Passed by Parliament 29 March 2007 Signed into law 2 May 2007
Unofficial translation by Hutabarat, Halim Rekan 8 May 2007
MAIN BODY OF THE LAW
b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;
c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan
Koordinasi Penanaman Modal; d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar
lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dan e. mematuhi semua ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. meet corporate social obligations; c. report on capital investment activities and
convey this to the Capital Investment Coordination Board;
d. respect the traditions and culture of the society around where the capital
investment activities are conducted; e. abide by all laws and regulations.
Pasal 16
Setiap penanam modal bertanggung jawab: a. menjamin tersedianya modal yang berasal
dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. menanggung dan menyelesaikan segala
kewajiban dan kerugian jika penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau
menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktik monopoli, dan hal
lain yang merugikan negara; d. menjaga kelestarian lingkungan hidup;
e. menciptakan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja; dan f. mematuhi semua ketentuan peraturan
perundang-undangan. Article 16
Each investor has the responsibility to: a. guarantee the availability of the capital
provided from sources which comply with laws and regulations;
b. handle and settle all obligations and losses if the investor ends or leaves or abandons
its business activities unilaterally, in accordance with laws and regulations;
c. create a healthy business competition climate, guard against monopolistic
practices and other activities that cause loss to the state.
d. preserve the living environment; e. create safety, health, comfort and welfare
for workers; and f.
obey all laws and regulations.
Pasal 17
Penanam modal yang mengusahakan sumber daya alam yang tidak terbarukan wajib
mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi standar
kelayakan lingkungan hidup, yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Article 17
The investors that manage renewable natural resources shall allocate funds progressively for
the preservation of the area to attain the environmental standards as required by
prevailing laws and regulations.
BAB X FASILITAS PENANAMAN MODAL
CHAPTER X CAPITAL INVESTMENT FACILITIES
Pasal 18 Article 18
Passed by Parliament 29 March 2007 Signed into law 2 May 2007
Unofficial translation by Hutabarat, Halim Rekan 8 May 2007
MAIN BODY OF THE LAW
1 Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal yang melakukan
penanaman modal. 2 Fasilitas penanaman modal sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dapat diberikan kepada penanaman modal yang :
a. melakukan peluasan usaha; atau b. melakukan penanaman modal baru.
3 Penanaman modal yang mendapat fasilitas
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah yang sekurang-kurangnya memenuhi salah
satu kriteria berikut ini: a.
menyerap banyak tenaga kerja; b. termasuk skala prioritas tinggi;
c. termasuk pembangunan infrastruktur; d. melakukan alih teknologi;
e. melakukan
industri pionir; f.
berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau
daerah lain yang dianggap perlu; g. menjaga kelestarian lingkungan hidup;
h. melaksanakan kegiatan penelitian,
pengembangan, dan inovasi; i.
bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi; atau
j. industri yang menggunakan barang
modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri.
4 Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanaman modal sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 dan ayat 3 dapat berupa: a. pajak penghasilan melalui pengurangan
penghasilan neto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang
dilakukan dalam waktu tertentu; b. pembebasan atau keringanan bea
masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi
yang belum dapat diproduksi di dalam negeri;
c. pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong
untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu;
1 Government grants facilities to investors conducting capital investment activities.
2 Such facilities as stipulated in paragraph 1 may be given to the investor who:
a. extends its business; or b. undertakes a new capital investment.
3 The capital investment granted facilities as stipulated in paragraph 2 has to fulfill at
least one of the following criteria: a. employs many workers;
b. is classified as high-priority; c.
is classified as an infrastructure development;
d. undertakes transfer of technology; e. undertakes a pioneer industry;
f. is located in a remote area,
undeveloped area, border area, or other key area;
g. preserves the living environment; h. undertakes research, expansion, and
innovation; i. associates with micro, small-scale,
medium-scale or cooperative enterprise; or
j. is an industry that uses domestic capital goods or machines or equipment.
4 Facilities granted to the capital investment as stipulated in paragraphs 2 and 3 can
be in the following forms: a. income tax through reduction of net
income to a certain level in accordance with the amount of capital investment
conducted in a certain period of time; b. exemption from or reduction of import
duty on the import of capital goods, machinery, or other production
equipment that cannot be domestically produced;
c. exemption from or reduction of the import duty for raw material or
supportive material for production in a certain period of time and meeting
Passed by Parliament 29 March 2007 Signed into law 2 May 2007
Unofficial translation by Hutabarat, Halim Rekan 8 May 2007
MAIN BODY OF THE LAW
d. pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang
modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat
diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu;
e. penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; dan
f. keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu,
pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.
