah dengan meningkatkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana angkutan. Khusus untuk objek wisata Air Terjun Cughup Mangkok arahan untuk aspek transportasi ini adalah penambahan jalur atau trayek untuk sarana angkutan umum yang menuju ke kawasan objek wisata. Arahan dari aspek informasi berupa pembuatan peta lokasi wisata, buku petunjuk, boklet atau brosur objek wisata air terjun dalam bentuk cetakan dan on line (website).


(5)

iv

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan, serta salawat dan salam juga penulis panjatkan kepada Nabi besar Muhammad saw. Penulis sangat berbahagia atas terselesaikannya Tugas Akhir yang berjudul “Arahan Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Kota Pagar Alam”. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tinggi di Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Selama melakukan penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari betul bahwa tanpa bimbingan dan motivasi dari kedua pembimbing saya, Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan penghargaan tertinggi penulis haturkan kepada Dosen Pembimbing I, Ibu Dr. Ir. Lia Warlina, M.Si., dan Dosen Pembimbing II, Bapak Tatang Suheri ST., MT., selain itu ucapan terima kasih juga disampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam bentuk meteri maupun moril, sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Papa dan Mama selaku orang tua yang telah memberikan dorongan, semangat, kasih sayang serta doa yang tiada henti-hentinya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Untuk Tugas Akhir ini, meski Papa tak bisa melihat lagi anaknya sukses mewujudkan salah satu cita-citanya menjadi Sarjana, tapi saya yakin Papa akan tersenyum di Surga. kembali saya dedikasikan sebagai suatu penghormatan dan tanda bukti khusus kepada Beliu.

2. Ibu Rifiati Safariah, ST., MT., dan Bapak Hary Wibowo, ST., selaku dosen pembahas yang sangat membantu dalam memberikan masukan sumbangan pemikiran yang berarti bagi materi Tugas Akhir ini pada saat sidang pembahasan.


(6)

v

berarti bagi materi Tugas Akhir ini pada saat sidang ujian (akhir).

4. Seluruh staf pengajar Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Komputer Indonesia Ibu Ir. Romeiza Syafriharti, MT., Ibu Dr. Lia Warlina, M.Si., Ibu Rifiati Safariah, ST., MT., Bapak Tatang Suheri., ST., MT., dan dosen lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala ilmu, bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis selama duduk dibangku kuliah.

5. Staf Sekertariat Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Komputer Indonesia Mba Vitri yang telah membantu penulis dalam penyediaan surat-surat buat penelitian dan lain-lain.

6. Staf perpustakaan UNIKOM dan Departemen Teknik Planologi ITB, yang telah membantu penulis dalam mendapatkan referensi yang terkait dengan materi Tugas Akhir ini.

7. Bapak Mokhamad Said, SE., ME., dan Tante Rumi selaku pemimpin, beserta staf yang ada di Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam, atas pelayanan dan keramahtamahan yang diberikan pada saat kerja praktek, survey lapangan, serta dalam penyediaan data-data tentang obyek wiasata Air Terjun Kota Pagar Alam.

8. Seluruh petugas objek wisata Air Terjun di Kota Pagar Alam selaku responden atas kerjasamanya dalam memberikan informasi tentang objek wisata Air Terjun di Kota Pagar Alam.

9. Adik Ku tercinta Rien Herdiani, yang sangat membantu disetiap penulis membutuhkan kehangatan, semangat serta dorongan dan bimbingan keluarga serta menjadi motivator penulis selama menyelesaiakan Tugas Akhir ini. 10.Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan doa serta motivasi selama

penulis menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

11.Teman-teman Satu Kontrakan Kakak Ady Fikri, SKM., M.Kes., Kakak Febri Haryadi, AMKG., Kakak Nopriyaddin, AMAK., Yandri Friansyah, Febri Tanrizkiawan, Hendripli, dan Eko Diansyah. Yang memberikan motivasi yang sangat besar ke pada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.


(7)

vi

penulis sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

13.Semua teman-teman jurusan Teknik Prencanaan Wilayah dan Kota, khususnya angkatan 2005, trimakasih untuk kerja samanya semoga pertemanan ini tidak akan pernah terputus.

14.Teman-teman Club Honda Astrea Supra Team (HAST) Bandung, yang selalu menghibur, memberikan semangat dan dorongan dikala suntuk mengerjakan Tugas Akhir ini, terima kasih atas semua kebaikan dari kalian.

15.Sahabat penulis angkatan 2005; Alm. Dadan Ramdani, Musrihal ST., Desty ST., Wati ST., Fredy ST., Widi ST., Richard, Fajar, dan Shidik, terima kasih atas perhabatannya dan kebersamaan yang indah selama ini yang tidak akan pernah penulis lupakan, serta selalu setia menjadi teman diskusi dalam penyususnan Tugas Akhir ini.

16.Teman-teman penulis seperjuangan yang juga menyelesaikan laporan Tugas Akhir, Jiwa, Shidik, Nunu, dan Yusran. Terima kasih atas kebersamaan selama penyelesaian Tugas Akhir ini, terima kasih atas diskusi-diskusinya, tukar pikirannya, saran serta usulan selama penyusunan Tugas Akhir ini “Akhirnya kita sarjana juga”.

17.Semua alumni dan mahasiswa angkatan 2000 hingga 2011 Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota UNIKOM BANDUNG, terima kasih atas kebersamaannya selama masih kuliah dan segala dukungan moral serta doanya.

18.Terima kasih kepada sodara Kani Mahardika, ST., yang telah membantu penulis dalam pembuatan dan pengeditan peta objek wisata Air Terjun Kota Pagar Alam.

19.Teman satu tongkrongan The J Boet Mamet, Isa, Jamal, Jove, Rio, Gerry, Agung, Hendy, dan lain-lain yang selalu menghibur, memberikan semangat dan dorongan dikala suntuk mengerjakan Tugas Akhir ini, terima kasih atas semua kebaikan dari kalian.

20.Teman satu Band Arif, Tewo, dan Mirza, yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Penulis


(8)

vii

menjadi semangat dalam menjalani hari-hari dan menjadi sumber inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir maupun dalam menciptakan lagu-lagu yang harmoni, mari kita bersama-sama menata masa depan yang lebih baik melalui karya dan seni musik kita.

21.Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Semoga Allah SWT akan membalas kebaikan dan bantuan yang telah bapak/ibu, keluarga, sahabat, dan teman-teman berikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa hasil studi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis hargai. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberi manfaat yang berarti bagi kita semua, Amin.

Bandung, 20 Maret 2012


(9)

viii HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang... 1.2Rumusan Masalah... 1.3Tujuan dan Sasaran... 1.3.1Tujuan... 1.3.2Sasaran... 1.3.3Manfaat Penelitian... 1.4Ruang Lingkup Penelitian... 1.4.1Ruang Lingkup Subtansi... 1.4.2Ruang Lingkup Wilayah... 1.4.3Variabel Penelitian... 1.5Metodologi Penelitian... 1.5.1Metode Pengumpulan Data... Teknik Pengumpulan Data... 1.5.2Metode Analisis... 1.6Sistematika Pembahasan...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pariwisata... 2.1.1 Pariwisata... 2.1.2 Wisatawan... 2.1.3 Jenis dan Macam Pariwisata...

i ii iii iv viii xii xv 1 5 7 7 7 7 7 8 8 8 10 10 10 11 13 15 15 18 19


(10)

ix

2.2.1 Objek dan Daya Tarik (Atraksi) Wisata... 2.2.2 Pengembangan Atraksi Wisata... 2.2.3 Pengembangan Atraksi Wisata Air... 2.2.4 Penggolongan Atraksi Wisata Air... 2.2.5 Karakteristik Wisata Air... 2.2.6 Jenis Wisata Air... 2.2.7 Fasilitas Wisata Air... 2.2.8 Dasar Pertimbangan Pengembangan Atraksi Wisata Air... 2.2.9 Kriteria Keberhasilan Pengembangan Atraksi Wisata Air... 2.2.10 Fasilitas Wisata (Sarana dan Prasarana)... 2.2.11 Aksesibilitas... 2.3 Tujuan Pariwisata... 2.3.1 Objek Wisata... 2.3.2 Daya Tarik Wisata... 2.4 Perencanaan Pariwisata... 2.5 Komponen Pengembangan Pariwisata... 2.5.1 Komponen Sendian (Supply) Pariwisata... 2.5.2 Komponen Permintaan (Demand) Pariwisata... 2.6 Faktor-faktor Eksternal Pariwisata... 2.7 Dampak Pariwisata... 2.7.1 Dampak Positif... 2.7.2 Dampak Negatif...

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI OBJEK WISATA AIR TERJUN KOTA PAGAR ALAM

3.1 Gambaran Umum Kota Pagar Alam... 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kota Pagar Alam... 3.1.2 Letak Geografis dan Batasan Daerah Kota Pagar Alam... 3.2 Gambaran Umum Pariwisata di Kota Pagar Alam...

3.2.1 Wisata Alam dan Minat Khusus... 22 25 27 28 29 30 31 33 34 35 38 38 38 39 39 40 40 42 43 46 46 47 49 49 51 53 54


(11)

x

3.2.4 Wisata Argo... 3.3 Gambaran Umum Objek Wisata Air Terjun di Kota Pagar Alam....

3.3.1 Air Terjun Lematang Indah... 3.3.2 Pola Hubungan Jarak antara Objek Wisata Air Terjun...

Lematang Indah dengan Objek Wisata Lain di Sekitarnya... 3.3.3 Air Terjun Cughup Embun... 3.3.4 Pola Hubungan Jarak antara Objek Wisata Air Terjun...

Cughup Embun dengan Objek Wisata Lain di Sekitarnya... 3.3.5 Air Terjun Cughup Mangkok... 3.3.6 Pola Hubungan Jarak antara Objek Wisata Air Terjun...

