Pengaruh Pendapatan Non Operasional dan Tingkat Inflasi Terhadap Pengembalian Aset Perbankan yang Terdaftar di Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia 2010-2014

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

DATA PRIBADI

Nama : Gita Nurhida Oktapiana

Alamat : Jl. Bagus Rangin III No.133A, Kel.Lebakgede Kec.Coblong, Kota Bandung HP : 089512666244

Email : gitanigy@gmail.com Tanggal Lahir : 7 Oktober 1994 Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Status : Mahasiswa

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

Tahun Ajaran Nama Sekolah

2000 - 2006 SDN Babakanjawa II

2006 - 2009 SMPN 3 Majalengka

2009 - 2012 SMAN 1 Majalengka

2012 - 2016 Universitas Komputer Indonesia

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Bandung, September 2016

Gita Nurhida Oktapiana

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(6)

PENGARUH PENDAPATAN NON OPERASIONAL DAN

TINGKAT INFLASITERHADAP PENGEMBALIAN ASET

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS LQ45 BURSA

EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014

The Influence Of Fee Based Income And Inflations to Banking

Return On Assets Listed in Indonesia Stock Exchance Index LQ45

Period 2010-2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Disusun oleh : Gita Nurhida Oktapiana

21212189

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2016


(7)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan sehingga dengan segenap kesungguhan dan kemampuan, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul “Pendapatan Non Operasional dan Tingkat Inflasi Terhadap Pengembalian Aset Perbankan yang Terdaftar di Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”.Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Sesuai dengan pepatah tiada gading yang tak retak, penulis pun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman penulis dalam menyusun skripsi. Namun demikian inilah yang terbaik yang penulis lakukan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu untuk kemajuan dan perkembangan pengetahuan, penulis dengan senang hati untuk menerima kritik dan saran yang akan dijadikan perbaikan bagi penulis dimasa yang akan datang.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak terutama kedua orang tua tercinta serta kakakku terima kasih yang tak terhingga atas cinta, kasih sayang, kesabaran, dan ketulusan doa, serta dukungan moril maupun materil selama penulis menuntut ilmu hingga tersusunnya skripsi


(8)

ini, perhatian dan pengorbanannya yang tidak pernah henti semoga Allah SWT selalu melindungi, mencintai, dan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.

Melalui kesempatan ini pula, dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr.Ir Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor UNIKOM

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNIKOM.

3. Dr.Raeni Dwi Santy, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen UNIKOM.

4. Ibu Linna Ismawati, SE., M,Si., selaku Dosen Pembimbing dan selaku Koordinator Skripsi program studi manajemen fakultas ekonomidanbisnisUNIKOM juga sekaligus dosen wali.

5. Ibu Windi Novianti. SE., M.M. selaku Sekretaris Program Studi Manajemen fakultas ekonomidanbisnis UNIKOM dan Dosen Penguji.

6. Bapak Darmazakti Natajaya Tirtamahya., ST.,MT seaku Dosen Penguji. 7. Seluruh dosen UNIKOM khususnya Program Studi Manajemen fakultas

ekonomidanbisnis.

8. Kedua Orang Tua tercinta atas Doa dan Dukungannya yang selama ini telah diberikan kepada penulis, Ayah dan Ibu terimakasih banyak atas doa dan dorongan semangat yang telah diberikan pada penulis.

9. Kepada kakakku tersayang yang telah memberikan dorongan semangat, motivasi, doa serta Kasih dan Sayangnya kepada penulis.


(9)

10.Teman-teman sepermainan dan seperjuangan susah senang tanggung bersama yaitu Widya, Annisa, Yustari, Ajeng, Tresna, Fikri, Angga, Deka, Rean, Adam dan semuanya teman MN1 yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Tetap jaga solidaritas dan silaturahmi kita ya baraya semuanya.

11.Kepada Miftah yang selalu memberi dukungan penuh kapanpun dan apapun yang penulis lakukan.

12.Teman-temanku manajemen angkatan 2012 yang menjadi teman terbaiku atas hari ini, esok dan yang hari yang akan datang.

Akhir kata, dengan tersusunnya laporan Skripsi ini semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis yang menyusun laporan ini, umumnya bagi semua yang masih dalamtahap belajar.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Bandung, September 2016

Penulis


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... ii

MOTTO... iii

ABSTRACT... iv

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN……… xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah... . 10

1.3 Tujuan Penelitian... 11

1.4 Kegunaan Penelitian... . 12

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka... 16

2.1.1 Pengertian Pendapatan Non Operasional... 16

2.1.2 Inflasi... 20

2.1.3 Pengembalian Aset (ROA)... 23

2.1.4 Penelitian Terdahulu... 27


(11)

2.2. Kerangka Pemikiran... 31

2.2.1 Keterkaitan Antara Pendapatan Non Operasional dengan Pengembalian Aset (ROA)... 33

2.2.2 Keterkaitan Antara Tingkat Inflasi dengan Pengembalian Aset (ROA) ... 34

2.2.3 Keterkaitan Antara Pendapatan Non Operasional dan Tingkat Inflasi dengan Pengembalian Aset.. 35

2.3. Hipotesis... 37

BAB IIIOBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian... 38

3.2. Metode Penelitian... 39

3.2.1 Desain Penelitian... 40

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 47

3.2.3 Sumber dan Metode Penentuan Data... 45

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data... 48

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 64

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 64

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan... 68

4.2. Pembahasan Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif... 71

4.2.2 Analisis Kuantitatif... 84


(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………..………… 103

5.2 Saran……… 105

DAFTAR PUSTAKA……… 106


(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Hal

2.1 Paradigma Penelitian... 26

3.1 Model Penelitian... 43

3.2 Uji Signifikasi Koefisien Korelasi... 62

4.1 Grafik Perkembangan Pendapatan Non Operasional... 74

4.2 Grafik Rata-rata Perkembangan Pendapatan Non Operasional... 75

4.4 Grafik Rata-rata Perkembangan Tingkat Inflasi... 78

4.5 Grafik Perkembangan Pengembalian Aset... 81

4.6 Grafik Rata-rata Perkembangan Pengembalian Aset... 82

4.7 Grafik Normal Probability... 87

4.8 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho (X1-ROA)... 98

4.9 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho (X2-ROA)... 100

4.10 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho (X1 dan X2-ROA)... 102


(14)

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Hal

1.1 Perkembangan Pendapatan Non Operasional, Tingkat Inflasi dan ROA

bank yang Terdaftar di Indeks LQ45 BEI Periode 2010-2014... 8

1.2Waktu Penelitian... 14

2.1Penelitian Terdahulu... 20

3.1 Desain Penelitian... 42

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 44

3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi... 57

4.1 Perkembangan Pendapatan Non Operasional... 73

4.2 Rata-rata Pendapatan Non Operasional... 74

4.3 Perkembangan Tingkat Inflasi... 77

4.4 Rata-rata Tingkat Inflasi... 78

4.5 Perkembangan Pengembalian Aset... 80

4.6 Rata-rata Pengembalian Aset... 82

4.7 Analisis Regresi Linier Berganda... 84

4.8 Uji Normalitas... 86

4.9 Uji Multikolinearitas... 88

4.10 Uji Heterokedastisitas... 89

4.11 Uji Autokorelasi... 91

4.12 Korelasi Parsial Pendapatan Non Operasional dengan ROA... 92

4.13 Korelasi Parsial Antara Tingkat Inflasi dengan ROA... 93

4.14 Uji Koefisien Determinasi... 94

4.15 Pengaruh Parsial Dengan Rumus Beta... 95


(15)

4.16 Pengujian Hipotesis (Uji T X1)... 97 4.17 Pengujian Hipotesis (Uji T X2)... 99 4.18 Pengujian Hipotesis (Uji F)... 101


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran

Lampiran 1 Ikhtisar Keuangan Perusahaan

Lampiran 2 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian Lampiran 3 Surat Pemberian Izin Penelitian dari BEI Lampiran 4 Surat Keterangan Persetujuan Publikasi Lampiran 5 Kegiatan Bimbingan dan Konsultasi Lampiran 6 Lembar Revisi Sidang

Lampiran 7 Hasil Perhitungan Statistik Lampiran 8 riwayat Hidup/Curriculum Vitae


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ayu Yanita Sahara. 2013. “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk Domestik Bruto Terhadap Return on Asset Bank Syariah di Indonesia”. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 1 No.1.

