BAB IV LKPJ ATA 2014

(1)

BAB IV

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

4.1.1 Urusan Pendidikan

Pencapaian indikator kinerja daerah pada Misi Kesatu terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan Provinsi Jawa Barat untuk urusan Pendidikan adalah sebagai berikut: Indeks Pembangunan Manusia sebesar 74,28 poin; Indeks Pendidikan sebesar 83,36 poin; Angka Melek Huruf sebesar 98,29 persen; Angka Rata-rata Lama Sekolah 8,39 tahun; APK Sekolah Menengah 61,19 persen; APK Pendidikan Tinggi 17,47 persen

(

base line data penduduk : sesus penduduk (SP 2010). Sensus penduduk berikutnya tahun 2020 (BPS pusat)); Jumlah Karya IPTEK yang didaftarkan untuk mendapat HAKI 5 Buah; Jumlah Penduduk Melek TIK usia 12 Tahun ke atas 11.400.000 orang.

Indikator kinerja tersebut dicapai melaluiProgram dan Kegiatan sebagai berikut: 1) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar

a. Pelaksanaan Program

(1) Pembinaan Olah Raga Pendidikan Dasar, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp.6.451.921.500 dan realisasi anggaran Rp. 6.417.500.000 (99,47%).

Output

kegiatan adalah Pembinaan Klub Olahraga Sekolah pada jenjang SD, Pembinaan Kelas Olahraga pada jenjang SMP, Persiapan dan Penyelenggaraan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SD dan SMP Tingkat Provinsi, Persiapan dan Keikutsertaan pada O2SN SD dan SMP Tingkat Nasional.

Outcome

kegiatan adalah peningkatan kualitasi calon-calon atlit berprestasi pada Klub-klub Olahraga Sekolah pada jenjang SD di Jawa Barat. Terseleksi dan terbentuknya kontingen Jawa Barat untuk ajang O2SN SD dan SMP Tingkat Nasional Tahun 2014, tercapainya prestasi puncak (Juara Umum) dari kontingen Jawa Barat pada ajang O2SN SD dan SMP Tingkat Nasional Tahun 2014.

(2) Verifikasi Dan Fasilitasi Pembangunan Ruang Kelas Baru Dan Rehabilitasi SD/Mi, SMP/MTs

,

yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat dengan anggaran Rp. 1.743.030.000 dan realisasi anggaran Rp. 1.530.339.500 (87,80%).

Output

kegiatan adalah Bimbingan Teknis

pedoman/juklak/juknis kepada penerima bantuan Pembangunan Ruang Kelas

Baru SMP/MTs dan Rehabilitasi SD/Mi (untuk 27 kabupaten/kota pada 338 SMP/MTs, dan 36 SD/Mi), Monitoring dan verifikasi CPCL penerima

bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru SMP/MTs dan Rehabilitasi SD/Mi (pada 27 kabupaten/kota untuk 652 RKB, dan Rehabilitasi 98 Ruangan).


(2)

kabupaten/kota dan Sekolah/Madrasah penerima bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru SMP/MTs dan Rehabilitasi SD/Mi (untuk 27 kabupaten/kota pada 338 SMP/MTs, dan 36 SD/Mi), Penetapan data CPCL tetap penerima bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru SMP/MTs dan Rehabilitasi SD/Mi (pada 27 kabupaten/kota untuk 652 RKB, dan Rehabilitasi 98 Ruangan).

(3) Peningkatan Layanan Pendidikan Dasar, SMP Terbuka Dan Paket B Di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 2.728.308.300 dan realisasi anggaran Rp. 2.571.326.000 (94,25%).

Output

kegiatan adalah Rapat Koordinasi dengan Tim Teknis kabupaten/kota, Workshop untuk Pembinaan Penyelenggara Paket B, Kepala Sekolah SMP Terbuka, Guru Pamong TKB Reguler, Guru Pamong TKB Mandiri, Pelaksanaan Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomonjari) Bidang Akademik tingkat Provinsi, Persiapan dan Pembinaan Kontingen Jawa Barat menjelang ajang Lomojari Bidang Akademik Tingkat Nasional, Pelaksanaan Lomba Cerdas Trampil (LCT) Siswa Paket B menjelang ajang Lomojari Bidang Akademik Tingkat Nasional, Peningkatan kapasitas manajemen (penyusunan proposal, pemahaman NPHD, dan penyusunan Laporan) bagi Calon Penerima Program Hibah Paket B di Jawa Barat (sebanyak 573 PKBM), Pelaksanaan kegiatan monitoring, verifikasi dan evaluasi Calon Penerima Program Hibah Paket B di Jawa Barat (sebanyak 573 PKBM). Pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Layanan Pendidikan Dasar, SMP Terbuka, dan Paket B di Jawa Barat.

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya koordinasi, pemahaman persepsi, dan sinergitas kegiatan dengan Tim Teknis kabupaten/kota, Peningkatan kapasitas manajemen dan kualitas Penyelenggara Paket B, Kepala Sekolah SMP Terbuka, Guru Pamong TKB Reguler, Guru Pamong TKB Mandiri, Terseleksi dan terbentuknya Kontingen Jawa Barat untuk ajang Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomonjari) Bidang Akademik tingkat Nasional, Peningkatan kapasitas dan kualitas Kontingen Jawa Barat menjelang keikutsertaan ajang Lomojari Bidang Akademik Tingkat Nasional, Peningkatan kapasitas manajemen dalam hal penyusunan proposal, pemahaman NPHD, dan penyusunan Laporan bagi Calon Penerima Program Hibah Paket B di Jawa Barat (sebanyak 573 PKBM), Penetapan data CPCL fixed Penerima Program Hibah Paket B di Jawa Barat (sebanyak 573 PKBM). Peningkatan kapasitas menajemen dan terdokumentasinya laporan pada kegiatan Layanan Pendidikan Dasar, SMP Terbuka, dan Paket B di Jawa Barat.

(4) Fasilitasi Pemberian BOS Provinsi Dan Pusat Jenjang Pendidikan Dasar, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp.1.967.392.000 dan realisasi anggaran Rp. 1.887.045.000 (95,92%).

Output


(3)

kegiatan adalah Sosialisasi dan Publikasi Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI dan SMP/MTs.) Workshop untuk Penguatan Tenaga Pengelola Program BOS di Sekolah SD/MI dan SMP/MTs.) untuk Tenaga Guru dan Operator. Monitoring dan Evaluasi Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI dan SMP/MTs.) Sosialisasi dan Publikasi Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI dan SMP/MTs.) pada APBD Perubahan, Workshop untuk Penguatan Tenaga Pengelola Program BOS di Sekolah SD/MI dan SMP/MTs.) untuk Tenaga Guru dan Operator pada APBD Perubahan, Monitoring dan Evaluasi Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI dan SMP/MTs.) pada APBD Perubahan.

Outcome

kegiatan adalah Pemahaman informasi dan penyamaan persepsi penyelenggaraan Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI dan SMP/MTs.) Peningkatan kapasitas manajemen dan kualitas Tenaga Pengelola Program BOS di Sekolah SD/MI dan SMP/MTs, untuk Tenaga Guru dan Operator. Peningkatan kualitas manajemen tata kelola (pada aspek monev dan pelaporan, pendokumentasian) Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Dasar di Jawa Barat (SD/MI dan SMP/MTs.)

(5) Lomba dan Festival Pendidikan Dasar, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp.5.831.088.750 dan realisasi anggaran Rp. 5.655.982.750 (97%).

Output

kegiatan adalah Persiapan dan pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) SD dan SMP Tingkat Provinsi, Festival Lomba dan Seni Siswa Nasional (FLS2N) SD dan SMP Tk. Provinsi, Pembinaan dan keikutsertaan Kontingen Jawa Barat pada ajang OSN SD dan SMP Tingkat Nasional, Pembinaan dan keikutsertaan Kontingen Jawa Barat pada ajang FLS2N SD dan SMP Tingkat Nasional, Pelaksanaan Lomba Calistung SD, Pelaksanaan Lomba Gugus SD, Pelaksaan Lomba Perpustakaan SD, Workshop ToT Guru Matematika dan IPA pada SD dan SMP.

Outcome

kegiatan adalah Terseleksi dan terbentuknya Kontingen Jawa Barat untuk ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) SD dan SMP Tingkat Nasional, Terseleksi dan terbentuknya Kontingen Jawa Barat untuk ajang Festival Lomba dan Seni Siswa Nasional (FLS2N) SD dan SMP Tk. Nasional, Peningkatan kapasitas dan kualitas Kontingen Jawa Barat menjelang keikutsertaan pada ajang OSN SD dan SMP Tingkat Nasional Tahun 2014, Peningkatan kapasitas dan kualitas Kontingen Jawa Barat menjelang keikutsertaan pada ajang FLS2N SD dan SMP Tingkat Nasional, Peningkatan kapasitas dan prestasi siswa-siswi SD di Jawa Barat pada bidang Calistung, Peningkatan kapasitas dan prestasi Gugus SD di Jawa Barat, Peningkatan


(4)

kapasitas dan prestasi Perpustakaan SD di Jawa Barat, Peningkatan kapasitas dan kualitas Guru Matematika dan IPA pada SD dan SMP di Jawa Barat.

(6) Sekolah Standar Nasional Jenjang Pendidikan Dasar, yang dilaksanakan oleh

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp.9.193.366.065 dan realisasi anggaran Rp. 8.754.344.500 (95,22%).

Output

kegiatan adalah Rapat Koordinasi, Sosialisasi dengan kabupaten/kota,

UPA kabupaten/kota, Calon SNN, Penyelenggara Kurikulum 2013 kabupaten/kota, Penguatan kepada Tim Verifikasi SSN, Tim Asesor SD, SMP, Sekolah SSN SD, SMP, Penyelenggara Kurikulum 2013 kabupaten/kota, Persiapan, pembekalan, pelaksanaan dan penetapan akreditasi SD, SMP, Pendampingan dan evaluasi penyelenggaraan kurikulum 2013 pada sekolah dan kepala sekolah SD, SMP.

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan dengan kabupaten/kota, UPA kabupaten/kota, Calon SNN, Penyelenggara Kurikulum 2013 kabupaten/kota SD, SMP di Jawa Barat, terwujudnya peningkapatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari Tim Verifikasi SSN, Tim Asesor SD, SMP, Sekolah SSN SD, SMP, Penyelenggara Kurikulum 2013 kabupaten/kota di Jawa Barat, tercapainya pelaksanaan dan penetapan hasil proses akreditasi pada semua sasaran SD, SMP di Jawa Barat, terwujudnya penyelenggaraan dan evaluasi

kurikulum 2013 pada beberapa sekolah dan kepala sekolah SD, SMP di Jawa Barat.

b. Permasalahan dan Solusi a) Permasalahan

(a) Rawan Drop Out (DO) SD dan SMP yang lokasi rumah siswa jauh dari sekolah terutama dipedesaan.

(b) APM SLTP dan APK masih dibawah target.

(c) Pengembangan materi sesuai lingkungan sukar, karena materi nasional bobotnya sangat besar.

(d) Belum mantapnya budaya pengendalian Daerah/ Desentralisasi. (e) Pelaksanaan materi lokal belum mantap.