Cughup Mangkok dengan Objek Wisata Lain di Sekitarnya... 3.4 Faktor Pendukung Pariwisata... 3.4.1 Sarana dan Prasarana Transportasi... 3.4.2 Fasilitas Akomodasi... 3.4.3 Fasilitas Pendukung Kegiatan Pariwisata Lainnya...

BAB IV IDENTIFIKASI ARAHAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN KOTA PAGAR ALAM

4.1 Identifikasi Potensi dan Masalah Objek Wisata Air Terjun... 4.1.1 Identifikasi Potensi dan Masalah Objek Wisata Air Terjun...

Lematang Indah... 4.1.2 Identifikasi Potensi dan Masalah Objek Wisata Air Terjun...

Cughup Embun... 4.1.3 Identifikasi Potensi dan Masalah Objek Wisata Air Terjun...

Cughup Mangkok... 4.2 Kebijakan-kebijakan Pemerintah untuk Objek Wisata Air Terjun...

Kota Pagar Alam... 4.3 Identifikasi Persepsi Pengelola Objek Wisata Air Terjun... 4.4 Arahan Pengembangan Objek Wisata Air Terjun...

4.4.1 Arahan Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Lematang..

67 68 68 72 77 81 86 89 94 94 95 99 104 106 126 140 152 157 163


(12)

xi

Embun... 4.4.3 Arahan Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Cughup..

Mangkok...

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan... 5.2 Rekomendasi... 5.3 Kelemahan Studi... 5.4 Studi Lanjutan...

DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...

173

180

186 188 189 190

192 195


(13)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan langsung dengan penelitian ini meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup studi, manfaat penelitian, metodologi yang digunakan, kerangka pemikiran dalam studi ini serta sistematika pembahasan. Masing-masing bagian tersebut akan diuraikan berikut ini.

1.1 Latar Belakang

Propinsi Sumatera Selatan sangat kaya akan potensi wisata, baik itu berupa objek dan daya tarik wisata alam, budaya, sejarah, dan minat khusus. Tetapi perkembangan pariwisata di Sumatera Selatan tidak tersebar merata yang hanya terdapat pada objek-objek wisata yang dikenal wisatawan seperti, Jembatan Ampera dan Sungai Musi, Taman Bukit Siguntang, Air Terjun Lamatang, Goa Putri dan lain sebagainya. Sebenarnya masih banyak kawasan-kawasan di Sumatera Selatan yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan menjadi objek wisata dan belum diteliti salah satunya terdapat di Kota Pagar Alam.

Kota Pagar Alam adalah salah satu Kota dalam Propinsi Sumatera Selatan yang di bentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2001 ( Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4115). Sebelumnya Kota Pagar Alam secara Geografis berada pada posisi 4o Lintang Selatan (LS) dan 103, 15o Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah 63.366 Lintang Selatan Ha (633.66 Km2) dan terletak sekitar 298 km dari Kota Palembang serta berjarak 60 km di sebelah barat daya dari Ibu Kota Kabupaten Lahat.

Letak Kota Pagar Alam berbatasan dengan kecamatan – kecamatan yang ada dalam Kabupaten Lahat Propinsi Sumatera Selatan yaitu sebagai berikut : Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Propinsi Bengkulu

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat

Sebelah Barat : Dengan Kecamatan Tanjung Sakti Kabupaten Lahat. Bisa dilihat pada Gambar 1.1


(14)

Gambar 1.1

Peta Administrasi Kota Pagar Alam


(15)

Melihat visi dari Kota Pagar Alam adalah Terwujudnya Kota Pagar Alam menjadi Kota Agribisnis dan Pariwisata Bernuansa Islami. Berdasarkan visi tersebut maka penggerak utama pembangunan Kota Pagar Alam adalah bidang Agribisnis dan Pariwisata. Selama ini kedua bidang tersebut sudah menjadi andalan Kota Pagar Alam dalam menghasilkan pendapatan asli daerah (RIPPDA,2004).

Sebagai atap Daerah Propinsi Sumatera Selatan, Kota Pagar Alam berada pada ketinggian 100 – 1000 mdl (meter dari permukaan laut) dari luas wilayah dataran tinggi di daerah ini berada dibawah kaki Gunung Dempo ± 3159 Meter. Kota Pagar Alam mempunyai banyak sungai, diantaranya Sungai Lematang, Sungai Selangis Besar, Sungai Selangis Kecil, Sungai Air Kundur, Sungai Betung, Sungai Air Perikan sedangkan Sungai Endikat merupakan sungai yang membatasi dengan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat. Suhu di Kota Pagar Alam berkisar anatara 14o C sampai dengan 34o C . Jarak wilayah kecamatan dengan desa atau kelurahan dengan ibukota pemerintahan. Kecamatan terdekat dengan ibukota pemerintahan adalah Kecamatan Pagar Alam Utara sedangkan kecamatan yang terjauh dari ibukota pemerintahan adalah Kecamatan Dempo Selatan.

Salah satu potensi wisata di Kota Pagar Alam yang perlu untuk dikembangkan adalah wisata air terjun Kota Pagar Alam. Wisata ini terletak di perbatasan Propinsi Sumatera Selatan dan Propinsi Bengkulu. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Pagar Alam 2004 sebagai panduan pengembangan pariwisata di Kota Pagar Alam meyebutkan bahwa terdapat beberapa wilayah di Kota Pagar Alam yang berpotensi untuk dikembangkannya sektor pariwisata. Dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Pagar Alam tahun 2004 juga disebutkan beberapa jenis wisata yang dikembangkan di wilayah administrasi Kota Pagar Alam, salah satunya adalah wisata air terjun.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam, angka kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Kota Pagar Alam pada 2009 mencapai 30.000 orang. Sementara realisasi kunjungan wisatawan hingga Oktober 2010 sekitar 35.000 orang dari target 40.000 orang. Setiap


(16)

masing-masing objek wisata memiliki kelebihan atau potensi wisata yang berbeda satu sama lainnya, keragaman potensi ini menyebabkan perbedaan jumlah kunjungan yang datang ke tiap-tiap objek wisata. Selengkapnya mengenai jumlah pengunjung dari tahun 2006 s/d 2008 di sajikan pada tabel 1.1

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung ke Objek Wisata Air Terjun Kota Pagar Alam

Obyek Wisata Tahun

2006 2007 2008 2009* 2010*

Air Terjun

Lematang Indah 10.990 13.219 18.712 20.304 22.783 Air Terjun

Curup Embun 6.231 8.430 9.211 10.378 13.457

Air Terjun

Curup Mangkok 7.765 8.006 9.076 10.103 12.658

Sumber :Data arus kunjungan dan PAD Kota Pagar Alam 2008, Disparbud Kota Pagar Alam

*Pengelola objek wisata air terjun Kota Pagar Alam

Jika dilihat dari tabel di atas, maka terdapat perbandingan jumlah wisatawan yang cukup signifikan antara objek - objek wisata air terjun yang terdapat di Kota Pagar Alam, sehingga diperlukan suatu penelitian untuk mengidentifikasi potensi objek wisata air terjun, yang terdapat di dalamnya serta mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi sebagai bahan untuk arahan pengembangan objek wisata air terjun Kota Pagar Alam sebagai rekomendasi yang dapat diterapkan dalam pengembangan objek wisata air terjun Kota Pagar Alam.

Pada akhirnya perlu adanya arahan pengembangan terhadap objek wisata air terjun di Kota Pagar Alam dalam rangka memaksimalkan sumbangan sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Disisi lain, arahan pengembangan objek wisata air terjun ini juga dapat menjadi bahan masukan untuk pemerintah kota dalam rencana-rencana pengembangan pariwisata di Kota Pagar Alam. Sehingga diharapkan output dari penelitian ini dapat memudahkan pemerintah Kota Pagar Alam dalam pengembangan pariwisata sesuai dengan perencanaan yang ada di daerah tersebut.


(17)

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dilakukanlah penelitian dengan

judul Arahan Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Kota Pagar Alam

.

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memberikan arahan ke pada Dinas terkait yaitu Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam dalam pengembangan objek wisata sehingga di dapat potensi-potensi wisata yang potensial untuk pengembangan objek wisata air terjun Kota Pagar Alam sebagai rekomendasi yang dapat diterapkan dalam pengembangan objek wisata air terjun Kota Pagar Alam, sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat dijadikan acuan pengembangan objek wisata air terjun di masa depan yang sesuai dengan harapan agar dapat memberikan kepuasan dalam berwisata.

1.2 Rumusan Masalah

Sebagai salah satu tujuan wisata di Kota Pagar Alam, maka objek wisata ini harus dapat menarik minat wisatawan dan juga pengunjung untuk datang dan dalam pengembangannya menjadikan objek wisata ini sebagai tujuan utama. Keberhasilan suatu pengembangan pariwisata di suatu daerah tujuan wisata sangat bargantung pada 5 (lima) faktor utama, elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut (Gunn, 2002:41-57), yaitu:

1. Atraksi; merupakan daya tarik utama orang melakukan perjalanan, atraksi memiliki dua fungsi yaitu sebagai daya pikat, perangsang orang untuk melakukan perjalanan dan sebagai pemberi kepuasan kepada pengunjung. Sedangkan menurut Derektorat Jendral Pariwisata Republik Indonesia dan Pearce, 1989:26, daya tarik (Attraction), hal-hal yang dapat menarik pengunjung dibedakan lagi menjadi 2 (dua): 1. Site Attraction : tempat alami maupun buatan yang dapat menarik minat pengunjung untuk datang seperti, alam yang indah, tempat bersejarah, adat-istiadat, dan lain-lain. 2. Even Attraction : kejadian yang dapat jadi perhatian bagi pengunjung seperti, festifal, pameran, pesta, olah raga, dan lain-lain.

2. Servis; merupakan pelayanan atau fasilitas-fasilitas yang disediakan termasuk di dalamnya fasilitas restoran atau rumah makan, agen perjalanan, serta toko-toko yang menyajikan barang khas daerah.


(18)

3. Promosi; merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat dilakukan oleh pemerintah atau suwasta. Kegiatan promosi ini dapat di lakukan dengan memasang iklan melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan intentif, misalnya pemotongan tiket masuk.