Bambang Riyanto. 2002. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Kesepuluh, Alih Bahasa Ali Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba Empat.

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia Dimitros P Louziz and Angelos T Vouldis. 2015. “Profitability in The Greek

Banking System: A Dual Investigaton of Net Interest and Non-Interest Income”. Working Paper of Bank of Greece.

Dwijayanthy dan Naomi. 2009. Analisis pengaruh inflasi, BI rate dan nilai tukarmata uang terhadap profitabilitas bank periode 2003 – 2007, UniversitasParamadina Jakarta. Karisma, Vol. 3 (2): 87 - 98.

Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga.

Hanafi, M. Mamduh dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPM.

Hasibuan, Malayu SP. 2006. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara Hasibuan, Malayu. 2009. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Husein Umar. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Jonathan Sarwono.2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Danamartha Sejahtera Utama. Bandung.

Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: R.G Persada

Lubis, Irsyad. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Medan: USU Pers

Masyhuri dan M. Zainudin. 2009. Metode Penelitian : Pendekatan Praktis dan Aplikatif. PT. Refika Aditama : Bandung.


(18)

McEachern, William. 2000, Ekonomi Makro: Pendekatan Kontemporer.

Jakarta: Salemba Empat.

Moch. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Muana, Nanga, 2001. Makro Ekonomi, Masalah dan Kebijakan, PT.

RajaGrafindo Persada, Jakarta

Nopirin. 1992. Ekonomi Moneter. BPFE, Yogyakarta.

Ng’endo Karanja. 2012. “The Relationship Between Non Interest Income and Financial Performance of Commercial Banks in Kenya”. Journal of A

Research Project Submitted in Partial Fulfilment of The Requirements For the Award of The Degree of Master of Business Administration. Ravika Fauziah. 2012. “Analisis Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Profitabilitas

Bank Muamalat Indonesia dan Bank Central Asia Tahun 2007-2011”.

Rosie Smith, Christos Staikouras and Geoffrey Wood. 2003. “Non Interest Income and Total Income Stability”. Working Paper No.198 Bank of

England. ISSN 1368-5562

Samsul. 2006. Manajemen Keuangan Teori, Yogyakarta: EKONISIA. Sartono, R.A. 1999. Manajemen Keuangan. Edisi ke-3. BPFE, Yogyakarta.

Sharene A Bailey-Tapper. 2010. “ Non-Interest Income, Financial Performance & the Macroeconomy: Evidence on Jamaican Panel Data”. Journal of

Financial Stability Department Bank of Jamaica.

Sri Dewi Anggadini. 2010. “Analisis Fee Based Income Dampaknya Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk)”. Jurnal Bisnis, Manajemen & Ekonomi. ISSN:1693-8305 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE

UmiNarimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Teori dan Aplikasi

Wenny Djuarni dan Rizki Awaludin. 2013. “Pengaruh Fee Based Income Terhadap Profitabilitas Pada PT.Bank Jabar-Banten Tbk Sub Branch Cipanas-Cianjur)”. Jurnal Ekono Insentif Kopwil4 Volume 7 No.2.

ISSN:1907-0640

www.finance.detik.com


(19)

www.idx.com www.kontan.co.id www.republika.co.id www.tempo.co www.beritasatu.com www.jejaringnews.com www.bisnis.com www.okezone.com www.kompas.com www.klikbca.com www.bni.co.id www..bri.co.id www.btn.co.id www.danamon.co.id www.bankmandiri.co.id


(20)

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Pendapatan Non Operasional (Fee Based Income)

Pengertian Fee based income menurut Kasmir (2001:109) adalah Fee based income adalah keuntungan yang didapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya atau selain spread based.

Fee Based Income menurut N. Lapoliwa ( 2000:195) adalah : “Tujuan dari pemberian jasa–jasa ini selain untuk mengembangkan pangsa pasar bank juga untuk meningkatkan pendapatan bank dalam bentuk komisi ”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat digambarkan bahwa kegiatan perbankan adalah selain menghimpun dana dan menyalurkan dana adalah memberikan jasa–jasa lainnya. Tujuannya adalah mendukung dan memperlancar kedua kegiatan tersebut. Semakin lengkap jasa bank yang ditawarkan maka semakin baik, hal ini disebabkan jika nasabah hendak melakukan suatu transaksi perbankan, cukup berhenti disatu bank saja. Fee based income berkembang seiring berkembangnya teknologi dalam dunia perbankan, baik melalui bantuan penggunaan computer, internet dan kartu

plastic (kartu kredit) dan upaya peningkatan pelayanan kepada nasabah bank. Penggalian pendapatan lain selain bunga kredit merupakan salah satu upaya manajemen bank dalam meningkatkan pendapatan, menjaga stabilitas pendapatan finansial, mengingat pendapatan dari bunga kredit sering


(21)

17

berubah karena besarnya ketetapan suku bunga kredit dari Bank Indonesia, maupun kemampuan bank dalam menyalurkan kredit kepada masyrakat.

2.1.1.1 Jenis-jenis Fee Based Income

Berikut ini adalah jasa-jasa yang umumnya dilakukan oleh bank yang dikemukakan oleh Kasmir (2008:114).

1) Menerima setoran-setoran seperti : a. Pembayaran pajak

b. Pembayaran telepon c. Pembayaran air d. Pembayaran listrik e. Pembayaran uang kuliah

2) Melayani pembayaran-pembayaran seperti : a. Gaji/pensiun/honorarium

b. Pembayaran devien c. Pembayaran kupon

d. Pembayaran bonus/hadiah

3) Dalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi:

a. Penjamin emisi (underwriter) b. Penjamin (guarantor)

c. Wali amanat (trustee)

d. Perantara perdagangan efek/pialang (broker) e. Pedagang efek (dealer)


(22)

18

f. Perusahaan pengelola dana (invesment company)

4) Transfer (kiriman uang)

Transfer Menurut N. Lapoliwa/Kusnadi (2000;196) adalah : Suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang

ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer (beneficiery).

5) Inkaso (collection)

Menurut Dendawijaya (2001:29) Inkaso adalah jasa yang diberikan bank atas permintaan nasabah untuk menagihkan pembayaran suatu surat atau dokumen berharga kepada pihak ketiga di tempat lain di mana bank yang bersangkutan mempunyai caban atau pada bank yang lain .

6) Kliring (clearing)

Menurut Irsyad (2011:56) Kliring merupakan penyelesaian hutang piutang denan cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring yang dikoordinir oleh Bank Indonesia. 7) Safe deposit box

Menurut Dendawijaya (2001:29) Safe deposit box (SDB) adalah suatu jasa yang diberikan bank dalam penyimpanan barang-barang berharga dan surat-surat berharga.


(23)

19

8) Bank card

Menurut Kasmir (2010:125) Bank cardmerupakan “Uang Plastik” yang

dikeluarkan oleh bank yang digunakan sebagai alat pembayaran di tempat-tempat tertentu.

