Perancangan Media Informasi Permainan Tradisional Karya Sunan Giri

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU INFORMASI DOLANAN ALA JOKO SAMUDRO

DK 38315/Tugas Akhir Semester V 2014-2015

Oleh:

Kusno Saparudin 51910010

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Kusno Saparudin

NIM : 51910010

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karaya orang lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, 16 Februari 2015

Kusno Saparudin NIM. 51910010


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan serta kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan perancangan buku ilustrasi mengenai hemat energi di lingkungan rumah tangga.

Perancangan buku ilustrasi ini tentunya banyak sekali kendala dalam prosesnya, tetapi dengan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing, dan terutama atas Allah SWT. Kesulitan tersebut dapat teratasi, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dan membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam perancangan dan penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari masih sangat banyak kekurangan dalam penulisan penelitian ini. Penulis berharap penulisan ini dapat bermanfaat dikemudian hari bagi pembaca dan mendorong pembaca untuk bisa melanjutkan dan menyempurnakannya lagi.

Terimakasih. Bandung, November 2014


(5)

vi DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

1.6 Manfaat Perancangan ... 3

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MEDIA INFROMASI TENTANG SUNAN GIRI SERTA CARA BERMAIN MANFAAT DAN MAKNA DARI PERMAINAN DAN LAGU KREASI SUNAN GIRI II.1 Sunan Giri ... 4

II.2 Dakwah Sunan giri ... 5

II.2.1 Sunan Giri Menemukan Tempat Untuk Berdakwah ... 5

II.2.2 Sunan Giri Menjadi Pendidik Dan Penyebar Agama Islam... 6

II.3 Media Dakwah Sunan Giri... 7

II.4 Permainan Dan Lagu Tradisional Ciptaan Sunan Giri Sebagai Media Dakwahnya ... 8

II.4.1 Permainan Tradisional Ciptaan Sunan Giri ... 8

II.4.2 Lagu Tradisional Ciptaan Sunan Giri ... 13


(6)

vii

II.6 Manfaat Musik Tradisional ... 15

II.7 Psikologis Anak Usia 10-12 Tahun ... 15

II.8 Pengertian Bermain ... 16

II.8.I Tahapan Perkembangan Bermain ... 16

II.9 Media Informasi ... 17

II.9.1 Definisi Media Informasi ... 17

II.9.2 Jenis jenis Media Informasi ... 18

II.10 Analisis Permasalahan ... 20

II.11 Khalayak sasaran ... 21

II.11.1 Demografis ... 21

II.11.2 Geografis ... 21

II.11.3 Psikografis... 22

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan ... 23

III.2 Pendekatan Komunikasi... 23

III.2.1 Pendekatan Visual ... 24

III.2.2 Pendekatan Verbal ... 25

III.3 Strategi Kreatif ... 26

III.4 Strategi Media ... 26

III.5 Strategi Distribusi ... 28

III.6 Konsep Visual ... 28


(7)

viii

III.8 Tata Letak (Layout)... 30

III.9 Tipografi ... 31

III.10 Illustrasi... 32

III.10 Warna ... 33

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Proses Pembuatan Buku Informasi ... 34

IV.2 Media Utama ... 39

IV.2.1 Cover ... 40

IV.2.2 Isi Buku ... 41

IV.3 Media Pendukung ... 42

IV.3.1 Poster ... 42

IV.3.2 Brosur ... 43

IV.3.3 Stiker ... 43

IV.3.4 Gantungan Kunci ... 44

IV.3.5 X Banner ... 45

IV.3.6 T-Shirt ... 46

IV.3.7 Tote Bag ... 46

IV.3.8 Packaging Dan Tag Ucapan Terima Kasih ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Walisongo menjadi penanda masuknya perkembangan Islam di Jawa Pada abad ke-13. Melalui perjuangan Walisongo, agama Islam di Jawa mulai berkembang pesat. Walisongo yang memiliki misi untuk menyebarkan agama Islam di Indonesia khususnya di Jawa mengunakan cara pendekatan sosial budaya. yaitu menggunakan pendekatan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya untuk mencapai keberhasilan misi tersebut selain itu cara yang ditempuh adalah adanya kordinasi antar Wali Wali adanya pesantren adanya karangan karangan dan juga adanya kesenian dan budaya serta permainan, sehingga agama Islam dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat Jawa tanpa ada harus pertumpahan darah. Cara yang menindas seperti itu tidak disukai oleh Walisongo dalam menyebarkan agama Islam Seperti halnya Sunan Giri dalam berdakwahnya dan media dakwahnya Sunan Giri yang dikenal sangat bijaksana melalui media pendidikan, media dakwahnya telah mendidik anak anak dengan amat bijaksana beliau menciptakan permainan anak anak yang mengandung makna dan manfaat. Permainan ciptaan Sunan Giri diantaranya adalah jethungan, jamuran, dan cublek cublek suweng. disamping itu beliau juga mengajarkan nyanyian nyanyian untuk anak anak yang mengandung ajaran agama Islam seperti padang bulan dan lir ilir. Permainan dan lagu lagu itu sendiri memiliki artian serta manfaat yang positif untuk anak-anak dan masyarakat.

Selain keistimewaan diatas masih banyak keistimewaan lain misalnya menyembuhkan orang sakit, penolakan sihir, juga menjadi media dakwahnya namun yang lebih dikenal yaitu media dakwah beliau menciptakan permainan anak dan lagu yang mengandung unsur agama Islam Namun pada saat ini kepopuleran permainan tradisional permainan dan lagu tradisional ciptaan Sunan Giri meredup, Bahkan sebagian dari mereka tidak pernah memainkan dan juga mengetahui permainan


(9)

2 tradisional. Permainan tradisional sudah jarang lagi ditemui di masyarakat pada saat ini. Semua hal itu terjadi karena kurangnya informasi kepada anak anak saat ini. Maka sangat disayangkan jika permainan tradisional hilang. Karena permainan tradisional ini banyak makna dan manfaat yang baik untuk anak. Maka dari itu diperlukan upaya pelestarian atau mempopulerkan kembali agar permainan tradisional tidak punah hal ini bisa dilakukan dengan cara adanya pengenalan dan memberikan informasi tentang permainan tradisional oleh karena itu diperlukan sebuah upaya untuk mempopulerkan kembali dengan cara membuat media informasi yang menarik untuk anak yang bisa menumbuhkan minat anak untuk bermain permainan tradisional dan juga menyanyikan lagu tradisional anak serta mengetahui manfaat dan makna dari permainan dan lagu tradisonal.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka teridentifikasi beberapa masalah yang muncul yaitu:

- Kurang populernya permainan tradisional dan lagu tradisional karya Sunan Giri - Jarang dijumpai anak-anak yang memainkan dan menyanyikan lagu yang telah

dibuat oleh Sunan Giri

- Upaya mempopulerkan kembali media dakwah Sunan Giri seperti permainan dan lagu tradisional ciptaan Sunan Giri dengan cara memainkan kembali permainan permainan yang sudah hampir punah

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana cara mengenalkan permainan hasil karya dari Sunan Giri sebagai media dakwah dalam menyebarkan agama Islam ?


(10)

3 I.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan materi dapat terfokus, maka untuk itu dibuat batasan masalahnya, perancangan ini meliputi informasi dan pengenalan cara bermain dan lagu tradisional karya Sunan Giri. Untuk anak usia 10 – 12 tahun.

I.5 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah Mempopulerkan kembali permainan tradisional dan lagu tradisional karya Sunan Giri. memberikan informasi kepada anak-anak tentang cara bermain, peraturan bermain, dari permainan tradisional ciptaan Sunan Giri serta makna dan manfaat yang terkandung didalamnya.

I.6 Manfaat Perancangan

Manfaat dari perancangan ini adalah membangkitkan kembali minat anak-anak untuk bermain permainan tradisional dan lagu tradisional, serta membuat anak lebih kreatif dengan bermain permainan tradisional, manfaat permainan tradisional juga membuat anak mudah bersosialisasi dengan bermain permainan tradisional dan lagu tradisional. Manfaat lainya adalah memperkaya media informasi tentang permainan dan lagu tradisional.