4. Transportasi; merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan yang berarti pula sebagai aksesibilitas atau kemudahan untuk mencapai ke suatu lokasi daya tarik wisata.

5. Informasi; adanya informasi perjalanan, informasi dapat di sajikan dalam bentuk peta, buku petunjuk, artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet.

Secara umum permasalahan yang ada dalam kawasan wisata air terjun di Kota Pagar Pagar Alam ini adalah :

1. Apa saja potensi dan masalah objek wisata air terjun yang ada di Kota Pagar Alam?

2. Kebijakan-kebijakan apa saja yang pemerintah buat, untuk mengatur objek wisata air terjun Kota Pagar Alam?

3. Bagaimana persepsi pengelola di objek wisata air terjun Kota Pagar Alam? 4. Bagaimana arahan pengembangan untuk objek wisata air terjun Kota Pagar

Alam di masa yang akan datang, sebagai sektor unggulan PAD Kota Pagar Alam?


(19)

1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan arahan bagi pengembangan objek wisata air terjun Kota Pagar Alam. Hasil dari penelitian tersebut dapat dijadikan acuan dalam upaya peningkatan objek wisata air terjun.

1.3.2 Sasaran

Berdasarkan tujuan di atas, maka sasaran yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi potensi dan masalah objek wisata air terjun yang ada di Kota Pagar Alam.

2. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah untuk wisata air terjun Kota Pagar Alam.

3. Mengidentifikasi persepsi pengelola di objek wisata air terjun Kota Pagar Alam.

4. Merumuskan arahan pengembangan objek wisata air terjun Kota Pagar Alam.

1.3.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian objek wisata air terjun Kota Pagar Alam ini adalah memberikan arahan bagi pihak-pihak berkepentingan dalam kepariwisataan khususnya Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam dalam melakukan perbaikan dan peningkatan objek dan daya tarik bagi kawasan wisata air terjun Kota Pagar Alam.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini di bagi menjadi dua (2), yaitu Ruang Lingkup Subtansi dan Ruang Lingkup Wilayah.


(20)

1.4.1 Ruang Lingkup Subtansi

Ruang lingkup subtansi yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam, Pengelola objek wisata air terjun Kota Pagar Alam, objek wisata Air Terjun Lematang Indah di Kecamatan Dempo Selatan, objek wisata Air Terjun Curup Embun di Kecamatan Pagar Alam Selatan, dan yang terakhir objek wisata Air Terjun Curup Mangkok di Kecamatan Pagar Alam Selatan. Materi penelitian mengenai identifikasi arahan pengembangan objek wisata Air Terjun di Kota Pagar Alam memiliki batasan objek yang diteliti antara lain meliputi :

1. Potensi dan masalah objek wisata air terjun yang ada di Kota Pagar Alam. 2. Kebijakan-kebijakan pemerintah untuk objek wisata air terjun Kota Pagar

Alam

3. Persepsi pengelola di objek wisata air terjun Kota Pagar Alam dalam kegiatan pariwisata di wilayah studi

4. Memberikan Arahan atau Rekomendasi objek wisata untuk pengembangan pariwisata di wisata air terjun Kota Pagar Alam.

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah objek wisata air terjun Kota Pagar Alam yang terdiri dari tiga (3) obyek daya tarik wisata (ODTW), yaitu :

1. Air Terjun Lematang Indah 2. Air Terjun Curup Embun 3. Air Terjun Curup Mangkok

1.4.3 Variabel Penelitian

Penelitian akan dilakukan berdasarkan sasaran-sasaran yang melingkupi kondisi eksisting kawasan pariwisata, karakteristik masyarakat lokal kawasan pariwisata, serta model kemitraan di kawasan pariwisata. Berikut dibawah ini adalah tabel 1.2 aspek dan variabel-variabel yang akan diteliti.


(21)

Tabel 1.2 Variabel Yang Diteliti

No Sasaran Variable Survey Sumber

Skunder Primer

1

Mengidentifikasi potensi dan masalah objek wisata Air Terjun yang ada di Kota Pagar Alam.

Potensi  Atraksi  Servis  Promosi  Transportasi  Informasi    RTRW  RIPPDA  Observasi Masalah 2

Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah untuk wisata Air Terjun Kota Pagar Alam.

 Peraturan-peraturan yang

mengatur tentang pariwisata 

 PERDA

 RIPPDA

 Keputusan Walikota Pagar Alam

 Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Sektor Pariwisata

3

Identifikasi persepsi pengelola objek wisata Air Terjun Kota Pagar Alam

 Retrebusi tarif masuk kawasan

 Waktu kunjungan

 Informasi tentang objek wisata air terjun

 Aktivitas pengunjung

 Keluhan pengunjung

 Pola kunjungan

 Kendala pengembangan

  Observasi/Koesioner

4 Mengidentifikasi arah

pengembangan objek wisata Air Terjun Kota Pagar Alam.

 Lokasi

 Sarana dan fasilitas   RTRW Observasi


(22)

1.5 Metodologi Penelitian

Guna mencapai tujuan dan sasaran penelitian, maka digunakan dua metode penelitian antara lain sebagai berikut :

1.5.1 Metode Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Survei Sekunder

Dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu dengan mengumpulkan data dari berbagai instansi, dinas, lembaga terkait antara lain; data jumlah kunjungan ke objek wisata air terjun Kota Pagar Alam, data statistik kepariwisataan Kota Pagar Alam, data RENSTRA (Rencana Strategis) Dinas Pariwisata Kota Pagar Alam, RIPP (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata) Kota Pagar Alam, RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kota Pagar Alam diperoleh untuk mengetahui apa saja rencana tata ruang dan strategi pengembangan kawasan wisata Kota Pagar Alam. Selain itu studi kepustakaan juga dilakukan untuk mengkaji teori dan informasi yang berhubungan dengan persepsi dan preferensi pengunjung tentang objek dan daya tarik wisata air terjun Kota Pagar Alam.

2. Survei Primer

Cara pengambilan data yang dilakukan melalui kuesioner kepada responden dalam hal ini adalah pengelola objek wisata air terjun, serta melakukan observasi langsung ke lapangan. Observasi lapangan dilakukan untuk melihat kondisi eksisting objek wisata air terjun Kota Pagar Alam yang dijadikan sebagai objek studi penelitian.

3. Studi Literarur

Studi literatur dilaksanakan untuk memperoleh gambaran teoritis mengenai topik penelitian, yaitu identifikasi potensi pariwisata dari aspek sendian dan permintaan, serta arahan pengembangan pariwisata yang akan


(23)

di rumuskan, dengan tujuan untuk memperoleh dukungan teoritis yang kuat dalam melaksanakan penelitian.

1.5.2 Metode Analisis

Dalam studi ini digunakan metode deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam secara sistematis, factual dan akurat. sehingga dihasilkan suatu kesimpulan dan rekomendasi.

Metode matriks adalah suatu kumpulan besaran (variabel dan konstanta) yang dapat dirujuk melalui indeknya, yang menyatakan posisinya dalam representasi umum yang digunakan, yaitu sebuah tabel persegipanjang. Matriks merupakan suatu cara visualisasi variabel yang merupakan kumpulan dari angka-angka atau variabel lain, misalnya vektor.


(24)

Even Attraction jadwal tidak pasti

Merumuskan Arahan Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Kota Pagar

Kawasan wisata alam 1. Air Terjun Lematang Indah 2. Air Terjun Cughup Embun 3. Air Terjun Cughup Mangkok

Kota Pagar Alam memiliki daya tarik ojek wisata Air Terjun

Wisatawan

Kurangnya sarana dan prasarana

wisata

Belum adanya pengembangan

Minimnya angaran

Identifikasi potensi dan masalah

Identifikasi persepsi pengelola Identifikasi

kebujakan-kebijakan

Menyusun Arahan Berdasarkan Analisis


(25)

1.6 Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini secara keseluruhan dibagi kedalam 5 (lima) bab pembahasan, dengan sistem penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pembuka dari laporan penulisan tugas akhir. berisikan hal-hal yang berkaitan langsung dengan kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Adapun hal-hal yang terdapat dalam bab ini meliputi : latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai berbagai kajian literatur serta teori-teori yang mendukung tujuan dari penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka bermanfaat untuk menghasilkan petunjuk kepada peneliti untuk dapat memecahkan persoalan yang dihadapi di dalam penelitian secara ilmiah. Dalam penelitian ini, literatur yang akan dikaji adalah definisi pariwisata, jenis, komponen, serta kebijakan-kebijakan pemerintah yang terkait dengan penelitian.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI OBJEK WISATA AIR TERJUN KOTA PAGAR ALAM

Bab ini memberikan pembahasan mengenai gambaran umum obyek wisata air terjun sebagai objek pariwisata yang berada di Kota Pagar Alam, kondisi eksisting pariwisata, penyebaran sarana, prasarana dan gambaran umum fisik buatan, berupa fasilitas penunjang lainnya.

BAB IV ARAHAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA AIR TERJUN KOTA PAGAR ALAM

Bab ini membahas mengenai identifikasi potensi dan masalah wisata air terjun di Kota Pagar Alam, identifikasi kebijakan-kebijakan pendukung


(26)

kegiatan pariwisata yang berlangsung di kawasan wisata, identifikasi persepsi pengelola wisata air terjun dan arahan pengembangan objek wisata air terjun Kota Pagar Alam.

BAB V KESIMPULAN

Setelah melakukan identifikasi mengenai pariwisata dan objek wisata air terjun yang terdapat di kawasan wisata Kota Pagar Alam, maka dalam bab ini penulis menutup dengan kesimpulan disertai dengan rekomendasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab ini juga memberikan kelemahan penelitian dan anjuran studi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai berbagai kajian literatur serta teori-teori yang mendukung tujuan dari penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka bermanfaat untuk menghasilkan petunjuk kepada peneliti untuk dapat memecahkan persoalan yang dihadapi didalam penelitian secara ilmiah. Dalam penelitian ini, literatur yang akan dikaji adalah definisi pariwisata, jenis, komponen, serta kebijakan-kebijakan pemerintah yang terkait dengan penelitian.