9) Bank garansi

Menurut Kasmir (2010:135) Bank garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik perorangan, perusahaan atau badan/lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan. 10) Letter of credit dalam negeri

Menurut Dendawijaya (2001:29) Letter of Credit merupakan jaminan bersyarat dari bank pembuka L/C untuk membayar wesel-wesel yang ditarik oleh beneficiary sepanjang memenuhi persyaratan yang di tetapkan dalam L/C.

11) Cek wisata (travelers cheque)

Menurut Kasmir (2010:128) Cek wisata biasanya diguakan oleh mereka yang hendak bepergian atau sering dibawa oleh wisatawan. Diterbitkan dalam nominal tertentu seperti halnya uang kartal dan diterbitkan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing.

2.1.1.2 Beberapa Keuntungan Meningkatkan Aktivitas Fee Based Income Keuntungan meningkatkan aktivitas fee based income menurut Kasmir (2004:120) adalah : Perolehan keuntungan dari jasa-jasa bank ini walaupun relatif kecil, namun mengandung suatu kepastian, hal ini


(24)

20

disebabkan resiko terhadap jasa-jasa bank ini lebih kecil jika dibandingkan dengan kredit. Disamping faktor risiko ragam paenghasilan dari jasa ini pun cukup banyak, sehingga pihak perbankan dapat lebih meningkatkan jasa-jasa banknya dan yang paling penting justru jasa-jasa bank ini sangat bereperan besar dalam memperlancar transaksi simpanan yang ada didunia perbankan.

Dari gambaran beberapa keuntungan diatas, kiranya cukup bahwa strategi peningkatan pendapatan dari fee based income harus segera dilaksanakan terutama dalam kondisi persaingan industri perbankan yang semakin ketat.

2.1.2 Inflasi

Menurut Nopirin (2000) inflasi adalah kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan harga yang terjadi hanya sekali saja meskipun dengan persentase yang besar bukanlah merupakan inflasi. Sedangkan menurut menurut Maksum dan Earlyanti (2004) Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara terus menerus. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga artinya tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflsi juga di gunakan untuk mengartikan


(25)

21

peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

2.1.2.1 Jenis Inflasi

Berdasarkan sifatnya Muana Nanga ( 2001 : 251 ) membagi inflasi ke dalam tiga tingkatan yaitu :

1) Inflasi Sedang (Moderate Inflation)

Kondisi ini ditandai dengan kenaikan laju inflasi yang lambat dan waktu yang relatif lama.

2) Inflasi Menengah (Galloping Inflation)

Kondisi ini ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar (biasanya double digit atau bahkan triple digit ) dan kadang kala berjalan dalam waktu yang relative pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya, harga-harga minggu atau bulan inilebih tinggi dari minggu atau bulan yang lalu dan seterusnya. Efeknya terhadap perekonomian lebih berat daripada inflasi yang merayap.

3) Inflasi Tinggi (hyper inflation)

Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai lima atau enam kali. Masyarakat tidak lagi punya keinginan untuk menyimpan uang kerena nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang.


(26)

22

2.1.2.2 Dampak Inflasi

Dampak atau akibat yang ditimbulkan dari inflasi dalam suatu perekonomian adalah sebagai berikut :

1) Inflasi dapat mendorong terjadinya redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat, yang berpengaruh terhadap kesesjah traan ekonomi, sebab redistribusi pendapatan yang terjadi akan menyebabkan pendapatan riil satu orang meningkat, tetapi pendapatan orang lainnya jatuh.

2) Inflasi dapat menyebabkan penurunan di dalam efisinsi ekonomi. Karena inflasi dapat mengalahkan sumber daya dari investasi yang produktif ke investasi yang tidak produktif sehingga mengurangi kapasitas ekonomi produktif.

3) Inflasi dapat menyebabkan perubahan-perubahaan di dalam output dan kesempatan kerja, dengan cara lebih langsung dengan motivasi perusahaan memproduksi dan membuat orang untuk bekerja lebih atau kurang dari yang dilakukan.

4) Inflasi dapat menyebabkan lingkungan yang tidak stabil bagi keputusan ekonomi. Jika konsumen memperkirakan tingkat inflasi akan naik di masa yang akan datang, maka mendorong mereka untuk membeli barang-barang dan jasa secara besar- besaran.


(27)

23

2.1.2.3 Pengukuran Tingkat Inflasi

Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi di suatu negara adalah indeks harga. Menurut Mc Eachern ( 2000: 157 ) , “indeks harga adalah angka yang menunjukan rata-rata harga sekelompok barang”. Secara umum dikenal 3 jenis indeks harga yaitu :

1) Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Indeks)

Indeks harga ini mengukur tingkat harga barang-barang dan jasa di pasar yang digunakan untuk menunjang kehidupan sehari hari. IHK dihitung dari 45 kota. Jumlah komuditas yang dicakup sebanyak 259-352 komuditas yang terdiri atas tujuh kelompok, yaitu bahan makanan jadi, rokok dan tembakau, perumahan, sandang, kesehatan,pendidikan, rekreasi, olahraga transport, dan komunikasi.

2) Indeks Harga Produsen

Merupakan suatu indeks dari harga bahan-bahan baku, produk, dan peralatan modal serta mesin yang dibeli perusahaan.

3) GNP

Indeks harga merupakan perbandingan rasio antara GNP nominal dan GNP riil

2.1.3 Pengembalian Aset (ROA)

Return on Assets (ROA) adalah salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu menunjukan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA


(28)

24

mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang.

Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2009:235), “ROA mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan”. Horne dan Wachowicz menghitung ROA dengan menggunakan rumus laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva.

Bambang Riyanto (2002:336) menyebut istilah ROA dengan Net

Earning Power Ratio (Rate of Return on Invesment / ROI) yaitu kemampuan dari modal yang diiventasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. Keuntungan neto yang beliau maksud adalah keuntungan neto sesudah pajak.

Menurut Frianto Pandia (2012:71) menyatakan return on assets

adalah: “Rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini menujukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan. ROA merupakan indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank.”


(29)

25

Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim (2007:165) menyatakan bahwa: “Analisis Return On Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian bisa

diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan

menghasilkan laba pada masa akan datang.”

Lukman Dendawijaya (2009:118) mengemukakan return on assets

yaitu: “Return on assets digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.”

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa return on assets

merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan

bank dalam memperoleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih

berdasarkan tingkat assets tertentu serta merupakan rasio profitabilitas yang

lebih baik daripada rasio profitabilitas lainnya.

2.1.3.1 Unsur-unsur Return On Asset

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa ROA merupakan rasio yang dapat mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aset yang dimiliki. Berdasarkan hal tersebut ROA terdiri atas dua faktor yang mempengaruhi, yaitu laba (profit) dan aktiva (assets). Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Laba (profit)

Menurut Suwardjono (2008:464) menyatakan bahwa pengertian laba adalah: “Laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan


(30)

26

pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa)”.

2. Aktiva (assets)

Menurut Mahmud M. Hanafi (2007:24) pengertian aktiva adalah: “Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diraih oleh perusahaan.”