(f) Jumlah guru masih kurang dan persebarannya tidak merata.

(g) Kualifikasi guru SD, SLB dan SMP masih kurang (guru SD dan SLB dibawah D-II, Guru SMP dibawah D-III).

(h) Profesionalisme masih rendah, terutama dipedesaan.

(i) Kesejahteraan guru secara keseluruhan masih kurang apalagi dibandingkan dengan kesejahteraan dosen diperguruan tinggi.


(5)

(j) Terhambatnya perkembangan karier guru dalam pelaksanaan materi, rotasi maupun promosi.

(k) Jumlah Taman Kanak – Kanak masih kurang dan persebarannya tidak merata.

(l) Sarana prasarana belajar belum mencukupi dan masih banyak yang rusak.

(m) Pengelolaan penyelenggaraan pendidikan menjadi wewenang daerah kabupaten/kota mulai perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian. (n) Pengelolaan program Dekonsentrasi dilaksanakan oleh Provinsi sebagai

wakil pemerintah pusat.

(o) Pengendalian dan supervisi program Dekonsentrasi dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.

(p) Pada posisi kabupaten/kota sebagai daerah otonom, pengendalian dan supervisi program tidak efektif.

(q) Sistem pelaporan belum berjalan sebagaimana mestinya. b) Solusi

a) Pra Sekolah. Perluasan memperoleh kesempatan pendidikan melalui : (a) Membangun UGB TK.

(b) Rehabilitasi Gedung TK. (c) Pengangkatan guru baru. (d) Mutu Pendidikan.

(e) Masyarakat perlu diikutsertakan dalam memecahkan masalah – masalah pendidikan

(f) meningkatnya motivasi guru melalui peningkatan pelayanan (bantuan untuk guru yang memasuki pensiun) dalam rangka kesejahteraan guru. (g) Sekolah Dasar (SD).

b) Perluasan memperoleh kesempatan belajar melalui : (a) Melaksanakan double shift.

(b) Revitalisasi rehabilitasi dan refungsionalisasi gedung. (c) Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS). (d) Pemerataan dan Pengangkatan guru baru.

(e) Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya wajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.

(f) Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan.

(g) Kurikulum/pokok bahasan memberikan keleluasaan untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).


(6)

(h) Meningkatkan profesionalisme guru agar mampu menjabarkan kurikulum dan rumusan tujuan yang lebih tajam/operasional, materi yang tepat (esensi) sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta kondisi lingkungan.

(i) Meningkatkan kemampuan para guru untuk membuat dan memanfaatkan sumber belajar dan alat peraga/pendidikan yang ada dilingkungan sekitar, kecuali alat – alat yang sukar dibuat, perlu disediakan oleh pemerintah. (j) Masyarakat perlu diikutsertakan dalam memecahkan masalah-masalah. (k) Meningkatkan motivasi guru melalui peningkatan pelayanan dalam rangka

kesejahteraan guru. Peningkatan Efisiensi Melalui :

(a) Meningkatkan kemampuan perencanaan para perencana tingkat Kantor Dinas Provinsi / Kabupaten / Kota / Kecamatan dan sekolah.

(b) menyusun dan melaksanakan standarisasi sarana dan prasarana serta memasyarakatkan, memelihara dan memanfaatkannya.

(c) Memanfaatkan pendekatan

community

dan

School Based Management

melalui pemberdayaan institusi.

c) Sekolah Menengah Pertama (SMP). Perluasan kesempatan belajar/pemerataan pendidikan melalui:

(a) Membangun U S B. (b) Membangun R K B.

(c) Melaksanakan double shift sampai dengan 1.6. (d) Penambahan SMP Terbuka.

(e) Rehabilitasi.

(f) Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Lanjutan. (g) Pemerataan dan pengangkatan guru baru.

(h) Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya wajar pendidikan dasar 9 Tahun.

d) Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan Melalui :

(a) Kurikulum/pokok bahasan memberikan keleluasaan untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

(b) meningkatnya profesionalisme guru agar mampu menjabarkan kurikulum dan rumusan tujuan yang lebih tajam/operasional, materi yang tepat (esensi) sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta kondisi lingkungan.

(c) meningkatnya kemampuan para guru untuk membuat dan memanfaatkan sumber belajar dan alat peraga/pendidikan yang ada di lingkungan


(7)

sekitar, kecuali alat – alat yang sukar dibuat, perlu disediakan oleh pemerintah.

(d) Masyarakat perlu diikut sertakan dalam memecahkan masalah–masalah pendidikan termasuk dalam penyusunan program/kurikulum.

(e) meningkatnya motivasi guru melalui peningkatan pelayanan dalam rangka kesejahteraan guru.

e) Peningkatan Efisiensi melalui :

(a) meningkatnya kemampuan perencanaan para perencana tingkat Kantor Dinas Provinsi / Kabupaten / Kota / Kecamatan dan sekolah.

(b) menyusun dan melaksanakan standarisasi sarana dan prasarana serta memasyarakatkan, memelihara dan memanfaatkannya.

(c) Memantapkan sistem pengawasan, pengendalian dan sistem pelaporan dengan memperluas fungsi pengawas tidak hanya pada bidang administrasi saja tetapi juga bidang studi.

(d) Memantapkan pendekatan

School Based Management dan Community

Based Management

melalui pemberdayaan institusi.

(e) Meningkatkan fungsi institusi dan pengisian lowongan kerja kepala sekolah, kepala urusan tata usaha di sekolah.

2) Program Pendidikan Menengah dan Tinggi a. Pelaksanaan Program

(1) Penguatan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) SMA di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 382.898.000 dan realisasi anggaran Rp. 299.761.000 (78,29%).

Output

kegiatan adalah Rapat Koordinasi, Sosialisasi dengan kabupaten/kota

tentang 8 SNP SMA, Workshop untuk Penguatan kepada Tim Teknis dan Supevisi 8 SNP SMA, Pendampingan, supevisi dan tindak lanjut 8 SNP SMA, Monitoring dan evaluasi hasil supevisi dan tindak lanjut 8 SNP SMA.

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan

persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan dengan kabupaten/kota tentang 8 SNP SMA; terwujudnya peningkapatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari Tim Teknis dan supervisi 8 SNP SMA di Jawa Barat; tercapainya pelaksanaan supervisi 8 SNP SMA di Jawa Barat; terwujudnya supevisi dan tindak lanjut 8 SNP SMA di Jawa Barat.

(2) Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) SMA dan Tim Manajemen, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 135.924.000 dan realisasi anggaran Rp.118.600.000 (87,25%).


(8)

Manajemen SMA; Penguatan Perencanaan Program/Kegiatan Manajemen SMA; Penguatan Evaluasi dan Pengendalian Program/Kegiatan Manajemen SMA; Monitoring dan evaluasi hasil Program/Kegiatan Manajemen SMA.

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi Peningkatan Kapasitas SDM dan Tim Manajemen SMA; terwujudnya peningkapatan kapasitas manajemen perencanaan Program/Kegiatan Manajemen SMA; terwujudnya peningkapatan kapasitas evaluasi dan pengendalian Program/ Kegiatan Manajemen SMA; terwujudnya

peningkapatan kapasitas monev, pelaporan dan pendokumentasian Program/Kegiatan Manajemen SMA.

(3) Fasilitasi Pembangunan Ruang Kelas Baru SMA/MA di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp.1.229.681.000 dan realisasi anggaran Rp. 727.640.000 (59,17%).

Output

kegiatan adalah Bimbingan Teknis pedoman/juklak/juknis kepada

penerima bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru SMA/Ma (untuk 27 kabupaten/kota); Monitoring dan verifikasi CPCL penerima bantuan

Pembangunan Ruang Kelas Baru SMA/MA (pada 27 kabupaten/kota); Monitoring dan Evaluasi Pogram Pembangunan RKB SMA/MA di Jawa Barat.

Outcome

kegiatan adalah Peningkatan kapasitas dan pemahaman Tim Teknis

kabupaten/kota dan Sekolah/Madrasah penerima bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru SMA/MA (untuk 27 kabupaten/kota); Penetapan data CPCL tetap penerima bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru SMA/MA (pada 27 kabupaten/kota); Peningkatan kapasitas manajemen pengelolaan, pelaporan dan dokumentasi Pogram Pembangunan RKB SMA/MA di Jawa Barat

(4) Lomba Keterampilan Siswa SMA di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 6.291.346.000 dan realisasi anggaran Rp.5.544.832.250 (88,13%)

Output

kegiatan adalah Persiapan dan pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) (1.040 siswa), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) (572 siswa), Festival Lomba dan Seni Siswa Nasional (FLS2N) (494 siswa), GALAKSI (130 siswa), dan Debat Bahasa Inggris (78 siswa) SMA Tingkat Provinsi; Pembinaan dan keikutsertaan Kontingen Jawa Barat pada ajang OSN, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional O2SN, Festival Lomba dan Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Nasional; Pengiriman Kontingen Jawa Barat pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival Lomba dan Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Nasional OSN SD dan SMP Tingkat Nasional.


(9)

pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Festival Lomba dan Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Nasional; Peningkatan kapasitas dan kualitas Kontingen Jawa Barat menjelang keikutsertaan pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN), Festival Lomba dan Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Nasional Tahun 2014; Peningkatan kapasitas dan kualitas Kontingen Jawa Barat pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN), FLS2N Tingkat Nasional Tahun 2014; Peningkatan kapasitas dan kualitas siswa SMA pada bidang lomba GALAKSI dan Debat Bahasa Inggris.

(5) Pembangunan Karakter Budaya Bangsa (KBB) Siswa SMA di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 228.558.000 dan realisasi anggaran Rp. 221.383.000 (96,86%).

Output

kegiatan adalah Sosialisasi Pogram Pembangunan KBB Siswa SMA di

Jawa Barat; Verifikasi CPCL Penerima Pogram Pembangunan KBB Siswa SMA di Jawa Barat; Pelaksanaan Pogram Pembangunan KBB Siswa SMA di Jawa Barat; Monitoring dan Evaluasi Pogram Pembangunan KBB Siswa SMA di Jawa Barat.

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyampaian informasi, pemahaman persepsi tentang Pogram Pembangunan KBB Siswa SMA di Jawa Barat; Penetapan data CPCL

fixed

Penerima Pogram Pembangunan KBB Siswa SMA di Jawa Barat; Peningkatan kapasitas manajemen pengelolaan, pelaporan dan dokumentasi Pogram Pembangunan KBB Siswa SMA.

(6) Pemberian BOP Paket C dan Bantuan Sosial BKSM SMA di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 250.000.000 dan realisasi anggaran Rp. 204.619.000 (81,5%).

Output

kegiatan adalah Sosialisasi Pogram BOP Paket C dan BKSM SMA di

Jawa Barat; Verifikasi CPCL Penerima BOP Paket C dan BKSM SMA di Jawa Barat; Pendampingan Penyusunan Proposal dan Kelengkapan Syarat Pencairan Program BOP Paket C dan BKSM SMA di Jawa Barat; Monitoring dan Evaluasi Pogram BOP Paket C dan BKSM SMA di Jawa Barat.