2.1 Pengertian Pariwisata 2.1.1 Pariwisata

Apabila ditinjau secara etimologi (Yoeti, 1996) istilah pariwisata sendiri berasal dari bahasa sanksekerta yang memiliki persamaan makna dengan tour, yang berarti berputar putar dari suatu tempat ke tempat lain. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa kata “pariwisata” terdiri dari dua suku kata yaitu “Pari” dan “Wisata”.

- Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap - Wisata, berarti perjalanan, bepergian.

Kepariwisataan itu sendiri merupakan pengertian jamak yang diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata, yang dalam bahasa Inggris disebutkan tourism.

Dalam kegiatan kepariwisataan ada yang disebut subyek wisata yaitu orang-orang yang melakukan perjalanan wisata dan obyek wisata yang merupakan tujuan wisatawan. Sebagai dasar untuk mengkaji dan memahami berbagai istilah kepariwisataan, berpedoman pada Bab 1 pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang menjelaskan sebagai berikut:

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh sebagian atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara;


(28)

3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah;

4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha;

5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan;

6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapt daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan;

7. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata

8. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata;

9. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan penyelenggaraan pariwisata;

10.Kawasan strategi pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh dalam suatu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup serta pertahanan dan keamanan.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan yang dilakukan orang mengunjungi daerah lain bukan untuk bekerja tetapi untuk mendapatkan suatu kepuasan dan rekreasi.


(29)

Selain memenuhi kepuasan dan keinginan dari para wisatawan/pengunjung, pariwisata juga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan daerah yang menjadi tujuan wisata atau sering disebut objek wisata karena dengan menjadi objek wisata daerah tersebut menjadi tumbuh dan berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah pengunjung.

Pariwisata yang tepat merupakan suatu konsep yang diterapkan untuk pengembangan pariwisata pada daerah-daerah yang baru saja mengembangkan potensi pariwisatanya. Definisi pariwisata yang tepat adalah suatu konsep pariwisata yang secara aktif membantu dalam menjaga keabadian suatu daerah kebudayaan sejarah dan alam yang bercirikan pemberdayaan penduduk lokal untuk memfasilitasi pengalaman mereka akan warisan untuk tamu mereka, pemberdayaan ini disediakan melalui pengetahuan akan proses dan kemampuan menafsirkan informasi. Pemberdayaan penduduk sekitar ini bermaksud tidak hanya keuntungan materi semata tetapi anggota masyarakat lokal akan merasa bangga dengan apa yang mereka miliki, apabila pariwisata yang tepat digunakan maka masyarakat lokal akan dapat menggunakan sumber daya yang ada sebaik mungkin.

Pariwisata menurut daya tariknya dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :

1. Daya Tarik Alam

Pariwisata daya tarik alam yaitu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan daya tarik alamnya, seperti laut, pesisir pantai, gunung, lembah, air terjun, hutan dan objek wisata yang masih alami

2. Daya Tarik Budaya

Pariwisata daya tarik budaya merupakan suatu wisata yang dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang memiliki keunikan atau kekhasan budaya, seperti kampung naga, tanah toraja, kampung adapt banten, kraton kasepuhan Cirebon, kraton Yogyakarta, dan objek wisata buidaya lainnya.


(30)

3. Daya Tarik Minat Khusus

Pariwisata ini merupakan pariwisata yang dilakukan dengan mengunjungi objek wisata yang sesuai dengan minat seperti wisata olah raga, wisata rohani, wisata kuliner, wisata belanja, dengan jenis-jenis kegiatannya antara lain, olah raga gantole, bungee jumping, dan kegiatan lainnya.

2.1.2 Wisatawan

Bila diperhatikan, orang-orang yang datang berkunjung disuatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai pengunjung (visitor) yang terdiri dari beberapa orang dengan bermacam-macam motivasi kunjungan termasuk didalamnya adalah wisatawan, sehingga tidak semua pengunjung termasuk wisatawan.

Pengertian yang sama disampaikan oleh World Tourism Organization (WTO, 2004) yang dimaksud dengan pengunjung (visitor) untuk tujuan statistik, setiap orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan negaranya sendiri dengan alasan apapun juga kecuali untuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya.

Dengan demikian ada dua kategori pengunjung yaitu:

1. Wisatawan (Tourist) yaitu pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi sebagai berikut: a. Pesiar (Leasure) untuk kepentingan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,

keagamaan dan olah raga

b. Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi dan lain sebagainya

2. Pelancong (Exursionist) yaitu pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam

Dari beberapa pengertian tersebut, dalam studi ini yang dimaksud dengan pengunjung adalah seseorang yang melakukan kunjungan pada obyek dan daya tarik wisata, yang dalam hal ini adalah obyek dan daya tarik wisata Air Terjun Kota Pagar Alam sebagai lokasi penelitian dalam pengertian wisatawan.


(31)

Sedangkan Departemen Pariwisata menggunakan definisi wisatawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan dan menetap untuk sementara di tempat lain selain tempat tinggalnya, untuk salah satu atau beberapa alasan selalu mencari pekerjaan. Bedasarkan pengertian tersebut wisatawan dibagi menjadi dua yaitu:

1. Wisatawan Nusantara (dalam negeri)

Definisi wisatawan dalam negeri berdasarkan World Tourism Organization (WTO, 2004) adalah penduduk suatu negara yang melakukan perjalanan ke suatu tempat di dalam wilayah negara tersebut, namun diluar lingkungan tempat tinggalnya sehari-hari untuk jangka waktu sekurang-kurangnya satu malam dan tidak lebih dari satu tahun dan tujuan perjalanannya bukan untuk mendapatkan penghasilan dari tempat yang dikunjungi tersebut.

2. Wisatawan Mancanegara

Pengertian wisatawan mancanegara (BPS, 1994) didefinisikan sebagai orang yang melakukan perjalanan diluar negara tempat tinggal biasanya selama kurang dari 12 bulan dari negara yang dikunjunginya, dengan tujuan bukan untuk memperoleh penghasilan

2.1.3 Jenis dan Macam Pariwisata

Untuk kepentingan perencanaan dan pengembangan kepariwisataan itu sendiri, perlu dibedakan antara pariwisata dan jenis pariwisata lainnya, sehingga dengan demikian dapat ditentukan kebijakan apa yang perlu mendukung, sehingga jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan akan dapat berwujud seperti diharapkan dari kepariwisataan itu.

Jenis dan macam pariwisata antara lain adalah :

1) Menurut letak geografis, dimana kegiatan pariwisata berkembang : a. Pariwisata lokal (Local Tourism)

b. Pariwisata Regional (Regional Tourism) c. Kepariwisataan Nasional (National Tourism) d. Regional-International Tourism


(32)

2) Menurut pengaruhnya terhadap Neraca Pembayaran a. In Tourism atau Pariwisata Aktif

b. Out-going Tourism atau Pariwisata Pasif 3) Menurut Alasan atau Tujuan Perjalanan

a. Business Tourism b. Vacational Tourism c. Educational Tourism

4) Menurut saat atau waktu berkunjung a. Seasonal Tourism

b. Occasional Tourism 5) Pembagian menurut objeknya

a. Cultural Tourism

b. Recuperation Tourism atau pariwisata kesehatan c. Commercial Tourism atau pariwisata perdagangan d. Sport Tourism atau pariwisata olah raga

e. Political tourism atau pariwisata politik f. Religion Tourism

2.1.4 Kawasan Pariwisata

Kawasan menurut kamus umum tata ruang merupakan suatu area dalam unit kesatuan wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan atau budidaya, sedangkan kawasan pariwisata adalah area dalam suatu unit kesatuan wilayah yang memiliki fungsi sebagai aglomerasi kegiatan-kegiatan pariwisata suatu daerah yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Kawasan pariwisata dapat dibedakan berdasarkan jenisnya.

1. Berdasarkan aspek fisik-geografis

 Laut (wisata bahari), seperti kawasan wisata Bunaken, Greet Barier Reef Australia, Nusa Dua Bali, dan lain-lain.

 Pantai (wisata pesisir), seperti pantai Kuta bali, Pantai Pangandaran, Pantai Anyer, Ancol, dan lain-lain.

 Pulau, seperti Pulau Hawaii, Pulau Komodo, Pulau Alcatraz, dan lain-lain.


(33)

 Danau/waduk/bendungan, Danau Toba, Danau Sentani, Waduk Jatiluhur,

 Sungai, Sungai Amazon Brazil, Sungai Thames Inggris, Sungai Musi Palembang, dan lain-lain.

 Hutan, Ujung Kulon, Yellow Stone Amerika Utara, dan lain-lain.  Bukit dan lembah, Ubud Bali, Grand Canyon Colorado, dan lain-lain.  Gunung, Gunung Himalaya, Pegunungan Alpen, Gunung Jayawijaya,

Tangkuban Perahu, dan lain-lain.

 Perkotaan, Milan, Paris, Hongkong, Jakarta, Bandung, dan lain-lain.  Perdesaan, kampung Naga, Suku adat Banten, dan lain-lain.

2. Berdasarkan aspek sosio-ekonomi

 Sosial Budaya : adat, ritual, tarian, bangunan dan lain-lain.

 Sumber kekayaan alam : tambang, pertanian, kehutanan, perikanan, dan kelautan.

3. Berdasarkan jenis kegiatannya

 Wisata petualangan (adventure tourism), arung jeram, berburu, camping.

 Wisata pertanian (agritourism), taman buah taman sari, daerah Batu malang, Ciwidey.

 Wisata leluhur (ancestry teourism),

 Wisata belanja (shoping tourism), orchard road singapura,

 Wisata budaya (cultural tourism), kempung naga, suku adat Banten,  Wisata pendidikan (educational tourism), museum, situs bersejarah.  Wisata bahaya (extreme tourism), bungee jumping, scuba diving, sky

diving.