(11)

4 BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI MEDIA INFROMASI TENTANG SUNAN GIRI SERTA CARA BERMAIN MANFAAT DAN MAKNA DARI PERMAINAN DAN LAGU TRADISIONAL KREASI SUNAN GIRI II.1 Sunan Giri

Nama Sunan Giri Sewaktu muda adalah Raden Paku atau Joko Samudro atau Muhammad Ainul Yaqin Sunan Giri lahir sekitar tahun 1365 M di Blambangan Ayah dari Sunan Giri adalah Maulana Ishaq yang berasal dari Pasai. Sedangkan ibunya bernama Dewi Sekardadu Putri Raja Blambangan (Arif, 2013, h.256) Kisah asal usul Sunan Giri yaitu pada suatu hari kerajaan Blambangan yang sedang terkena wabah penyakit, sang putri raja pun menderita penyakit tersebut akhirnya raja mengeluarkan sayembara bahwa siapa saja yang bisa menyembuhkan akan dinikahkan dengan anaknya dan juga dapat tinggal di kerajaan. Hingga akhirnya Maulana Ishaq yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut sesuai janjinya Maulana Ishaq dinikahkan dengan Dewi Sekardadu, namun pada perjalananya setelah menikah raja Blambangan merasa terancam akan keberadaan Maulana Ishaq yang penduduk banyak yang menaruh simpati, karena itulah raja menyingkirkan Maulana Ishaq hingga pada akhirnya Maulana Ishaq menyingkir dari kerajaan Blambangan Maulana Ishaq tidak menginginkan terjadi perseteruan yang semangkin jauh antara dirinya dengan mertuanya. Oleh karena itu akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari kerajaan Blambangan, padahal saat itu istrinya sedang hamil tujuh bulan.( Hariwijaya, 2007.h.36

Hariwijaya (2007) Mengisahkan Bahwa Dewi Sekardadu melahirkan bayi yang tampan. Terjadilah hasutan oleh Patih Bajul kepada Raja Blambangan Bahwa kelak bayi itu akan membawa petaka kepada rakyat Blambangan, bahwa bayi itu harus dibunuh sang raja akhirnya terhasut namun ia tidak sampai membunuh cucunya, sebagai gantinya ia menidurkan cucunya itu didalam peti dan


(12)

5 dihanyutkan ke laut. Sang putri pun hancur melihat perlakuan sang ayah kepada cucunya hingga akhirnya putri raja meningalkan istana tanpa pengetahuan siapapun, hingga pada akhirnya peti yang berisikan bayi Sunan Giri ditemukan oleh anak buah kapal di laut dan dibawahlah peti itu dan diserahkan kepada majikan mereka yaitu Nyai Ageng Pinatih saudagar kaya raya asal Gresik karena Nyi Ageng Pinatih tidak memiliki anak, ia mengangkatkan sabagai anak dan karena ia ditemukan di tengah samudra maka diberilah nama Joko Samudro (hlm 39)

Seperti telah dijelaskan bahwa Raden Paku atau Joko Samudro telah diangkat menjadi anak Nyai Ageng Pinatih setelah Joko Samudro beranjak dewasa tibalah saatnya beliau untuk belajar. Nyai Ageng Pinatih mengirimkan Raden Paku ke Ampeldenta untuk belajar kepada Wali yang bernama Sunan Ampel.

Menurut catatan yang ada beliau mengaji selama dua belas tahun didalam pondok itu ternyata beliau adalah seorang santri yang selalu taat kepada gurunya dan sangat cerdik dalam menguasai ilmu ilmu agama serta kelengkapanya yang dapat dipakai untuk mengembangkan agama pada masa-masa selanjutnya.( Lembaga riset Islam luhur Malang h.98-99)

II.2 Dakwah Sunan Giri

11.2.1 Sunan Giri Menemukan Tempat Untuk Berdakwah

Sunan Giri saat masih berada dipondok pesantren Ampeldenta atau masih berguru kepada Sunan Ampel. Sunan Giri diceritakan dalam beberapa buku bahwa pada suatu hari Sunan Giri meminta ijin kepada gurunya untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima yaitu naik haji, dan pada saat itu juga Sunan Giri diberikan ijin namun ada satu syarat yaitu harus singah dahulu di Pasai. Di Pasai Sunan Giri bertemulah dengan orang tuanya yaitu Maulana Ishaq disana Sunan Giri diajari berbagai ilmu agama, dan setelah Sunan Giri mendapatkan ilmu banyak di Pasai Sunan Giri disuruh kembali oleh orang


(13)

6 tuanya ke Jawa dan mengurungkan niatnya untuk naik haji. Karena di Jawa sangat memerlukan tenaganya dalam menyebarkan agama Islam, namun ketika Sunan Giri akan kembali ke Jawa Sunan Giri diberikan wasiat segengam tanah dan disuruh mencari tempat yang tanahnya serupa dari segi warna dan baunya agar selanjutnya menetap dan berdakwah daerah itu. Singkat cerita Sunan Giri setelah kembali di Jawa menemukanlah tempat yang tanahnya sesuai dengan tanah yang diberikan ayahnya yaitu di gunung Kedaton disinilah Sunan Giri meminta ijin kepada gurunya Sunan Ampel dan disetujui mendirikan pesantren dan mendirikan masjid sebagai tempat untuk menyiarkan agama Islam.

Menurut keterangan dalam mencari tanah yang mirip dibekalkan oleh ayahnya. Sunan Giri terlebih dahulu bertafakur setelah itu beliau mengembara sampailah pengembaraan beliau disebuah bukit di Desa Sidomukti, Kebomas, Gresik disanalah beliau mendirikan pesantren Giri, sejak itulah Raden paku dikenal dengan nama Sunan Giri dalam bahasa sangsekerta yang berarti gunung atau perbukitan (Purwadi.2007. h 106)

II.2.2 Sunan Giri Menjadi Pendidik Dan Penyebar Agama Islam

Saat masih dewasa beliau Sunan Giri sudah aktif untuk belajar ilmu agama beliau belajar agama di Ampeldenta dan saat beliau akan menunaikan ibadah haji yang pada akhirnya tidak jadi karena kembali lagi ke Jawa dan mendirikan pesantren dan masjid, sewaktu di Pasai beliau mendalami ilmu agama dan juga ilmu-ilmu yang belum pernah didapatkan sewaktu belajar di Sunan Ampel. Di Pasai beliau belajar ilmu ilmu agama yang dianggapnya belum dipelajari di Ampel, maka oleh Syeickh Awwalul Islam diberi juga pelajaran tentang segala cabang ilmu yang bersangkutan dengan ilmu kewalian (Lembaga riset Islam Luhur Malang h. 99)

Sebagai pendidik beliau mempunyai jiwa ikhlas beliau hanya ingin menyampaikan pelajaran serta memperbaiki ahlak manusia yang tidak baik.


(14)

7 Beliau memberikan contoh teladan langsung baik kepada masyarakat, Karena ilmu pengetahuanya yang tinggi maka beliau dihormati dan disegani baik oleh masyarakat dan lawan lawanya yang mencoba mengahalangi niat beliau menyebarkan agama Islam.(Lembaga riset Islam luhur malang h.99)

Raden Paku sebagai pendidik yang mempunyai niat baik dan memberikan contoh langsung membuat banyak para pemuda dan masyarakat berdatangan dan berdiam di Giri sebagai santri dan belajar ilmu kepadanya. purwadi (2007) konon pesantren Giri terkenal ke seluruh penjuruh Jawa sampai keluar pulau Jawa, seperti Kalimantan Lombok dan Madura konon dalam penuturan babad jawi murid Sunan Giri bertebaran hingga ke mancanegara seperti Cina Mesir Arab dan Eropa. Pesantren Giri merupakan pusat ajaran tauhid Dan fiqh (h.106)

Sebagai pendidik beliau telah menempuh jalan yang bijaksana sekali dan metode yang baik dan mensesuaikan dengan keadaan masyarakat. Kemashuran Sunan Giri dalam menyebarkan agama Islam didorong kemauan yang keras untuk melaksanakan perintah guru dan orang tuanya sehingga walaupun banyak rintangan. Beliau tetap bertekad untuk menyebarkan agama Islam ditambah lagi sikap beliau yang ikhlas membimbing masyarakat dan menangulangi kesulitan kesulitan hidup dimasyarakat dan menunjukan jalan kebahagian hidup di dunia dan akhirat

II.3 Media Dakwah Sunan Giri

Dengan kewibawaan dan sifat-sifat yang luhur dari Raden Paku serta ilmu pengetahuan dapat menunjukan kelebihan serta dapat menguasai situasi masyarakat yang adil dan makmur, sunguh amat besar jasa Sunan Giri semasa hidupnya bagi penyiaran agama Islam Sunan Giri banyak mengirimkan utusan keluar Jawa menyiarkan agama Islam Sunan Giri juga dikenal sabagai pendidik yang sangat bijaksana serta berjiwa demokratis. Melalui media pendidikan sebagai media dakwahnya Sunan Giri telah mendidik anak-anak dengan sangat bijaksana beliau juga menciptakan bermacam macam permainan anak anak yang


(15)

8 berunsurkan dan mengandung ajaran agama seperti jetungan, jamuran, dan sebagainya, beliau juga menciptakan nyanyian anak anak yang juga mengandung ajaran agama Islam seperti padang bulan, lir ilir.

