Permasalahan dan Solusi BAB VI LKPJ ATA 2014

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VI - 14 d. Kegiatan Melakukan Evaluasi Kerjasama Daerah dengan Pemerintah dan BadanLembaga Luar Negeri dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp. 249.500.000,- atau sebesar 99,80. Manfaat dari kegiatan ini adalah terlaksananya evaluasi kerjasama daerah dengan pihak luar negeri dan tersedianya data evaluasi kerjasama luar negeri. Kegiatan yang dilakukan adalah : 1. Rapat Koordinasi Evaluasi Kerjasama Luar Negeri untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas aparatur pengelola kerjasama luar negeri di pemerintah kabupatenkota. 2. Melakukan kajian mengenai Indikator dan Instrumen Pelaksanaan Kerjasama Luar Negeri dan Pedoman Pelaksanaan Evaluasi. 3. Mengevaluasi kerjasama yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan membuat rencana tindak lanjut atas beberapa kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat; 4. Melakukan monitoring dan evaluasi kerjasama daerah dengan luar negeri. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui dan memahami lebih jauh tentang pelaksanaan kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah provinsi dan kabupatenkota di Jawa Barat dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah luar negeri. 5. Laporan Evaluasi Kerjasama Luar Negeri.

6.3.3. Permasalahan dan Solusi

a. Permasalahan 1. Tidak adanya keterpaduan programkegiatan kerjasama antar OPD Provinsi Jawa Barat; 2. Perencanaan kerjasama yang tidak optimal; 3. Kurangnya komitmen OPD untuk menindaklanjuti kerjasama. b. Solusi 1. Menyusun Grand Design Kerjasama Daerah; 2. Mengintensifkan koordinasi dan konsultasi, baik dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri maupun dengan pemerintah kabupatenkota dan OPD Provinsi Jawa Barat. 3. Melakukan fasilitasi, monitoring, pembinaan, pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kerjasama luar negeri baik yang dilakukan oleh provinsi maupun oleh pemerintah daerah kabupatenkota. LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VI - 15 6.4. Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah 6.4.1. Kebijakan dan Kegiatan Dalam rangka efektifitas dan efisiensi pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah kabupatenkota, Presiden melimpahkan kewenangannya kepada gubernur untuk bertindak atas nama Pemerintah Pusat dalam melakukan pembinaan dan pengawasan kepada daerah kabupatenkota untuk melaksanakan otonominya berdasarkan kepada norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Sesuai dengan Pasal 38 Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, gubernur sebagai wakil Pemerintah di wilayah provinsi mempunyai tugas dan wewenang: a pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota; b koordinasi penyelenggaraan urusan pemerintah di daerah provinsi dan kabupatenkota; c koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah provinsi dan kabupatenkota. Disamping pelaksanaan tugas tersebut gubernur sebagai wakili Pemerintah mempunyai tugas: a menjaga kehidupan berbangsa, bernegara dalam rangka memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b menjaga dan mengamalkan ideologi Pancasila dan kehidupan demokrasi; c memelihara stabilitas politik; dan d menjaga etika dan norma penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Peran Gubernur sebagai wakil pemerintah untuk melaksanakan pembinaan, pengawasan, koordinasi dan penyelarasan kegiatan pembangunan di daerah akan meningkatkan sinergitas antara bupatiwalikota dengan gubernur. Pendanaan pelaksanaan tugas dan wewenang gubernur sebagai Wakil Pemerintah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN melalui mekanisme dana dekonsentrasi yang dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Dalam Negeri, yang merupakan bagian dari Program Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum dan Kegiatan Penyelenggaraan Hubungan Pusat dan Daerah serta Kerjasama Daerah. Penguatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah di wilayah provinsi juga dimaksudkan untuk memperkuat hubungan antar tingkatan pemerintahan. Dalam pelaksanaan peran gubernur sebagai wakil pemerintah, maka hubungan antara gubernur dengan bupatiwalikota bersifat hierarkis, gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota. Sebaliknya bupatiwalikota melaporkan penyelenggaraan pemerintahan di daerah kabupatenkota. LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VI - 16 Pelaksanaan peran gubernur sebagai wakil pemerintah dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah provinsi dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 118-133 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Dekonsentrasi Kegiatan Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Tahun Anggaran 2013 serta Rencana Kerja dan Anggaran KementerianLembaga RKA-KL Tahun Anggaran 2013 Provinsi Jawa Barat, yang dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan. Adapun Program dan kegiatan dimaksud, meliputi: a. Fasilitasi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah FKPD dalam wewujudkan ketenteraman dan ketertiban masyarakat; b. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan umum di wilayah provinsi; c. Kesekretariatan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah provinsi; d. Peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah provinsi; e. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan; f. Koordinasi perencanaan dan program dekonsentrasi, tugas pembantuan dan urusan bersama lingkup Kementerian Dalam Negeri; g. Pengendalian penyelenggaraan urusan pemerintah di wilayah provinsi; h. Fasilitasi perundang-undangan.

6.4.2. Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan