Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
111 G. Frekuensi Rapat Dewan Pengawas
No. Rapat
Waktu
1. Rapat Dewan Pengawas
1 satu bulan sekali 2.
Rapat Dewan
Pengawas dengan Direksi
3 tiga bulan sekali 3.
Rapat Dewan
Pengawas lainnya yang dianggap perlu
Insidentil
Agenda Rapat Dewan Pengawas Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Tahun 2014
No. Tanggal Rapat
Keterangan
1. 29 Januari 2014
Rapat Bulanan Desember 2013
2. 12 Februari 2014
Rapat Bulanan Januari 2014
3. 25 Maret 2014
Rapat Bulanan Februari 2014
4. 29 April 2014
Rapat Bulanan Maret 2014
5. 20 Mei 2014
Rapat Bulanan April 2014
6. 16 Juni 2014
Rapat Bulanan Mei 2014
7. 16 Juli 2014
Rapat Bulanan Juni 2014
8. 26 Agustus 2014
Rapat Bulanan Juli 2014
9. 02 Sept 2014
Rapat Bulanan Agustus 2014
10. 23 Sept 2014
Rapat Bulanan September 2014
11. 13 Oktober 2014
Rapat Bulanan Oktober 2014
12. 03 Des 2014
Rapat Bulanan November 2014
14. 30 April 2014
Rapat Triwulan I Tahun 2014
15. 22 Agustus 2014
Rapat Triwulan II Tahun 2014
16. 10 Nov 2014
Rapat Triwulan III Tahun 2014
H. Jumlah Penyimpangan Internal Internal Fraud satuan
Internal Fraud dalam 1 tahun
Jumlah kasus yang dilakukan oleh Pengurus
Pejabat Eksekutif Pegawai Tetap
Pegawai tidak tetap Thn
sblmnya Thn
berjalan Thn
sblmnya Thn
berjalan Thn
sblmnya Thn
berjalan Thn
sblmnya Thn
berjalan
Total Fraud Telah diselesaikan
Dalam proses
penyelesaian di internal Bank
Belum diupayakan
penyelesaiannya Telah
ditindaklanjuti melalui proses hukum
112 I.
Permasalahan Hukum satuan
Permasalahan Hukum Jumlah
Perdata Pidana
Telah selesai
telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap
5 1
Dalam proses penyelesaian 5
4
Total 10
5
J. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
No. Nama dan
Jabatan yang Memiliki
Benturan Kepentingan
Nama dan Jabatan
Pengambil Keputusan
Jenis Transaksi Nilai Transaksi
jutaan Rupiah Keterangan
- -
- -
Catatan : Transaksi
yang berpotensi
mengandung benturan
kepentingan pada tahun 2014 telah diselesaikan secara internal Bank.
K. Buy Back Shares dan Buy Back Obligasi Bank
- L.
Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik
Pemberian Dana Untuk : Keterangan
Nilai
Kegiatan Sosial Bantuan Pendidikan, Bantuan Sosial,
Bantuan Korban Bencana Alam Rp 744.006.775,-
Total Rp 744.006.775,-
Kegiatan Politik -
-
Total -
Catatan :
Sebagaimana ketentuan yang berlaku pada BPD Kaltim code of conduct, tidak diperkenankan memberikan
dana untuk kegiatan politik.
113
MANAJEMEN RISIKO
Pengungkapan Permodalan serta Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko Bank yang mengacu kepada Surat Edaran
Bank Indonesia, No.1435DPNP tanggal 10 Desember 2012 perihal Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang disampaikan
kepada Bank Indonesia.