 Wisata judi (gambling tourism), Macau, Las vegas, Monte Carlo.  Wisata bencana (disaster tourism)

 Ekowisata (ecotourism)

 Wisata sejarah (heritage tourism)  Wisata hobi (hobby tourism),  Wisata inklusif (inklusif tourims)


(34)

 Wisata olah raga (sport tourim)

 Wisata udara dan luar angkasa (space tourism) 2.2 Komponen-komponen Pariwisata

Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata, produk ini merupakan suatu rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis, tetapi juga yang bersifat sosial, psikologis dan alam, walaupun produk wisata itu sendiri sebagian besar dipengruhi oleh tingkah laku ekonomi. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomi) yang berupa angkutan, penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour dan sebagainya; jasa masyarakat dan pemerintah (segi sosial/psikologis) antara lain prasarana utilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat istiadat, seni budaya dan sebagainya; dan jasa alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, gua alam, taman laut dan sebagainya.

Menurut Medlik dan Middleton (Yoeti, 1996), yang dimaksud dengan hasil (product) industri pariwisata ialah semua jasa-jasa (services) yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya, sampai ia kembali ke rumah dimana ia tinggal. Produk wisata terdiri dari berbagai unsur dan merupakan suatu package yang tidak terpisahkan, yaitu :

a. Tourist object atau objek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.

b. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar dan restoran, entertainment dan rekreasi.

c. Transportasi yang menghubungkan negara/daerah asal wisatawan serta transportasi di tempat tujuan ke objek-objek pariwisata.

2.2.1 Objek dan Daya Tarik (Atraksi) Wisata

Produk wisata yang dijual dilengkapi dengan unsur manfaat dan kepuasan. Manfaat dan kepuasan itu ditentukan oleh dua faktor, yaitu tourism resources dan tourism services. Tourism resources yang disebut juga dengan istilah atrrative


(35)

spontnee atau tourist attraction. Attraksi atau daya tarik merupakan salah satu komponen penting dalam periwisata. Atraksi merupakan salah satu faktor inti tarikan pergerakan wisatawan menuju daerah tujuan wisata, terdapat dua (2) fungsi dari atraksi yaitu sebagai stimulant dan umpan pariwisata serta sebagai salah satu produk utama pariwisata dan faktor tujuan utama kedatangan pengunjung. Atraksi/daya tarik yang tersedia di daerah tujuan wisata dimaksudkan untuk kepuasan, dan kesenangan pengunjung.

Atraksi/ daya tarik dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok tergantung pada tujuan, manfaat, serta perencanaan pariwisata tersebut. Dalam Tourism Planning, bahwa daya tarik wisata dapat dikelompokan menjadi tiga (3) klasifikasi, yaitu :

1. Berdasarkan kepemilikan

Daya tarik yang tersedia dimiliki dan dikelola oleh tiga (3) sektor, yaitu pamerintah, lembaga swadaya, dan swasta. Pengklasifikasian daya tarik berdasarkan kepemilikan dikelompokan menjadi beberapa macam.

Tabel 2.1

Klasifikasi atraksi berdasarkan kepemilikan

No Pemilik dan pengelola

Pemerintah Lembaga swadaya Swasta

1 Taman nasional Tempat bersejarah Taman hiburan

2 Taman kota Festival Pusat perbelanjaan

3 Cagar alam Bangunan bersejarah Kapal pesiar

4 Area rekreasi Teater Pusat kulineri

5 Monumen nasional Museum Resort

6 Kebun binatang Parade Taman golf

Sumber : Clare A. Gunn, Tourism Planning : 43

2. Berdasarkan sumber daya yang tersedia

Pengklasifikasian daya tarik wisata dapat dikelompokan sesuai dengan sumber daya wisata yang ada, baik itu seumber daya alam maupun budaya setempat, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel klasifikasi atraksi berdasarkan sumber daya yang tersedia.


(36)

Tabel 2.2

Klasifikasi atraksi berdasarkan sumber daya

No Sumber daya

Daya tarik alam Daya tarik budaya

1 Resort pantai Tempat bersejarah

2 Bumi perkemahan Taman arkeolog

3 Taman Museum

4 Resort ski Cagar budaya

5 Taman golf Teater

6 Cagar alam Kampung adat

Sumber : Clare A. Gunn, Tourism Planning : 43

3. Berdasarkan lama tinggal

Daya tarik wisata dapat pula diklasifikasikan berdasarkan lamanya tinggal wisatawan di daerah tujuan wisata tersebut. pengklasifikasian ini dibagi menjadi dua (2) yaitu touring dan long stay (menginap).

Tabel 2.3

Klasifikasi atraksi berdasarkan lamanya tinggal No

Lama tinggal

Touring Long stay

1 Cagar alam Resort

2 Gedung bersejarah Bumi perkemahan

3 Kebun binatang Convention center

4 Pusat kulineri Game center

5 Arena olah raga Area peternakan dan perkebunan

Sumber : Clare A. Gunn, Tourism Planning : 43

Daya tarik merupakan salah satu faktor utama dalam pariwsata, bahwa daya tarik dibentuk dan dikelola dengan tujuan untuk menarik wisatawan. Kesalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan daya tarik wisata ini biasanya adalaha terlalu premature atau terlalu awal dalam pengeloaan daya tarik yang ada. Untuk dpat menarik wisatawan, atraksi langkah harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi daya tarik yang ada, desain pariwisata yang akan dibangun,


(37)

pembangunan dan pengelolaan, kebanyakan obyek-obyek wisata yang berada di Indonesia menjadi rusak dikeranakan pengelolaan wisata yang kurang sehingga cagar alam yang seharusnya dilindungi setelah kedatangan wisatwan menjadi rusak.

2.2.2 Pengembangan Atraksi Wisata

Atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat atau disaksikan melalui suatu pertunjukan (shows) yang khusus diselenggarakan untuk para wisatawan. Jadi atraksi wisata dibedakan dengan obyek wisata (tourist objects), karena obyek wisata dapat dilhat atau disaksikan tanpa membayar. Selain itu, dalam atraksi wisata untuk menyaksikannya harus dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan obyek wisata dapat dilihat tanpa dipersiapkan terlebih dahulu, seperti air terjun, danau, pemandangan, pantai, gunung, candi, monumen, dan lain-lain. Atraksi wisata juga tidak hanya terbatas pada kesenian tradisional saja, tetapi banyak atraksi lain yang cukup menarik untuk disuguhkan pada wisatawan.

Komponen ini memegang peranan yang sangat penting, mengingat potensi wisata yang dijual, sedangkan komponen lain merupakan pendukungnya. Tanpa adanya persiapan yang matang maka atraksi tersebut tidak dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan (Yoeti, 1996:181). Menurut Mill dan Morrison (1985), atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke tempat wisata. Pada suatu daerah tujuan wisata harus terdapat suatu unsur-unsur penawaran kepada wisatawan. Unsur-unsur penawaran tersebut menurut Wahab (1996) adalah:

1. Sumber-sumber alam terdiri dari iklim, tata letak tanah dan pemandangan alam, unsur rimba, flora dan fauna, pusat-pusat kesehatan.

2. Hasil karya buatan manusia, misalnya sarana pelengkap, sarana pencapaian dan transportasi penunjang, prasarana umum, dan lain-lain. 3. Tata cara hidup masyarakat, misalnya upacara Hari Raya Waisyak di

Candi Mendut dan Borobudur.

Pengertian obyek wisata (Tourist Attraction) yaitu sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Manfaat (benefit) dan kepuasan (satisfaction) yang diperoleh dari obyek wisata tersebut ditentukan


(38)

oleh dua faktor yang saling terkait yaitu tourism resources dan tourist services. Penggunaan istilah obyek wisata dilakukan untuk melihat obyek tersebut tanpa adanya persiapan yang dilakukan terlebih dahulu dan tanpa bantuan orang lain (Yoeti, 1996:172).

Menurut Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan dikatakan bahwa obyek dan daya tarik wisata terdiri atas:

1. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna.

2. Obyek dan daya tarik pariwisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan. Atraksi wisata sebagai tujuan utama orang berkunjung ke suatu daerah, harus tetap dikelola dan direncanakan dengan baik agar dapat dioptimalkan manfaatnya dan diminimalkan akibat yang ditimbulkan. Menurut Gunn terdapat beberapa pertimbangan perencanaan atraksi wisata (Gunn, 1988:60-61) adalah:

1. Atraksi dibuat dan dikelola

Seringkali suatu tempat wisata telah dibuat dan ditata sedemikian rupa tetapi tidak dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Atau bahkan terjadi kerusakan pada tempat-tempat atraksi wisata tersebut akibat kedatangan wisatawan. Oleh karena itu, beberapa hal yang terkait dengan lingkungan atraksi tersebut harus diperhatikan.

2. Keuntungan atraksi akibat pengelompokan

Pengelompokan atraksi wisata mempunyai dampak promosi yang lebih besar dan lebih efisien dibandingkan dengan penyajian atraksi yang berdiri sendiri. Sehingga didalam pengelompokan wisata tersebut disebutkan tema-tema wisata yang akan dibuat.

3. Jaringan pelayanan atraksi

Walaupun tujuan utama kunjungan wisata adalah untuk menyaksikan atau melakukan atau membeli atraksi wisata, peranan fasilitas dan infrastruktur pendukung juga sangat penting. Keberadaan atraksi dan kegiatan wisata tidak dapat dipisahkan dengan sarana dan prasarana pendukungnya.


(39)

4. Lokasi atraksi wisata baik di desa maupun di kota harus sama-sama diperhatikan.

Masing-masing lokasi mempunyai potensi yang berbeda, sehingga harus sama-sama diperhatikan. Tetapi perencanaan dan perlakuan potensi tersebut harus berbeda tergantung jenis atraksi dan kegiatan wisata.