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyampaian informasi, pemahaman persepsi tentang Pogram BOP Paket C dan BKSM SMA di Jawa Barat; Penetapan data CPCL fixed Penerima BOP Paket C dan BKSM SMA di Jawa Barat; Peningkatan kualitas Proposal dan Kelengkapan Syarat Pencairan Program BOP Paket C dan BKSM SMA di Jawa Barat; Peningkatan kapasitas manajemen pengelolaan, pelaporan dan dokumentasi Program BOP Paket C dan BKSM SMA di Jawa Barat.

(7) Fasilitasi Akreditasi, Kesiswaan, Pembinaan Pengawas dan Pengembangan SMA/SMK serta Beasiswa Pendidikan Tinggi, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 7.302.910.000 dan


(10)

realisasi anggaran Rp. 6.351.637.500 (86,97%).

Output

kegiatan adalah Rapat Persiapan Program Beasiswa PAGM untuk Perguruan Tinggi di Jawa Barat; Rapat Persiapan Penyusunan Database Program Akreditasi SMA/SMK di Jawa Barat; Rapat Persiapan dan Sosialisasi Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Tingkat Provinsi Jawa Barat; Pelaksanaan Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Tingkat Provinsi Jawa Barat; Pembekalan dan Pengiriman Kontingen Jawa Barat pada Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Tingkat Nasional; Sosialisasi, Visitasi dan Monitoring Program Akreditasi SMA/SMK di Jawa Barat, (pada 317 SMA dan 469 SMK); Pelaksanaan Workshop untuk Peningkatan Mutu Guru BP/BK SMA/SMK di Jawa Barat (pada 200 sekolah); Bintek untuk Calon Penerima Hibah Ruang Kualiah/Ruang Laboratorium PTS (pada 200 Lembaga).

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan Program Beasiswa PAGM untuk Perguruan Tinggi di Jawa Barat (pada 52 PT dan 3,807 orang); terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan Program Akreditasi SMA/SMK di Jawa Barat dan Databasenya; terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Tingkat Provinsi Jawa Barat; Terseleksinya Kontingen Jawa Barat pada Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara untuk Tingkat Nasional; Peningkatan

Kapasitas dan Kualitas Kontingen Jawa Barat pada Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara untuk Tingkat Nasional;

Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Penyelenggaraan SMA/SMK Terakreditasi di Jawa Barat, (pada 317 SMA dan 469 SMK); Peningkatan Kapasitas dan Mutu Guru BP/BK SMA/SMK di Jawa Barat (pada 200 sekolah); Peningkatan Kapasitas Manajemen dan Teknis Calon Penerima Hibah Ruang Kuliah/Ruang Laboratorium PTS (pada 200 Lembaga).

(8) Diklat Kewirausahaan dan Pemberian Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM) siswa SMK di Jawa Barat,yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat, dengan anggaran Rp.695.850.950 dan realisasi anggaran Rp.551.525.000 (79,26%).

Output

kegiatan adalah Sosialisasi Pengembangan

Kewirausahaan SMK di Jawa Barat; Verifikasi Calon Penerima Bantuan Hibah Pengembangan Kewirausahaan Siswa SMK; Verifikasi Calon Peserta Diklat Pengembangan Kewirausahaan Siswa SMK di Jawa Barat; Pelaksanaan Diklat Pengembangan Kewirausahaan Siswa SMK di Jawa Barat (300 siswa).


(11)

persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan Program Pengembangan Kewirausahaan Siswa SMK; Data CPCL fixed Penerima Bantuan Hibah Pengembangan Kewirausahaan Siswa SMK; Data CPCL fixed Peserta Diklat Pengembangan Kewirausahaan Siswa SMK di Jawa Barat; Sukses penyelenggaraan Diklat Pengembangan Kewirausahaan Siswa SMK di Jawa Barat (300 siswa); Peningkatan kapasitas, kualitas, kecakapan dan keterampilan 300 siswa SMK di Jawa Barat dalam bidang kewirausahaan. (9) Peningkatan kualitas Pendidikan SMK di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 776.538.000 dan realisasi anggaran Rp.625.615.000 (80,56%).

Output

kegiatan adalah Bintek Bursa Kerja Khusus (BKK) kepada Guru SMK di Jawa Barat (74 guru); Pembentukan BKK SMK Provinsi Jawa Barat; Bintek Tim Pengembang Kurikulum (TPK) SMK di kabupaten/kota dan di Provinsi Jawa Barat (144 guru); bintek Implementasi Kurikulum 2013 SMK di Jawa Barat (144 guru); Workshop Pembinaan MGMP Guru-guru SMK di Jawa Barat (270 guru) untuk mata pelajaran teknik kendaraan ringan, busana butik, akutansi, teknik informatika, komputer, pertanian; Pembentukan Tim Koordinasi MGMP SMK di Jawa Barat.

Outcome

kegiatan adalah Peningkatan kapasitas, kualitas dan kecakapan

74 guru SMK dalam penyelenggaraan Bursa Kerja Khusus (BKK); Adanya lembaga yang berfungsi dalam penyelenggaraan BKK SMK Provinsi Jawa Barat; Peningkatan kapasitas dan kualitas 144 guru sebagai Tim Pengembang Kurikulum (TPK) SMK di kabupaten/kota dan di Provinsi Jawa Barat; Peningkatan kapasitas dan kulitas 144 guru TPK di Jawa Barat dalam Implementasi Kurikulum 2013; Peningkatan kapasitas dan kualitas 270 guru SMK sebagai anggota MGMP SMK di Jawa Barat, untuk mata pelajaran teknik kendaraan ringan, busana butik, akuntansi, teknik informatika, komputer, pertanian; Adanya lembaga atau organisasi Tim Koordinasi MGMP SMK. (10)Pengadakan Peralatan Praktek SMK

,

yang dilaksanakan oleh Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 160.156.000 dan realisasi anggaran Rp. 97.156.000 (61%).

Output

kegiatan adalah Bimbingan Teknis Pemberian Bantuan Hibah Peralatan Praktik SMK Swasta; Verifikasi Calon Penerima Pemberian Bantuan Hibah Peralatan Praktik SMK Swasta; Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hibah Peralatan Praktik SMK Swasta.

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan Pemberian Bantuan Hibah Peralatan Praktik SMK Swasta; Data CPCL fixed Penerima Bantuan Hibah Peralatan Praktik SMK Swasta; Peningkatan kapasitas


(12)

manajemen monitoring, evaluasi, pelaporan dan dokumentasi Program Pemberian Bantuan Hibah Peralatan Praktik SMK Swasta.

(11)Penuntasan Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dan Unit Sekolah Baru (USB) SMK di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 1.848.900.000 dan realisasi anggaran Rp. 1.128.435.000 (61%).

Output

kegiatan adalah Bimbingan Teknis Pemberian Bantuan Hibah RKB SMK; Verifikasi Calon Penerima Pemberian Bantuan Hibah RKB SMK (150 SMK); Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hibah RKB SMK;

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan Pemberian Bantuan Hibah RKB SMK; Data CPCL fixed Penerima Bantuan Hibah RKB SMK (150 SMK); Peningkatan kapasitas manajemen monitoring, evaluasi, pelaporan dan dokumentasi Program Pemberian Bantuan Hibah RKB SMK.

(12)Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Tingkat Provinsi Jawa Barat, Tingkat Nasional Dan Penyelenggaraan Epitech 2014, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 6.450.080.000 dan realisasi anggaran Rp.6.240.919.000 (96,76%).

Output

kegiatan adalah Penyelenggaraan LKS tingkat Provinsi untuk 61 kelompok keahlian : teknologi, olahraga, pariwisata (di Sukabumi), dan pertanian, debat bahasa, dan sains (di Cianjur); Pengiriman Kontingen Jawa Barat pada ajang LKS Provinsi ke tingkat Nasional di Palembang; Pengiriman Kontingen Jawa Barat pada ajang OSTN Tingkat Nasional di NTB; Pengiriman Kontingen Jawa Barat pada ajang Debat Bahasa Tingkat Nasional di Surabaya; Pengiriman Kontingen Jawa Barat pada ajang FLS2N Tingkat Nasional di Semarang; Penyelenggaraan event EPITECH Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 di Karawang.

Outcome

kegiatan adalah Sukses Penyelenggaraan dan Sukses Prestasi LKS tingkat Provinsi untuk 61 kelompok keahlian : teknologi, olahraga, pariwisata (di Sukabumi), dan pertanian, debat bahasa, dan sains (di Cianjur); Sukses Prestasi Kontingen Jawa Barat pada ajang LKS Provinsi ke tingkat Nasional di Palembang; Sukses Prestasi Kontingen Jawa Barat pada ajang OSTN Tingkat Nasional di NTB; Sukses Prestasi Kontingen Jawa Barat pada ajang Debat Bahasa Tingkat Nasional di Surabaya; Sukses Prestasi Kontingen Jawa Barat pada ajang FLS2N Tingkat Nasional di Semarang; Sukses Penyelenggaraan event EPITECH Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 di Karawang.

(13)Pemberian BOS Provinsi dan Pusat untuk Jenjang Pendidikan Menengah, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 1.142.500.000 dan realisasi anggaran Rp. 872.777.500 (76%).


(13)

Output

kegiatan adalah Persiapan dan Pendataan Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Menengah (SMA, SMK, dan MA); Koordinasi, Sosialisasi dan Publikasi Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Menengah (SMA, SMK, dan MA); Workshop Pendampingan untuk Penguatan Tenaga Pengelola Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Menengah (SMA, SMK, dan MA); Monitoring dan Evaluasi Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Menengah (SMA, SMK, dan MA).

Outcome

kegiatan adalah Peningkatan manajemen perencanaan, persiapan, pendataan Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Menengah (SMA, SMK, dan MA); Adanya proposal dan data usulan sekolah Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Menengah (SMA, SMK, dan MA); Pemahaman informasi dan penyamaan persepsi penyelenggaraan Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Menengah (SMA, SMK, dan MA); Peningkatan kapasitas manajemen dan kualitas Tenaga Pengelola Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Menengah (SMA, SMK, dan MA); Peningkatan kualitas manajemen atau tata kelola (pada aspek monev dan pelaporan, pendokumentasian Program BOS Provinsi jenjang Pendidikan Menengah. (14)Kegiatan

Continuous Professional Development (CPD) Training Management

For Teacher And Headmaster

, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran Rp. 26.852.440.000 dan realisasi anggaran Rp. 26.451.602.134 (98,51%).

Output

kegiatan adalah Tahap Seleksi Calon Peserta Pembinaan Profesionalitas Berkelanjutan para Guru dan Kepala Sekolah SMA/SMK dalam rangka Peningkatan Mutu Pendidikan, ke Adelaide Austalia, (200 guru SMA, 116 guru SMK dan 100 Kepala Sekolah); Tahap Persiapan Pembinaan Profesionalitas Berkelanjutan para Guru dan Kepala Sekolah SMA/SMK dalam rangka Peningkatan Mutu Pendidikan, ke Adelaide Austalia, (168 guru SMA, 84 guru SMK dan 72 Kepala Sekolah); Tahap Pelaksanaan Pembinaan Profesionalitas Berkelanjutan para Guru SMA/SMK dalam rangka Peningkatan Mutu Pendidikan, di Adelaide Austalia, (168 guru SMA, 84 guru SMK dan 24 Tenaga Pendamping); Tahap Pelaksanaan Pembinaan Profesionalitas Berkelanjutan Kepala Sekolah SMA/SMK dalam rangka Peningkatan Mutu Pendidikan, di Adelaide Austalia, (72 Kepala Sekolah dan 8 Tenaga Pendamping); Tahap Diseminasi Hasil-hasil Pembinaan Profesionalitas Berkelanjutan para Guru dan Kepala Sekolah SMA/SMK dalam rangka Peningkatan Mutu Pendidikan di Adelaide Austalia, (Total 324 Peserta Program).