2.1.3.2 Mengukur Return on Assets

Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank serta semakin baik pula posisi dalam penggunaan aset. Dengan kata lain, rasio yang menunjukkan adanya efisiensi manajemen terutama dalam pengelolaan aset untuk memperoleh keuntungan.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, rumus untuk menentukan ROA adalah:

�� =���� ���� � � �� %


(31)

27

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian-penelitian terdahulu berkaitan dengan Pendapatan Non Operasional, Tingkat Inflasi dan Profitabilitas adalah sebagai berikut :

1. Rosie S, Christos S, Geoffrey Wood (2003)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosie S, Christos S, dan Geoffrey Wood mengenai “Non-interest Income and Total Income Stability

mengemukakan bahwa “Pendapatan non bunga semakin menjadi penting dibandingkan pendapatan kredit. Evolusi pendapatan non bunga tidak sepenuhnya mengimbangi pendapatan penurunan margin bunga. Pendapatan non bunga jauh lebih stabil dibandingkan pendapatan bunga sehingga pendapatan non bunga lebih baik dalam menstabilkan keseluruhan penghasilan perusahaan.”

2. Sharene A. Bailey-Tapper (2010)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sharene A Bailey-Tapper mengenai “Non-interest Income, Financial Performance & the Macroeconomy: Evidence on Jamaican Panel Data” mengemukakan bahwa penggunaan mesin ATM memiliki kontribusi besar dalam peningkatan pendapatan non-bunga yang tentunya pada saat yang sama meningkatnya pendapatan non bunga juga menghasilkan pertumbuhan baik di ROA.

3. Sri Dwi Anggadini (2010)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Dwi Anggadini mengenai “Pengaruh Fee Based Income terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada PT.


(32)

28

Bank Negara Indonesia)” mengemukakan bahwa Fee Based Income

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas.

4. Ng’endo Karanja (2012)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ng’endo Karanja mengenai “The Relationship Between Non Interest Income and Financial Performance of

Commercial Banks in Kenya”, mengemukakan bahwa ada hubungan non-linear antara pendapatan non bunga dengan kinerja keuangan di Kenya, sehingga peningkatan pendapatan non bunga tidak selalu membuat kinerja keuangan perusahaan stabil.

5. Ravika Fauziah (2012)

Hasil penelitian yang dilakukan Ravika Fauziah mengenai “Analisis Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia dan Bank Central Asia (BCA) Tahun 2007-2011” mengemukakan bahwa Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara Inflasi terhadap ROA, ROE, dan BOPO pada Bank Muamalat Indonesia Maupun Bank Central Asia.

6. Wenny Djuarni, Rizki Awaludin (2013)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wenny Djuarni dan Rizki Awaludin mengenai “Pengaruh Fee Based Income Terhadap Profitabilitas

(Return on Asset) Pada PT.Bank Jabar-Banten Tbk. Sub Branch Cipanas-Cianjur”, mengemukakan bahwa terdapat hubungan positif antara fee based


(33)

29

income dengan tingkat profitabilitas (ROA) pada PT Bank Jabar-Banten Tbk.

Sub Branch Cipanas-Cianjur.

7. Ayu Yanita Sahara (2013)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu Yunita Sahara mengenai “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk Domestik Bruto Terhadap Return on Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia” mengemukakan bahwa Suku bunga BI berpengaruh negatif terhadap ROA. Namun pada pengujian inflasi dan produk domestik bruto menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif terhadap ROA. Dan secara bersama-sama inflasi, suku bunga BI, dan produk domestik bruto (GDP) berpengaruh signifikan terhadap ROA.

8. Dimitros P.Louzis, Angelos T.Vouldis (2015)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dimitros P.Louzis dan Angelos T.Vouldis mengenai “Profitability in the Greek banking system: a dual investigation of net interest and non-interest income” mengemukakan bahwa

“Pendapatan non operasional digunakan sebagai pelengkap atau instrumen untuk memaksimalkan pendapatan dan sebagai cadangan dalam mengahadapi perkembangan makroekonomi seperti tingkat inflasi yang merugikan”.


(34)

30 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian

Hasil Persamaan Perbedaan Rosie S, Christos S, Geoffrey Wood (2003) Non-interest Income and Total Income Stability

Pendapatan non bunga semakin menjadi penting dibandingkan pendapatan kredit. Evolusi pendapatan non bunga tidak sepenuhnya mengimbangi pendapatan penurunan margin bunga. Pendapatan non bunga jauh lebih stabil dibandingkan pendapatan bunga sehingga pendapatan non bunga lebih baik dalam menstabilkan keseluruhan penghasilan perusahaan. Meneliti variabel Pendapatan non operasional Peneliti membanding kan variabel pendapatan bunga dan non bunga terhadap ROA Sharene A. Bailey-Tapper (2010) Non-interest Income, Financial Performance & the Macroecono my:

Evidence on Jamaican Panel Data

Penggunaan mesin ATM memiliki kontribusi besar dalam peningkatan pendapatan non-bunga yang tentunya pada saat yang sama meningkatnya pendapatan non bunga juga menghasilkan pertumbuhan baik di ROA.

Meneliti pendapatan non operasional Peneliti menjelaskan secara rinci bahwa pendapatan non bunga didapat dari penggunaan mesin ATM Sri Dwi

Anggadi ni (2010)

Pengaruh Fee Based Income terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada PT. Bank Negara Indonesia)

Fee Based Income mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas.

Meneliti variabel Fee based income Peneliti hanya melakukan penelitian disalah satu bank BUMN yaitu BNI Ng’endo Karanja (2012) The Relationship Between Non Interest Income and Financial Performance of

Commercial Banks in Kenya

Ada hubungan non-linear antara pendapatan non bunga dengan kinerja keuangan di Kenya, sehingga peningkatan pendapatan non bunga tidak selalu membuat kinerja keuangan perusahaan stabil.

Meneliti variabel pendapatan non operasional Peneliti melakukan penelitian di Negara Kenya. Ravika Fauziah (2012) Analisis Pengaruh Inflasi Terhadap Tingkat

Tidak terdapat pengaruh antara Inflasi terhadap ROA, ROE, dan BOPO pada Bank Muamalat Indonesia Maupun Bank Central Asia Meneliti variabel inflasi Peneliti menggunaka n Bank Muamalat dan Bank


(35)

31

Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia dan Bank Central Asia (BCA) Tahun 2007-2011

BCA sebagai unit penelitian. Wenny Djuarni, Rizki Awaludi n (2013) Pengaruh Fee Based Income Terhadap Profitabilitas (Return on Asset) Pada PT.Bank Jabar-Banten Tbk. Sub Branch Cipanas-Cianjur.

Terdapat hubungan positif antara fee based income dengan tingkat profitabilitas (ROA) pada PT Bank Jabar-Banten Tbk. Sub Branch Cipanas-Cianjur.

Meneliti variabel Fee based income

Peneliti melakukan penelitian pada Bank Jabar-Banten Ayu Yanita Sahara (2013) Analisis pengaruh inflasi, suku bunga BI, dan produk domestik bruto terhadap return on asset (ROA) bank syariah di Indonesia

Suku bunga BI berpengaruh negatif terhadap ROA. Namun pada pengujian inflasi dan produk domestik bruto menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif terhadap ROA. Dan secara bersama-sama inflasi, suku bunga BI, dan produk domestik bruto (GDP) berpengaruh signifikan terhadap ROA. Meneliti variabel inflasi Peneliti melakukan penelitian di Bank Syariah. Dimitros P.Louzis , Angelos T.Vouldi s (2015) Profitability in the Greek banking system: a dual

investigation of net interest and non-interest income

Pendapatan non operasional digunakan sebagai pelengkap atau instrumen untuk memaksimalkan pendapatan dan sebagai cadangan dalam mengahadapi perkembangan makroekonomi seperti tingkat inflasi yang merugikan

Meneliti variabel Pendapatan non operasional dan pendapatan operasional Penelitian dilakukan di negara Yunani.