2.2.3 Pengembangan Atraksi Wisata air

Suatu tempat atau kawasan wisata di suatu daerah baiknya memiliki beraneka warna ragam atraksi, baik itu merupakan atraksi keindahan alam, keagungan manifestasi kebudayaan, pusat perekonomian, maupun atraksi lengkap yang dalam keseluruhannya merupakan daya tarik kuat bagi para wisatawan dari segala pelosok, dalam maupun luar negeri. Lebih ideal lagi apabila tempat atau daerah itu memiliki berbagai macam atraksi dalam lingkungan wilayah yang luasnya beradius tidak lebih dari 50 km. Wilayah semacam ini patut dibangun dan dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata yang paling baik, sebab dapat memberikan kemungkinan bagi para wisatawan untuk berlibur, istirahat, melhat-lihat, mengetahui dan menikmatinya.

Salah satu alternatif pengembangan atraksi wisata adalah atraksi wisata air. Atraksi wisata air ini terkait dengan pariwisata alam, karena sumber daya yang digunakan sebagai modal atau potensi pengembangan atraksi wisata air adalah kondisi alam yang berupa kawasan perairan, yang antara lain yaitu air terjun, danau dan waduk. Pada umumnya, menurut hasil pengamatan, penyelidikan serta pengalaman di masa-masa lampau, wilayah pariwisata yang baik dikunjungi adalah daerah yang digolongkan ke dalam Daerah Tujuan Wisata yang tergantung atas alam, yaitu tempat-tempat untuk berlibur, beristirahat, dan rekreasi guna kesehatan badan jasmani maupun rohani (Pendit, 1999:73).

Sebelum memutuskan pemanfaatan suatu perairan untuk pengembangan kepariwisataan perlu dipertimbangkan berbagai faktor, antara lain yaitu peluang kelayakannya sebagai tujuan wisata, aktivitas atau atraksi wisata yang mungkin akan dapat dikembangkan, target atau sasaran konsumen, serta peluang pemanfaatan lahan sekitar sebagai penunjang kepariwisataan perairan (Fandeli, 1995:226).


(40)

2.2.4 Penggolongan Atraksi Wisata Air

Atraksi wisata menurut (Hadinoto, 1996) dapat digolongkan kedalam beberapa kelompok berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut :

1. Berdasarkan keistimewaan

 Atraksi resource-based yang unik dan langka, dan tidak ada di daerah-daerah tujuan wisata yang berdekatan. Jenis atraksi ini memiliki daya tarik kuat untuk mendatangkan wisatawan jarak jauh atau negara lain, misal Candi Borobudur.

 Atraksi consumer oriented, seperti atraksi wisata air yaitu kolam renang, memancing, berperahu, air terjun, dan sebagainya. Atraksi ini memiliki daya tarik pengunjung lokal dan kurang daya tarik bagi wisatawan jarak jauh.

2. Berdasarkan prioritas

 Atraksi primer atau atraksi utama, mendapat prioritas untuk dikembangkan.

 Atraksi sekunder direkomendasikan untuk turut dikembangkan bersamaan dengan pengembangan atraksi primer. Letak atraksi sekunder disekitar atau berdekatan dengan atraksi primer. Dengan cara ini diharapkan dapat membantu menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata.

3. Berdasarkan jenis

 Atraksi geografis daerah yang diperhatikan dalam usaha pengembangan daerah, misalnya pemandangan alam, kawasan perairan, dan sebagainya.  Peristiwa menarik, seperti Festival Borobudur, Festival Danau Toba,

Festival Bunaken, dan sebagainya. Peristiwa menarik tersebut memerlukan promosi serta meminta perhatian pada pasarwisata.

Penggolongan atraksi wisata tersebut diatas dapat diterapkan pula untuk penggolongan atraksi wisata air yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam menentukan rencana pengembangan kawasan wisata lebih lanjut, sehingga sesuai dengan keistimewaan atau keunikan atraksi, prioritas pengembangan atraksi, serta jenis atraksi. Pada umumnya atraksi yang telah di identifikasikan namun belum


(41)

dikembangkan bukan merupakan atraksi yang sudah perlu dipromosikan. Pengembangan dalam hal ini meliputi sarana dan prasarana, transportasi dan akomodasi. Pada waktu pengadaan survei identifikasi atraksi wisata air, pada waktu yang sama perlu dievaluasi bagaimana suatu atraksi wisata air akan dikembangkan.

2.2.5 Karakteristik Wisata Air

Karakteristik wisata air dapat dibedakan secara non fisik dan secara fisik yaitu sebagai berikut:

1. Secara non fisik

 Aspek keistimewaan gerakan air, karena perairan memiliki lingkungan yang unik, rasa keterbukaan dan kualitas temprorer, seperti daya apung, angin, arus, ombak, pasang surut, gelombang, dan cahaya di permukaan air.

 Aspek ekologikal air, karena kehidupan dan kemurnian air dapat menawarkan sejumlah kesempatan menarik untuk terciptanya lingkungan yang unik, rasa keterbukaan, dan kenyamanan suasana (Aria, 1992:20). 2. Secara fisik

 Pesisir (beach coastal), yaitu kawasan tanah atau pesisir yang landai atau datar dan langsung berhubungan dengan air. Merupakan tempat berjemur atau duduk-duduk di bawah keteduhan pohon sambil menikmati pemandangan perairan.

Promenade / esplanade, yaitu perkerasan di kawasan tepian air untuk berjalan-jalan atau berkendara (sepeda atau kendaraan tidak bermotor lain) sambil menikmati pemandangan perairan. Promenade adalah perkerasan yang dinaikkan hanya sedikit di atas permukaan air, sedangkan esplanade adalah perkerasan yang dinaikkan lebih jauh dari permukaan air.

 Dermaga, yaitu tempat bersandar kapal atau perahu, sekaligus sebagai jalan diatas air untuk menghubungkan daratan dengan kapal.

 Jembatan, yaitu penghubung antara 2 (dua) bagian yang terpisah oleh perairan.


(42)

 Pulau buatan atau bangunan buatan, dibuat diatas air di sekitar daratan untuk menguatkan kehadiran unsur air di kawasan tersebut. Bangunan atau pulau buatan tersebut dapat terpisah dari daratan atau dihubungkan dengan jembatan yang merupakan kesatuan perancangan.

 Ruang terbuka (open space), yaitu taman atau plaza yang dirangkaikan dalam satu jalinan ruang dengan kawasan tepian air (Priatmodjo, 1994:8).

2.2.6 Jenis Wisata Air

Jenis aktifitas wisata yang mungkin dapat dilakukan (Pendit, N. 1999) di perairan waduk, air terjun atau danau antara lain yaitu renang, pemancingan, dayung perahu, olahraga air, dan perikanan wisata. Perikanan wisata adalah suatu pemanfaatan usaha perikanan sebagai obyek kunjungan wisata. Kegiatan perikanan wisata dapat berupa penangkapan ikan sebagai hobi (game fishing), pemancingan ikan sebagai hobi (sport fishing), kunjungan ke lokasi budidaya ikan hias/konsumsi yang dilengkapi dengan daya tarik berupa “display” ikan hias (ornamental fish). Untuk perairan waduk atau danau yang dalam maka wadah budidaya tersebut dapat berupa keramba jaring apung (floating net cage), sedangkan untuk perairan dangkal dapat menggunakan hempang/sistem pagar (pen culture system). Aktifitas perikanan wisata ini dapat menjadi suatu atraksi wisata yang cukup menarik dalam kawasan tersebut.

Kegiatan wisata air dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu kegiatan rekreasi dan kegiatan wisata olahraga perairan, jenis-jenisnya antara lain adalah sebagai berikut:

1. Santai di perairan, merupakan aktifitas pasif (wisatawan tidak terlibat dalam aktifitas secara langsung), tidak memerlukan keahlian dan biasanya bersifat massal.

2. Berenang atau bermain di air

3. Wisata keliling perairan, merupakan aktifitas di atas air (misalnya memancing) sambil menikmati pemandangan dengan perahu atau kapal, dan lain-lain.

4. Ski Air, salah satu jenis olahraga air menggunakan motorboat sebagai penarik.


(43)

5. Kano, adu kecepatan dengan 1 sampai 4 orang pendayung, menggunakan lintasan panjang dan lurus dengan gelombang air lurus, serta arus yang tidak melintang pada lintasan dan tidak terlalu besar.

6. Dayung, merupakan olahraga air yang dilakukan oleh lebih dari 10 orang, menggunakan lintasan lurus dengan panjang minimal 2000 meter dan kedalaman minimal 2,5 meter.

7. Layar, olahraga kecepatan dan ketangkasan yang mengandalkan kecepatan angin serta menggunakan lintasan lurus dan tempat belokan.

8. Selancar air, menggunakan papan seluncur dengan mengandalkan gelombang air yang besar.

9. Selancar angin, hampir sama dengan selancar air tetapi mengandalkan kecepatan angin yangtinggi.

10.Arung Jeram, memanfaatkan kecepatan arus yang tinggi, biasnya untuk sungai dengan arus deras.

Kegiatan wisata olahraga perairan ini dilakukan oleh orang-orang yang memiliki motif olahraga dalam melakukan perjalanannya. Jenis dari atraksi wisata ini dapat dibagi dalam dua kategori (Karyono, 1997), yaitu:

a. Big Sports Events

Big Sports Events merupakan peristiwa-peristiwa olah raga besar seperti Olympiade Games, yang menarik perhatian tidak hanya pada olahragawannya sendiri, tetapi juga ribuan penonton atau penggemarnya. b. Sporting Tourism of the Practitioners

Merupakan pariwisata olahraga air bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan olah raga tersebut sendiri, seperti pendakian gunung, olah raga naik kuda, berburu, jet ski, dan lain-lain, seperti yang dilaksanakan di negara Swiss yang terkenal dengan olah raga ski-nya.