Outcome

kegiatan adalah Terseleksinya Peserta Pembinaan Profesionalitas Berkelanjutan para Guru dan Kepala Sekolah SMA/SMK dalam rangka Peningkatan Mutu Pendidikan, ke Adelaide Austalia, sebanyak 168 guru SMA, 84 guru SMK dan 72 Kepala Sekolah; Peningkatan kapasitas dan kualitas


(14)

peserta untuk mulai mengikuti Pembinaan Profesionalitas Berkelanjutan para Guru dan Kepala Sekolah SMA/SMK dalam rangka Peningkatan Mutu Pendidikan, ke Adelaide Austalia, (168 guru SMA, 84 guru SMK dan 72 Kepala Sekolah); Peningkatan kapasitas, kualitas dan profesionalitas para Guru SMA/SMK dalam rangka Peningkatan Mutu Pendidikan di Jawa Barat, sebagai hasil pembinaan di Adelaide Austalia, (168 guru SMA, 84 guru SMK); Peningkatan kapasitas, kualitas dan profesionalitas Kepala Sekolah SMA/SMK dalam rangka Peningkatan Mutu Pendidikan di Jawa Barat, sebagai hasil pembinaan di Adelaide Austalia, (72 Kepala Sekolah); tersusunnya laporan dan dokumentasi proses diseminasi dari hasil-hasil Pembinaan Profesionalitas Berkelanjutan para Guru dan Kepala Sekolah SMA/SMK dalam rangka Peningkatan Mutu Pendidikan di Adelaide Austalia (Total 324 Peserta Program). (15)Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Program KKN Tematik Perguruan Tinggi

Se-Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000 dan realisasi anggaran sebesar Rp.275.000.000,- (91,67%).

Output

kegiatan adalah terselenggaranya 1 kali Lokakarya KKN Tematik PT se-Jawa Barat dengan 90 peserta, 1 kali Bintek Penyusunan Pelaporan KKN Tematik PT Se-Jawa Barat, 1 kali Rapat koordinasi/Evaluasi Penyelenggaraan KKN Tematik PT Se-Jawa Barat, dan Pelepasan 2000 Mahasiswa KKN Tematik PT Se-Jawa Barat.

Outcome

kegiatan adalah tersampaikannya dan terlaksananya program pembangunan Provinsi Jawa Barat melalui KKN Tematik di 51 Perguruan Tinggi Se-Jawa Barat.

(16)Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Program Pendidikan Menengah Universal menuju Pendidikan 12 Tahun, yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial

Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.200.000.000 dan realisasi Rp. 2.159.037.000,- (98.14%).

Output

kegiatan adalah terlaksananya

Workshop Guru madrasah melalui Pembelajaran PAKEM dan Pendidikan Karakter se–Jawa Barat, untuk Tingkat MI, MTS dan MA masing-masing @ 2 angkatan, d a n Rakor Pendidikan Menengah Universal menuju Pendidikan 12 tahun.

Outcome

kegiatan adalah Terwujudnya sinergitas dan kesamaan persepsi antara Pemerintahan Provinsi, Pemkab/Pemdakot dan Stakeholder pendidikan dalam implementasi program Pendidikan Menengah Universal menuju pendidikan 12 Tahun.

b. Permasalahan dan Solusi a) Permasalahan :

(a) Rawan

droup out

(DO) mengacu kepada jumlah penduduk pra sejahtera dan Sejahtera I.


(15)

(b) Siswa yang masuk ke SMK mayoritas berasal dari kalangan masyarakat menengah kebawah padahal kegiatan proses belajar mengajar memerlukan dukungan biaya yang cukup tinggi.

(c) Kekurangan guru dalam mengimplementasikan kurikulum.

(d) Sukarnya mencari industri pasangan dalam rangka pendidikan sistem ganda (PSG) oleh karena banyak perusahaan/dunia usaha dan industri yang menghentikan usahanya akibat bisnis ekonomi dan disusul dengan kenaikan Bahan Bakar Minyak.

(e) Kesesuaian guru dengan program studi untuk tiap – tiap SMK masih belum memadai.

(f) Keterikatan dunia usaha dan industri untuk pelaksanaan sistem ganda tidak didukung oleh peraturan.

(g) Jumlah guru masih kurang dan tidak merata.

(h) Kualitas guru masih terdapat sebagian guru SMA dan SMK belum berkualifikasi (dibawah S-1).

(i) Penyebaran SMA dan SMK masih kurang dan belum merata. (j) Daya tampung masih kurang.

(k) Masih terdapat sebagian sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana belajar yang memadai.

(l) Pengelolaan penyelenggaraan pendidikan menjadi wewenang daerah kabupaten/kota mulai perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian. (m) Pengelolaan program Dekonsentrasi dilaksanakan oleh Provinsi sebagai wakil

Pemerintah Pusat.

2) Solusi :

a) Sekolah Menengah Atas (SMA).

(a) Perlu memberikan kesempatan belajar/pemerataan pendidikan melalui : (1) Pemberian beasiswa.

(2) Pemerataan pendidikan.

(3) Pemerataan dan pengangkatan guru baru. (b) Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan melalui :

(1) Kurikulum/pokok bahasan memberikan keleluasaan untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

(2) Meningkatnya profesionalisme guru agar mampu menjabarkan kurikulum dan rumusan tujuan yang lebih tajam/operasional. Materi yang tepat (esensi) sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta kondisi lingkungan.


(16)

(3) Meningkatnya kemampuan para guru untuk membuat dan memanfaatkan sumber belajar dan alat peraga/pendidikan yang ada di lingkungan sekitar, kecuali alat – alat yang sukar dibuat, perlu disediakan oleh pemerintah.

(4) Masyarakat perlu diikutsertakan dalam memecahkan masalah– masalah pendidikan termasuk dalam penyusunan program/ kurikulum. (5) Meningkatnya motivasi guru melalui peningkatan pelayanan

(pemberian imbalan, angka kredit, kenaikan pangkat) dalam rangka kesejahteraan guru.

(6) Menetapkan

school based management

dan

community based

management

melalui pemberdayaan institusi.

(c) Peningkatan Efisiensi melalui :

(1) Peningkatan kemampuan perencanaan para perencana tingkat Kantor Dinas Provinsi/kabupaten/kota/ Kecamatan dan sekolah.

(2) Standarisasi sarana dan prasarana serta pemasyarakatan, pemeliharaan dan pemanfaatannya.

(3) Meningkatkan kemampuan para guru untuk membuat dan memanfaatkan sumber belajar dan alat peraga/pendidikan yang ada dilingkungan sekitar (kecuali alat-alat sukar dibuat, perlu disediakan oleh departemen).

(4) Masyarakat perlu diikutsertakan dalam memecahkan masalah–masalah pendidikan termasuk dalam penyusunan program/ kurikulum.

(5) Meningkatkan motivasi guru melalui peningkatan pelayanan (pemberian imbalan, angka kredit, kenaikan pangkat) dalam rangka kesejahteraan guru.

b) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

1) Perluasan kesempatan belajar/pemerataan pendidikan melalui: (a) Membangun USB.

(b) Membangun RKB. (c) Rehabilitasi.

(d) Pemberian Beasiswa

(e) Pemerataan dan pengangkatan guru baru. 2) Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan melalui :

(a) Kurikulum/pokok bahasan memberikan keleluasaan untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

(b) Meningkatnya profesionalisme guru agar mampu menjabarkan kurikulum dan rumusan tujuan yang lebih tajam/operasional, materi yang tepat


(17)

(esensi) sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan kondisi lingkungan

(c) Mengoptimalkan pelaksanaan unit produksi disekolah.

(d) Meningkatnya kelancaran program sistem ganda, untuk itu perlu ada ketentuan yang mengikat dunia usaha/industri untuk kerja sama dengan pendidikan.

(e) Meningkatnya kemampuan para guru untuk membuat dan memanfaatkan sumber belajar dan alat peraga/pendidikan yang ada dilingkungan sekitar (kecuali alat-alat yang sukar dibuat, perlu disediakan oleh Departemen). (f) Masyarakat perlu diikutsertakan dalam memecahkan masalah – masalah

pendidikan termasuk dalam penyusunan program/ kurikulum. (g) Meningkatnya motivasi guru melalui peningkatan pelayanan.

(h) Melaksanakan pendidikan sistem ganda (PSG) dalam rangka meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara lembaga pendidikan, pelatihan kejuruan dan dunia kerja. (i) Melaksanakan unit produksi di SMK dalam rangka meningkatkan keahlian

produktif.

3) Peningkatan Efisiensi melalui :

(a) Peningkatan kemampuan perencanaan para perencana tingkat Kantor Dinas Provinsi/kabupaten/kota/ Kecamatan dan sekolah.

(b) Standarisasi sarana dan prasarana serta memasyarakatkan, pemeliharaan dan pemanfaatannya.

(c) Memantapkan sistem pengawasan, pengendalian dan sistem pelaporan melalui program pemberdayaan institusi dengan pendekatan–pendekatan

school based management

dan

community based management.

3) Program Pendidikan Non Formal a. Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengembangan Layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.150.000.000 realisasi anggaran Rp. 2.040.779.500 (94,92%).

Output

kegiatan adalah Rapat Koordinasi Layanan PAUD di Jawa Barat, Pendataan Lembaga PAUD di Jawa Barat, Orientasi Persiapan Akreditasi Lembaga dan Program PAUD di Jawa Barat, Orientasi Tenaga PTK PAUD, Orientasi Layanan PAUD Inklusi, Evaluasi Kinerja PAUD di Jawa Barat, Visitasi dan Monev Bantuan Hibah.

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan layanan PAUD dengan kabupaten/kota, terwujudnya penyamaan


(18)

persepsi dan terjalinnya sinergitas database untuk pelaksanaan program dan kegiatan layanan PAUD dengan kabupaten/kota, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari PTK PAUD di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari Lembaga Layanan PAUD inklusi di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari Tim Teknis Akreditasi Lembaga dan Program PAUD di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen atau tata kelola program dan kegiatan layanan PAUD di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dalam rangka tata kelola, pelaporan, dan pendokumentasian program bantuan hibah layanan PAUD di Jawa Barat.

(2) Peningkatan Layanan Kursus dan Kelembagaan, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.689.160.000 dan realisasi anggaran Rp. 1.634.130.000 (96,74%).