2.2 Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya kelangsungan usaha suatu bank sangat tergantung pada bagaimana bank tersebut menghimpun dana dan memanfaatkan dana atau memutarkan dana yang diperoleh dalam bentuk usaha bank yang


(36)

32

bersangkutan baik dalam bentuk pinjaman yang diberikan ataupun dalam bentuk penempatan penempatan di unt usaha lain.

Pendapatan suatu bank tidak hanya dihasilkan dari bunga simpanan yang dikenakan kepada nasabah bank, tetapi ada pendapatan lain diluar operasional bank yang menjadi sumber pendapatan bank yang dikenal dengan pendapatan non operasional atau fee based income. Pendapatan non operasional saat ini menjadi salah satu strategi usaha yang menjadi sasaran perbankan dalam pencapaian laba perusahaan dan dijadikan alternatif dari pendapatan operasional bank.

Peningkatan pendapatan non operasional perusahaan diharapkan dapat meningkatkan laba perusahaan dan menyusulnya peningkatan profitabilitas perusahaan khususnya Return on Assets, yang mencerminkan kegiatan usaha murni bank dan merupakan gambaran efisiensi suatu bank dalam menghasilkan laba dari alokasi penggunaan dana bank pada aktiva yang ditanamkan dan menghasilkan pendapatan. Dengan kata lain, peningkatan pendapatan non operasional dapat mengakibatkan meningkatnya ROA.

Pertumbuhan profitabilitas bank pun tak luput dari kegiatan makro ekonomi nasional yang mempengaruhi perbankan. Inflasi merupakan salah satu faktor makro ekonomi yang mempengaruhi perbankan. Laju inflasi bisa mempengaruhi masyarakat dalam menyimpan dana di bank, dimana ketika kondisi inflasi tinggi masyarakat yang konsumtif akan mengeluarkan dana lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga dana yang biasa digunakan masyarakat untuk disimpan di bank menjadi lebih rendah.


(37)

33

Hal ini tentu menjadi pengaruh bagi pendapatan bank yang akan mengalami penurunan.

Selain itu, ketika laju inflasi turun akan memberikan dampak baik bagi perbankan, karena dengan tingkat inflasi yang rendah akan lebih memacu masyarakat untuk mengembangkan usaha atau bisnisnya dengan melakukan pinjaman atau kredit pada bank. Dengan semakin meningkatnya jumlah pinjaman atau kredit yang digunakan untuk kepentingan produktif maka profitabilitas bank juga akan meningkat.

2.2.1. Keterkaitan Antara Pendapatan Non Operasional dengan Pengembalian Aset (ROA)

Pendapatan non operasional tentu saja merupakan hal yang menjadi salah satu penghasilan perusahaan. Dimana ketika pendapatan operasional kecil, tetapi dengan adanya pendapatan non operasional yang tinggi akan meningkatkan laba perusahaan, dimana tentu rasa tingkat ROA perusahaan pun akan meningkat.

Hubungan pengaruh pendapatan non operasional atau fee based income terhadap return on assets ini dinyatakan oleh peneliti terdahulu yaitu Wenny Djuarni dan Rizki Awaludin (2013) bahwa“Ada hubungan positif antara fee based income dengan tingkat profitabilitas (ROA)” Hal ini juga dikatakan oleh Sri Dwi Anggadini (2010) bahwa “Fee Based Income mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas.” Sharene A. Bailey-Tapper (2010) juga mengatakan bahwa Penggunaan


(38)

34

mesin ATM memiliki kontribusi besar dalam peningkatan pendapatan non-bunga yang tentunya pada saat yang sama meningkatnya pendapatan non bunga juga menghasilkan pertumbuhan baik di ROA.”

Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh Ng’endo Karanja (2012) yang mengatakan bahwa ada hubungan non-linear antara pendapatan non bunga dengan kinerja keuangan di Kenya, sehingga peningkatan pendapatan non bunga tidak selalu membuat kinerja keuangan perusahaan stabil.

2.2.2 Keterkaitan Antara Tingkat Inflasi dengan Pengembalian Aset (ROA) Inflasi yang memang mempengaruhi secara global perekonomian kita. Termasuk mempengaruhi bank yaitu dengan meningkatnya tingkat inflasi maka secara langsung menaikan suku bunga, dengan suku bunga yang tinggi maka masyarakat berpikir 2 kali untuk mengajukan pinjaman, dengan peminat pinjaman yang rendah maka profitabilitas bank tersebut akan mengalami penurunan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ayu Yanita Sahara (2013) yang mengatakan bahwa “Suku bunga BI berpengaruh negatif terhadap ROA. Namun pada pengujian inflasi dan produk domestik bruto menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif terhadap ROA. Dan secara bersama-sama inflasi, suku bunga BI, dan produk domestik bruto (GDP) berpengaruh signifikan terhadap ROA.” Namun pendapat lain dikatakan oleh Ravika Fauziah (2012) dimana didalam kesimpulan penelitiannya dijelaskan bahwa “Tidak terdapat


(39)

35

pengaruh antara Inflasi terhadap ROA” namun ia menambahkan “dari hasil uji yang dilakuan pada ROA, ROE dan BOPO bank muamalat diperoleh bahwa, Inflasi tidak berpengaruh. Dengan semakin tingginya inflasi, maka akan terjadi kenaikan pada suku bunga bank. Hal ini terjadi sebagai cara pemerintah menarik minat masyarakat untuk menyalurkan uang yang terlalu banyak beredar ke bank”. Perlu diketahui bahwa Ravika Fauziah menggunakan Bank muamalat yang dimana merupakan bank syariah sebagai subyek penelitiannya, bank syariah sendiri tidak menggunakan sistem bunga dalam operasionalnya.

2.2.3 Keterkaitan Antara Pendapatan Non Operasional dan Tingkat Inflasi dengan Pengembalian Aset (ROA)

Pendapatan non operasional dan tingkat inflasi terhadap ROA karena keduanya berpengaruh bagi bank di Indonesia dimana pendapatan non-operasional merupakan salah satu aktivitas bank dalam mendapatkan laba. Inflasi sendiri merupakan kondisi makro ekonomi dengan meningkatnya tingkat inflasi maka secara langsung menaikan suku bunga, dengan suku bunga yang tinggi maka masyarakat cenderung tidak mengajukan pinjaman, dengan peminat pinjaman yang rendah maka profitabilitas bank akan mengalami penurunan. Meskipun dengan menurunnya permintaan pinjaman dari masyarakat, bank tetap bisa mengusahakan kegiatan diluar operasionalnya sehingga dapat meningkatkan pendapatan non operasional yang dapat menutupi kerugian akibat berkurangnya pinjaman dari


(40)

36

masyarakat sebagai imbas dari inflasi yang berjalan. Hal ini didukung oleh Dimitros P.Louzis dan Angelos T.Vouldis yang mengatakan “Pendapatan non operasional digunakan sebagai pelengkap atau instrumen untuk memaksimalkan pendapatan dan sebagai cadangan dalam mengahadapi perkembangan makroekonomi seperti tingkat inflasi yang merugikan”.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat paradigma penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

X1

Pendapatan Non Operasional (Fee Based Income) - Transfer - Inkaso - Kliring

- Safe Deposit Box - Bank Card, dll

Kasmir (2008:114)

X2 Tingkat Inflasi - Indeks Harga

Konsumen - Indeks Harga

Produsen - GNP

Mc.Earchern (2000:157)

Profitabilitas (ROA) - EBIT - Total Aktiva

Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP

tanggal 25 Oktober Wenny Djuarni dan Rizki Awaludin (2013)

Dimitros P.Louzis dan

Angelos T.Vouldis (2015)


(41)

37

2.3 Hipotesis

Sugiono (2010:93) menyatakan sebagai berikut : “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.”