Dalam bidang kesenian Sunan Giri terkenal mengubah tembang asmaradana dan

pucung ia juga pencipta permainan anak anak seperti jamuran, cublak cublak suweng, jethungan dan jitungan, dhelikan, dan juga menciptakan nyayian untuk anak-anak padang bulan dan lir ilir yang isinya mengandung ajaran agama Islam. (M.Hari Wijaya hlm 45)

Selain keistimewaan di atas masih banyak keistimewaan lain misalnya menyembuhkan orang sakit, penolakan sihir, juga menjadi media dakwahnya namun yang lebih unik yaitu media dakwah beliau menciptakan permainan anak dan lagu yang mengandung unsur agama Islam dengan segala metode dakwahnya yang biasa digunakan dan segala kebijasanaan yang dipunya Sunan Giri telah meluaskan dakwahnya sampai daerah daerah yang begitu luas .

II.4 Permainan Dan Lagu Tradisional Ciptaan Sunan Giri Sebagai Media Dakwahnya

II.4.1 Permainan Tradisonal Ciptaan Sunan Giri JETHUNGAN

Jethungan adalah istilah dari bahasa Jawa bila diartikan ke bahasa Indonesia yaitu petak umpet sebuah permainan tradisonal yang mengasyikan dan juga membangun semangat serta kebersamaan permainan ini diciptakan oleh Sunan Giri sebagai media dakwah mengembangkan islam di tanah Jawa

Dolanan jethungan juga tidak membutuhkan biaya dan perlengkapan yang mahal. Dolanan ini dapat dimainkan oleh anak-anak tanpa harus mengeluarkan biaya, karena hanya membutuhkan tempat yang cukup luas. Dulu dolanan ini biasa dimainkan di halaman rumah, di dalam rumah, di jalan-jalan kampung, di lapangan, maupun di perkampungan. Anak-anak yang senang bermain jethungan


(16)

9 berumur 6—14 tahun. Namun ada kalanya anak-anak yang lebih besar ikut bermain. Permainan dilakukan secara berkelompok, artinya lebih ideal dimainkan antara 4—10 anak. Jethungan sering dimainkan saat-saat waktu senggang, seperti sore hari atau malam hari. Saat liburan kadang juga dimainkan pada pagi hari. Begitu pula ketika di sekolah, bisa dilakukan waktu istirahat. (http://arsip.tembi.net/id/news/bale-dokumentasi-aneka-rupa/jethungan-dolanan-anak-tradisional-13--4170.html)

Permainan Jethungan sendiri memiliki makna yang tinggi Solihin Salam (1960) Jethungan mengajarkan kepada kita bahwa jika kita sudah berpegang teguh kepada pedoman yang benar maka kita akan selamat (h.39)

Gambar II.1 Ilustrasi permainan jethungan

Sumber: Data pribadi

Gambar II.2 Ilustrasi permainan jethungan


(17)

10 Anak-anak yang hendak memainkan dolanan jethungan biasanya setelah berkumpul, menyepakati beberapa peraturan sederhana, misalnya, pembatasan wilayah permainan, tidak diperkenankan masuk rumah (jika bermain diluar rumah) harus melihat sungguh-sungguh yang ditunjuk (dithor, disekit) bukan asal spekulasi, waktu menutup mata tidak boleh melirik, tidak boleh terus menerus menunggu pangkalan (tunggu brok) dan sebagainya. Jika mereka sudah membuat peraturan sederhana, mereka memilih sebuah pangkalan untuk dijadikan pusat permainan, misalnya pohon, sudut tembok, gardu ronda, tembok gapura, sudut pagar, tiang rumah, atau lainnya. Pangkalan sebisa mungkin mudah dijangkau oleh semua pemain.(http://arsip.tembi.net/id/news/bale-dokumentasi-aneka-rupa/jethungan-1--dolanan-anak-tradisional-13--4170.html) Setelah membuat sebuah peraturan barulah permainan dimulai semua anak anak mulai yaitu dengan melalukan hompimpah, hompipah sendiri dilakukan untuk menentukan siapa yang menang dan yang kalah, dan setelah tahu siapa yang menang dan yang kalah barulah yang menang segera bersembunyi dengan syarat pemain yang kalah menutup mata dan berdiri di depan pangkalan yang sudah ditentukan tadi. Biasanya dalam permainan pemain yang kalah terlalu takut untuk keluar dari pangkalan untuk mencari temanya namun ada juga yang berani yang keluar dari pangkalan untuk mencari temanya. Biasanya saat saat seperti ini para pemain yang bersembunyi mulai siap siap untuk keluar dari persembunyianya dan ingin segera menyentuh pangkalan yang sudah ditentukan tadi. Disaat seperti inilah keseruan dari permainan tradisional ini biasanya saat yang sembunyi keluar atau ketahuan pemain dan pemburu akan berlomba kecepatan berlari untuk kembali ke pangkalan jika pemain dahulu yang sampai maka pemain menang dan tidak kalah karena ketahuan jika sebaliknya pemain kalah cepat maka pemburulah pemenangnya.(http://arsip.tembi.net/id/news/bale-dokumentasi-aneka-rupa/jethungan-dolanan-anak-tradisional-13--4170.html) Permainan jethungan memang membutuhkan kecepatan, ketepatan, dan juga keberanian bermain. Kecepatan dibutuhkan saat berlomba berlari dengan para


(18)

11 pemburu, ketepatan diperlukan saat menebak pemain pemburu agar tidak keliru, keberanian yaitu harus berani keluar dari pangkalan, permainan jethungan ini banyak sekali manfaat

Sedangkan Makna dari Permainan ini adalah untuk mendidik pengertian tentang keselamatan hidup. Yaitu hanya berpegang tegulah kepada keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa. Manusia (buruan) itu akan selamat cengkraman iblis (Pemburunya) ( Lembaga Riset Islam luhur Malang h.107)

JAMURAN

Dari segi istilah, nama jamuran diambil dari nama tumbuhan jamur. Jamur yang berbentuk seperti payung bulat itulah yang menjadi inspirasi nama dolanan jamuran. Berarti jamuran adalah sebuah nama dolanan, yang permainannya membentuk lingkaran seperti jamur. Maka anak-anak menyebutnya dengan

dolanan jamuran.

Sebelum permainan ini dimulai biasanya diawali dengan hompimpah untuk menentukan siapa menang siapa kalah. Kalah atau menang, anak-anak tetap riang. anak-anak yang menang, bergandengan membentuk lingkaran sembari melantunkan syair jamuran sementara satu anak yang berdiri di tengah lingkaran yang menandakan bahwa anak itu yang kalah. Setelah itu barulah para anak anak akan menyanyikan syair sebagai berikut

Anak-anak yang mengelilinginya sambil menyanyikan sebuah tembang jamuran, yaitu: jamuran, ya ge ge thok jamur apa? ya ge ge thok jamur gajih mbejijih saaraara semprat-semprit jamur apa? Setelah nyanyian selesai, maka anak yang

dadi segera mengucapkan sebuah jamur, misalnya jamur lot kayu. Maka seketika pemain yang mengelilinginya harus segera mencari pohon atau benda-benda yang berasal dari kayu untuk dipeluknya. Jika ada anak yang kesulitan mencarinya maka bisa segera ditangkap oleh anak yang dadi. Jadilah anak yang ditangkap itu menjadi anak yang dadi. Ia harus berada di tengah, semantara anak


(19)

12 lain termasuk yang menangkapnya kembali mengelilingi anak yang baru dadi

tadi. Begitulah seterusnya, ketika permainan kembali mulai, anak-anak mengawali dengan tembang jamuran seperti di atas.(jamuran http://tembi.net/ensiklopedi-aneka-rupa/jamuran-dolanan-anak-tradisional-9) Berbagai jenis jamur yang biasanya diucapkan oleh anak yang dadi. Hal itu biasanya tergantung dari wawasan anak yang dadi. Macam-macam jenis jamur yang sering diucapkan anak saat bermain jamuran, seperti jamur kethek menek,

jamur kendhil borot, jamur gagak, jamur kendhil, dan sebagainya. Saat anak yang dadi mengucapkan jamur kethek menek, maka pemain lain harus segera mencari tempat yang bisa dipanjat. Yang penting mereka tidak menginjak tanah. Ketika ada anak yang kesulitan mencari tempat panjatan dan segera ditangkap oleh anak yang dadi, maka anak yang ditangkap akan berubah menjadi anak yang dadi. Jika ada anak yang dadi sampai berulangkali, dinamakan dikungkung.