Pengungkapan Permodalan
1 Struktur Permodalan BPD Kaltim Struktur permodalan BPD Kaltim Per 31 Desember 2014 , baik secara
Individu maupun secara Konsolidasi memiliki kemampuan permodalan yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank. Adapun
Instrument modal yang diterbitkan oleh BPD Kaltim adalah saham biasa dengan karakteristik seperti saham biasa pada umumnya, tidak ada
spesifikasi tertentu didalamnya yang merupakan setoran modal dari dua provinsi yaitu Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan
Utara dengan total Setoran Modal Per 31 Desember 2014 sebesar Rp 2.845.901.476.000,-
2 Kecukupan Permodalan Kecukupan permodalan BPD Kaltim telah sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia PBI No.1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dan menggunakan standar model
didalam mengukur Aktiva Tertimbang Menurut Risiko.Serta BPD Kaltim telah menerapakan Perhitungan Kecukupan Modal Minimum ICAAP
sesuai dengan profil risiko Bank.
3 Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Rincian pada Tabel 1.a. terlampir
Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko Bank
1 Pengungkapan mengenai penerapan Manajemen Risiko Bank secara umum, yang mencakup informasi mengenai:
a Pengawasan aktif Dewan Pengawas dan Direksi Sesuai dengan PBI Nomor 58PBI2003
perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah
dengan PBI Nomor 1125PBI2009, selama Tahun 2014 Dewan Pengawas dan Direksi BPD Kaltim telah melakukan fungsinya secara
aktif dalam rangka penerapan manajemen risiko dilingkungan internal Bank.
Dewan Pengawas memiliki tanggung jawab diantaranya: -
Menyetujui kebijakan Manajemen Risiko termasuk strategi dan kerangka Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai dengan
tingkat risiko yang akan diambil -
Mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko
114 -
Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi dan memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko
secara berkala. Direksi memiliki tanggung jawab diantaranya:
- Menyusun kebijakan, strategi dan kerangka Manajemen Risiko
secara tertulis dan komprehensif termasuk limit Risiko secara keseluruhan dan per jenis risiko, dengan memperhatikan
lingkungan Risiko yang akan diambil dan toleransi Risiko sesuai kondisi BPD Kaltim serta memperhitungkan dampak Risiko
terhadap
kecukupan permodalan.
Setelah mendapat
persetujuan dari Dewan Pengawas maka Direksi menetapkan kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko dimaksud.
- Menyusun, menetapkan dan mengkinikan prosedur dan alat
untuk mengidentifikasi, mengukur,memonitor dan mengendalikan risiko di BPD Kaltim.
- Menyusun dan menetapkan mekanisme persetujuan transaksi
termasuk limit dan kewenangan. -
Menetapkan struktur organisasi termasuk wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang
terkait dengan penerapan Manajemen Risiko. -
Memastikan pelaksanaan langkah-langkah perbaikan atas permasalahan atau penyimpangan dalam kegiatan usaha Bank
yang ditemukan Satuan Kerja Audit Intern. -
Mengembangkan budaya
risiko,diantaranya dengan
mengikutsertakan karyawan atau pejabat untuk mengikuti sertifikasi manajemen risiko sesuai dengan jenjang jabatannya
b Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Kebijakan Manajemen Risko memberikan arahan tertulis dalam
menerapkan Manajemen Risiko yang sejalan dengan visi, misi, strategis bisnis Bank. Kebijakan dan prosedur didesain dengan
memperhatikan karakteristik dan komplesitas kegiatan usaha, tingkat risiko yang akan diambil, profil risiko serta yang ditetapkan otoritas
danatau praktek perbankan yang sehat. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit yang telah disusun oleh bank antara lain adalah:
- Penetapan metode dalam melakukan identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko;
- Penetapan kewenangan dan besaran limit secara berjenjang
termasuk batasan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi; -
Struktur organisasi yang secara jelas merumuskan peran dan tanggung jawab Dewan Pengawas, Direksi, Komite-komite, Satuan
Kerja Audit Intern, dan Satuan kerja pendukung lainnya; -
Kebijakan rencana kelangsungan usaha business continuity plan atau business continuity management.
c Kecukupan proses identifkasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko
Kegiatan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian risiko bank dinilai cukup memadai. -
Proses identifikasi yang dilakukan bersifat proaktif dan mencakup aktivitas bisnis Bank.