5 Pembebasan atau pengurangan pajak
penghasilan badan dalam jumlah dan waktu tertentu hanya dapat diberikan kepada
penanaman modal baru yang merupakan industri pionir, yaitu industri yang memiliki
keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi,
memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian
nasional.
6 Bagi penanaman modal yang sedang
berlangsung yang melakukan penggantian mesin atau barang modal lainnya, dapat
diberikan fasilitas berupa keringanan atau pembebasan bea masuk.
7 Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas fiskal sebagaimana dimaksud
pada ayat 4 sampai dengan ayat 6 diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
certain requirements; d. exemption from or suspension of Value
Added Tax on the import of capital goods or machinery or production
equipment that cannot be domestically produced during a certain period;
e. accelerated depreciation or
amortization; f. reduction in Land and Building Tax,
particularly in certain sectors, in certain areas or regions or zones.
5 Exemption from or reduction of income tax in a certain amount and time period that
shall be granted only to new investment In a pioneer industry, namely industry with
wide scale application, which brings additional quality and high externality,
introduces new technology and gives strategic value to the national economy.
6 Relief or exemption from import tax for
ongoing capital investment that is replacing machinery or other capital goods.
7 Further provisions regarding the grant of fiscal facilities stipulated in paragraphs 4
until 6 are promulgated in a Regulation of the Minister of Finance.
Pasal 19
Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat 4 dan ayat 5 diberikan berdasarkan
kebijakan industri nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Article 19
The facilities as stipulated in Article 18 paragraph 4 and 5 shall be granted based on
the national industry policies determined by the Government.
Pasal 20
Fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 tidak berlaku bagi penanaman modal asing yang
Article 20
The facilities as stipulated in Article 18 shall not be granted to foreign capital investment which is
Passed by Parliament 29 March 2007 Signed into law 2 May 2007
Unofficial translation by Hutabarat, Halim Rekan 8 May 2007
MAIN BODY OF THE LAW tidak berbentuk perseroan terbatas.
not in the form of a limited liability company.
Pasal 21
Selain fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Pemerintah memberikan kemudahan
pelayanan danatau perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk memperoleh:
a. hak atas tanah; b. fasilitas pelayanan keimigrasian; dan
c. fasilitas perizinan impor. Article 21
Other than the facilities stipulated in Article 18, the Government grants facilitated services
andor licensing to capital investment businesses, to obtain:
a. rights over land; b. immigration service facilities; and
c. import service facilities.
Pasal 22
1 Kemudahan pelayanan danatau perizinan hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 huruf a dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus dan dapat
diperbarui kembali atas permohonan penanam modal, berupa:
a. Hak Guna Usaha dapat diberikan
dengan jumlah 95 sembilan puluh lima tahun dengan cara dapat diberikan dan
diperpanjang di muka sekaligus selama 60 enam puluh tahun dan dapat
diperbarui selama 35 tiga puluh lima tahun;
b. Hak Guna Bangunan dapat diberikan dengan jumlah 80 delapan puluh tahun
dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama
50 lima puluh tahun dan dapat diperbarui selama 30 tiga puluh tahun;
dan
c. Hak Pakai dapat diberikan dengan
jumlah 70 tujuh puluh tahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanjang di
muka sekaligus selama 45 empat puluh lima tahun dan dapat diperbarui selama
25 dua puluh lima tahun.
2 Hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat diberikan dan
diperpanjang di muka sekaligus untuk kegiatan penanaman modal, dengan
persyaratan antara lain:
a. penanaman modal yang dilakukan dalam jangka panjang dan terkait dengan
Article 22
1 The facilitated services andor licensing of the rights over land as stipulated in Article
21 letter a can be granted and extended in advance all at once and can be renewed
upon the request of the investor, in the form of:
a. Right to Cultivate can be granted for 95 ninety five years by means of grant
and extension in advance all at once for 60 sixty years, and can be
renewed for 35 thirty five years;
b. Right to Build can be granted for 80 eighty years by means of grant and
extension in advance all at once for 50 fifty years, and can be renewed for 30
thirty years;
c. Right to Use can be granted for 70 seventy years by means of grant and
extension in advance all at once for 45 forty five years and can be renewed
for 25 twenty five years;
2 Rights over land as stipulated in paragraph 1 can be granted and extended in
advance all at once for capital investment with the following requirements:
a. capital investment that is long term and associated with the more
Passed by Parliament 29 March 2007 Signed into law 2 May 2007
Unofficial translation by Hutabarat, Halim Rekan 8 May 2007
MAIN BODY OF THE LAW
perubahan struktur perekenomian Indonesia yang lebih berdaya saing;
b. penanaman modal dengan tingkat risiko penanaman modal yang memerlukan
pengembalian modal dalam jangka panjang sesuai dengan jenis kegiatan
penanaman modal yang dilakukan;
c. penanaman modal yang tidak
memerlukan area yang luas; d.
penanaman modal dengan menggunakan hak atas tanah negara;
dan e.
penanaman modal yang tidak mengganggu rasa keadilan masyarakat
dan tidak merugikan kepentingan umum.