2.2.7 Fasilitas Wisata Air

Untuk mendukung pengembangan atraksi wisata air, maka perlu diperhatikan fasilitas-fasilitas objek wisata yang dibutuhkan. Fasilitas tersebut meliputi penyediaan rekreasi, aktivitas-aktivitas budaya dan sosial, hiburan dan


(44)

olahraga, perbelanjaan, bagian administrasi, pelayanan teknis dan tambahan lainnya (Astika, G. 2002:64) yang diuraikan sebagai berikut:

1. Rekreasi, olahraga, dan aktivitas-aktivitas kebudayaan dan sosial. Fasilitas-fasilitas kolektif harus ditata dan diatur dengan hati-hati untuk menambah semangat kegembiraan bagi wisatawan, untuk menimbulkan ketertarikan dan mengundang partisipasi, serta untuk menarik banyak penonton, dan yang penting untuk menciptakan kenyamanan bagi para wisatawan.

2. Toko, warung kedai, dan layanan atau jasa yang terkait. Fasilitas perdagangan di obyek wisata liburan agak berbeda dari yang ada di kota-kota atau desa dengan ukuran yang sama, tidak hanya pada tipe jenis toko, tapi juga pada jumlahnya, karena wisatawan berharap untuk menemukan banyak toko di kawasan wisata, khususnya jika mereka tidak membawa mobil pribadi atau di obyek wisata yang aksesibilitasnya sulit.

3. Pelayanan administrasi, teknikal, dan penunjang lainnya. Luas atau banyaknya pelayanan tersebut yang diakomodasikan dalam kawasan wisata tergantung pada lokasi atau letaknya, banyaknya penduduk bukan turis, kedekatannya dari kota-kota besar lain, dan luasan atau tingkatan administrasi pelayanan publik regional. Sebuah obyek wisata harus menyediakan semua pelayanan dari kota pusat berukuran kecil atau menengah, ditambah spesifikasi lain yang disyaratkan untuk obyek pariwisata. Organisasi dari berbagai pelayanan dan fasilitas yang dibutuhkan tergantung pada undang-undang administratif atau peraturan dari pemerintahan regional atau daerah yang bertanggung jawab terhadap berbagai pelayanan di obyek wisata yang menawarkan suatu atraksi wisata tertentu, dalam hal ini, atraksi wisata air.

Fasilitas wisata air yang bersifat fisik dan harus diperhatikan ketersediaannya di sekitar kawasan wisata untuk menunjang atraksi yang ada (Aria, 1992:20) antara lain yaitu:

1. Dermaga, yaitu tempat bersandar perahu atau kapal yang juga berfungsi sebagai jalan menghubungkan daratan dengan perahu.


(45)

2. Marina, yaitu fasilitas umum di tepian perairan untuk tempat berlabuh dan pangkalan kapal-kapal untuk keperluan wisata.

3. Pusat informasi wisata, yaitu fasilitas penerangan bagi wisatawan yang menyediakan informasi dan panduan wisata.

4. Shelter, yaitu fasilitas gardu pandang yang tersebar di tempat-tempat strategis di tepian perairan.

5. Akomodasi, yaitu fasilitas penginapan berupa hotel, motel, cottage, perkemahan, atau guesthouse.

6. Fasilitas pendukung, antara lain yaitu musholla, lavatory (kamar mandi), souvenir shop.

7. Arena bermain (playground), yaitu suatu area di kawasan wisata tersebut yang digunakan sebagai tempat bermain anak-anak.

8. Fasilitas olahraga perairan, fasilitas ini memanfaatkan potensi perairan yang ada sebagai tempat berolahraga prestasi yang juga merupakan atraksi bagi wisatawan sebagai pertunjukan atau pemandangan wisata diantara objek wisata yang lain.

9. Open space, merupakan orientasi wisatawan untuk menuju ke objek lain yang juga berfungsi sebagai sitting ground untuk menikmati pemandangan.

2.2.8 Dasar Pertimbangan Pengembangan Atraksi Wisata Air

Dalam menentukan jenis-jenis atraksi wisata air yang dapat dikembangkan di kawasan wisata Rawa Pening perlu memperhatikan beberapa hal sebagai dasar pertimbangan sehingga atraksi yang akan dikembangkan memiliki ciri khas tersendiri. Dasar pertimbangan tersebut antara lain yaitu:

1. Karakteristik lokasi objek wisata air yaitu berupa lingkungan alamiah dan fasilitas wisata yang tersedia yang berfungsi sebagai sumber daya dalam mengembangkan objek wisata tersebut. Misalnya suatu lokasi wisata memiliki potensi berupa potensi alam pegunungan maka atraksi wisata olahraga air yang dapat dikembangkan adalah olahraga gunung, misalnya mendaki gunung (hiking), panjat tebing (mount climbing), terbang layang, dan lain sebagainya (Pendit, N. 1999). Untuk lokasi dengan potensi alam


(46)

pegunungan es maka olahraga yang dapat dikembangkan adalah olahraga ski. Sedangkan lokasi wisata dengan potensi alam danau, air terjun, sungai, atau rawa, maka atraksi wisata air yang cocok dikembangkan adalah atraksi wisata air, misalnya dayung perahu, memancing, renang, dan lain sebagainya.

2. Karakteristik daerah yang lebih luas, khususnya yang berkaitan dengan fasilitas pelayanan yang ada di luar kawasan wisata, hasil kerajinan masyarakat, kesenian, upacara tradisonal, serta hasil-hasil pertanian, yang semuanya dapat dijadikan sebagai daya tarik dan penunjang variasi atraksi wisata air yang akan ditawarkan kepada wisatawan.

3. Karakteristik wisatawan yang berkunjung juga sangat penting dipertimbangkan untuk memilih jenis-jenis atraksi wisata air yang ingin dikembangkan, karena peran wisatawan berfungsi sebagai pemakai produk yang ditawarkan.

Pengembangan lingkungan atau kawasan wisata air memerlukan adanya pertimbangan-pertimbangan khusus dalam perencanaannya. Pengelompokan fasilitas merupakan kesatuan yang kompleks. Zonasi dalam hal ini diperlukan khususnya di di area perairan untuk menghindari terjadinya konflik penggunaan area untuk aktivitas-aktivitas yang berbeda, misalnya antara berenang, berperahu, atau dengan memancing (Marpaung, 2002:83).

2.2.9 Kriteria Keberhasilan Pengembangan Atraksi Wisata Air

Dalam melakukan usaha pengembangan atraksi wisata air harus tetap mengacu pada kerangka umum berupa kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan (Suwantoro, 2001:20) yaitu sebagai berikut:

1. Kelayakan Finansial

Studi kelayakan finansial ini merupakan studi mengenai perhitungan secara komersial dari pengembangan atraksi wisata air dalam suatu kawasan. Perkiraan untung-rugi dan berapa lama tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus diperkirakan dari awal. 2. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional


(47)

Studi ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk usaha pengembangan atraksi wisata air akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional, antara lain yaitu apakah dapat menciptakan lapangan kerja, dapat meningkatkan penerimaan devisa, meningkatkan penerimaan pada sektor lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian, perikanan, dan lain-lain.

3. Layak Teknis

Usaha pengembangan atraksi wisata air harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang telah ada. Daya tarik suatu objek wisata atau atraksi wisata yang direncanakan akan berkurang atau bahkan hilang bila atraksi wisata yang terdapat dalam suatu objek wisata tersebut membahayakan keselamatan wisatawan.

4. Layak Lingkungan

Analisis dampak lingkungan dapat digunakan sebagai acuan kegiatan pengembangan atraksi wisata air. Pengembangan yang menyebabkan rusaknya lingkungan sekitar harus dihentikan pembangunannya. Pengembangan tidak dilakukan dengan merusak lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia tanpa merusak kualitas sumber daya alam tersebut

2.2.10 Fasilitas Wisata (Sarana dan Prasarana)

Faktor kedua dalam produk wisata adalah tourism service. Kebanyakan dampak yang berasal dari pariwisata adalah dampak ekonomi, dampak ekonomi ini bukanlah dampak langsung dari kegiatan pariwisata tetapi merupakan multi flier dari kegiatan pariwsata yang berlangsung. Dampak ekonomi yang terjadi berdampak terhadap masyarakat setempat, pamerintah setempat, penyedia pariwisata, travel agent, penyedia transportasi dan pihak-pihak lainnya.

Tourism service atau pelayanan pariwisata terbagi menjadi beberapa bagian baik itu sarana dan fasilitas pariwisata, transportasi, travel agent, restoran, penginapan. Sarana dan prasarana wisata merupakan pelengkap daerah tujuan


(48)

wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana dan prasarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif dan kualitatif.

Sarana pariwisata sebagai ujung tombak usaha kepariwisataan dapat diartikan sebagai usaha yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana keberadaannya sangat tergantung kepada adanya kegiatan perjalanan wisata. Adapun sarana tersebut adalah sebagi berikut :

 Akomodasi

Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk sementara waktu selama dalam perjalanan untuk dapat beristirahat. Dengan adanya sarana ini, maka akan mendorong wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek dan daya tarik wisata dengan waktu yang relatif lebih lama. Informasi mengenai akomodasi ini mempengaruhi penilaian wisatawan pilihan jenis akomodasi yang dipilih, seperti jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat harga, jumlah kamar yang tersedia dan sebagainya.  Tempat makan dan minum

Wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata tentunya ingin menikmati perjalanan wisatanya, sehingga pelayanan makanan dan minuman harus mendukung hal tersebut bagi wisatawan yang tidak membawa bekal. Bahkan apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai makanan yang khas, wisatawan yang datang disamping menikmati atraksi wisata juga menikmati makanan khas tersebut. Pertimbangan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas makanan dan minuman antara lain adalah jenis dan variasi makanan yang ditawarkan, tingkat kualitas makanan dan minuman, pelayanan yang diberikan, tingkat harga, tingkat higienis, dan hal-hal lain yang dapat menambah selera makan seseorang serta lokasi tempat makannya.

