Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah

111 G. Frekuensi Rapat Dewan Pengawas No. Rapat Waktu 1. Rapat Dewan Pengawas 1 satu bulan sekali 2. Rapat Dewan Pengawas dengan Direksi 3 tiga bulan sekali 3. Rapat Dewan Pengawas lainnya yang dianggap perlu Insidentil Agenda Rapat Dewan Pengawas Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Tahun 2014 No. Tanggal Rapat Keterangan 1. 29 Januari 2014 Rapat Bulanan Desember 2013 2. 12 Februari 2014 Rapat Bulanan Januari 2014 3. 25 Maret 2014 Rapat Bulanan Februari 2014 4. 29 April 2014 Rapat Bulanan Maret 2014 5. 20 Mei 2014 Rapat Bulanan April 2014 6. 16 Juni 2014 Rapat Bulanan Mei 2014 7. 16 Juli 2014 Rapat Bulanan Juni 2014 8. 26 Agustus 2014 Rapat Bulanan Juli 2014 9. 02 Sept 2014 Rapat Bulanan Agustus 2014 10. 23 Sept 2014 Rapat Bulanan September 2014 11. 13 Oktober 2014 Rapat Bulanan Oktober 2014 12. 03 Des 2014 Rapat Bulanan November 2014 14. 30 April 2014 Rapat Triwulan I Tahun 2014 15. 22 Agustus 2014 Rapat Triwulan II Tahun 2014 16. 10 Nov 2014 Rapat Triwulan III Tahun 2014 H. Jumlah Penyimpangan Internal Internal Fraud satuan Internal Fraud dalam 1 tahun Jumlah kasus yang dilakukan oleh Pengurus Pejabat Eksekutif Pegawai Tetap Pegawai tidak tetap Thn sblmnya Thn berjalan Thn sblmnya Thn berjalan Thn sblmnya Thn berjalan Thn sblmnya Thn berjalan Total Fraud Telah diselesaikan Dalam proses penyelesaian di internal Bank Belum diupayakan penyelesaiannya Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum 112 I. Permasalahan Hukum satuan Permasalahan Hukum Jumlah Perdata Pidana Telah selesai telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap 5 1 Dalam proses penyelesaian 5 4 Total 10 5 J. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan No. Nama dan Jabatan yang Memiliki Benturan Kepentingan Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan Jenis Transaksi Nilai Transaksi jutaan Rupiah Keterangan - - - - Catatan : Transaksi yang berpotensi mengandung benturan kepentingan pada tahun 2014 telah diselesaikan secara internal Bank. K. Buy Back Shares dan Buy Back Obligasi Bank - L. Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik Pemberian Dana Untuk : Keterangan Nilai Kegiatan Sosial Bantuan Pendidikan, Bantuan Sosial, Bantuan Korban Bencana Alam Rp 744.006.775,- Total Rp 744.006.775,- Kegiatan Politik - - Total - Catatan : Sebagaimana ketentuan yang berlaku pada BPD Kaltim code of conduct, tidak diperkenankan memberikan dana untuk kegiatan politik. 113 MANAJEMEN RISIKO Pengungkapan Permodalan serta Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko Bank yang mengacu kepada Surat Edaran Bank Indonesia, No.1435DPNP tanggal 10 Desember 2012 perihal Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia. Pengungkapan Permodalan 1 Struktur Permodalan BPD Kaltim Struktur permodalan BPD Kaltim Per 31 Desember 2014 , baik secara Individu maupun secara Konsolidasi memiliki kemampuan permodalan yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank. Adapun Instrument modal yang diterbitkan oleh BPD Kaltim adalah saham biasa dengan karakteristik seperti saham biasa pada umumnya, tidak ada spesifikasi tertentu didalamnya yang merupakan setoran modal dari dua provinsi yaitu Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara dengan total Setoran Modal Per 31 Desember 2014 sebesar Rp 2.845.901.476.000,- 2 Kecukupan Permodalan Kecukupan permodalan BPD Kaltim telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia PBI No.1512PBI2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dan menggunakan standar model didalam mengukur Aktiva Tertimbang Menurut Risiko.Serta BPD Kaltim telah menerapakan Perhitungan Kecukupan Modal Minimum ICAAP sesuai dengan profil risiko Bank. 3 Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Rincian pada Tabel 1.a. terlampir Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko Bank 1 Pengungkapan mengenai penerapan Manajemen Risiko Bank secara umum, yang mencakup informasi mengenai: a Pengawasan aktif Dewan Pengawas dan Direksi Sesuai dengan PBI Nomor 58PBI2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI Nomor 1125PBI2009, selama Tahun 2014 Dewan Pengawas dan Direksi BPD Kaltim telah melakukan fungsinya secara aktif dalam rangka penerapan manajemen risiko dilingkungan internal Bank. Dewan Pengawas memiliki tanggung jawab diantaranya: - Menyetujui kebijakan Manajemen Risiko termasuk strategi dan kerangka Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat risiko yang akan diambil - Mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko 114 - Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi dan memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko secara berkala. Direksi memiliki tanggung jawab diantaranya: - Menyusun kebijakan, strategi dan kerangka Manajemen Risiko secara tertulis dan komprehensif termasuk limit Risiko secara keseluruhan dan per jenis risiko, dengan memperhatikan lingkungan Risiko yang akan diambil dan toleransi Risiko sesuai kondisi BPD Kaltim serta memperhitungkan dampak Risiko terhadap kecukupan permodalan. Setelah mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas maka Direksi menetapkan kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko dimaksud. - Menyusun, menetapkan dan mengkinikan prosedur dan alat untuk mengidentifikasi, mengukur,memonitor dan mengendalikan risiko di BPD Kaltim. - Menyusun dan menetapkan mekanisme persetujuan transaksi termasuk limit dan kewenangan. - Menetapkan struktur organisasi termasuk wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko. - Memastikan pelaksanaan langkah-langkah perbaikan atas permasalahan atau penyimpangan dalam kegiatan usaha Bank yang ditemukan Satuan Kerja Audit Intern. - Mengembangkan budaya risiko,diantaranya dengan mengikutsertakan karyawan atau pejabat untuk mengikuti sertifikasi manajemen risiko sesuai dengan jenjang jabatannya b Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit Kebijakan Manajemen Risko memberikan arahan tertulis dalam menerapkan Manajemen Risiko yang sejalan dengan visi, misi, strategis bisnis Bank. Kebijakan dan prosedur didesain dengan memperhatikan karakteristik dan komplesitas kegiatan usaha, tingkat risiko yang akan diambil, profil risiko serta yang ditetapkan otoritas danatau praktek perbankan yang sehat. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit yang telah disusun oleh bank antara lain adalah: - Penetapan metode dalam melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko; - Penetapan kewenangan dan besaran limit secara berjenjang termasuk batasan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi; - Struktur organisasi yang secara jelas merumuskan peran dan tanggung jawab Dewan Pengawas, Direksi, Komite-komite, Satuan Kerja Audit Intern, dan Satuan kerja pendukung lainnya; - Kebijakan rencana kelangsungan usaha business continuity plan atau business continuity management. c Kecukupan proses identifkasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko Kegiatan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko bank dinilai cukup memadai. - Proses identifikasi yang dilakukan bersifat proaktif dan mencakup aktivitas bisnis Bank. 115 - Proses pengukuran yang diterapkan oleh Bank masih bersifat standar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan bank belum mengembangkan pengukuran dengan metode internal, Untuk melengkapi system pengukuran Risiko dengan cara melakukan Stress testing dengan menggunakan skenario tertentu guna melihat sensitivitas kinerja Bank. - Proses pemantauan risiko telah dituangkan dalam suatu prosedur pemantauan risiko dan berjalan cukup efektif. - Proses pengendalian risiko disesuaikan dengan eksposure risiko maupun tingkat risiko yang akan diambil Bank, diantaranya dengan metode mitigasi risko. Sistem informasi manajemen risiko Bank dinilai masih cukup memadai dan terus dilakukan penyempurnaan didalam pelaksanaannya. d Sistem pengendalian intern yang menyeluruh Proses sistem pengendalian intern Bank cukup efektif ditandai dengan berjalannya antara lain: - Penetapan wewenang dan tanggung jawab untuk pemantauan kepatuhan kebijakan, prosedur, dan limit; - Struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing unit dan individu; - Pelaporan Keuangan dan kegiatan operasional yang akurat dan tepat waktu; - Dokumentasi secara lengkap dan memadai terhadap cakupan, prosedur-prosedur operasional, temuan audit, serta tanggapan pengurus Bank berdasarkan hasil audit; - Verifikasi dan kaji ulang secara berkala dan berkesinambungan terhadap penanganan kelemahan-kelemahan Bank yang bersifat material dan tindakan pengurus Bank untuk memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. 2 Pengungkapan mengenai eksposur risiko dan penerapan Manajemen Risiko Bank secara khusus, yang terdiri dari: a Risiko Kredit Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur danatau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank 1. Pengungkapan umum, yang terdiri dari: a. Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain: informasi mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko kredit, termasuk: 1. Organisasi Manajemen Risiko Kredit Organisasi manajemen risiko Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur sesuai dengan SK Direksi Nomor 191SKBPD-PSTXI2011 Tentang Buku Pedoman Perusahaan BPP Prosedur Manajemen Risiko Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur, terdiri dari: i unit bisnis yang melaksanakan aktivitas pemberian kredit atau penyediaan dana; ii unit pemulihan kredit yang melakukan penanganan kredit bermasalah; iii Departemen Manajemen Risiko, khususnya memberikan opini atas analisa kredit dengan plafond tertentu dan menilai serta memantau Risiko Kredit, dengan penetapan wewenang dan tanggung jawab 116 yang jelas setiap unit kerja. Disamping itu juga telah dibentuk Komite Manajemen Risiko untuk penerapan Manajemen Risiko secara efektif. iv Komite Kredit v Komite Kebijakan Kredit 2. Strategi manajemen risiko kredit untuk aktivitas yang memiliki eksposur risiko kredit yang signifikan Strategi Manajemen Risiko telah memuat secara jelas arah penyediaan dana yang akan dilakukan, dan sejalan dengan tujuan Bank dalam menjaga kualitas kredit, laba dan pertumbuhan usaha. 3. Kebijakan pengelolaan risiko konsentrasi kredit Dalam melaksanakan pengelolaan risiko konsentrasi kredit, Bank menjaga agar jumlah total pinjaman yang diberikan kepada 25 Debitur Inti, baik individu maupun kelompok, tidak melebihi batas yang telah ditetapkan, melakukan diversifikasi kredit diluar 25 debitur inti. 4. Mekanisme pengukuran dan pengendalian risiko kredit BPD Kaltim mengukur risiko kredit dengan menggunakan metode standar sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia no.136DPNP perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko. Selain itu pengukuran risiko kredit juga dilakukan dengan menggunakan parameter, diantaranya perhitungan rasio Non performing Loan NPL, Konsentrasi kredit berdasarkan peminjam dan sektor ekonomi. Tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilaiimpairment. Tagihan yang telah jatuh tempo merupakan tagihan baik pokok pinjaman maupun pembayaran bunga yang lebih dari 90 hari setelah jatuh tempo, yang dapat terlihat dalam Non Performing Loan NPL. Sedangkan tagihan yang mengalami penurunan nilaiimpairment merupakan aset keuangan yang berdasarkan bukti obyektif telah terjadi penurunan nilai setelah pengakuan awal asset tersebut. BPD Kaltim terus melakukan upaya penyehatan kualitas kredit yang diberikan untuk menjaga rasio NPLNPF berada pada angka dibawah 3. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN individual dan kolektif, serta metode statistik yang digunakan dalam perhitungan CKPN. BPD Kaltim melakukan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN baik secara kolektif maupun individual sesuai PSAK 5055. Evaluasi penurunan nilai secara kolektif BPD Kaltim menggunakan metode statistik Statistical Model Analysis dengan parameter : a Probability of default, yaitu tingkat kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajiban, yang diukur berdasarkan pendekatan Migration Analysis dengan menganalisa tingkat migrasi outstanding kredit dari kolektibilitas rendah ke kolektibilitastertinggi dan 117 b Loss Given Default, yaitu besarnya tingkat kerugian yang diakibatkan kegagalan debitur memenuhi kewajibannya yang diukur berdasarkan pendekatan expected recoveries. Evaluasi penurunan individual dilakukan dengan menghitung selisih antara nilai tercatat asset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa dating yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif. b. Pengungkapan Kuantitatif, mencakup: i. Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah ii. Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak iii. Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi iv. Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah v. Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi vi. Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 2. Pengungkapan Risiko Kredit dengan pendekatan standar, yang terdiri dari : a. Pengungkapan kualitatif, yang mencakup: i. Kebijakan Penggunaan Peringkat dalam Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Kredit BPD Kaltim telah menerapkan penggunaan peringkat didalam penempatan antar bank dan surat berharga. Untuk perhitungan ATMR untuk risiko Kredit, Bank menerapkan kebijakan penggunaan peringkat pada Tagihan kepada Bank untuk jangka waktu panjang. ii. Kategori portofolio yang menggunakan peringkat Penggunaan peringkat dalam perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Kredit diterapkan pada Tagihan kepada Bank untuk jangka waktu panjang. iii. Lembaga pemeringkat yang digunakan Lembaga pemeringkat yang digunakan oleh BPD Kaltim disesuaikan dengan ketentuan mengenai Lembaga Pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia. iv. Pengungkapan risiko kredit pihak lawan counterparty credit risk, termasuk jenis instrument mitigasi yang lazim diterimadiserahkan oleh Bank. Mitigasi yang lazim diterima diserahkan oleh bank melalui; Agunan, Garansi, dan asuransi kredit. 