3 Hak atas tanah dapat diperbarui setelah dilakukan evaluasi bahwa tanahnya masih
digunakan dan diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat, dan tujuan
pemberian hak.
4 Pemberian dan perpanjangan hak atas tanah
yang diberikan sekaligus di muka dan yang dapat diperbarui sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dan ayat 2 dapat dihentikan atau dibatalkan oleh Pemerintah jika
perusahaan penanaman modal menelantarkan tanah, merugikan
kepentingan umum, menggunakan atau memanfaatkan tanah tidak sesuai dengan
maksud dan tujuan pemberian hak atas tanahnya, serta melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan.
competitive restructuring of the Indonesian economy;
b. capital investment with high risk associated with the return of capital
over a long period based on the type of capital investment business;
c. capital investment that does not require a large area;
d. capital investment conducted using the right over state land; and
e. capital investment that does not disturb the people’s sense of justice
and does not damage public interest. 3 Rights over land can be renewed after
evaluation as to whether the land continues to be used and cultivated properly based
on the conditions, type and purpose of the rights grant.
4 The advance grant and extension of the rights over land which can be renewed as
stipulated in paragraph 1 and 2 may be terminated or annulled by the Government
if the capital investment business abandons the land, disturbs the public
interest, uses or cultivates the land other than in accordance with the aims and
purposes of the grant of such rights over land, and otherwise violates the provisions
of laws and regulations regarding land.
Pasal 23
1 Kemudahan pelayanan danatau perizinan atas fasilitas keimigrasian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 huruf b dapat diberikan untuk:
a. penanaman modal yang membutuhkan tenaga kerja asing dalam merealisasikan
penanaman modal; b. penanaman modal yang membutuhkan
tenaga kerja asing yang bersifat sementara dalam rangka perbaikan
mesin, alat bantu produksi lainnya, dan
Article 23
1 The facilitated services andor licensing regarding immigration facilities as
stipulated in Article 21 letter b can be granted to:
a. capital investment that requires foreign labor in carrying out the
capital investment activities; b. capital investment that requires
temporary foreign labor for the restoration of machinery, other
production equipment and after
Passed by Parliament 29 March 2007 Signed into law 2 May 2007
Unofficial translation by Hutabarat, Halim Rekan 8 May 2007
MAIN BODY OF THE LAW
pelayanan purnajual; dan c.
calon penanam modal yang akan melakukan penjajakan penanaman
modal. 2 Kemudahan pelayanan danatau perizinan
atas fasilitas keimigrasian yang diberikan kepada penanaman modal sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 huruf a dan huruf b diberikan setelah penanam modal mendapat
rekomendasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal.
3 Untuk penanam modal asing diberikan
fasilitas, yaitu: a. pemberian izin tinggal terbatas bagi
penanam modal asing selama 2 dua tahun;
b. pemberian alih status izin tinggal
terbatas bagi penanam modal menjadi izin tinggal tetap dapat dilakukan setelah
tinggal di Indonesia selama 2 dua tahun berturut-turut;
c. pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang
izin tinggal terbatas dan dengan masa berlaku 1 satu tahun diberikan untuk
jangka waktu paling lama 12 dua belas bulan terhitung sejak izin tinggal terbatas
diberikan;
d. pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang
izin tinggal terbatas dan dengan masa berlaku 2 dua tahun diberikan untuk
jangka waktu paling lama 24 dua puluh empat bulan terhitung sejak izin tinggal
terbatas diberikan; dan
e. pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang
izin tinggal tetap diberikan untuk jangka waktu paling lama 24 dua puluh empat
bulan terhitung sejak izin tinggal tetap diberikan.
4 Pemberian izin tinggal terbatas bagi
penanam modal asing sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf a dan huruf b
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi atas dasar rekomendasi dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal.
sales services; and c. the prospective investor who is
sounding out capital investment. 2 The facilitated services andor licensing
regarding immigration facilities granted to capital investment as stipulated in
paragraph 1 letters a and b shall be granted after the investor obtains a
recommendation from the Capital Investment Coordination Board.