Output

kegiatan adalah Pendataan Kursus dan kelembagaan, Rapat Kerja Program Kursus dan Kelembagaan, Pencetakan Leaflet Kursus, Direktori Lembaga Kursus, dan Buku Profil Lembaga Kursus Berprestasi, Binwil Pengelola Kursus tingkat wilayah, Bimtek Calon Penerima Bantuan Hibah Program Kursus dan Kelembagaan, Visitasi dan Monev Program Kursus dan Kelembagaan, Lomba Keteladanan PNFI Tingkat Wilayah dan Provinsi Jawa Barat, Pelaksanaan Pameran Kursus Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas database untuk pelaksanaan program dan kegiatan kursus dan kelembagaan di Jawa Barat, terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan kursus dan kelembagaan di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari Pengelola Kursus tingkat Wilayah di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari Calon Penerima Hibah Program Kursus dan Kelembagaan di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dalam rangka tata kelola, pelaporan, dan pendokumentasian Program Kursus dan Kelembagaan di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari SDM dan Lembaga PNFI Tingkat Wilayah di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari Lembaga Penyelenggara Kursus di Jawa Barat.

(3) Peningkatan Layanan Pendidikan Masyarakat, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.400.000.000 dan realisasi anggaran Rp. 1.379.530.000 (98,54%).

Output

kegiatan adalah Pendataan Dikmas, Rapat Kerja Program Dikmas, Bintek Penyelenggaran KUM,


(19)

Pencetakan Juknis, Leaflet, Poster, Direktorat Dikmas dan Profil Gender, Bintek Penyelenggara KF, Visitasi dan Monev Program Dikmas, Pelaksanaan HAI Tingkat Provinsi, Orientasi Teknis FUG Bidang Pendidikan.

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas database untuk pelaksanaan program dan kegiatan dikmas di Jawa Barat, terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan dikmas di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari Penyelenggara KUM di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari Penyelenggara KF di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dalam rangka tata kelola, pelaporan, dan pendokumentasian Program Dikmas di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari Lembaga Penyelenggara Dikmas di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas manajemen dan kapasitas teknis dari FUG Bidang Pendidikan.

(4) Apresiasi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI Tingkat Provinsi dan Nasional, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 2.500.000.000 dan realisasi anggaran Rp. 2.396.330.999 (95,85%).

Output

kegiatan adalah Pedoman Lomba

Apresiasi PTK PAUDNI Tingkat Provinsi, Penyelenggaraan Lomba Apresiasi PTK PAUDNI Tingkat Provinsi, TC Tahap I PTK PAUDNI Tingkat Provinsi, TC Tahap II PTK PAUDNI Tingkat Provinsi, TC Tahap III PTK PAUDNI Tingkat Provinsi, Penyelenggaraan Upacara Pembukaan dan Penutupan Apresiasi PTK PAUDNI Tingkat Nasional, Lomba Apresiasi PTK PAUDNI Tingkat Nasional, Pemberian Uang Pembinaan/Hadiah Pemenang Lomba Apresiasi PTK PAUDNI Tingkat Nasional.

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan program dan

kegiatan Apresiasi PTK PAUDNI di Jawa Barat, terwujudnya seleksi dari (405 orang) dan pembentukan Kontingen Jawa Barat (15 orang) untuk

Kegiatan Apresiasi PTK PAUDNI Tingkat Nasional di Jawa Barat, Peningkatan kapasitas dan kualitas teknis Kontingen Jawa Barat (15 orang) menjelang Kegiatan Apresiasi PTK PAUDNI Tingkat Nasional di Jawa Barat, Sukses Penyelenggaran Kegiatan Apresiasi PTK PAUDNI Tingkat Nasional di Jawa Barat, (dengan peserta dari 33 Provinsi se Indonesia), Sukses Prestasi bagi Jawa Barat sebagai Juara Umum pada Kegiatan Apresiasi PTK PAUDNI Tingkat Nasional di Jawa Barat, (dengan peserta dari 33 Provinsi se Indonesia), Peningkatan motivasi untuk mempertahankan dan terus memacu prestasi bagi Kontingen Jawa Barat (15 orang) di masa datang.


(20)

(5) Kegiatan Fasilitasi dan Apresiasi kepada para Teladan Tingkat Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Biro Pelayanan Sosial Dasar dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000 dan realisasi sebesar Rp.297.070.000 ( 99,02%).

Output

kegiatan adalah Terlaksananya Kegiatan Saresehan keteladanan

tingkat Jawa Barat pada puncak perayaan 17 Agustus.

Outcome

kegiatan adalah Terapresiasinya 100 orang pelaku pembangunan di Jawa Barat yang memiliki prestasi sesuai dengan profesinya serta kepedulian terhadap pembangunan di wilayahnya masing-masing.

b. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan :

(a) Pada prinsipnya untuk kegiatan fasilitasi dan penyelenggaraan kegiatan KKN Tematik Perguruan tinggi se – Jawa Barat, kegiatan fasilitasi dan koordinasi pendidikan menengah universal menuju pendidikan 12 Tahun dan kegiatan fasilitasi dan apresiasi kepada para teladan tingkat Jawa Barat.

(b) Tempat domisili warga belajar berpartisipasi dan sebagian besar banyak yang lebih tertarik bekerja dari pada melanjutkan pendidikan.

(c) Pengembangan materi sesuai dengan lingkungan sukar, karena materi nasional bobotnya sangat besar.

(d) Belum mantapnya budaya pengendalian daerah/ desentralisasi. (e) Pelaksanaan Materi Lokal Belum mantap.

(f) Kesejahteraan para tutor masih memprihatinkan

(g) Perkembangan Kelompok Belajar belum didukung oleh sarana yang memadai. (h) Koordinasi antara pemerintah dengan lembaga yang mengelola Pendidikan Non

Formal Pendidikan Luar Sekolah belum optimal.

2) Solusi :

(a) Pemerataan dan demokratisasi pendidikan luar sekolah

(b) Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kelompok belajar Paket A setara SD dan Paket B setara SLTP dalam pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 Tahun.

(c) Penyuluhan dan pembinaan kepada guru–guru olahraga yang ada disekolah guna meningkatkan profesionalisme dalam bidang IPTEK olahraga

(d) Meningkatkan kemampuan perencanaan pada tingkat kantor Dinas Pendidikan Provinsi/kabupaten/kota/Kecamatan dan SKB.

(e) Mutu dan Relevansi Pendidikan

1) Mengadakan penarikan dan pengangkatan penilik.

2) Meningkatkan profesionalisme para Pembina PKBM dalam melaksanakan pembinaan terhadap warga belajar asuhannya.


(21)

3) Meningkatkan koordinasi dengan instansi–instansi terkait. (f) Efisiensi dan Efektifitas.

Adanya ketentuan yang mengikat tentang pelaksanaan khusus PNF agar kegiatan tersebut dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

4) Program Pendidikan Luar Biasa a. Pelaksanaan Program

(1)Peningkatan Sarana dan Prasarana Sekolah Luar Biasa (SLB) Jawa Barat Tahun 2014, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

dengan anggaran Rp. 4.993.842.000 dan realisasi anggaran Rp. 4.732.168.700 (94,76%).

Output

kegiatan adalah Sosialisasi Program

Bantuan Hibah Sarana dan Prasarana SLB Jawa Barat; Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan Sarana dan Prasarana SLB Jawa Barat (untuk 15 sekolah); Pengadaan Jasa Konsultan Pengawasan Sarana dan Prasarana SLB Jawa Barat (untuk 14 sekolah); Pengadaan Rehabilitasi Bangunan SLB Negeri (4 sekolah); Pengadaan Infrastruktur Pemagaran SLB Negeri (9 sekolah); Pengadaan Konstruksi RKB SLB Negeri (2 sekolah); Bantuan Hibah Meubelair, Sarana Penunjang dan Alat Peraga Pendidikan (6 sekolah).

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana SLB Di Jawa Barat Tahun 2014, terwujudnya peningkatan kapasitas dan kualitas manajemen perencanaan dalam rangka program dan kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana SLB Di Jawa Barat Tahun 2014, terwujudnya peningkatan kapasitas dan kualitas manajemen pengawasan dalam rangka program dan kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana SLB Di Jawa Barat Tahun 2014, terwujudnya peningkatan kapasitas dan daya tampung penyelenggaraan SLB di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kualitas penyelenggaraan SLB-SLB Negeri di Jawa Barat.

(2)Peningkatan Kesejahteraan Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Pengembangan Kurikulum PK-PLK,

yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat dengan anggaran Rp. 1.999.400.000 dan realisasi anggaran Rp.1.981.800.100 (99,12%).

Output

kegiatan adalah Membangun Kurikulum

Luar Biasa pada jenjang Pendidikan Dasar; Bimtek Teknis Akreditasi untuk SLB di Jawa Barat; Bimtek Manajemen Pengelolaan SLB.

(3)Bina Promosi Dan Kompetensi Siswa Pendidikan Khusus (PK) Dan Pendidikan Layanan Khusus (PLK), yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat dengan anggaran Rp. 1.950.000.000 dan realisasi anggaran Rp. 1.893.037.500 (97,08%),

Output

kegiatan adalah Persiapan dan


(22)

Workshop Bantuan Gubernur Untuk Siswa (BAGUS) SLB di Jawa Barat, Persiapan dan

Workshop

Bantuan Gubernur Untuk Siswa (BAGUS) bagi Sekolah Penyelenggara Program Inklusif di Jawa Barat, Pelaksanaan Kegiatan OSN SLB Tingkat Provinsi Jawa Barat, Pelaksanaan Kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SLB Tingkat Provinsi Jawa Barat, Pelaksanaan Kegiatan FL2SN SLB Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Outcome

kegiatan adalah terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan Bantuan Gubernur Untuk Siswa (BAGUS) SLB di Jawa Barat, terwujudnya penyebaran informasi, penyamaan persepsi dan terjalinnya sinergitas pelaksanaan program dan kegiatan Bantuan Gubernur Untuk Siswa (BAGUS) bagi Sekolah Penyelenggara Program Inklusif di Jawa Barat, terwujudnya peningkatan kapasitas dan kualitas siswa-siswi SLB Di Jawa Barat dalam bidang akademik, terwujudnya peningkatan kapasitas dan kualitas siswa-siswi SLB Di Jawa Barat dalam bidang olahraga, terwujudnya peningkatan kapasitas dan kualitas siswa-siswi SLB Di Jawa Barat dalam bidang kecakapan hidup, keterampilan dan kesenian.

b. Permasalahan dan Solusi

a) Permasalahan :

(a) Masih banyaknya anak berkelainan usia sekolah belum masuk SLB.

(b) Rawan

drop out

(DO) yang disebabkan oleh watak dan karakter anak berkelainan.

(c) Rendahnya kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya yang memiliki kelainan/kecacatan.

(d) Belum adanya kurikulum resmi/Nasional untuk semua jenis dan program Sekolah Luar Biasa (SLB).

(e) Jumlah guru masih kurang.

(f) Kualifikasi pendidikan guru masih rendah.

(g) Implementasi pemahaman kurikulum mash rendah.

(h) Jumlah SLB masih kurang dan persebarannya belum merata.