Gambar II.3 Ilustrasi permainan jamuran Sumber: sonzblog-corps.blogspot.com ( 27 Desember 2014)

Tentu anak yang bermain jamuran harus bisa bersosialisi dengan teman, tidak boleh egois, harus cekatan, banyak akal, dan tidak boleh cengeng. Jika anak tidak bisa memenuhi kriteria itu tentu akan mudah ditinggalkan teman-teman bermain lainnya. Itulah pendidikan yang diajarkan dalam permainan tradisional (jamuran http://tembi.net/ensiklopedi-aneka-rupa/jamuran-dolanan-anak-tradisional-9)


(20)

13 Permainan jamuran ternyata memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi. Anak-anak saling bergandengan tanpa memandang status sosial, jenis kelamin, atau apapun yang bisa memisahkan mereka. Mereka bergandengan membentuk sebuah lingkaran, ini menggambarkan bahwa persatuan mereka tidak akan pernah terputus. Permainan ini mengajarkan kepada anak-anak untuk tetap menjaga kerukunan dalam kondisi apapun. (http://ikanmasteri.com/archives/823) Menyangkut pembelajaran tingkat wawasan dari yang dadi. apabila tak banyak pengetahuan utamanya mengenai jamur maka akan sangat lama dia menyebutkan jamur yang bakalan diperankan oleh sebagian temen yang sekaligus menjadi target operasi selanjutnya. (http://ikanmasteri.com/archives/823)

II.4.2 Lagu Tradisonal Ciptaaan Sunan Giri

Selain permainan tradisonal Sunan giri juga mengajarkan nyanyian anak anak yang berjiwa agama diantaranya adalah tembangan bocah atau lagu anak anak seperti berikut ini

Lagu Padang Bulan

Padang – padang bulan Ayo gage do –dolanan, de-dolanan nang latar, ngalap padang padang gilar, nudung begog hanga tikar

Artinya : Terang terang bulan marilah kita lekas bermain bermain dihalaman mengambil manfaat dari terang menderangnya bulan mengusir gelap yang lari terbirit birit. Adapun maksud arti dari lagu tersebut adalah sebagai berikut.

Bahwa agama ( bulan ) telah datang memberi penerangan hidup. Maka marilah segera menuntut pendidikan (dolanan atau bermain ) di bumi ini ( latar atau halaman ) marilah kita mengambil hikmah dari ilmu agama Islam yang cemerlang itu ( cahaya bulan ) agar kebodohan serta kesesatan diri segera hilang ( gelap atau bodoh ) ( Lembaga Riset Islam Luhur Malang hal 107-108)


(21)

14 Lagu lir ilir

Selain lagu padang bulan ada lagi lagu yang terkenal yaitu tembang buat anak-anak bernama lir ilir yang maknanya mengandung filsafat dan jiwa agama. Lirik lagu lir ilir seperti berikut ini

Lir ilir Lir ilir. Tandure wis angilir. Sing ijo royo royo. Tak sengguh penganten anyar. Cah angon cah angon. Penekna blimbing kuwi. Lunyu lunyu penekna kanggo masuh dodotira. Dodotira dodotira. Kumitir bedah ing pinggir. Dondomana jrumatana. Kaggo serba menggo sore. Mumpung gede rembulane mumpung jembar kalangane .Ndak sorak horee

Sedangkan makna dari lagu ini adalah

Sang bayi yang baru lahir di dunia ini (tanaman yang mulai menghijau) masih suci masih murni sehingga ibarat penganten baru setiap orang ingin memandangnya (bocah angon) itu diumpamakan santri artinya orang yang menjalankan syariat agama sedangkan belimbing itu adalah buah buahan yang mempunyai belahan lima maksudnya sholatlah meskipun (lunyu lunyu) atau licin tolong panjatkan juga yakni walaupun susah berat dalam sholat namun kerjakanlah. (Membasuh dodotira) yaitu untuk membasuh hati dan jiwa yang kotor ini. (Kumitirbedah ing pinggir Dondomana jrumatana Kaggo serba menggo sore) maksudnya adalah bahwa orang hidup di dunia ini senantiasa condong ke arah berbuat dosa segan berbuat baik. Maka dengan menjalankan sholat lima waktu itu diharapkan kelak dapat menjadi bekal menghadap ke yang maha kuasa bekal itu ialah amal soleh ( Lembaga Riset Islam Luhur Malang hal 108-109 )

II.5 Manfaat Permainan Tradisional

Dalam permainan tradisional banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan diantaranya adalah memahami konsep sportivitas, Melatih kemampuan fisik anak, Belajar mengelola emosi, mengali kreatifitas, mengenal kerja sama,


(22)

15 bersosaliasi lewat permainan. mengenalkan permainan tradisional kepada anak berarti juga mewariskan nilai-nilai positif yang terkandung didalamnya (www.slideshare.net/mobile/zairaniaabhamid/manfaat-permainan-tradisional) II.6 Manfaat Musik Tradisional

Psikolog Rosdiana Setyaningrum mengungkapkan beberapa manfaat dari mengenalkan lagu daerah atau lagu tradisonal pada anak yaitu mengenalkan ragam budaya, memetik pesan positif, memperkaya musikalitas anak, tumbuhkan percaya diri dan kreatifitas, meningkatkan kecerdasan emosi (www.futuready.com/ArticleDetail/-Manfaat-mengenalkan-lagu.daerah-pada anak)

II.7 Psikologis Anak Usia 10-12 Tahun

Kolhberg (seperti di kutip Ahira, 2012), anak yang berusia 10-12 tahun sudah bisa berfikir bijaksana. Hal ini ditandai dengan anak berprilaku sesuai dengan aturan moral agar disukai oleh orang dewasa, bukan karena takut dihukum. Sehingga berbuat kebaikan bagi anak usia seperti ini lebih dinilai dari tujuannya. Anak pun menjadi anak yang tahu akan aturan. Sedangkan menurut Piaget (Ahira seperti dikutip Ahira, 2012 ) anak berusia 11-12 tahun sudah mulai mempertimbangkan tujuan-tujuan perilaku moral. Anak juga sudah bisa menilai bahwa aturan-aturan moral yang ada hanyalah kesepakatan tradisi dan hal ini sangat dapat diubah. Perkembangan psikologis anak umur 10-12 tahun diarahkan kepada hal-hal yang dipelajari di sekolah, seperti lingkup saint dan teknologi, tentang ruang angkasa, hujan, angin, suara, dan sebagainya. Mereka senang dengan cerita yang merangsang imajinasi dan memberi kesan yang action. Perkembangan anak tergantung dengan lingkungan sosial anak berada dan didikan orang tua.


(23)

16 II.8 Pengertian Bermain

Bermain menurut Mulyadi (2004), secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima pengertian bermain :

1. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak 2. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik 3. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas

dipilih oleh anak

4. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak

5. Memilikii hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya

II.8.1 Tahapan Perkembangan Bermain Jean Piaget

Adapun tahapan kegiatan bermain menurut Piaget ( seperti di kutip DuniaBunda, 2012 ) adalah sebagai berikut:

1) Permainan Sensori Motorik (± 3/4 bulan – ½ tahun)

Bermain diambil pada periode perkembangan kognitif sensori motor, sebelum 3-4 bulan yang belum dapat dikategorikan sebagai kegiatan bermain. Kegiatan ini hanya merupakan kelanjutan kenikmatan yang diperoleh seperti kegiatan makan atau mengganti sesuatu. Jadi merupakan pengulangan dari hal-hal sebelumnya dan disebut reproductive assimilation.


(24)

17 2) Permainan Simbolik (± 2-7 tahun)

Merupakan ciri periode pra operasional yang ditemukan pada usia 2-7 tahun ditandai dengan bermain khayal dan bermain pura-pura. Pada masa ini anak lebih banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka, ruang, kuantitas dan sebagainya. Seringkali anak hanya sekedar bertanya, tidak terlalu memperdulikan jawaban yang diberikan dan walaupun sudah dijawab anak akan bertanya terus. Anak sudah menggunakan berbagai simbol atau representasi benda lain. Misalnya sapu sebagai kuda-kudaan, sobekan kertas sebagai uang dan lain-lain. Bermain simbolik juga berfungsi untuk mengasimilasikan dan mengkonsolidasikan pengalaman emosional anak. Setiap hal yang berkesan bagi anak akan dilakukan kembali dalam kegiatan bermainnya.

3) Permainan Sosial yang Memiliki Aturan (± 8-11 tahun) Pada usia 8-11 tahun anak lebih banyak terlibat dalam kegiatan

Games with rules dimana kegiatan anak lebih banyak dikendalikan oleh peraturan permainan.

4) Permainan yang Memiliki Aturan dan Olahraga (11 tahun keatas)

Kegiatan bermain lain yang memiliki aturan adalah olahraga. Kegiatan bermain ini menyenangkan dan dinikmati anak-anak meskipun aturannya jauh lebih ketat dan diberlakukan secara kaku dibandingkan dengan permainan yang tergolong games seperti kartu atau kasti. Anak senang melakukan berulang-ulang dan terpacu mencapai prestasi yang sebaik-baiknya.