3 Foreign capital investors may be granted the following facilities:
a. a limited stay permit to the foreign investor for 2 two years;
b. the transfer of the status of limited stay permit to permanent stay
permit after the foreign investor has resided in Indonesia for two
years consecutively;
c. a multiple reentry permit to the holder of a 1 one year limited
stay permit for a maximum period of 12 twelve months after the
limited stay permit is granted;
d. a multiple reentry permit to the holder of a 2 two year limited stay
permit for a maximum period of 24 twenty four months after the
limited stay permit is granted;
e. a multiple reentry permit to the holder of a permanent stay permit
for a maximum of 24 twenty four months after the permanent stay
permit is granted.
4 The limited stay permit for the foreign investor as stipulated in paragraph 3
letters a and b is actioned by the Director General of Immigration based
on a recommendation of the Capital Investment Coordination Board.
Passed by Parliament 29 March 2007 Signed into law 2 May 2007
Unofficial translation by Hutabarat, Halim Rekan 8 May 2007
MAIN BODY OF THE LAW
Pasal 24
Kemudahan pelayanan danatau perizinan atas fasilitas perizinan impor sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 huruf c dapat diberikan untuk impor:
a. barang yang selama tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur perdagangan barang;
b. barang yang tidak memberikan dampak negatif terhadap keselamatan, keamanan, kesehatan,
lingkungan hidup, dan moral bangsa; c. barang dalam rangka relokasi pabrik dari luar
negeri ke Indonesia; dan d. barang modal atau bahan baku untuk
kebutuhan produksi sendiri. Article 24
The facilitated services andor licensing for import license facilities as stipulated in Article 21
letter c can be granted for the import of: a. goods, provided that this does not violate
any laws and regulations on the trade of goods;
b. goods, provided that this does not have a negative effect on safety, security,
health, the environment and the nation’s morality.
c. goods, in the relocation of a factory from abroad to Indonesia; and
d. capital goods or raw material for self production needs.
BAB XI PENGESAHAN DAN PERIJINAN PERUSAHAAN
CHAPTER XI AUTHENTICATION AND BUSINESS ENTITY
LICENSES Pasal 25
1 Penanam modal yang melakukan
penanaman modal di Indonesia harus sesuai dengan kententuan Pasal 5 Undang-Undang
ini.
2 Pengesahan pendirian badan usaha penanaman modal dalam negeri yang
berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3 Pengesahan pendirian badan usaha penanaman modal asing yang berbentuk
perseroan terbatas dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4 Perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan usaha wajib
memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi
yang memiliki kewenangan, kecuali
Article 25
1 A capital Investor who intends to undertake capital investment in Indonesia shall
comply with Article 5 of this Law.
2 Ratification of the establishment of a domestic capital investment business in the
form of a legal entity or sole proprietorship shall be carried out in accordance with the
prevailing laws and regulations.
3 Ratification of the establishment of a foreign capital investment business, which
is in the form of a limited liability company, shall be carried out in accordance with the
prevailing laws and regulations.
4 A capital investment business, which will undertake business activity, shall obtain
licenses in accordance with laws and regulations from the authorized institutions,
unless stipulated otherwise by the law.
Passed by Parliament 29 March 2007 Signed into law 2 May 2007
Unofficial translation by Hutabarat, Halim Rekan 8 May 2007
MAIN BODY OF THE LAW
ditentukan lain dalam undang-undang. 5 Izin sebagaimana dimaksud pada ayat 4
diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu.
5 Licenses as mentioned in paragraph 4 are obtained through one door integrated
services.
Pasal 26
1 Pelayanan terpadu satu pintu bertujuan membantu penanam modal dalam
memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi mengenai penanaman
modal.
2 Pelayanan terpadu satu pintu dilakukan oleh lembaga atau instansi yang
berwenang di bidang penanaman modal yang mendapat pendelegasian atau
pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan
dan nonperizinan di tingkat pusat atau lembaga atau instansi yang berwenang
mengeluarkan perizinan dan nonperizinan di provinsi atau kabupatenkota.
3 Ketentuan mengenai tata cara dan
pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur
dengan Peraturan Presiden.
Article 26
1 One door integrated services are intended to give support to investors in
obtaining facilitated services, fiscal facilities and service facility and
information concerning capital investment.
2 The one door integrated service is provided by authorized institutes or
institutions in the field of capital investment, which obtain a delegation or
delegation of authority from the institute or institution, which has the authority to
license at the central level, or an institute or institution, which has the authority to
issue licenses in the province or districtcity.
3 Provisions for procedures and implementation of one door integrated
services as stipulated in paragraph 2 shall be regulated in a Presidential
Regulation.
BAB XII KOORDINASI DAN PELAKSANAAN