 Tempat belanja

Berbelanja merupakan salah satu aktivitas kegiatan wisata dan sebagian pengeluaran wisatawan didistribusikan untuk berbelanja. Penilaian dalam


(49)

penyediaan fasilitas belanja ini dilakukan terhadap ketersediaan barang-barang yang dijual dan pelayanan yang memadai, lokasi yang nyaman dan akses yang baik serta tingkat yang relatif terjangkau.

 Fasilitas umum di lokasi objek wisata

Fasilitas umum yang akan dikaji adalah fasilitas yang biasanya tersedia di tempat rekreasi seperti :

a. Tempat parkir b. Wc umum c. Mushola/ mesjid

d. Sarana penggerak di lokasi obyek wisata

e. Sarana informasi dan papan petunjuk

f. Sarana rekreasi dan taman bermain

g. Telepon umum

Sarana wisata secara kuantitatif menunjuk pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan dan secara kualitatif yang menunjukan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah disusun suatu standar wisata yang baku, baik secara nasional dan secara internasional, sehingga penyedia sarana wisata tinggal memilih atua menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakannya.

Prasarana wisata yaitu sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata prasarana dasar yang melayani penduduk lokal seringkali juga melayani kegiatan pariwisata, seperti jalan, sumber listrik dan energi, sumber air dan sistem pengairan, fasilitas kesehatan, sistem pembuangan kotoran/sanitasi, telekomunikasi, terminal angkutan, jembatan, dan sebagianya. Dalam melaksanakan pembangunan prasarana wisata perlu disesuaikan dan mempertimbangkan kondisi dan lokasi yang akan meningkatkan aksesibilitas suatu objek wisata yang pada waktunya dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri, selan itu juga diperlukan koordinasi dan dukungan antar instansi terkait.


(50)

2.2.11 Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan fungsi dari jarak atau tingkat kemudahan untuk mencapai daerah wisata dengan berbagai kawasan tujuan wisata. Aksesibilitas terkait dengan sistem pergerakan pada sistem transportasi di suatu wilayah. Dalam pariwisata, konsumen (wisatawan) harus datang ke daerah dimana terdapat produk wisata untuk mengkonsumsi produk-produk wisata tersebut terutama objek dan daya tarik wisata.

Oleh karena itu, tingkat kemudahan pencapaian ke daerah wisata tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah wisata. Jarak dan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi ke daerah wisata merupakan hal terpenting. Jenis, volume, tarif dan frekuensi moda angkutan ke dan dari daerah wisata akan berpengaruh kepada jumlah kedatangan wisatawan. Kenyamanan selama perjalanan menuju daerah wisata dan kawasan wisata harus diperhatikan.

2.3 Tujuan Pariwisata

Tujuan pariwisata atau daerah tujuan wisata telah dijabarkan oleh para ahli di bidang pariwisata sebagai optimalisasi pemanfaatan dan pengembangan sumber-sumber daya pariwisata. Daerah tujuan wisata menurut Surjanto (dalam A. hari Karyono. 1997 : 26) yaitu daerah-daerah yang berdasarkan kesiapan prasarana dan sarana dinyatakan siap menerima kunjungan wisatawan di Indonesia. Daerah tujuan wisata atau destinasi wisata diharuskan memiliki obyek wisata, dan daya tarik wisata (atraksi wisata) sebagai media untuk menarik minat wisatawan.

2.3.1 Obyek Wisata

Obyek wisata merupakan semua obyek (tempat) yang dapat menimbulkan daya tarik bagi wisatan untuk mengunjunginya baik itu alam, bangunan sejarah, kabudayaan dan pusat-pusat rekreasi modern.


(1)

sehingga dari hasil evaluasi tersebut dapat di ketahui pelaksanaan pengembangan sudah sampai sejauh mana

3. Perlu dilakukan studi lanjutan yang membandingkan keunggulan objek wisata Gunung Dempo yang menjadi obyek wisata pertama di Kota Pagar Alam dengan objek wisata air terjun, sehingga dari hasil perbandingan tersebut dapat menciptakan arahan kebijakan pengembangan objek wisata air terjun ke depannya.


(2)

192

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

BAPPEDA, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2010-2030. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pagar Alam. Kota Pagar Alam.

BAPEDA, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2004. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kota Pagar Alam. Kota Pagar Alam.

BPPT, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2008. Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Kota Pagar Alam. Kota Pagar Alam. BPS, Badan Pusat Statistik. 2010. Pagar Alam Dalam Angka. Kota Pagar Alam. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sumatera Selatan. 2006. Profil Usaha

Pariwisata. Kota Pagar Alam.

Dinas Pariwisata dan Seni Budaya, 2004. Welcome To Pagar Alam Panduan Wisata. Pemerintah Kota Pagar Alam.

Fandeli, Chafid. 1995. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Gunn, Clare A. 1988. Tourism Planning. Taylor & Franciss. New York-PhiladelphiaLondon.

_______________. 2002. Tourism Planning. Crane Company, New York .

Hadinoto, Kusudinoto. 1996. Pengembangan Pariwisata. Penerbit ANDI: Yogyakarta.

Karyono, A. 1997. Kepariwisataan, PT. Grasindo: Jakarta.

Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Penerbit Alfabeta: Bandung.

Mill, Robert Christie and Morrison, Alastair A. 1995. The Tourism System. Prentice-Hall Inc.: New Jersey.

Muasanaf. 1995. Manajemen Usaha Pariwisata Indonesia. PT. Gunung Agung: Jakarta.


(3)

Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Pradnya Paramita: Jakarta.

Poerwanto, Hari. 2004. Usaha Pariwisata Indonesia. Penerbit ANDI: Yogyakarta. RENSTRA. 2003-2008. Rencana Strategis. Kota Pagar Alam.

Smith, Valene. 1989. The Anthropology of Tourism. University of Pensylvania Pross.

Sugiantoro. 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan. PT. Gramedia Pusata: Jakarta.

Suwantoro, Gamal. 2001. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit ANDI: Yogyakarta. _______________. 2007. Dasar-Dasar Pariwisata. Penerbit ANDI: Yogyakarta. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Indonesia. Wahab, Salah. 1996. Manajemen Pariwisata. PT. Pradnya Pramita: Jakarta. Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Penerbit ANDI: Yogyakarta. Warpani, Suardjoko. 2008. Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah.

Yoeti, Oka. A. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. PT. Pradnya Paramita: Jakarta.

____________. 2000. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa, Bandung.

____________. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. PT. Pradnya Paramita: Jakarta 2002.

TUGAS AKHIR

Firmansyah. 2004. Arahan Pengembangan Pariwisata Kota Bengkulu Berdasarkan Aspek Sediaan dan Permintaan. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Iskandar Alam, Widiya. 2010. Identifikasi Persepsi dan Preferensi Pengunjung Tentang ODTW Situ Bagendit Kabupaten Garut. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.


(4)

194

Robby, M. 2007. Evaluasi Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Wisata Di Kota Pagar Alam Tahun 2004-2006 Studi Penelitian Kawasan Wisata Alam. Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Yuliasri, Agnes. 2005. Prioritas Pengembangan Objek-objek Wisata Air di

Kawasan Rawa Pening Kabupaten Semarang. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik.

MEDIA ELEKTRONIK

Asli Pagar Alam http://aslipagaralam.blogspot.com/2010/02/peta-kota-pagaralam .html

Kepariwisataan di Indonesia, http://kepariwisataan-indonesia

Objek Wisata Kota Pagar Alam – Sumatera Selatan http://www.wisatamelayu .com/id/dest.php

Profil Kabupaten / Kota Pagar Alam Sumatera Selatan http://ciptakarya.pu.go.id /profil/profil/barat/sumsel/pagar_alam.pdf

Wisata Kota Pagar Alam http://www.wisatanesia.com/2010/10/wisata-kota-pagar-alam.html

Wisata Air Terjun Kota Pagar Alam http://akuindonesiana.wordpress.com/2010 /12/06/wisata-air-terjun-kota-pagar-alam-mulai-digarap/

BOKLET/BROSUR

Aria. Tahun 1992. Selalu Mengutamakan Keselamatan dan Kualitas. Konstruksi; Edisi Bulan Agustus.

Directory Of Pagar Alam Through The Nature Of Pagar Alam. Pagar Alam City Visitor’s Guide Book I dan II.

Pagar Alam Kota Agribisnis dan Pariwisata.


(5)

Tempat/Tanggal Lahir : Muara Enim, 15 Desember 1986

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Anak Ke : 1 dari 2 Bersaudara No Telepon : 0856-24246200

Email : ipunk_aries@yahoo.com

Twitter : @ipunk_getho

Pendidikan Formal : SD Negeri 22 Muara Enim SMP Negeri 3 Muara Enim SMA YPL Muara Enim

Universitas Komputer Indonesia Bandung

Pendidikan Non Formal : 1. Pendidikan Komputer Tingkat Under Windows pada Aplikasi Microsoft Office

2. Pengembangan Pola pikir Perencanaan Wilayah dan Kota

3. Mengikuti Pelatihan Pramuwisata Muda (GUIDE) Kota Pagar Alam Angkatan Pertama 4. Pendidikan Musik Bandji Prabumulih

Pengalaman Organisasi : 1. Marching Band Bukit Asam 2. Hima PWK

3. Club HAST Bandung 4. Club FIXIE Bandung 5. Persatuan Anak SUM-SEL

6. Perkumpulan Musisi Bandung @soul_band http://www.reverbnation.com/soulbandindie ARIS PERMANA

Jln. Muararajeun Baru 4 No. 15 RT/RW : 03/10 Kel. Cihaurgeulis Kec. Cibeunying Kaler Bandung.


(6)

Pengalaman Lain : Kerja Praktek di Dinas Pariwisata & Seni Budaya Kota Pagar Alam

Data Orang Tua

Nama Bapak : Alm. Burliyansah

Nama Ibu : Rasminawati

Pekerjaan : Karyawan PT. Perkebunan Kelapa Sawit Nusantara VII Suni

Alamat Orang Tua : Jln. Lingkar Komplek Villa Lingkar Mas E.3 Kota Prabumulih SUM-SEL

No Telepon : 0853-53884466