(25)

18 II.9 Media Informasi

II.9.1 Definisi Media Informasi

Pentingnya media informasi pada masa ini dirasakan cukup berperan dalam keberlangsungan studi ilmu pengetahuan, dikarenakan melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi dan dapat bertukar pikiran serta berinteraksi satu sama lain. Heinic (1982) mengatakan “istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara suber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio,

rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi”. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996).

Sedangkan pengertian dari informasi secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang (Gordon B. Davis, 1990). Maka pengertian dari media informasi dapat disimpulkan sebagai alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima informasi.

II.9.2 Jenis-Jenis Media Informasi

Setyowati (2006) menjelaskan jenis-jenis media informasi dibagi. menjadi dua yaitu:

1. Media non cetak

Media non cetak merupakan berupa radio, TV, kaset, kamera, handphone, dan internet.


(26)

19 2. Media cetak

Media cetak antara lain buku, surat kabar, majalah, brosur, poster, flyer, sign system, billboard, pamflet, spanduk,

Pada perancangan ini jenis media yang akan digunakan adalah media cetak. H.G. Andriese menyebutkan buku merupakan “informasi tercetak di atas kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan”. Maka buku diartikan sebagai kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan.

Ciri-ciri buku sebagai media informasi menurut Lukens (2003) meliputi beberapa aspek diantaranya yaitu:

- Stile (Bahasa)

Secara umum bahasa dalam buku informasi haruslah memenuhi persyaratan sederhana baik kosa kata maupun strukturnya, lugas dalam kaitannya dengan makna yang dimaksud, tidak berbelit, dan informatif.

- Bentuk Narasi

Kemenarikan buku informasi dapat dilihat dari penyajian redaksionalpenceritaannya serta informasi fakta yang ditulis.

- Keakuratan dan Cakupan Fakta

Bacaan informasi yang baik, seharusnya memberikan informasi secara lengkap, menyeluruh, mampu membangkitkan konsep, dan bermakna. Fakta yang dimaksud adalah sesuatu yang bersifat faktual yang kebenarannya didukung bukti empirik, logika, dan dapat dipertanggungjawabkan.


(27)

20 -Format

Kehadiran format dalam buku informasi telah terpenuhi diharapkan akan menumbuhkan dan membangkitkan minat terhadap buku informasi itu sendiri. - Illustrasi

Illustrasi dihadirkan agar menarik perhatian bahkan dapat mendorong minat untuk membaca teks verbal yang menyertainya.

- Unsur Didaktis (mendidik)

Bentuk penyajian dalam buku informasi aspek pelajaran atau membawa pesan ilmu wajib ada di dalamnya karena melalui buku informasi dapat memperoleh berbagai informasi yang diperlukan.

II.10 Analisis Permasalahan

Setelah menyimpulkan dari beberapa materi mengenai Sunan Giri dan Media dakwahnya, konsep kearifan lokal yang terdapat pada jethungan, jamuran cublek cublek suweng dan lagu padang bulan serta lir ilir dan manfaat dari permainan lagu tersebut, maka dengan demikian konsep kearifan lokal dan manfaat permainan serta lagu tradisional ini lebih relevan untuk ditargetkan kepada anak-anak dan remaja usia 10 sampai 12 tahun, karena anak-anak usia ini sudah berfikir bijaksana untuk tahu akan konsep kearifan lokal yang terdapat dalam permainan tradisonal yaitu yang pertama ( Jethungan ) untuk pengertian tentang keselamat hidup, yaitu hanya berpegang tegulah kepada keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua ( Jamuran ) meningkatkan kecekatan membangun mentalitas di dalam mengambil keputusan. Ketiga (Cublek Cublek Suweng) di perlukan hati yang bersih dan baik untuk mencari harta dan kebahagian sejati. Keempat ( lagu padang bulan ) mari mencari ilmu dan mengambil hikmah dari mencari ilmu. Kelima ( lir ilir ) menyuruh untuk agar rajin sholat agar tidak tersesat dalam menjalani hidup.


(28)

21 Hal yang ingin disampaikan melalui Buku illustrasi ini adalah cara bermain manfaat dan makna pada permainan tradisional dan lagu tradisional ciptaan Sunan Giri. Maka diharapkan anak anak dan remaja yang sudah mengetahui permainan serta lagu tradisonal tertarik untuk memainkanya kembali dan diterapkan dalam kesehariannya dari Kreasi Sunan Giri tersebut dan mendapatkan. Sehingga informasi ini mampu melestarikan dan terdokumentasikan mengenai konsep kearifan lokal dan manfaat permainan tradisional. Dengan demikian Perjalanan dakwah dan Media Dakwah Sunan Giri tidak akan dilupakan sehingga membuat permainan dan lagu ini tetap dikenal dan tetap diingat serta konsep kearifan lokal dan manfaat permainan tradisional dan lagu tradisional pun akan tersampaikan.

II.11 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran dipilih berdasarkan uraian secara spesifik dari sumber-sumber data yang diperoleh secara tepat berupa:

II.11.1 Demografis

- Target utama: Masyarakat anak anak ( 10–12 tahun). Dijadikan target primer - Target sekunder: Dewasa ( +25 tahun). Dipilih sebagai target sekunder karena

biasanya orang tua orang tua selalu memberikan informasi yang baik kepada anaknya

- Status ekonomi sosial: Menengah. - Pendidikan: Smp

-II.11.2 Geografis


(29)

22 II.11.3 Psikografis

Anak anak ( 10–12 tahun). umur tersebut anak anak senang dengan cerita yang merangsang imajinasi dan memberi kesan dan mempraktekkan apa yang mereka lihat atau mereka pelajari dan juga sudah mampu berfikir bertindak secara matang.


(30)

23 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

Menurut hamel dan prahalad (seperti di kutip Husein, 2001) pengertian strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelangan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir dimulai dari apa yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.

Dengan adanya permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, mengenai kurang populernya permainan tradisional dan lagu tradisional karya Sunan Giri. Maka dibutuhkan perancangan media informasi berupa buku illustrasi yang memberikan informasi tentang permainan dan lagu tradisional yang berisi tentang cara bermain manfaat dan makna dari permainan tradisional, dipilihnya buku illustrasi sebagai media untuk mengenalkan permainan tradisional dan lagu tradisional karena buku illustrasi dapat menyajikan informasi yang komunikatif dan tidak membosankan karena didalam buku ilustrasi ini disertai dengan illustrasi dihadirkan untuk menarik perhatian bahkan dapat mendorong minat untuk membaca teks verbal yang menyertainya.

III.2 Pendekatan Komunikasi

Dalam suatu penyampaian informasi dibutuhkan suatu komunikasi yang mampu menyampaikan informasi tersebut. Yang mudah dimengerti oleh target audiens. Penyampaianya komunikasi tersebut dapat berupa bahasa visual maupun bahasa verbal, yang dapat memberikan efek ketertarikan dan rasa ingin tahu target audiens terhadap komunikasi yang disajikan. Pendekatan komunikasi yang akan digunakan adalah mengenai permainan tradisional dan lagu tradisional karya Sunan Giri dengan cara, pembuatan buku informasi yang memberikan informasi tentang cara bermain, peraturan bermain, manfaat serta makna dari permainan tradisional dan lagu tradisional ciptaan Sunan Giri.


(31)

24 Tujuan komunikasi

Mengenalkan dan mempopulerkan kembali permainan dan lagu tradisional ciptaan Sunan Giri yang meliputi cara bermain makna manfaat dari permainan tersebut sehingga diharapkan anak anak dapat tertarik untuk memainkan kembali permainan tersebut.

Materi pesan

Materi yang akan disampaikan dalam media informasi yang berupa buku ini adalah.

- Sejarah singkat Sunan Giri

- Salah satu peningalan Sunan Giri seperti permainan tradisional jethungan

jamuran dan lagu tradisional lir ilir dan padang bulan - cara bermain dari permainan tradisional dan lagu tradisional - makna dari permainan tradisional

- makna dari lagu tradisional

- manfaat dari permainan dan lagu tradisional III.2.1 Pendekatan Visual

Pendekatan visual adalah faktor yang penting dalam mencapai daya tarik target audience maka penggambaran visual pada media informasi ini adalah akan mengacu atau mengadaptasi dari gaya pada lukisan damar kurung khas Gresik yang sudah menjadi ikon budaya kota Gresik. Damar kurung sendiri adalah lampion dari kertas yang sisi sisinya dipenuhi dengan lukisan. Lukisan ini memiliki desain yang unik, berkarakter polos, kekanak-anakan dan yang menceritakan tentang kehidupan sehari hari dan berhias warna warna terang kuning merah hijau. dengan pendekatan visual melalui lukisan damar kurung sehingga tujuan dari informasi yang akan disampaikan bisa diterima oleh anak dan juga memberikan ke khasan tentang Gresik buku informasi tersebut yang tujuanya agar audiens merasa dekat dengan buku informasi dan juga menumbuhkan kebangaan kepada daerahnya sendiri.


(32)

25 Gambar III.1 Contoh lukisan Damar kurung khas Gresik

Sumber: https://www.infogresik.info.com (25 Desember 2014).

Gambar III.2 Contoh damar kurung

Sumber: https://www.infogresik.info,com (25 Desember 2014). III.2.2 Pendekatan Verbal

Pendekatan secara verbal yang digunakan adalah bahasa Indonesia karena target audiens merupakan anak anak Indonesia namun bahasa yang digunakan bukanlah bahasa formal atau baku, tetapi lebih kebahasa sehari hari yang mudah dipahami dan disampaikan secara menarik.


(33)

26 III.3 Strategi Kreatif

Strategi kreatif dalam pembuatan buku ini yaitu akan menjadi dua sisi. Disinilah strategi kreatif dari buku informas ini jadi buku ini bisa dibaca dari dua sisi bisa dibaca dari depan atau dibaca dari belakang. Buku ini dibuat dengan dua sisi karena dalam buku informasi akan menginformasi dari dua permainan ciptaan Sunan giri yaitu jethungan dan jamuran karena dibuku informasi ini dua permainan tidak disusun secara berurutan melainkan disusun terpisah disisi yang berbeda namun kesatuan itu akan terasa karenaa kedua permainan tersebut ciptaan dari Sunan Giri. Sisi pertama mengambil sebanyak 14 sedangkan sisi kedua yaitu 11 halaman total halaman sendiri yaitu 25 halaman sisi satu akan menceritakan sejarah singkat Sunan Giri, informasi permainan jethungan dari mulai cara bermain manfaat serta makna. Sedangkan sisi kedua menceritakan tentang lagu tradisional dan juga permainan jamuran dari mulai cara bermain, manfaat, dan makna dari permainan tersebut. Ke unikan buku informasi dua sisi ini menjadi kekuatan untuk membuantnya menjadi mudah di ingat.

III.4 Strategi Media

Pendekatan yang akan dilakukan untuk perancangan buku sebagai media informasi adalah

Media Utama

Media utama yang akan digunakan adalah berupa media informasi yang akan dijadikan 2 bagian yang pertama adalah buku informasi tentang Sunan Giri dan yang kedua adalah buku informasi tentang permainan dan lagu tradisional makna manfaat dan cara bermain dari permainan tradisional ciptaan Sunan Giri. buku ini juga memiliki konsep yang berbeda seperti yang di atas yang sudah dijelaskan. Media Pendukung

Media pendukung merupakan media pelengkap atau tambahan bagi media utama untuk membantu menginformasikan, agar menjadi rangsangan target audiens untuk membaca buku informasi mengenai permainan dan lagu tradisional ciptaan Sunan Giri. Media pendukung ini menyampaikan bentuk dan illustrasi dari konsep media utama .


(34)

27 Damar kurung

Damar kurung yaitu sejenis lampion yang merupakan ikon budaya khas Gresik dimana disetiap sisinya dihiasi dengan seni lukisan yang menceritakan tentang kehidupan sehari hari. Tujuan dari dibuatnya damar kurung yaitu salah satu media pendukung untuk menarik perhatian pengunjung untuk mendatangi stand penjualan ketika ada acara-acara tentang kebudayaan di Gresik atau pesta rakyat. Yang dimana dari sisi sisi damar kurung ini akan mengillustrasikan dari permainan dan lagu tradisional ciptaan Sunan Giri dan juga damar kurung ini akan dibuat beda dari damar kurung yang sudah ada, sehingga diharapkan damar kurung ini bisa menarik perhatian audiens untuk mengunjungi stand penjualan dan memberikan kesan ke khasan tentang Gresik .

Brosur

Media ini merupakan media yang luas dalam penyebaranya walaupun lebih ke individu namun brosur ini bisa memberikan informasi tentang produk yang akan dikenalkan

Poster A3

Poster disertakan sebagai media pemberi informasi yang bersifat mengajak pada target audiens baik itu untuk primer maupun sekunder.

Mini X baner

Media dapat memberikan informasi dan lebih jelas bersifat mengajak.dan x baner ini juga mampu menarik perhatian target audiens karena ukuran x baner cukup besar.

Baju

Baju ini juga di gunakan untuk event saat promosi dan juga sebagai merchandise atau hadiah dari pembelian buku informasi dan di belakang atas baju akan ada tulisan tentang pesan untuk tidak malu memainkan permainan tradisional

Gantungan kunci

Media ini dipilih Karena bisa ditempatkan dimana saja yang target audiens sukai Stiker

Stiker dibuat karena sifatnya individu dan stiker dikenal sangat praktis dan efektif, dapat ditempelkan dimana saja sehingga memperluas jangkauan dari pesan yang


(35)

28 ingin disampaikan stiker ini bertujuan agar target lebih mudah untuk mengingat motif dari batik banten.

III.5 Strategi Distribusi

Strategi Pendistribuan sendiri yaitu melalui kerja sama dengan penerbit buku mizan dengan komunitas budaya di kota Gresik .hal penting dalam pendistributian ini yaitu bekerjasama dengan komunitas yang memiliki kepentingan yang sama seperti melestrikan dan mengembangkan budaya kota tersebut. Sebagai contoh yaitu melakukan kerjasama kepada komunitas pecinta sejarah dan budaya di Gresik. manfaat dari pendistibutian melalui komunitas itu sendiri yaitu mendapatkan pelangan baru berdasarkan kesamaan dan kepentingan yang sama. Dengan adanya pelangan yang memiliki kepentingan yang sama tentu tujuan dari pendistribusian ini akan sesuai sasaran contohnya akan masuk kesangar-sangar seni dan budaya ke sekolah sekolahan dan juga ke acara acara yang bertemakan budaya atau bertemakan kota Gresik, sehingga pendistribusian ini akan menambah laju pertumbuhan pelangan. sehingga dengan adanya kerjasama komunitas yang memiliki tujuan yang sama sehingga harapkan akan mempercepat pendistributian.

III.6 Konsep Visual

Dalam sebuah media informasi yang menarik dan informatif. Konsep visual menjadi yang sangat penting konsep visual dalam buku informasi tentang makna dan manfaat permainan dan lagu tradisional ciptaan Sunan Giri. Dalam konsep visual akan mengillustrasikan permainan tradisional dan lagu tradisional dari Cara bermain makna serta manfaatnya dengan mengacu pada gaya lukisan damar kurung. studi visual yang dilakukan adalah mengunakan foto anak-anak bermain

jethungan dan jamuran dan juga gaya lukisan damar kurung sebagai refrensinya tetapi tetap dengan gaya pribadi perwarnaan sendiri mengacu pada perwarnaan


(36)

29 Gambar III.3 Bahan studi visual

Sumber : sonzblog-corps.blogspot.com ( 27 Desember 2014)

damar kurung yaitu full color namun ada warna warna yang dari warna pesisir. Salah satu contoh konsep visual buku informasi dolanan ala joko samudro,

Gambar III.4 Bahan studi visual Sumber : Data Pribadi

III.7 Format Desain

Media informasi yang berbentuk buku informasi ini akan dibuat dengan ukuran 19 cm x 24 cm dengan format portrait dan berisi kurang lebih 25 halaman. Ukuran


(37)

30 yang sangat luas untuk ukuran seorang anak. Dengan bentuk buku yang lebih berbentuk panjang membuat anak nyaman dalam membaca dan melihat visual III.8 Tata letak ( Layout )

Tata letak bertujuan agar elemen visual dan verbal menjadi komunikatif, yang akan membuat target audiens lebih mudah dan nyaman dalam membacanya format layout buku informasi Dolanan Ala Joko Samudro lebih menonjolkan visual atau illustrasinya sebagi pusat perhatianya.

Adapun format cara membaca dan tata letak illustrasi dalam bukunya seperti gambar di bawah ini.

Gambar III.5 Bahan studi visual Sumber : Data Pribadi

Gambar III.5 Bahan studi visual Sumber : Data Pribadi


(38)

31 Pada Gambar III.3 penempatan ilustrasi dalam 1 halaman saja sedangkan pada gambar III.4 penempatan ilustrasi digabung menjadi 2 halaman cara membaca buku ilustrasi mengikuti kebiasaan orang Indonesia yang cenderung membaca dari kiri ke kanan.

III.9 Tipografi

Huruf yang di gunakan adalah jenis huruf yang biasa digunakan untuk anak anak, jenis huruf yang terlihat santai. Tidak tegas dan juga nyaman saat membaca cerita. Berikut adalah jenis jenis font yang di gunakan.

