BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan masyarakat nonformal yang diselenggarakan dengan tujuan melayani masyarakat secara luas dan merata
dengan menyediakan berbagai informasi mutakhir beserta kemudahan aksesnya. Perpustakaan umum juga berfungsi untuk kebutuhan penelitian, pendidikan, rujukan,
dokumentasi, kebudayaan, dan rekreasi. Sedangkan perpustakaan kabupaten atau kotamadya adalah perpustakaan yang didirikan dan dikelola oleh pemerintah daerah
dengan sejumlah perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggarannya dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD.
Dalam mendukung serta mewujudkan visi dan misi, maka perpustakaan juga harus ditunjang dengan fasilitas gedung yang memadai untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Sukses tidaknya pelayanan perpustakaan tergantung dari beberapa faktor, yaitu kelengkapan gedung atau ruangan, koleksi yang ada, dan juga staf
perpustakaan yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut sangat perlu mendapat perhatian serius, karena tingkat keberhasilan perpustakaan secara umum ditentukan
oleh kelengkapan ruangan maupun fasilitas yang ada. Begitu juga dengan tata ruang perpustakaan, karena ruang dengan tata ruang yang baik pengunjung akan merasa
betah dan nyaman untuk berlama-lama di perpustakaan. Untuk menambah kenyamanan pengguna, maka tata ruang harus didukung
dengan tata letak yang baik dan menarik. Perencanaan tata letak ruang baca tidak bisa lepas dari persepsi pemakai perpustakaan. Hal tersebut disebabkan karena
nyaman tidaknya ruang perpustakaan berdampak langsung pada pemakai. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu persepsi pemakai sangat diperlukan untuk memperbaiki tata letak ruang perpustakaan. Unsur spesifik dari tata ruang perpustakaan tersebut meliputi tata letak
ruangan, tata letak perabotan, sistem pencahayaan dan juga sirkulasi udara. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia 7495, perpustakaan kabupaten harus
Universitas Sumatera Utara
menempati gedung sendiri dan menyediakan ruang untuk koleksi, staf, dan penggunanya dengan luas sekurang-kurangnya 600 m
2
ruang koleksi, ruang baca anak-anak, remaja, dewasa, ruang kepala, ruang administrasi, ruang pengolahan,
ruang serbaguna, ruang teknologi informasi dan komunikasi serta multi media, dan ruang perpustakaan keliling. Area ruang koleksi dan layanan seluas 45 yang
terdiri dari ruang koleksi, ruang baca anak-anak, remaja, dewasa, koleksi buku, non buku, majalah, dan ruang koleksi muatan lokal. Ruang khusus seluas 30 yang
terdiri dari ruang teknologi informasi dan komunikasi serta multi media, ruang manajemen perpustakaan keliling, dan ruang serba guna. Ruang staf perpustakaan
seluas 25 terdiri dari ruang kepala, administrasi, ruang pengadaan, dan pengorganisasian materi perpustakaan.
Demikian halnya dengan tata ruang yang ada pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Serdang Bedagai yang merupakan salah satu
perpustakaan umum yang dikelola oleh pemerintah daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Dari observasi awal yang dilakukan peneliti, luas gedung perpustakaan
hanya seluas 175, 5 m
2
29, 25 dari luas Standar Nasional Indonesia yang terdiri
dari ruang koleksi, ruang baca, ruang kepala kantor, ruang administrasi, dan ruang staf. Ruang koleksi dan ruang baca seluas 61, 5 m
2
yang terdiri dari koleksi buku dalam 5 buah rak buku dengan ukuran 4 m x 0, 6 m x 1, 8 m dan juga koleksi
referensi dalam 3 buah rak dengan ukuran 2, 5 m x 0, 4 m x 2, 5 m. Ruang kepala kantor seluas 10, 5 m
2
, ruang staf seluas 43, 5 m
2
dan ruang administrasi seluas 60 m
2
. Penempatan atau jarak perabot dalam ruang bacanya, seperti meja baca dan kursi baca, jarak meja baca dengan rak buku hanya 0, 5 m saja, serta rak buku yang satu
dengan lainnya masih sangat berdekatan yaitu dengan berjarak hanya 0, 5 m yang dapat menyebabkan pengunjung menjadi berdesak-desakan dalam pencarian bahan
Universitas Sumatera Utara
pustaka sehingga aktifitas pemakai di perpustakaan menjadi terhambat dan memerlukan waktu yang lama.
Pengaturan tata letak perabotan yang cenderung berdesak-desakan sangat menggangu kenyamaman pengguna perpustakaan, disebabkan lokasi ruang baca
yang sangat sempit. Ruang baca, ruang koleksi, dan ruang sirkulasi juga masih berada dalam satu ruangan. Pengaturan sistem pencahayaan dan sistem sirkulasi
udara juga belum begitu sempurna yang menyebabkan kegerahan terhadap pengguna. Perpustakaan tersebut memang telah memiliki sirkulasi udara buatan atau
pendingin ruangan Air Conditioner, tetapi apabila listrik padam, maka suhu dalam ruangan perpustakaan ini tidak akan tertahankan karena panasnya. Jarak antara
bagian sirkulasi, meja baca, dan rak buku juga sangat berdekatan yaitu dengan jarak hanya 1, 5 m dan letaknya masih berada dalam satu ruangan. Sehingga apabila ada
beberapa pengunjung yang ingin melakukan transaksi dengan petugas bagian sirkulasi akan menyebabkan kebisingan, dan secara otomatis pengunjung lainnya
akan merasa terganggu dan tidak nyaman. Dengan kondisi penataan tata ruang seperti itu, secara otomatis jumlah pengunjung juga menjadi berkurang.
Berdasarkan alasan tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan menetapkan judul penelitian, “Penataan Ulang Ruang Perpustakaan Pada Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Serdang Bedagai”.
1.2. Rumusan Masalah