(i) Sarana belajar belum mencukupi sehingga PBM berlangsung di rumah penduduk atau tempat lain yang tidak memenuhi syarat

(j) Sebagian besar SLB (90%) diselenggarakan oleh masyarakat (swasta) sehingga pemahaman standarisasi sulit untuk dilaksanakan.

(k) Terbatasnya tenaga supervisor SLB, sehingga rasio pengawas yang ada dengan sekolah tidak memadai.

(l) Sistem pelaporan belum berjalan sebagaimana mestinya. (m) Kualifikasi pendidikan guru masih rendah.


(23)

b) Solusi

(a) Perluasan memperoleh kesempatan belajar melalui : 1) Membangun USB.

2) Rehabilitasi gedung.

3) Pemberian beasiswa melalui program JPS. 4) Pemerataan dan pengangkatan guru baru.

5) Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingannya SLB. (b) Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan melalui :

1) Kurikulum/pokok bahasan memberikan keleluasaan untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

2) Meningkatnya profesionalisme guru agar mampu menjabarkan kurikulum dan rumusan tujuan yang lebih tajam/operasional, materi yang tepat (esensi) sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta kondisi lingkungan.

3) Meningkatnya kemampuan para guru untuk membuat dan memanfaatkan sumber belajar dan alat peraga/pendidikan yang ada dilingkungan sekitar, kecuali alat-alat yang sukar dibuat, perlu disediakan oleh pemerintah.

4) Masyarakat perlu diikut sertakan dalam memecahkan masalah– masalah pendidikan termasuk dalam penyusunan program/ kurikulum.

5) Meningkatnya motivasi guru melalui peningkatan pelayanan dalam rangka kesejahteraan guru.

(c) Peningkatan Efisiensi melalui :

1) Meningkatkan kemampuan perencanaan para perencana tingkat Kantor Dinas Provinsi/kabupaten/kota/ Kecamatan dan sekolah.

2) Menyusun dan melaksanakan standarisasi sarana dan prasarana serta memasyarakatkan, memelihara dan memanfaatkannya.

3) Memanfaatkan pendekatan

community

dan

school based management

melalui pemberdayaan institusi.

5) Program Menejemen Pelayanan Pendidikan

a. Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Informasi Program Pembangunan Bidang Pendidikan, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 999.920.000 dan realisasi anggaran Rp. 977.134.300 (97,72%)

Output

kegiatan adalah belanja pegawai, honor pejabat pengadaan, honor lembur


(24)

pegawai; belanja barang dan jasa Produksi Materi Tayangan TV, Publikasi Cetak, Bingkai Berita, Materi Dokumenter Pembangunan Pendidikan, Talk Show Pembangunan Pendidikan PLB; Belanja cetak pengadaan : Baligho Full Color, Kalender Pendidikan, Spanduk, Leaflet.

(2) Peningkatan Dan Pengembangan Asrama Bina Siswa SMA Plus Cisarua TA. 2014, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 5.257.568.000 dan realisasi anggaran Rp. 4.860.550.872 (92,46%).

Output

kegiatan adalah belanja pegawai, honor pejabat pengadaan, honor lembur pegawai; belanja barang dan jasa, ATK, alat listrik, eletronik, perangko, meterai, benda pos, alat kebersihan, suku cadang, bbm/gas, pelumas, alat rumah tangga, jasa instalasi air, listrik, telepon, internet, surat kabar, sertifikat, pajak, jasa profesi, fotocopy, penjilidan, makan minum, pakaian pegawai, pemeliharan gedung, perlengkapan kantor; belanja modal, almari, meja, kursi, tempat tidur, komputer laptop.

Outcome

kegiatan adalah Adanya tempat, fasilitas penunjang kerja pegawai kantor dan siswa asrama secara memadai; Adanya penambahan nilai aset kantor yang meningkat.

(3) Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Luar Biasa dan Pelatihan Keahlian

,

yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat dengan anggaran Rp. 1.483.729.950 dan realisasi anggaran Rp. 1.402.027.750 (94,5%).

Output

kegiatan adalah Persiapan pelatihan

pendidik PLB; Sosialisasi pelatihan PTK PLB; Pelatihan Implemetasi Kurikulum 2013 (40 guru SLB); Pelatihan Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (3 angkatan, total 120 orang guru SLB);Pelatihan

Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (1 angkatan, 40 kepala SLB); Pelatihan Bina Diri Untuk Anak Tuna Grahita (40 guru SLB); Pelatihan Layanan Pendidikan Inklusif (40 guru SLB); Pelatihan

Program Khusus Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama Untuk Anak Tuna Rungu (40 guru SLB); Pelatihan Mata Pelajaran Penjas Adaptif (40 guru SLB); Pendampingan Diseminasi Hasil Pelatihan Gugus (400 guru SLB dan 40 Kepala SLB; Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan (40 guru SLB); Pelatihan Program Khusus Orientasi dan Mobilitas Untuk Anak Tuna Netra (40 guru SLB).

Outcome

kegiatan adalah Peningkatan menajemen persiapan pelatihan

pendidik PLB; Penyebaran informasi dan pemahaman persepsi pelatihan PTK PLB; Peningkatan kualitas 40 guru SLB tentang Implemetasi Kurikulum 2013; Peningkatan kualitas 120 orang guru SLB dalam Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian; Peningkatan kualitas 40 kepala SLB dalam Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; Peningkatan kualitas 40 guru SLB dalam Bina Diri Untuk Anak Tuna Grahita;


(25)

Peningkatan kualitas 40 guru SLB dalam Layanan Pendidikan Inklusif ; Peningkatan kualitas 40 guru SLB dalam Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama Untuk Anak Tuna Rungu; Peningkatan kualitas 40 guru SLB dalam Mata Pelajaran Penjas Adaptif; Peningkatan kualitas 400 guru SLB dan 40 kepala SLB dalam alih pengetahuan dan keterampilan; Peningkatan kualitas 40 guru SLB dalam Pengelolaan Perpustakaan; Peningkatan kualitas 40 guru SLB dalam Program Orientasi dan Mobilitas Untuk Anak Tuna Netra.

(4) Bimbingan Teknis Sertifikasi Guru SLB di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 2.000.000.000 dan realisasi anggaran Rp. 1.735.409.000 (86,8%).

Output

kegiatan adalah Persiapan bintek pra dan pasca sertifikasi guru SLB; Workshop penyusunan struktur dan silabus bintek pra sertifikasi; Bintek pra sertifikasi guru SLB (3 angkatan, total 120 orang); Bintek pasca sertifikasi guru SLB (8 angkatan, total 320 orang); Bintek paska sertifikasi tenaga kependidikan SLB (20 orang); Diseminasi hasil bintek sertifikasi (440 guru SLB, 40 Kepala SLB).

Outcome

kegiatan adalah meningkatnya manajemen penyelenggaraan bintek

pra dan pasca sertifikasi guru SLB; tersedianya struktur dan silabus bintek pra sertifikasi; meningkatnya kualitas persiapan 120 guru SLB (belum bersertifikat) dalam mengikuti ujian sertifikasi; meningkatnya kualitas persiapan 320 guru SLB (sudah bersertifikat) dalam mengikuti ujian sertifikasi; meningkatnya kualitas pembinaan 20 tenaga kependidikan/pengawas SLB) tentang ujian sertifikasi; meningkatnya kualitas pembinaan 440 guru SLB dan 40 Kepala SLB tentang ujian sertifikasi.

(5) Penyelenggaraan Penyusunan Silabus dan Pelatihan Pendidik Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan

,

yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 1.000.000.000 dan realisasi anggaran Rp. 974.779.000 (97,48%).

Output

kegiatan adalah Workshop penyusunan instrumen penjaringan data kebutuhan pelatihan bagi pendidik dan tenaga pendidikan kejuruan (54 orang); Penyebaran instrument penjaringan data kebutuhan pelatihan bagi pendidik dan tenaga pendidikan kejuruan (27 kabupaten/kota); Workshop pengolahan hasil instrument penjaringan data kebutuhan pelatihan bagi pendidik dan tenaga pendidikan kejuruan (27 orang); Workshop penyusunan silabus dan bahan ajar pelatihan bidang studi keahlian bisnis manajemen bagi pendidik pendidikan kejuruan; Pelatihan pengembangan media pembelajaran berbasis TIK; ToT Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis TIK.

Outcome

kegiatan adalah tersedianya instrument penjaringan data kebutuhan pelatihan bagi pendidik dan tenaga pendidikan kejuruan; tersedianya instrument penjaringan data


(26)

kebutuhan pelatihan bagi pendidik dan tenaga pendidikan kejuruan di 27 kabupaten/kota; tersedianya data kebutuhan pelatihan bagi pendidik dan tenaga pendidikan kejuruan pada 27 kabupaten/kota; Peningkatan kualitas dan keterampilan para pendidik bidang studi keahlian bisnis manajemen pendidikan kejuruan; tersedianya media pembelajaran berbasis TIK; Peningkatan kualitas dan keterampilan pendidik pendidikan kejuruan dalam hal media pembelajaran berbasis TIK.

(6) Penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 1.471.900.000 dan realisasi anggaran Rp. 1.410.126.000 (98,50%).

Output

kegiatan adalah Koordinasi Program dengan 27 kabupaten/kota;Penyusunan Materi Bahan Ajar Pelatihan; Pelatihan kompetensi keahlian teknis pendidik bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa : teknik bangunan (32 org), teknik elektronika (32 orang), teknik listrik (32 orang), teknik mesin (128 org), teknik las (32 org), teknik otomotif (128 org), Penyediaan jasa kesehatan, jasa perjalanan dinas pegawai; On Job Training dan peningkatan profesionalisme pendidik SMK mata pelajaran

kompetensi kejuruan pada bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa (di 27 kabupaten/kota); Pelatihan manajerial bengkel bagi pendidik dan tenaga

kependidikan kejuruan.

Outcome

kegiatan adalah Terciptanya koordinasi dan sinergitas program/kegiatan dengan 27 kabupaten/kota; tersedianya Materi Bahan Ajar Pelatihan; Peningkatan kualitas dan kompetensi keahlian teknis pendidik bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa teknik bangunan (32 org), teknik elektronika (32 orang), teknik listrik (32 orang), teknik mesin (128 org), teknik las (32 org), teknik otomotif (128 org), Penyediaan jasa kesehatan, jasa perjalanan dinas pegawai; Peningkatan kualitas dan profesionalisme pendidik SMK mata pelajaran kompetensi kejuruan pada bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa (di 27 kabupaten/kota); Peningkatan kualitas manajemen bengkel bagi pendidik dan tenaga kependidikan kejuruan.

(7) Peningkatan Kesejahteraan Guru Non PNS Daerah Terpencil dan Perbatasan, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 500.000.000 dan realisasi anggaran Rp. 451.555.000 (90,31%).

Output

kegiatan adalah Persiapan Peningkatan Kesejahteraan Guru Non PNS

Daerah Terpencil dan Perbatasan; Sosialisasi kepada 482 orang Guru Bantu SD/MI Pada Daerah Terpencil; Penilaian Kinerja 482 orang Guru Bantu SD/MI pada Daerah Terpencil; Monitoring dan Evaluasi Penerimaan Hibah kepada Pengelola dan Guru Non-PNS Daerah Terpencil.