Judul

Font yang digunakan pada judul adalah font ” KomikaAxis” jenis font ini cocok untuk dijadikan judul karena ukuranya yang tebal dan juga mencolok namun tetap terlihat nyaman karena jenis huruf yang tidak tegas

Gambar III.6 Pengapilkasi font KomikaAxis Pada judul Sumber :Data Pribadi


(39)

32 Isi teks

Pada bagian isi font yang digunakan adalah “ gotham dan poetsen oneFont Gotham sendiri jenis font yang memiliki karakter untuk sebuah cerita dan cocok untuk anak anak sedangkan untuk bodytext sendiri mengunakan Poetsen one jenis font yang tebal cocok dengan visual yang di gunakan

Gambar III.7 font poetsen one dan font gotham Sumber : Data Pribadi

III.10 Ilustrasi

Illustrasi yang digunakan pada buku informasi adalah gaya gaya seperti lukisan damar kurung lukisan ini memiliki desain yang unik, berkarakter polos, kekanak-anakan dan yang menceritakan tentang kehidupan sehari hari dengan perwarnaan full color namun ada warna warna tertentu yang sering ditonjolkan yaitu warna warna pesisiran. Illustrasi yang digunakan ini bertujuan membuat nyaman target audiens dan juga meningkatkan kebanggan target audiens terhadap kebudayaan dikotanya.


(40)

33 III.11 Warna

Karena target audiens anak anak maka warna dalam buku informasi tentang Dolanan Ala Joko Samudro ini memilih warna warna yang lembut karena warna warna lembut tidak lelah Warna diambil dari warna pesisiran , yang di ambil dari motif pesisiran atau warna-warna dari daerah pesisir karena Gresik sendiri letak kotanya berada di pesisir pantai utara jawa yang sehingga kesan dari kota Gresik sendiri dapat terlihat yaitu warna merah hijau biru kuning sedangkan warna coklat dan putih sendiri di ambil karena Gresik sendiri merupakan kota religius maka warna putih sendiri diambil karena warna kemurnian

Gambar III.9 Warna pesisir Sumber : Data Pribadi


(41)

34 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Proses Pembuatan Buku Informasi

Proses pembuatan buku informasi dimulai dari pengembangan synopsis yang kemudian menjadi

storyline yang mencakup teks informasi. Setelah storyline dibuat, baru kemudian dikembangkan kembali menjadi storyboard diproses storyboard sendiri proses sketsa kasar yang meliputi ekspresi, tata letak atau layout sudah dikomposisikan dengan illustrasi yang dibuat. Setelah

storyboard selesai, baru kemudian dibuatlah sketsa awal yang telah distudi visual dari berbagai sumber terlebih dahulu yang menjadi hasil akhir dari visual yang akan menjadi buku informasi

Gambar IV.1 : Proses storyboard

Sumber : Data pribadi

Dari proses storyboard barulah masuk ke tahap selanjutnya yaitu sketsa awal. Tetapi sebelum melanjutkan ke sketsa awal dikertas dilakukan proses menentukan ukuran margin kertas dan visual buku informasi


(42)

35 Setelah proses pengukuran selesai maka proses selanjutnya adalah proses penebalan sketsa awal mengunakan pensil. Setelah proses penebalan garis barulah masuk ke tahap selanjutnya yaitu tahap pewarnaan proses pewarnaan sendiri mengunakan fine marker warna dan spidol berwarna untuk garis outline ditahap pewarnaan ini bisa pertama yaitu membuat outline dulu setelah itu pewarnaan atau pewarnaan lalu outline dulu atau mungkin dikombinasikan untuk pengerjaan ini objek yang pewarnaan terakhir akan diberikan outline terlebih dahulu proses pewarnaanya dilakukan setelah semua sudah diwarnai contohnya adalah gambar dibawah ini

Gambar IV.2 : Proses pewarnaan secara manual Sumber : Data pribadi

Proses selanjutnya adalah tahap koreksi tahap pertama yaitu dimana tahap ini mengoreksi bagian bagian bagian kecil yang tak terjangkau. Setelah tahap koreksi selesai barulah tahap selanjutnya adalah tahap pemberian shading agar ketika didigital tidak terlalu banyak revisi


(43)

36 Gambar IV.3 : Proses pewarnaan dan pemberian shading

Sumber : Data pribadi

Setelah pewarnaan selesai dan proses shading juga selesai barulah proses selanjutnya adalah memberikan pernak pernik atau hiasan ala damar kurung karena disini mengunakan pendekatan visual damar kurung barulah proses selanjutnya adalah memberikan pernak pernik tersebut namun sebelumnya memberikan pernak pernik tersebut dilakukan perapian gariss terlebih dahulu sehingga proses pemberian pernak pernik pun mudah.

Gambar IV.4 : Proses Pemberian pernak pernik ala damar kurung Sumber : Data pribadi


(44)

37 Setelah proses pewarnaan dan pemberian pernak pernik ala damar kurung selesai, barulah proses selanjutnya adalah proses pemindaian dengan scanner. Seluruh sketsa yang sudah dipindai kemudian dibersihkan dari noise melalui proses inking untuk menebalkan sekaligus merapihkan garis pada gambar dengan mengunakan Sofware Adobe Photoshop CS6.

Gambar IV.5 : Tahap Pemindaian Sumber : Data pribadi

Pada saat pemindaian harus melakukan menaikan level dengan klik control + m setelah itu atur yang sesuai, Setelah melakukan curve tahap selanjutnya adalah mengunakan koreksi tone warna dan colour balance, agar dapat menghasilkan warna yang soft dan tidak mencolok. Setelah mendapatkan warna yang diinginkan, proses selanjutnya adalah memberikan teks kedalam kolom informasi untuk menginformasikan tentang apa illustrasi didalamnya.

Komposisi Layout juga dilakukan kembali untuk menempatkan posisi yang diinginkan. Penempatan teks pun disesuaikan dengan ruang sehingga tidak terlihat kosong.setelah semua proses selesai semua layer dijadikan satu dengan cara control + E setelah semua layer menyatu proses selanjutnya adalah memberikan efek soft dengan cara klik Image – Adjusment – color look up. Setelah cari efek soft warming look setelah itu atur sesuai keinginan atur sesuai efek


(45)

38 yang ingin di keluarkan setelah proses memberian efek selesai baru klik ok dan jadilah efek soft

sesuai gambar di bawah ini

Gambar IV.6 : Tahap setelah pemberian efek soft warming look

Sumber : Data pribadi

Setelah semua illustrasi dikerjakan dari mulai pengaturan warna pemberian teks Tata letak dan pemberian efek selesai proses selanjutnya adalah mengabungkan gambar setiap halaman. Agar memudahkan saat pengerjaan cetak

Gambar IV.7 : Tahap setelah pemberian efek soft warming look Sumber : Data pribadi


(46)

39 IV.2 Media Utama

Media utama berbentuk buku informasi yang memberikan informasi tentang permainan dan lagu karya dari sunan giri

Gambar IV.8 : Buku informasi Dolanan Ala Joko Samudro Sumber : Data pribadi

Di buku informasi ini membahas karya dari Sunan Giri pemberian judul sendiri Yaitu Dolanan Ala Joko Samudro yaitu di kota Gresik sendiri julukan yang terkenal untuk Sunan Giri ada Joko Samudro format buku informasi ini juga dengan format bolak balik depan belakang bisa dibaca dari depan atau bisa dibaca dari belakang itu menjadi salah satu strategi kreatif yang ada di dalam buku informasi Dolanan Ala Joko Samudro.