115 -
Proses pengukuran yang diterapkan oleh Bank masih bersifat standar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan bank belum
mengembangkan pengukuran dengan metode internal, Untuk melengkapi system pengukuran Risiko dengan cara melakukan
Stress testing dengan menggunakan skenario tertentu guna melihat sensitivitas kinerja Bank.
- Proses pemantauan risiko telah dituangkan dalam suatu prosedur
pemantauan risiko dan berjalan cukup efektif. -
Proses pengendalian risiko disesuaikan dengan eksposure risiko maupun tingkat risiko yang akan diambil Bank, diantaranya dengan
metode mitigasi risko. Sistem informasi manajemen risiko Bank dinilai masih cukup memadai
dan terus dilakukan penyempurnaan didalam pelaksanaannya. d Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
Proses sistem pengendalian intern Bank cukup efektif ditandai dengan berjalannya antara lain:
- Penetapan wewenang dan tanggung jawab untuk pemantauan
kepatuhan kebijakan, prosedur, dan limit; -
Struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing unit dan individu;
- Pelaporan Keuangan dan kegiatan operasional yang akurat dan
tepat waktu; -
Dokumentasi secara lengkap dan memadai terhadap cakupan, prosedur-prosedur operasional, temuan audit, serta tanggapan
pengurus Bank berdasarkan hasil audit; -
Verifikasi dan kaji ulang secara berkala dan berkesinambungan terhadap penanganan kelemahan-kelemahan Bank yang bersifat
material dan tindakan pengurus Bank untuk memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
2 Pengungkapan mengenai eksposur risiko dan penerapan Manajemen Risiko Bank secara khusus, yang terdiri dari:
a Risiko Kredit
Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur danatau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank
1. Pengungkapan umum, yang terdiri dari: a. Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain:
informasi mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko kredit, termasuk:
1. Organisasi Manajemen Risiko Kredit Organisasi manajemen risiko Bank Pembangunan Daerah
Kalimantan Timur sesuai dengan SK Direksi Nomor 191SKBPD-PSTXI2011
Tentang Buku
Pedoman Perusahaan BPP Prosedur Manajemen Risiko Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Timur, terdiri dari: i unit bisnis yang melaksanakan aktivitas pemberian
kredit atau penyediaan dana; ii unit pemulihan kredit yang melakukan penanganan
kredit bermasalah; iii Departemen
Manajemen Risiko,
khususnya memberikan opini atas analisa kredit dengan plafond
tertentu dan menilai serta memantau Risiko Kredit, dengan penetapan wewenang dan tanggung jawab
116 yang jelas setiap unit kerja. Disamping itu juga telah
dibentuk Komite Manajemen Risiko untuk penerapan Manajemen Risiko secara efektif.
iv Komite Kredit
v Komite Kebijakan Kredit 2. Strategi manajemen risiko kredit untuk aktivitas yang
memiliki eksposur risiko kredit yang signifikan Strategi Manajemen Risiko telah memuat secara jelas
arah penyediaan dana yang akan dilakukan, dan sejalan dengan tujuan Bank dalam menjaga kualitas
kredit, laba dan pertumbuhan usaha.
3. Kebijakan pengelolaan risiko konsentrasi kredit Dalam melaksanakan pengelolaan risiko konsentrasi
kredit, Bank menjaga agar jumlah total pinjaman yang diberikan kepada 25 Debitur Inti, baik individu maupun
kelompok, tidak melebihi batas yang telah ditetapkan, melakukan diversifikasi kredit diluar 25 debitur inti.
4. Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko kredit BPD Kaltim mengukur risiko kredit dengan menggunakan
metode standar sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia no.136DPNP perihal Pedoman Perhitungan
Aset Tertimbang Menurut Risiko. Selain itu pengukuran risiko kredit juga dilakukan dengan menggunakan
parameter,
diantaranya perhitungan
rasio Non
performing Loan NPL, Konsentrasi kredit berdasarkan peminjam dan sektor ekonomi.
Tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilaiimpairment.
Tagihan yang telah jatuh tempo merupakan tagihan baik pokok pinjaman maupun pembayaran bunga yang lebih
dari 90 hari setelah jatuh tempo, yang dapat terlihat dalam Non Performing Loan NPL. Sedangkan tagihan yang
mengalami penurunan nilaiimpairment merupakan aset keuangan yang berdasarkan bukti obyektif telah terjadi
penurunan nilai setelah pengakuan awal asset tersebut.
BPD Kaltim terus melakukan upaya penyehatan kualitas kredit yang diberikan untuk menjaga rasio NPLNPF berada
pada angka dibawah 3. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN
individual dan kolektif, serta metode statistik yang digunakan dalam perhitungan CKPN.
BPD Kaltim melakukan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN baik secara kolektif maupun
individual sesuai PSAK 5055. Evaluasi penurunan nilai secara kolektif BPD Kaltim
menggunakan metode statistik Statistical Model Analysis dengan parameter :
a Probability of default, yaitu tingkat kemungkinan
kegagalan debitur memenuhi kewajiban, yang diukur berdasarkan pendekatan Migration Analysis dengan
menganalisa tingkat migrasi outstanding kredit dari kolektibilitas rendah ke kolektibilitastertinggi dan
117 b Loss Given Default, yaitu besarnya tingkat kerugian yang
diakibatkan kegagalan debitur memenuhi kewajibannya yang
diukur berdasarkan
pendekatan expected
recoveries. Evaluasi
penurunan individual
dilakukan dengan
menghitung selisih antara nilai tercatat asset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa dating yang
didiskonto menggunakan suku bunga efektif.
b. Pengungkapan Kuantitatif, mencakup: i.
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah ii.
Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak iii.
Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi iv.
Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah v.
Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi vi.
Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 2. Pengungkapan Risiko Kredit dengan pendekatan standar, yang
terdiri dari : a. Pengungkapan kualitatif, yang mencakup:
i. Kebijakan Penggunaan Peringkat dalam Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Kredit
BPD Kaltim telah menerapkan penggunaan peringkat didalam penempatan antar bank dan surat berharga.
Untuk perhitungan ATMR untuk risiko Kredit, Bank menerapkan kebijakan penggunaan peringkat pada
Tagihan kepada Bank untuk jangka waktu panjang.
ii. Kategori portofolio yang menggunakan peringkat Penggunaan
peringkat dalam
perhitungan Aset
Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Kredit diterapkan pada Tagihan kepada Bank untuk jangka
waktu panjang.
iii. Lembaga pemeringkat yang digunakan Lembaga pemeringkat yang digunakan oleh BPD Kaltim
disesuaikan dengan ketentuan mengenai Lembaga Pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia.
iv. Pengungkapan risiko kredit pihak lawan counterparty credit risk, termasuk jenis instrument mitigasi yang lazim
diterimadiserahkan oleh Bank. Mitigasi yang lazim diterima diserahkan oleh bank
melalui; Agunan, Garansi, dan asuransi kredit.
118 b. Pengungkapan Kuantitatif, yang mencakup:
i. Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala
Peringkat Rincian pada Tabel 2.1.a dan Tabel 2.1.b
ii. Risiko Kredit Pihak Lawan Counterparty Credit Risk
- Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi
Derivatif Nihil
- Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi
Repo Nihil
- Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi
Reverse Repo Rincian pada Tabel 3.2.c.1.dan Tabel 3.2.c.2.
3. Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit dengan menggunakan Pendekatan Standar, yang terdiri dari:
a. Pengungkapan kualitatif, yang mencakup: i. informasi mengenai kebijakan Bank untuk jenis agunan
utama yang diterima; Kebijakan BPD Kaltim sebagaimana yang telah diatur
dalam SOP kredit untuk jenis agunan utama, adalah: -
Agunan yangditerima harus bersifat marketable, dapat dilakukan pengikatan dan memiliki nilai yang
dapat meng-cover pinjaman. -
Bank perlu menghindari pemberian kredit tanpa didukung dengan agunan, pengikatan hukumnya
lemah sehingga bank tidak memiliki hak preference untuk menguasaimelikuidasi agunan, danatau nilai
agunan tidak memadai untuk meng-cover pinjaman pada saat debitur wanprestasi.
ii. Kebijakan, prosedur, dan proses untuk menilai dan mengelola agunan;
BPD Kaltim telah memiliki kebijakan, prosedur, dan proses untuk menilai dan mengelola agunan sebagaimana
telah diatur dalam SOP kredit.
iii. Pihak-pihak utama
pemberi jaminangaransi
dan kelayakan kredit creditworthiness dianalisa dengan
penerapan prinsip kehati-hatian. Bank melakukan analisa terhadap pihak-pihak utama
pemberi jaminangaransi yaitu Asuransi yang mengcover kredit dan melakukan analisa kredit sesuai SOP kredit
dengan menerapkan prinsip kehati – hatian.
iv. Informasi tingkat konsentrasi yang ditimbulkan dari penggunaan teknik mitigasi risiko kredit.
119 Untuk meminimalisir konsentrasi exposure risiko kredit, BPD
Kaltim melakukan diversifikasi portofolio kredit dengan meningkatkan penyebaran penyaluran kredit diluar 25
debitur inti.
b. Pengungkapan Kuantitatif i.
Tagihan Bersih
Berdasarkan Bobot
Risiko setelah
Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Rincian pada Tabel 4.1.a dan Tabel 4.1.b
ii. Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit
Rincian pada Tabel 4.2.a dan Tabel 4.2.b 4 Pengungkapan Sekuritisasi Aset
Bank belum menerapkan kegiatan sekuritisasi aset didalam pengelolaan portofolio keuangannya baik aset maupun
kewajibannya.
5 Pengungkapan Kuantitatif Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar
Rincian pada Tabel 6.1.1.sampai dengan Tabel 6.2.7.
b Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, anatara lain risiko
berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan.
1. Perhitungan risiko pasar dengan menggunakan Metode Standar, yang antara lain terdiri atas:
a. Pengungkapan Kualitatif, yang mencakup antara lain : i. Informasi mengenai penerapan manajemen risiko pasar,
i.1 Organisasi manajemen risiko pasar; Organisasi manajemen risiko pasar Bank Pembangunan
Daerah Kalimantan Timur sesuai dengan SK Direksi Nomor 191SKBPD-PSTXI2011
Tentang Buku
Pedoman Perusahaan BPP Prosedur Manajemen Risiko Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Timur, terdiri dari: 1.1 Komite Manajemen Risiko
1.2 Divisi Kepatuhan dan Manajemen Risiko 1.3 Divisi Treasury Internasional
1.4 Divisi Bisnis Syariah 1.5 Satuan Kerja Audit Intern
Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung terlaksananya Manajemen Risiko secara efektif termasuk
kejelasan wewenang dan tanggung jawab. Bank telah merancang bahwa risk taking unit bersifat independen
120 i.2 Pengelolaan portofolio trading book dan banking book
serta metodologi valuasi yang digunakan. Bank melakukan valuasi terhadap portofolio aset-aset
Trading Book dan aset-aset berkategori Available for Sale secara harian. Proses valuasi dilakukan berdasarkan nilai
wajar. Kemudian
terhadap instrumen
keuangan yang
diperdagangkan secara aktif, proses valuasi dilakukan dengan menggunakan harga transaksi yang terjadi
close out prices atau kuotasi harga pasar dari sumber yang independen.