Berdasarkan konsep tersebut, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: H1: Pendapatan Non Operasional berpengaruh terhadap Pengembalian

Aset Perusahaan.

H2: Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap Pengembalian Aset Perusahaan.

H3: Pendapatan Non-Operasional dan Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap Pengembalian Aset Perusahaan.


(42)

38

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Menentukan Objek Penelitian merupakan langkah awal yang harus diputuskan oleh seorang peneliti, karena Objek Penelitian adalah tempat dimana peneliti akan melakukan penelitian. Objek Penelitian merupakan tempat dimana masalah yang diteliti berada. Menentukan objek penelitian harus selektif, agar data dan kebutuhan yang ingin diteliti sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan.

Objek penelitian menurut Husein Umar (2005:303) menerangkan bahwa : “Objek penelitain menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Sugiyono (2010:13) mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut: “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable

tentang suatu hal (variabel tertentu)."

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Pendapatan Non Operasional (Fee Based Income), Tingkat Inflasi dan Pengembalian Aset (ROA). Dalam penelitian ini penulis akan mengumpulkan data mengenai Pengaruh Pendapatan Non Operasional (Fee Based Income) dan Tingkat


(43)

39

Inflasi terhadap Pengembalian Aset (ROA) pada bank yang terdaftar di indeks LQ-45 BEI periode 2010 - 2014.

3.2 Metode Penelitian

Pengertian metode penelitan menurut Sugiyono (2007:4) adalah sebagai berikut, “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan 27 data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.” Penelitian ini menggunakan adalah menggunakan metode penelitian deskriftif dan metode penelitian verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2005:21) : “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini, sesuai dengan rumusan masalah, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai :

1. Deskriptif Pendapatan Non Operasional (Fee Based Income) yang diperoleh oleh bank yang terdaftar di indeks LQ-45 BEI.

2. Deskriptif Tingkat Inflasi yang mempengaruhi bank yang terdaftar di indeks LQ-45 BEI.

3. Deskriptif Pengembalian Aset (ROA) yang diperoleh bank yang terdaftar di indeks LQ-45 BEI.


(44)

40

Sedangkan metode penelitian verifikatif menurut Masyhuri (2008:45) adalah: ”Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Penelitian sendiri dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Non Operasional (Fee Based Income) dan Tingkat Inflasi secara parsial dan simultan terhadap Pengembalian Aset (ROA) pada bank yang terdaftar di indeks LQ-45 BEI.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam metode penelitian tentu dikenal adanya Desain Penelitian sebagai bagian dari metode penelitian tersebut. Menurut Jonathan Sarwono (2006:27) “Desain Penelitian khususnya dalam penelitian yang menggunakan penelitian kuantitatif merupakan alat dalam penelitian dimana seorang peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan”.

Sedangkan menurut Moh. Nazir (2005:84) desain penelitian adalah “semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode studi kasus analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dari


(45)

41

pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan desain penelitian diperlukan sebuah proses. Untuk menggambarkan lebih jelas mengenai Analisis Pengaruh Pendapatan Non Operasional dan Tingkat Inflasi terhadap Pengembalian Aset Perbankan, maka penulis membuat desain penelitian yang mencakup proses-proses sebagai berikut :

1) Merumuskan masalah penelitian, masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah Pendapatan Non Operasional (variabel X1), Tingkat Inflasi (variabel X2) sebagai variabel bebas dan Pengembalian Aset (ROA) (variabel Y) sebagai variabel terikat. 2) Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan.

3) Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

4) Memilih serta memberi pengukuran variabel. Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran dengan skala rasio.

5) Menyusun alat serta teknik pengumpulan data dengan cara langsung ke lapangan dan dari kepustakaan.

6) Memilih prosedur dan teknik yang digunakan. Teknik yang digunakan untuk mengubah data-data yang kualitatif yang diperoleh menjadi suatu urutan kuantitatif yaitu dengan menggunakan korelasi regresi berganda.


(46)

42

8) Pelaporan hasil penelitian termasuk proses penelitian dan interprestasi data. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang digunakan

Unit Analisis Time Horizon

T-1 Deskriptif Deskriptif Pendapatan non Operasional Bank LQ45 Tahun

2010-2014

Cross Sectional

T-2 Deskriptif Deskriptif Tingkat Inflasi Tahun 2010-2014

Cross Sectional

T-3 Deskriptif Deskriptif Tingkat

Pengembalian Aset Bank LQ45 Tahun

2010-2014

Cross Sectional

T-4 Deskriptif dan Verifikatif Deskriptif dan Verifikatif Pendapatan non Operasional , Tingkat Inflasi dan Pengembalian Aset Perusahaan Bank LQ45 Tahun

2010-2014

FOLLED DATA


(47)

43

Gambar 3.1 Model Penelitian

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pengertian operasional variabel menurut Sugiyono (2010:58) adalah : “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Dependent (Tergantung)

Variabel dependent atau variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah Profitabilitas. Pengertian Variabel dependent menurut Sugiyono (2009:39) adalah “Variabel dependent (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah (Y) Pengembalian Aset (ROA)

XI

X2

Y

Keterangan :

XI = Pendapatan Non Operasional X2 = Tingkat Inflasi Y = Pengembalian Aset (ROA)


(48)

44

2. Variabel Independent (Bebas)

Variabel independent yang diteliti dalam penelitian ini ada dua. Pengertian variabel independent menurut Sugiyono (2009:39) adalah: “Variabel independent (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).”

Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel independent yang diteliti dalam penelitian ini yang pertama (X1) adalah Pendapatan Non Operasional dan kedua (X2) adalah Tingkat Inflasi.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala Sumber

Data

Pendapatan non

Operasional (Fee Based Income) (X1)

Fee based income adalah keuntungan yangdidapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya atau selain spread based.” Kasmir(2001:1 0 9) 1. Transfer 2. Kliring 3. Inkaso

4.Save Deposit Bank Card, dll

Rupiah Rasio Neraca Bank


(49)

45

Tingkat Inflasi (X2)

Maksum dan

Earlyanti (2004) Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.

Tingkat Inflasi :

- Indeks harga konsumen saat ini - Indeks harga

konsumen periode sebelumnya

% Rasio Data Inflasi

Pengembali an Aset (ROA) Rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini menujukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan. ROA merupakan indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank. Frianto Pandia (2012:71)

EBIT,

Total Aktiva %

Rasio Laporan Neraca Laba rugi

3.2.3 Sumber dan Metode Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Data yang penulis gunakan adalah data sekunder dimana datanya sudah tersedia yang merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain. Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk data-data, tabel-tabel, diagram


(50)

46

atau segala informasi yang berasal dari literatur yang ada hubungannya dengan teori teori mengenai topik penelitian.

Pengertian data sekunder menurut Umi Narimawati (2008:12) “Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari sumber pertama untuk menjawab masalah yang diteliti.”

Sumber data yang didapatkan oleh penulis dalam melakukan penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari pihak kedua yaitu dari Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia) pada Bank-bank yang tercatat pada LQ-45 di BEI periode 2010-2014, yang menjadi subyek penelitian ini yaitu Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Tabungan Negara, Bank Danamon, dan Bank Mandiri.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Pelaksanaan suatu penelitian tidak terlepas dari objek atau subjek penelitian, hal ini merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menunjang keberhasilan penelitian. Menurut Sugiyono (2006: 142) pengertian populasi sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisrik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.