(47)

40 IV.2.1 Cover

Gambar IV.9 : Cover depan dan cover belakang yang terbalik Sumber : Data pribadi

Media utama : Buku informasi Ukuran : 19 X 24 CM Teknis produksi : Digital printing

Jilid : Hard cover laminasi gloosy panas

Pada cover buku ilustrasi terdapat judul utama buku dan nama pengarang untuk memudahkan identifikasi judul buku, selain itu pada cover terdapat ilustrasi permainan jethungan dan jamuran

yang sedang bermain permainan kedua tersebut pada bagian belakang cover juga illustrasi permainan jamuran dan nama penerbit alamat penerbit serta judul Dolanan Ala Joko Samudro


(48)

41 IV.2.2 Isi Buku

Ukuran : 19 X 24 CM Material : Art paper 260 gram Teknis produksi : Digital printing Jilid : -

Gambar IV.10 : Contoh halaman buku informasi Sumber : Data pribadi

Pada buku informasi ini terdapat 20 Halaman yang isinya menginformasikan tentang cara bermain. Makna dan manfaat dari permainan jethungan dan jamuran yang diciptakan oleh Sunan Giri dalam menyebarkan dakwah islam di Gresik


(49)

42 IV.3 Media Pendukung

IV.3.1 Poster

Gambar IV.11 : Poster Sumber : Data pribadi Media utama : Buku informasi

Ukuran : 19 X 24 CM Teknis produksi : Digital printing

Jilid : Hard cover laminasi gloosy panas

Media pendukung poster memuat informasi mengenai buku informasi tentang informasi permainan jethungan dan jamuran serta ajakan untuk membeli buku informasi jamuran dan


(50)

43 IV.3.2 Brosur

Gambar IV.12: Brosur Sumber : Data pribadi Media Pendukung : Brosur

Ukuran : 15 x 21 cm Teknis produksi : Digital printing Material : Artpaper 210 gram IV.3.3 Stiker

Gambar IV.13: Stiker Sumber : Data pribadi


(51)

44 Media Pendukung : Stiker

Ukuran : 5 x 5 cm Teknis produksi : Digital printing Material : Stiker como IV.3.4 Gantungan kunci

Gambar IV.14: Gantungan kunci Sumber : Data pribadi

Media Pendukung : Gantungan kunci Ukuran : 7 x 7cm

Teknis produksi : Digital printing Material : canvas


(52)

45 Pembuatan gantungan kunci ini sengaja dengan tulisan Gresik yang berpisah pisah tujuanya adalah agar setiap pembelian dalam kelompok bisa mendapatkan gantungan kunci yang ketika disatukan membentuk kata Gresik

IV.3.5 X banner

Gambar IV.15: X banner Sumber : Data pribadi

Media Pendukung : X banner Ukuran : 160 x 60 cm Teknis produksi : Digital printing Material : x banner


(53)

46 IV.3.6 T-SHIRT

Gambar IV.16: T-shirt depan belakang Sumber : Data pribadi

Media Pendukung : T-shirt Ukuran : 160 x 60 cm

Teknis produksi : Cetak saring atau sablon manual Material : Cotton combed

IV.3.7 Tote bag

Gambar IV.17: Totebag Sumber : Data pribadi


(54)

47 Media Pendukung : Totebag

Ukuran : 40 x 30 cm

Teknis produksi : Cetak saring atau sablon manual Material : Canvas jepang

IV.3.7 Packaging dan tag ucapan terima kasih

Gambar IV.18 : packaging dan ucapan terima kasih

Sumber : Data pribadi

Media Pendukung : packaging dan ucapan terima kasih Ukuran : 29 x 42 cm dan 10 x 5 cm

Teknis produksi : Digital printing


(55)

(56)

48 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arif, Masykur. (2013). Sejarah Lengkap Walisanga. Yogyakarta: Dipta.

Lembaga Riset Islam Pesantren Luhur Malang Panitia Penelitian Dan Pamugaran Sunan Giri. (2014). Sejarah Perjuangan Dan Dakwah Islamiyah Sunan Giri. Malang. Pustaka Luhur

M, Hariwijaya.(2007). Wali Sanga Penyebar Islam Di Nusantara. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Mulyadi, (2004). Bermain Dan Kreatifivitas Upaya Mengembangkan Kreatifivitas Anak Melalui Kegiatan Bermain. Jakarta: Papas Sinar Santi Purwadi. (2007). Dakwah Walisanga Penyebaran Islam Berbasis Kultural Di

Tanah Jawa. Yogyakarta: Panji Pustaka.

Solichin salam. (1960). Sekitar Walisanga. Kudus.Menara Kudus

Tim Penyusun Hari Jadi Kota Gresik. (1991). Kota Gresik Sebuah Perspektif Sejarah dan Hari Jadi.). Gresik

Website

Anneahira.Perkembangan Anak Usia 6-12 Tahun Tersedia Di:

http://www.anneahira.com /perkembangan-anak-usia-6-12-tahun.html ( Di akses pada tanggal 28 Desember 2012 jam 20.00 )

Bunda. (2012). Tahapan Perkembangan Bermain Pada Anak. Tersedia di :

http://www.duniabunda.com/tahapan-perkembangan-bermain-pada-anak ( Di akses pada tanggal 28 Desember 2012 jam 20.00 )


(57)

49 Futuready, (2013). Manfaat Mengenalkan Lagu Daerah Tersedia di:

http://www.futuready.com/ArticleDetail/-Manfaat-mengenalkan-lagu.daerah-pada-anak ( Di akses pada tanggal 04 november 2014 Jam 14.01 )

Suwandi. (2009).Jethungan 1 (Dolanan Anak Tradisional-13) Tersedia di :

http://www.arsip.tembi.net/id/news/bale-dokumentasi-aneka-rupa/jethungan-1--dolanan-anak-tradisional-13--4170.html (Di akses pada tanggal 04 november 2014 Jam 11.21 )

Setyowati, Yuli. (2006)Komunikasi Massa Tersedia di:

http://www.aurajogja.files.wordpress.com/2006/09/komunikasi-massa-a5.Pdf ( Di akses pada tanggal 03 november 2014 jam 20.30 )

Zairania, Abhamid. Manfaat Permainan Tradisional Tersedia Di:

http://www.slideshare.net/mobile/zairaniaabhamid/manfaat-permainan-tradisional ( Di akses pada tanggal 07 november 2012 jam 20.00 )


(58)

(59)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Kusno Saparudin

Tempat Tanggal Lahir : Cirebon, 03 Agustus 1992

Pendidikan : Formal

a. 2007 - 2010

SMA Nahdatul Ulama 2 Gresik b. 2010 - Sekarang

Universitas Komiputer Indonesia

Alamat : jln Sekeloa utara no 214 Bandung

Email : rewosheno@gmail.com


(1)

47 Media Pendukung : Totebag

Ukuran : 40 x 30 cm

Teknis produksi : Cetak saring atau sablon manual

Material : Canvas jepang

IV.3.7 Packaging dan tag ucapan terima kasih

Gambar IV.18 : packaging dan ucapan terima kasih

Sumber : Data pribadi

Media Pendukung : packaging dan ucapan terima kasih

Ukuran : 29 x 42 cm dan 10 x 5 cm

Teknis produksi : Digital printing


(2)

(3)

48 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arif, Masykur. (2013). Sejarah Lengkap Walisanga. Yogyakarta: Dipta.

Lembaga Riset Islam Pesantren Luhur Malang Panitia Penelitian Dan Pamugaran Sunan Giri. (2014). Sejarah Perjuangan Dan Dakwah Islamiyah Sunan

Giri. Malang. Pustaka Luhur

M, Hariwijaya.(2007). Wali Sanga Penyebar Islam Di Nusantara. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Mulyadi, (2004). Bermain Dan Kreatifivitas Upaya Mengembangkan

Kreatifivitas Anak Melalui Kegiatan Bermain. Jakarta: Papas Sinar Santi

Purwadi. (2007). Dakwah Walisanga Penyebaran Islam Berbasis Kultural Di

Tanah Jawa. Yogyakarta: Panji Pustaka.

Solichin salam. (1960). Sekitar Walisanga. Kudus.Menara Kudus

Tim Penyusun Hari Jadi Kota Gresik. (1991). Kota Gresik Sebuah Perspektif

Sejarah dan Hari Jadi.). Gresik

Website

Anneahira.Perkembangan Anak Usia 6-12 Tahun Tersedia Di:

http://www.anneahira.com /perkembangan-anak-usia-6-12-tahun.html ( Di

akses pada tanggal 28 Desember 2012 jam 20.00 )

Bunda. (2012). Tahapan Perkembangan Bermain Pada Anak. Tersedia di :

http://www.duniabunda.com/tahapan-perkembangan-bermain-pada-anak (


(4)

49 Futuready, (2013). Manfaat Mengenalkan Lagu Daerah Tersedia di:

http://www.futuready.com/ArticleDetail/-Manfaat-mengenalkan-lagu.daerah-pada-anak ( Di akses pada tanggal 04 november 2014 Jam

14.01 )

Suwandi. (2009).Jethungan 1 (Dolanan Anak Tradisional-13) Tersedia di :

http://www.arsip.tembi.net/id/news/bale-dokumentasi-aneka-rupa/jethungan-1--dolanan-anak-tradisional-13--4170.html (Di akses

pada tanggal 04 november 2014 Jam 11.21 )

Setyowati, Yuli. (2006)Komunikasi Massa Tersedia di:

http://www.aurajogja.files.wordpress.com/2006/09/komunikasi-massa-a5.Pdf ( Di akses pada tanggal 03 november 2014 jam 20.30 )

Zairania, Abhamid. Manfaat Permainan Tradisional Tersedia Di:


(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Kusno Saparudin

Tempat Tanggal Lahir : Cirebon, 03 Agustus 1992

Pendidikan : Formal

a. 2007 - 2010

SMA Nahdatul Ulama 2 Gresik b. 2010 - Sekarang

Universitas Komiputer Indonesia

Alamat : jln Sekeloa utara no 214 Bandung

Email : rewosheno@gmail.com