118 b. Pengungkapan Kuantitatif, yang mencakup: i. Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat Rincian pada Tabel 2.1.a dan Tabel 2.1.b ii. Risiko Kredit Pihak Lawan Counterparty Credit Risk - Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Derivatif Nihil - Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo Nihil - Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo Rincian pada Tabel 3.2.c.1.dan Tabel 3.2.c.2. 3. Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit dengan menggunakan Pendekatan Standar, yang terdiri dari: a. Pengungkapan kualitatif, yang mencakup: i. informasi mengenai kebijakan Bank untuk jenis agunan utama yang diterima; Kebijakan BPD Kaltim sebagaimana yang telah diatur dalam SOP kredit untuk jenis agunan utama, adalah: - Agunan yangditerima harus bersifat marketable, dapat dilakukan pengikatan dan memiliki nilai yang dapat meng-cover pinjaman. - Bank perlu menghindari pemberian kredit tanpa didukung dengan agunan, pengikatan hukumnya lemah sehingga bank tidak memiliki hak preference untuk menguasaimelikuidasi agunan, danatau nilai agunan tidak memadai untuk meng-cover pinjaman pada saat debitur wanprestasi. ii. Kebijakan, prosedur, dan proses untuk menilai dan mengelola agunan; BPD Kaltim telah memiliki kebijakan, prosedur, dan proses untuk menilai dan mengelola agunan sebagaimana telah diatur dalam SOP kredit. iii. Pihak-pihak utama pemberi jaminangaransi dan kelayakan kredit creditworthiness dianalisa dengan penerapan prinsip kehati-hatian. Bank melakukan analisa terhadap pihak-pihak utama pemberi jaminangaransi yaitu Asuransi yang mengcover kredit dan melakukan analisa kredit sesuai SOP kredit dengan menerapkan prinsip kehati – hatian. iv. Informasi tingkat konsentrasi yang ditimbulkan dari penggunaan teknik mitigasi risiko kredit. 119 Untuk meminimalisir konsentrasi exposure risiko kredit, BPD Kaltim melakukan diversifikasi portofolio kredit dengan meningkatkan penyebaran penyaluran kredit diluar 25 debitur inti. b. Pengungkapan Kuantitatif i. Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Rincian pada Tabel 4.1.a dan Tabel 4.1.b ii. Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit Rincian pada Tabel 4.2.a dan Tabel 4.2.b 4 Pengungkapan Sekuritisasi Aset Bank belum menerapkan kegiatan sekuritisasi aset didalam pengelolaan portofolio keuangannya baik aset maupun kewajibannya. 5 Pengungkapan Kuantitatif Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar Rincian pada Tabel 6.1.1.sampai dengan Tabel 6.2.7. b Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, anatara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan. 1. Perhitungan risiko pasar dengan menggunakan Metode Standar, yang antara lain terdiri atas: a. Pengungkapan Kualitatif, yang mencakup antara lain : i. Informasi mengenai penerapan manajemen risiko pasar, i.1 Organisasi manajemen risiko pasar; Organisasi manajemen risiko pasar Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur sesuai dengan SK Direksi Nomor 191SKBPD-PSTXI2011 Tentang Buku Pedoman Perusahaan BPP Prosedur Manajemen Risiko Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur, terdiri dari: 1.1 Komite Manajemen Risiko 1.2 Divisi Kepatuhan dan Manajemen Risiko 1.3 Divisi Treasury Internasional 1.4 Divisi Bisnis Syariah 1.5 Satuan Kerja Audit Intern Kecukupan perangkat organisasi dalam mendukung terlaksananya Manajemen Risiko secara efektif termasuk kejelasan wewenang dan tanggung jawab. Bank telah merancang bahwa risk taking unit bersifat independen 120 i.2 Pengelolaan portofolio trading book dan banking book serta metodologi valuasi yang digunakan. Bank melakukan valuasi terhadap portofolio aset-aset Trading Book dan aset-aset berkategori Available for Sale secara harian. Proses valuasi dilakukan berdasarkan nilai wajar. Kemudian terhadap instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif, proses valuasi dilakukan dengan menggunakan harga transaksi yang terjadi close out prices atau kuotasi harga pasar dari sumber yang independen.

i.3 Mekanisme pengukuran risiko pasar untuk keperluan

pemantauan risiko secara periodik maupun untuk perhitungan kecukupan modal, baik pada banking book maupun trading book. Mekanisme pengukuran risiko pasar untuk keperluan pemantauan risiko secara periodik dilakukan melalui laporan Interest Rate Risk on Banking Book IRRBB untuk aset-aset kategori Banking Book. Dan untuk aset-aset berkategori Trading Book dan Available for Sale Bank menggunakan pendekatan Value at Risk dengan memanfaatkan tren volatilitas harga pasar secara harian dari surat berharga yang dimiliki oleh Bank. Kemudian tren pergerakan harga tersebut dijadikan patokan untuk proyeksi harga terburuk yang mungkin terjadi pada horizon waktu H+1. ii. Cakupan Portofolio trading dan banking book yang diperhitungkan dalam Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Cakupan portofolio trading dan banking book yang diperhitungkan dalam KPMM menyesuaikan dengan metode standar yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia sesuai dengan SE BI No. 1421DPNP tanggal 18 Juli 2012 iii. Langkah-langkah dan rencana dalam mengantisipasi risiko pasar atas transaksi mata uang asing baik karena perubahan kurs maupun fluktuasi suku bunga, termasuk penjelasan mengenai semua penyediaan dana dan ikatan tanpa proteksi atau lindung nilai, serta utang yang suku bunganya berfluktuasi atau yang tidak ditentukan terlebih dahulu Secara umum, eksposur risiko pasar Bank relatif rendah karena kegiatan bisnis Bank yang masih bersifat sederhana dimana tercermin dari strategi bank yang lebih menjaga squaring position untuk menjaga PDN pada posisi yang aman dan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Squaring position untuk menjaga posisi PDN pada range yang aman, secara umum mengantisipasi risiko pasar yang lebih besar lagi, baik karena perubahan kurs maupun fluktuasi suku bunga 121 b. Pengungkapan Kuantitatif Pengungkapan risiko pasar menggunakan metode standar Rincian pada Tabel 7.1. terlampir c Risiko Operasional Risiko Operasional adalah Risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system, danatau adanya kejadian- kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. 1 Pengungkapan Kualitatif Organisasi Manajemen Risiko Operasional Organisasi manajemen risiko operasional Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur sesuai dengan SK Direksi Nomor 191SKBPD-PSTXI2011 Tentang Buku Pedoman Perusahaan BPP Prosedur Manajemen Risiko Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur, terdiri dari: 1.1. Komite Manajemen Risiko 1.2. Komite Pengarah Teknologi Informasi 1.3. Divisi Kepatuhan dan Manajemen Risiko 1.4. Divisi Human Capital 1.5. Divisi Teknologi Informasi 1.6. Divisi Akuntansi Keuangan 1.7. Satuan Kerja Audit Intern 1.8. Divisi atau Unit Kerja Lainnya Mekanisme Identifikasi dan Pengukuran Risiko Operasional 1.1. Identifikasi Risiko Operasional Proses identifikasi risiko operasional BPD Kaltim masih dalam proses penyempurnaan. Adapun proses identifikasi risiko operasional yang dilakukan adalah dengan cara mengkombinasikan antara risk operational self assesment Laporan Risiko Operasional yang dilakukan oleh unit-unit kerja terkait dengan matriks frekuensi yang menggunakan data historis. 1.2. Pengukuran Risiko Operasional Proses pengukuran risiko operasional yang diterapkan oleh BPD Kaltim menggunakan metode pendekatan indikator dasar. Mekanisme Mitigasi Risiko Operasional Mitigasi risiko operasional yang telah dilakukan olehBPD Kaltim antara lain dengan menyusun atau mengkinikan kebijakan, prosedur dan penetapan limit operasional, melakukan asuransi pada beberapa kegiatan operasionalnya. 2 Pengungkapan Kuantitatif mengenai Risiko Operasional Tabel 8.1.a dan 8.1.b terlampir