(51)

47

Populasi penelitian adalah sekumpulannya objek yang ditentukan melalui kriteria tertentu yang dapat dikategorikan kedalam objek tersebut bisa berupa manusia, file-file atau dokumen-dokumen yang dipandang sebagai objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan seluruh bank yang ada di Indonesia sampai dengan tahun 2014.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2005:16) pengertian sampel sebagai berikut, “sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Sedangkan pengertian sampel menurut Umi Narimawati (2010:32) “Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian.”

Maka, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Data Inflasi dari BPS, Laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi per tahun dari tahun 2010-2014 atau selama 5 periode dari 6 bank yang terdaftar di indeks LQ-45 yang mempunyai kriteria dengan sampel 30 data yang akan diteliti yaitu berdasarkan :

1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan terbaru bank yang terdaftar di indeks LQ-45 BEI.

2. Data yang diambil 5 tahun yaitu dari tahun 2010 sampai tahun 2014.


(52)

48

3. Sampel yang diambil sebanyak 5 periode per tahun total sampel 30 data karena dianggap sudah representatif

(mewakili) untuk dilakukan penelitian.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan bank. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu:

1. Penelitian secara langsung

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara pengumpulan dokumen-dokumen atau data-data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan terkait, umumnya tentang laporan keuangan yang terdiri dari neraca, dan laporan laba rugi bank yang terdaftar di indeks LQ-45 BEI.

2. Studi pustaka

Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan


(53)

49

kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini penulis juga menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriftif dengan pendekatan kualitatif dan metode analisis verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

3.2.5.1.1 Rancangan Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Menurut Sugiyono (2005:21) penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Analisis deskriptif ini akan memberikan gambaran tentang suatu data yang akan diteliti sehingga dapat membantu dalam mengetahui karakterisitik data sampel.

Untuk mengukur Pendapatan Non Operasional, Tingkat Inflasi dan Pengembalian Aset (ROA) digunakan rumus-rumus sebagai berikut : 1. Pendapatan Non Operasional :

2. Tingkat Inflasi :


(54)

50

3. Pengembalian Aset ( ROA ) :

Maka dari rumus – rumus diatas akan diperoleh hasil perkembangan dari Pendapatan Non Operasional (Fee Based Income), Tingkat Inflasi dan Pengembalian Aset (ROA) pada bank yang terdaftar di indeks LQ-45 di BEI periode 2010– 2014.

Dan untuk menghitung perkembangan dari Pendapatan Non Operasional (Fee Based Income), Tingkat Inflasi, dan Profitabilitas (ROA) untuk setiap tahunnya digunakan rumus sebagai berikut:

1. Pendapatan Non Operasional

�����ℎ =

TahunX− TahunX−1

Tahunx−1

x

%

2. Tingkat Inflasi

% =

Tahun

Tahun

X

− Tahun

X−

x−

x

%

3. Profitabilitas (ROA)

% =

Tahun

Tahun

X

− Tahun

X−


(55)

51

3.2.5.1.2 Rancangan Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Rancangan analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh pendapatan non operasional dan tingkat inflasi terhadap pengembalian aset bank (ROA) pada bank yang terdaftar di ideks LQ-45 di BEI. Dalam melakukan penelitiannya penulis menggunakan rancangan analisis statistik.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian statistik yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1) Uji Asumsi Klasik

Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi:

a) Uji Normalitas

Menurut Ghazali (2006) menyatakan bahwa: uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji T dan F diasumsikan bahwa residual mengikuti distribusi normal. Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Dimana dalam penelitian ini digunakan metode Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan dengan


(56)

52

bantuan software SPSS. Pengambilan keputusan pada pengujian ini dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.

Menurut Ghazali (2001:76) pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b) Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atas semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah: a. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.


(57)

53

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF), sebagai berikut:

Menurut Ghazali (2001:57) dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat multikolinieritas.

c) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Suliyanto (2005:64), adanya heteroskesdasitas berarti adanya varian variabel dalam model tidak sama (konstan). Menurut Gujarati (2003:406) Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-Rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).


(58)

54

Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot

antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d) Uji Autokorelasi

Autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai adalah data runtut waktu (timeseries). Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggupada periode t dan dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Menurut Santoso (2002), untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW). Dimana nilai d tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai dtabel dengan tingkat signifikansi 5% dengan df=n-k-1. Untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria menurut Santoso (2002) dengan cara melihat besaran Durbin-Watson sebagai berikut:

1. Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.


(59)

55

3. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

2) Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiyono (2004:149), Analisis Regresi Linier digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan/diturunkan.

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan uji statistik analisis regresi linear berganda. Metode regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui perngaruh variabel – variabel independen terhadap variabel dependen dengan rumus :

Dimana : Y = ROA

βₒ = intercept (titik potong regresi) β -β = Koefisien

X = Pendapatan Non Operasional X = Tingkat Inflasi

e = Tingkat Kesalahan

3) Analisis Koefisien Korelasi

Analisi korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linear antara satu variabel


(60)

56

dengan variabel lain. Hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dapat merupakan hubungan yang kebetulan belaka, tetapi dapat juga merupakan sebuah hubngan sebab akibat. Dua variabel dikatakan berkorealasi apabila perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun dengan arah yang berlawanan (Suliyanto 2005:52).

Rumusnya adalah sebagai berikut :

Sugiono (2011,228)

Keterangan :

X = Pendapatan Non Operasional dan Tingkat Inflasi Y = Return on Asset

N = Jumlah tahun

Nilai koefisien korelasi sederhana r terletak antara -1 dan +1 sebagai indikator ada tidaknya hubungan, dapat dinyatakan sebagai berikut:

Artinya :

a) r = -1, menyatakan terdapat hubungan antara Pendapatan Non Operasional (X1) dan Tingkat Inflasi (X2) terhadap


(61)

57

Pengembalian Aset (ROA) (Y) pada bank yang terdaftar di indeks LQ-45 BEI sempurna dan negatif.

b) r = 0, menyatakan tidak terdapat hubungan antara Pendapatan Non Operasional (X1) dan Tingkat Inflasi (X2) terhadap Pengembalian Aset (ROA) (Y) pada bank yang terdaftar di indeks LQ-45 BEI.

c) r = +1, menyatakan terdapat hubungan antara Pendapatan Non Operasional (X1) dan Tingkat Inflasi (X2) terhadap Pengembalian Aset (ROA) (Y) pada bank yang terdaftar di indeks LQ-45 BEI kuat dan positif.

Untuk dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya hubungan itu maka digunakan pedoman seperti tertera pada berikut ini : (Sugiyono, 2011)

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Statistika untuk Penelitian; Sugiyono; 2011

Kolerasi dapat positif atau negatif. Kolerasi positif menunjukan arah yang sama antar variable, yaitu jika variable X1 dan X2 besar, maka variable Y akan semakin besar. Sebaliknya


(62)

58

kolerasi negative menunjukan arah yang berlawanan, yaitu jika variable X1dan X2 besar, maka variable Y menjadi kecil.

3) Analisis Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Pendapatan Non Operasional (X) terhadap varibel Pengembalian Aset (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi.

a. Analisis Koefisien Determinasi Simultan

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase yang diberikan pendapatan non operasioanl (fee based income) terhadap profitabilitas secara simultan, adapun rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah :

�� = � � %

Sumber : J. Sarwono (2005:481)

Keterangan :

Kd = Nilai koefisien determinasi R = Koefisien korelasi (pearson)

100% = Pengali yang dinyatakan dalam persentase

b. Analisis Koefisien Determinasi Parsial

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase yang diberikan pendapatan non operasioanl (fee based income) terhadap pengembalian aset secara parsial. Rumus koefisien


(63)

59

determinasi yang dikemukakan oleh oleh Gujarati (2003:172) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

β = Beta (nilai standardized coefficients)

Zero order = Matrik korelasi variabel bebas dengan variabel terikat

Dimana apabila :

Kd = 0, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, lemah. Kd = 1, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, kuat

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008:63) hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Hipotesis menyatakan bahwa terdapat kaitan penting antara variabel independen dan variabel dependen.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, yaitu pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar terhadap profitabilitas bank. Pendapatan Non Operasional (Fee Based Income) (Variabel X1) sebagai variabel bebas dan Tingkat Infkasi (Variabel X2) terhadap Pengembalian Aset (Variabel Y)


(64)

60

sebagai variabel terikat. Jika tidak terdapat pengaruh signifikan maka diformulasikan dalam hipotesis Nol (H0), yaitu hipotesis untuk ditolak. Apabila kedua variabel tersebut dihipotesiskan memiliki pengaruh yang signifikan maka diformulasikan dalam hipotesis alternatif (H1) yaitu merupakan hipotesis yang diharapkan untuk diterima.

Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu sebagai berikut : Menentukan Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)

Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

1. H ; β = 0 Pendapatan Non Operasional tidak berpengaruh terhadap Pengembalian Aset Bank.

Ha ; β ≠ 0 Pendapatan Non Operasional berpengaruh terhadap Pengembalian Aset Bank.

2. H ; β = 0 Tingkat Inflasi tidak berpengaruh terhadap Pengembalian Aset Bank.

Ha ; β ≠ 0 Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap Pengembalian Aset Bank.

Untuk menguji signifikasi suatu koefisien korelasi menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :


(65)

61

Keterangan :

t = nilai uji t hitung r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = (n – k – l), untuk menentukan tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam suatu penelitian. Hasilnya dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan tabel t dengan taraf signifikansi 5%.

Jika menggunakan tingkat kesalahan (α=0,05) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:

a. Jika thitung≥ ttabel(α=0,05) maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan. b. Jika thitung≤ ttabel(α=0,05) maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha


(66)

62

Menentukan Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F)

Untuk menguji adanya hubungan antar variabel bebas (X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y) maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistic F dengan langkah- langkah sebagai berikut : a. Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas

Pendapatan Non Operasional dan Tingkat Inflasi terhadap variabel terikat Pengembalian Aset.

Ho�1 �2 = 0, Pendapatan Non Operasional dan Tingkat Inflasi tidak berpengaruh terhadap Pengembalian Aset

Ha�1 �2 ≠ 0, Pendapatan Non Operasional dan Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap Pengembalian Aset

b. Menentukan nilai signifikan ɑ yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (db= n-k-l), untuk mengetahui daerah F tabelsebagai batas daerah penerimaan dan penolakkan.

- Selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut :

F= � /�

−� / �−�−

- Hasil F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan krteria :

1. Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.

2. Tolak H0 jika Fhitung< Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.


(67)

63

3. Tolak H0 jika nilai F-sign <ɑ ),05

Sugiyono, (2009, 185)

Gambar 3.2


(1)

kolerasi negative menunjukan arah yang berlawanan, yaitu jika variable X1dan X2 besar, maka variable Y menjadi kecil.

3) Analisis Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Pendapatan Non Operasional (X) terhadap varibel Pengembalian Aset (Y) dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi.

a. Analisis Koefisien Determinasi Simultan

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase yang diberikan pendapatan non operasioanl (fee based income) terhadap profitabilitas secara simultan, adapun rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah :

�� = � � %

Sumber : J. Sarwono (2005:481)

Keterangan :

Kd = Nilai koefisien determinasi R = Koefisien korelasi (pearson)

100% = Pengali yang dinyatakan dalam persentase

b. Analisis Koefisien Determinasi Parsial

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase yang diberikan pendapatan non operasioanl (fee based income) terhadap pengembalian aset secara parsial. Rumus koefisien


(2)

determinasi yang dikemukakan oleh oleh Gujarati (2003:172) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

β = Beta (nilai standardized coefficients)

Zero order = Matrik korelasi variabel bebas dengan variabel terikat

Dimana apabila :

Kd = 0, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, lemah. Kd = 1, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, kuat

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008:63) hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Hipotesis menyatakan bahwa terdapat kaitan penting antara variabel independen dan variabel dependen.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, yaitu pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar terhadap profitabilitas bank. Pendapatan Non Operasional (Fee Based Income) (Variabel X1) sebagai variabel bebas dan Tingkat Infkasi (Variabel X2) terhadap Pengembalian Aset (Variabel Y)


(3)

sebagai variabel terikat. Jika tidak terdapat pengaruh signifikan maka diformulasikan dalam hipotesis Nol (H0), yaitu hipotesis untuk ditolak. Apabila kedua variabel tersebut dihipotesiskan memiliki pengaruh yang signifikan maka diformulasikan dalam hipotesis alternatif (H1) yaitu merupakan hipotesis yang diharapkan untuk diterima.

Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu sebagai berikut : Menentukan Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)

Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

1. H ; β = 0 Pendapatan Non Operasional tidak berpengaruh terhadap Pengembalian Aset Bank.

Ha ; β ≠ 0 Pendapatan Non Operasional berpengaruh terhadap Pengembalian Aset Bank.

2. H ; β = 0 Tingkat Inflasi tidak berpengaruh terhadap Pengembalian Aset Bank.

Ha ; β ≠ 0 Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap Pengembalian Aset Bank.

Untuk menguji signifikasi suatu koefisien korelasi menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :


(4)

Keterangan :

t = nilai uji t hitung r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = (n – k – l), untuk menentukan tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam suatu penelitian. Hasilnya dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan tabel t dengan taraf signifikansi 5%.

Jika menggunakan tingkat kesalahan (α=0,05) untuk diuji dua

pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut:

a. Jika thitung≥ ttabel(α=0,05) maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan. b. Jika thitung≤ ttabel(α=0,05) maka Ho ada di daerah penerimaan, berarti Ha


(5)

Menentukan Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F)

Untuk menguji adanya hubungan antar variabel bebas (X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y) maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistic F dengan langkah- langkah sebagai berikut : a. Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas

Pendapatan Non Operasional dan Tingkat Inflasi terhadap variabel terikat Pengembalian Aset.

Ho�1 �2 = 0, Pendapatan Non Operasional dan Tingkat Inflasi tidak berpengaruh terhadap Pengembalian Aset

Ha�1 �2 ≠ 0, Pendapatan Non Operasional dan Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap Pengembalian Aset

b. Menentukan nilai signifikan ɑ yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (db= n-k-l), untuk mengetahui daerah F tabelsebagai batas daerah penerimaan dan penolakkan.

- Selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut : F= � /�

−� / �−�−

- Hasil F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan krteria :

1. Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.

2. Tolak H0 jika Fhitung< Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.


(6)

3. Tolak H0 jika nilai F-sign <ɑ ),05

Sugiyono, (2009, 185)

Gambar 3.2


Dokumen yang terkait

Pengaruh pendapatan non operasional dan tingkat inflasi terhadap profitabilitas pada Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 1

Pengaruh Pendapatan Operasional Non Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2014

0 4 1

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Kredit Bermasalah Terhadap Tingkat Pengembalian Atas Aset pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

2 12 65

Pengaruh TIngkat Pengembalian Aset dan Likuiditas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

1 8 55

Pengaruh Kapitalisasi Pasar dan Rasio Hutang Terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan Ritel yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

1 56 69

Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, dan BOPO terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan (Bank yang Terdaftar Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2012).

0 0 24

Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, NILAI BUKU TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

1 10 21