Outcome

kegiatan adalah Peningkatan kualitas manajemen perencanaan dan persiapan Peningkatan


(27)

Kesejahteraan Guru Non PNS Daerah Terpencil dan Perbatasan; Penyebaran informasi, pemahaman persepsi dan sinergitas kegiatan di antara 482 orang Guru Bantu SD/MI Pada Daerah Terpencil; tersedianya data hasil evaluasi (penilaian Kinerja 482 orang Guru Bantu SD/MI pada Daerah Terpencil; Peningkatan manajemen monitoring, evaluasi, pelaporan dan pendokumentasian penerimaan hibah program kepada Pengelola dan Guru Non-PNS Daerah Terpencil.

(8) Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Mata Pelajaran Bahasa Dan Kesenian

,

yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 1.500.000.000 dan realisasi anggaran Rp. 1.499.910.000 (99,99%).

Output

kegiatan adalah Pendidikan dan

Pelatihan Implemetasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Sunda (52 guru SD/MI);Pendidikan dan Pelatihan Implemetasi Kurikulum 2013 Mata

Pelajaran Bahasa Sunda (52 guru SMP/MTs); Pendidikan dan Pelatihan

Implemetasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Sunda (52 guru SMA/SMK/MAK); Pendidikan dan Pelatihan Implemetasi Kurikulum

2013 Mata Pelajaran Bahasa Cirebon (52 guru SD/MI); Pendidikan dan

Pelatihan Implemetasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Cirebon (52 guru SMP/MTs/SMA/SMK/MAK); Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan

Kompetensi Guru Kesenian Daerah Sunda (40 guru);Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Kesenian Daerah Cirebon (40 guru);Pendidikan

dan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Kesenian Daerah Melayu Betawi (40 guru); Pendidikan dan Pelatihan Implemetasi Kurikulum 2013 Mata

Pelajaran Bahasa Daerah Sunda/Cirebon (54 guru SD/MI); Pendidikan dan Pelatihan Implemetasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Daerah Sunda/Cirebon (54 guru SMP/MTs); Pendidikan dan Pelatihan Implemetasi

Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Daerah Sunda/Cirebon (54 guru SMA/SMK/MAK); Evaluasi dan Pelaporan Pasca Diklat Peningkatan

Guru Bahasa dan Kesenian Daerah; Evaluasi dan Pelaporan Pasca Diklat Peningkatan Guru Bahasa dan Kesenian Daerah (pada APBD Perubahan).

Outcome

kegiatan adalah Peningkatan kualitas 52 guru SD/MI Mata Pelajaran

Bahasa Sunda dalam Implemetasi Kurikulum 2013; Peningkatan kualitas 52 guru SMP/MTs Mata Pelajaran Bahasa Sunda dalam Implemetasi Kurikulum 2013;Peningkatan kualitas 52 guru SMA/SMK/MAK Mata Pelajaran

Bahasa Sunda dalam Implemetasi Kurikulum 2013; Peningkatan kualitas 52 guru SD/MI Mata Pelajaran Bahasa Cirebon dalam Implemetasi Kurikulum

2013; Peningkatan kualitas 52 guru SMP/MTs/SMA/SMK/MAK Mata Pelajaran Bahasa Cirebon dalam Implemetasi Kurikulum 2013;Peningkatan Kompetensi


(28)

40 Guru Kesenian Daerah Sunda; Peningkatan Kompetensi 40 Guru Kesenian Daerah Cirebon; Peningkatan Kompetensi 40 Guru Kesenian Daerah Melayu Betawi; Peningkatan kualitas 54 guru SD/MI Mata Pelajaran Bahasa Daerah

Sunda/Cirebon dalam Implemetasi Kurikulum 2013; Peningkatan kualitas 54 guru SMP/MTs Mata Pelajaran Bahasa Daerah Sunda/Cirebon dalam

Implemetasi Kurikulum 2013; Peningkatan kualitas 54 guru SMA/SMK/MAK Mata Pelajaran Bahasa Daerah Sunda/Cirebon dalam Implemetasi Kurikulum 2013; Peningkatan Manajemen Evaluasi, Pelaporan dan Pendokumentasian Kegiatan Diklat Peningkatan Guru Bahasa dan Kesenian Daerah di Jawa Barat.

(9) Pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi Dan Riset Terpadu Di Jatinangor,

yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

(TKW-41),

dengan anggaran Rp. 1.000.000.000 dan realisasi anggaran

Rp. 0 (0,00%).

Output

kegiatan adalah Seminar Pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi dan Riset Terpadu (tidak terlaksana); Workshop Implementasi Pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi dan Riset Terpadu (tidak terlaksana); FGD Pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi dan Riset Terpadu (tidak terlaksana).

(10) Seleksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2014, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 3.083.300.000 dan realisasi anggaran Rp. 3.012.663.500 (97,71%).

Output

kegiatan adalah Persiapan seleksi PTK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Provinsi Jawa Barat; Sosialisasi seleksi PTK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Provinsi Jawa Barat; Revitalisasi Forum KKG dan MGMP Provinsi Jawa Barat

;

Pemantauan pelaksanaan seleksi PTK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Provinsi Jawa Barat di kabupaten/kota; Seleksi Guru dan Kepala Sekolah (TK,SD, SMP. SMA dan SMK) Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat; Seleksi Tutor Paket C dan Pengawas Sekolah (TK,SD, SMP. SMA dan SMK) Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat; Seleksi Guru PKn SMA, SMK Berprestasi dan Guru SD Berdedikasi Khusus Daerah Terpencil Tingkat Provinsi Jawa Barat; OSN Guru Tingkat Provinsi Jawa Barat; Pembekalan OSN Untuk Para Guru; Pembekalan, persiapan dan pembinaan PTK untuk Seleksi Tingkat Nasional; Saresehan dan penganugerahan para Juara (I, II dan III) Seleksi Tingkat Provinsi oleh Gubernur; Penghargaan para Pemenang I Seleksi Tingkat Provinsi Jawa Barat; Monev dan pelaporan hasil kegiatan Seleksi PTK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Outcome

kegiatan adalah Peningkatan manajemen perencanaan dan persiapan seleksi PTK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Provinsi Jawa Barat; Penyebaran informasi,


(1)

(b) Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perlindungan Konsumen (PPNS PK) dan Petugas Pengawas Barang dan Jasa (PPPBJ) didorong untuk ditambah jumlahnya mengingat semakin beragamnya barang yang beredar yang perlu diawasi baik produk luar negeri maupun produk lokal.

(c) Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota perlu memberikan perhatian terhadap pentingnya melaksanakan perlindungan Konsumen dan pengawasan terhadap barang yang beredar baik di pasar tradisional maupun di toko modern.

(d) Para pelaku harus lebih bertanggung jawab atas produk/barang yang dihasikannya serta menjadikan konsumen yang mandiri, cerdas serta selalu teliti sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk maka kegiatan Perlindungan Konsumen harus terus dilaksanakan.

4.1.35 Urusan Ketransmigrasian

Pencapaian kinerja daerah pada Misi Kesatu terhadap penyelenggaraan terhadap Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat untuk Urusan Ketransmigasian adalah sebagai berikut:

Jumlah Pengiriman Transmigrasi ke Luar Pulau Jawa pada Tahun 2014 sebanyak 91 Kepala Keluarga dengan jumlah 331 Jiwa;

Indikator kinerja tersebut tersebut dicapai melalui Program dan Kegiatan sebagai berikut:

1) Program Pengembangan Transmigrasi

a. Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Transmigran Lokal (Ressetelment) yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa

Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 375.000.000 realisasi

Rp. 368.020.000 (98,14%). Output kegiatan adalah (1) Rapat evaluasi masyarakat transmigrasi lokal (resettlement), Koordinasi dan Fasilitasi Pemberdayaan Ekonomi Produktif, Peralatan Pemberdayaan Ekonomi Produktif, Pengadaan Peralatan pemberdayaan ekonomi produktif sebanyak 6 paket, dan Pengadaan mesin bata press sebanyak 1 unit. Outcome kegiatan adalah meningkatnya perekonomian masyarakat transmigran di daerah Transmigrasi lokal (resettlement).

(2) Kegiatan Pengerahan dan Pemindahan Transmigrasi yang dilaksanakan oleh

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 546.060.850 realisasi Rp. 538.601.450 (98,63%).

Output kegiatan adalah kerjasama antar daerah, tindak lanjut kerjasama antar daerah (KSAD) bidang transmigrasi, evaluasi keberhasilan transmigran.


(2)

sesuai dengan KSAD, meningkatnya kemampuan warga transmigran di lokasi penempatan, tersedianya data base ketransmigrasian.

(3) Kegiatan Kegiatan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Lokal (Ressettlement) yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 1.221.500.000 realisasi Rp. 1.221.500.000 (100%). Output kegiatan adalah terlatihnya masyarakat transmigran lokal (resettlement) sebanyak 60 Orang Masyarakat Translok (6 Angkatan) dan 420 Orang Masyarakat Translok Melalui Mobile Training Unit (15 Angkatan). Outcome kegiatan adalah Meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat transmigrans lokal pada bidang kewirausahaan.

(4) Kegiatan Optimalisasi Fungsi Lahan Praktek (Demplot) Pelatihan Ketransmigrasian yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar

Rp. 511.200.000 realisasi Rp. 511.200.000 (100%). Output kegiatan adalah terlatihnya calon transmigran asal Jawa Barat. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kemampuan dan keterampilan transmigran asal Jawa Barat yang ditempatkan di luar Jawa serta terbentuknya wirausaha baru di daerah penempatan.

(5) KegiatanKoordinasi dan Fasilitasi Kerjasama di Bidang Ketransmigrasian, yang dilaksanakan oleh Biro Pengembangan Sosial Sekretariat Daerah

Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000

realisasi anggaran sebesar Rp. 143.787.150 (95,85%). Output kegiatan adalah tersusunnya 7 (tujuh) Kesepakatan Bersama (MoU) antara Pemerintah Provinsi Daerah Asal/Pengirim dengan Pemerintah Daerah Tujuan/Penempatan sebagai dasar dilaksanakannya alokasi penempatan Transmigran asal Jawa Barat. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kerjasama antara Pemerintah Provinsi Daerah Asal/ Pengirim dengan Pemerintah Daerah Tujuan/Penempatan sebagai dasar alokasi penempatan transmigran asal Jawa Barat.

b. Permasalahan dan Solusi

a)Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan Pengarahan, pemindahan dan pemberdayaan transmigrasi, secara umum animo masyarakat untuk bertransmigrasi cukup tinggi sedangkan target penempatan yang dialokasikan oleh Kemnakertrans RI setiap Tahunnya berkurang. Warga masyarakat translok kurang dalam pemahaman kewirausahaan serta pertumbuhan ekonominya rendah.


(3)

b) Solusi

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi persoalan di atas adalah dengan memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat, serta peningkatan kemampuan dan keterampilan di bidang wirausaha.

4.2 Dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada Pemangku Kepentingan dalam

Mewujudkan Visi dan Misi Jawa Barat.

Dukungan melalui Belanja hibah yang dialokasikan sebesar Rp.6.886.319.731.400 dengan peruntukan sebagai berikut :

(1) Pemerintah Pusat/Instansi Vertikal sebesar Rp. 131.869.647.000 terdiri dari : BKKBN Provinsi Jawa Barat, Kodam III/Siliwangi, Pangkalan TNI Angkatan Udara Wiriadinata, Pangkalan TNI Angkatan Laut Bandung, Kepolisian Daerah Jawa Barat, dan Pangkalan Komandan Lanal Cirebon Kota Cirebon.

(2) Pemerintah Daerah Lainnya sebesar : Rp. 2.500.000.000 yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran.

(3) Badan/Lembaga/Organisasi Swasta sebesar Rp. 1.712.809.070.900 terdiri dari: Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) Swasta, Revitalisasi Kobong, Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni, Revitalisasi Posyandu, Peningkatan Sarana Keagamaan (Pesantren, Madrasah dan Mesjid), Peningkatan Infrastruktur Jalan Lingkungan dan Sarana Prasarana Umum, KONI, Penyelenggaraan Kesetaraan Paket B, Pemberdayaan Juara Gugus SD, Kesejahteraan Guru dan TU Sukwan PLB, Pemberdayaan Gugus SLB, Pendidikan Inklusif, Pengembangan Sarana Prasarana SLB Swasta, Siswa (Gugus) SLB, Bidang Pendidikan lainnya, Perbaikan Jaringan Irigasi (JITUT dan JIDES), Bidang Pertanian, Bidang Peternakan, Bidang Politik dan Kesatuan Bangsa, Bidang Kepariwisataan dan Budaya, Bidang Kemasyarakatan lainnya (Ketahanan Pangan, Usaha Kecil, Perindustrian dan Perdagangan), serta Bidang Olahraga dan Pemuda (FORMI, KWARDA, Karang Taruna dan KNPI); (4) Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pusat kepada Satuan Pendidikan Dasar

sebesar Rp.4.019.287.348.000,00;

(5) Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi kepada Satuan Pendidikan Dasar sebesar Rp. 439.398.217.500,00;

(6) Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi kepada Satuan Pendidikan Menengah dan Tinggi sebesar Rp. 581.492.816.000

Dukungan melalui belanja hibah tersebut direalisasikan sebesar Rp.6.179.782.845.290,- atau 89,86% yang terdiri dari :


(4)

(2) Belanja Hibah kepada Pemerintah Daerah Lainnya sebesar Rp. 2.500.000.000,00;

(3) Belanja Hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi swasta sebesar Rp.1.144.156.989.500,00;

(4) Belanja Hibah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pusat kepada Satuan Pendidikan Dasar Jenjang SD sebesar Rp. 2.684.343.385.000,00;

(5) Belanja Hibah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pusat kepada Satuan Pendidikan Dasar Jenjang SMP sebesar Rp. 1.301.930.017.500,00;

(6) Belanja Hibah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi kepada Satuan Pendidikan Dasar dan Satuan Pendidikan Menengah dan Tinggi sebesar Rp. 1.008.752.452.500 terdiri dari:

(a) Belanja Hibah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi kepada Satuan Pendidikan Dasar dan SMP sebesar Rp. 438.412.202.500,00;

(b) Belanja Hibah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi kepada Satuan Pendidikan Menengah dan Tinggi sebesar Rp. 570.340.250.000

Dukungan melalui belanja bantuan sosial dialokasikan sebesar Rp. 8.186.000.000 direalisasikan sebesar Rp.2.871.320.000 atau 35,08%.

Dukungan melalui belanja bantuan keuangan dialokasikan sebesar Rp.4.646.350.570.198,00, terdiri dari pembangunan RKB Sekolah Negeri, Penyelenggaraan SMP Terbuka, Peningkatan Pelayanan bagi Masyarakat Miskin di luar kuota Jamkesmas, Pengembangan Gedung Puskesmas Mampu PONED dan Pengadaan Alat Kesehatan, Pembangunan Gedung Layanan Keluarga Miskin dan Pengadaan Alat Kesehatan, Rehabilitasi Puskesmas, Pembangunan Gedung Rumah Sakit Regional, Pemberian Fasilitasi Peningkatan Kinerja bagi Tenaga Dokter/Dokter Gigi dan Bidan yang bertugas di Puskesmas/Desa Terpencil, Pembangunan Stadion di 4 Wilayah, Peningkatan Infrastruktur Dasar Perdesaan dan Rehabilitasi Kantor Desa, Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa, serta bantuan keuangan di bidang lainnya. Bantuan keuangan tersebut direalisasikan sebesar Rp.3.738.146.028.076 atau 80,59%, terdiri dari:

(1) Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten Kota sebesar Rp.3.127.219.839.276.00;

(2) Belanja Bantuan Keuangan kepada Desa sebesar Rp.609.135.000.000,00; (3) Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai Politik sebesar Rp.1.791.188.800 Hasil dan Manfaat.

Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan telah dilaksanakan pemberian BOS SD/MI kepada siswa SD/MI sebanyak 5.492.979 siswa, dengan perhitungan per siswa mendapatkan Rp.25.000. Adapun BOS SMP/Mts diberikan kepada 2.369.206 siswa,


(5)

masing-masing siswa memperoleh Rp.127.500. Sedangkan untuk pemberian BOS SMA, MA, dan SMK telah dilaksanakan untuk 1.494.669 siswa, terdiri dari:

(1) SMA/MAN/Swasta untuk 508.703 siswa, masing-masing untuk SMA/MAN sebesar Rp. 200.000 dan SMA Swasta Rp. 400.000 ;

(2) SMK Negeri dan Swasta untuk 811.010 siswa, masing-masing untuk SMK Negeri sebesar Rp. 300.000 dan SMK Swasta Rp. 500.000;

(3) MA Negeri dan Swasta untuk 169.537 siswa, masing-masing untuk MA Negeri sebesar Rp. 200.000. dan MA Swasta Rp. 400.000

Disamping itu, telah dilakukan pembangunan RKB bagi SMP/MTS SMA/MA dan SMK sebanyak 3.370 ruang, dengan rincian:

(1) Bantuan untuk pembangunan RKB SMP/Mts sebanyak 1.112 ruang; (2) Bantuan untuk pembangunan RKB SMA/MA sebanyak 610 ruang;

(3) Bantuan untuk pembangunan RKB SMK sebanyak 900 ruang; PTS: 300 RKB Manfaat penyelenggaraan BOS dan pembangunan RKB adalah tertampungnya jumlah siswa yang melanjutkan pendidikan, sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal dan memberikan kenyamanan bagi siswa melalui keberadaan kondisi fisik gedung/sekolah yang memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan. Dampak positif lainnya adalah peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Jawa Barat. Berdasarkan data dari Pusat Statistik Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Tahun 2013/2014, capaian APK SD/MI sebesar 108,89%. Selanjutnya untuk APK SMP/MTs mencapai 95,35% atau meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 95,25% (LKPJ 2013). Jenjang SMA/SMK/MA APK sebesar 61,19%. Sedangkan APK Perguruan Tinggi sebesar 17,45% meningkat 0,36 % dari tahun sebelumnya yaitu 17,09% (LKPJ 2013).

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kapasitas asrama bagi santri di pondok pesantren, telah dilaksanakan revitalisasi sebanyak 742 kobong. Revitalisasi kobong diberikan untuk pembangunan ruang baru atau rehabilitasi ruang asrama santri. Untuk pembangunan ruang asrama dilakukan dengan persyaratan ukuran asrama paling sedikit 40m2 yang dilengkapi dengan fasilitas sanitasi.

Berkenaan dengan pembangunan sektor kesehatan di Jawa Barat, pembangunan sarana kesehatan dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sampai dengan Tahun 2014, yaitu dibangunnya puskesmas dengan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dengan akumulasi sebanyak 425 unit, tersebar di 27 kabupaten/kota. Melalui pembangunan puskesmas mampu PONED, diharapkan kehamilan, kelahiran/persalinan dan bayi baru lahir dapat dilayani secara langsung oleh Puskesmas terdekat yang menggunakan fasilitas PONED,


(6)

posyandu aktif sebesar Rp.1.750.000 dan penguatan 626 pokjanal posyandu kecamatan dengan memberikan bantuan operasional sebesar Rp. 2.500.000, serta 5.962 pokja posyandu desa/kelurahan dengan memberikan bantuan operasional sebesar Rp. 1.000.000.

Manfaat pemberian bantuan posyandu dan pokjanal posyandu, telah meningkatkan kapasitas kelembagaan posyandu di Jawa Barat yang dapat dilihat dari strata posyandu Jawa Barat pada Tahun 2014 meningkat sehingga menjadi 5,35% Pratama, 50,59% Madya, 33,74% Purnama dan 10,31% Mandiri. Dampak positif lainnya adalah meningkatnya Indeks Kesehatan Tahun 2014 menjadi sebesar 74,01 poin. Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 2014 sebesar 68,85 tahun.

Pada bidang infrastruktur jalan telah dilaksanakan peningkatan jalan sepanjang 76,19 km, rehabilitasi jalan sepanjang 74,84 km, rehabilitasi jembatan sepanjang 25 m, perbaikan badan jalan sepanjang 42,22 km, perbaikan drainase jalan sepanjang 61,33 km, pemeliharaan jalan pada semua jaringan jalan provinsi sepanjang 2.191,29 km dan pemeliharaan jembatan sepanjang 14.198 m. Di samping itu, telah diberikan bantuan keuangan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk pembangunan/peningkatan jalan dan jembatan kabupaten/kota, rehabilitasi jalan dan jembatan serta perbaikan saluran drainase yang berada di Kota Bandung, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya, Kota Bekasi, Kota Cimahi, Kota Depok, Kota Sukabumi, Kab. Bandung, Kab.Bandung Barat, Kab. Bekasi, Kab. Bogor, Kab. Ciamis, Kab. Cianjur, Kab. Cirebon, Kab. Karawang. Kab. Kuningan, Kab. Majalengka, Kab. Purwakarta, Kab. Sukabumi, Kab. Subang, Kab. Sumedang, Kab. Tasikmalaya, Kab. Pangandaran, Kota Cirebon, Kab. Garut, Kab. Indramayu, Kab. Karawang dan Kab. Kuningan. Melalui kegiatan tersebut, telah tercapai peningkatan tingkat kemantapan jalan provinsi menjadi 97,68% pada akhir Tahun 2014, yaitu panjang jalan dengan kondisi baik dan sedang.

Dalam upaya meningkatkan pembangunan di bidang perumahan, tahun 2014 kepada masyarakat perkotaan Jawa Barat diberikan bantuan hibah pembangunan untuk Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) sebanyak 2.500 rumah yang tersebar di 9 kota dengan alokasi Rp. 15 juta untuk setiap rumah. Selanjutnya, telah dilakukan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) Tahun 2014 sebanyak 699 LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) dengan hibah sebesar Rp. 200.000.000/LPM dimana setiap LPM merehab 20 Rutilahu atau total sebanyak 13.980 unit.

Dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa, telah dilaksanakan peningkatan infrastruktur perdesaan dimana setiap desa mendapatkan bantuan Rp. 100.000.000 terealisasi sebanyak 5.316 desa di Jawa Barat pada Tahun 2014. Kegiatan ini mendorong ketersediaan Infrastruktur dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.