Status Bencana BAB VI LKPJ ATA 2014

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VI - 22 TABEL 6.4 DAFTAR KERUSAKAN AKIBAT BENCANA DI JAWA BARAT PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 No. Lokasi Bencana Kerusakan Taksiran Kerugian Rumah Tempat Tinggal Sarana Lain H an cu r R u sa k B er at R u sa k S ed an g R u sa k R in g an T er an ca m T er en d am S ek o la h T emp at Ib ad ah S aw ah F as ili ta s U m u m L ah an 1 Kabupaten Bandung 4 90 73 355 33 5.505 24 30 1 11 1 2.047.000.000 2 Kabupaten Garut 18 287 132 284 503 773 6 10 4 1 2 26.517.500.000 3 Kabupaten Tasikmalaya 9 64 33 125 69 88 2 3 3 3 - 3.779.966.000 4 Kabupaten Ciamis 35 470 132 310 123 12 3 2 15 5 2 3.000.000 5 Kabupaten Sumedang - 10 17 43 - - - - - - 1 2.000.000.000 6 Kota Bandung - 39 1.505 31 - - 1 - - - - - 7 Kota Tasikmalaya - 2 1 2 1 88 - - - - - - 8 Kota Cimahi - 4 - - - - - - - - - - 9 Kota Banjar - 1 1 65 4 - - - - - - 20.000.000 10 Kabupaten Bandung Barat 1 18 19 25 33 1 - 1 - - - 130.000.000 11 Kabupaten Bogor 13 113 148 382 14 2.199 3 7 1 2 - - 12 Kabupaten Sukabumi 2 13 61 316 196 480 - 1 19 - - 145.000.000 13 Kabupaten Cianjur 1 112 95 56 624 - 1 4 3 - - 100.000.000 14 Kota bogor - 8 1 22 1 46 - - - - - 466.000.000 15 Kota Sukabumi - 8 1 25 6 51 1 - - - - 73.500.000 16 Kota Depok - 6 - 2 - - - - - - - - 17 Kabupaten Bekasi - - - - - 1.050 - - - - - - 18 Kabupaten Karawang - 7 - 139 - - 1 - - - - 75.000.000 19 Kabupaten Subang - 1 9 27 - 32.638 30 54 9 - - 335.000.000 20 Kabupaten Purwakarta - 3 - 5 - - - - - - - - 21 Kabupaten Cirebon - 6 - 197 6.172 500 7 27 13 - 7 5.370.500.000 22 Kota Bekasi - - - - - - - - - - - - 23 Kabupaten Kuningan 1 25 11 19 181 49 2 3 7 - - 3.183.799.000 24 Kabupaten Majalengka - 8 25 20 12 395 - - 1 - - 125.000.000 25 Kabupaten Indramayu 27 - - - - 18.261 37 3 36 - - - 26 Kota Cirebon - - - 10 - - - - - - - 15.000.000 27 Kabupaten Pangandaran - 1 2 - - 1.753 - - 6 - - 1.052.136.000 JUMLAH 111 1.296 2.266 2.460 7.972 62.136 118 145 112 22 13 45.438.401.000 Sumber : PUSDALOPS BPBD Jabar Bulan Desember 2014

6.6.2. Status Bencana

Provinsi Jawa Barat sangat rawan untuk terjadinya berbagai jenis bencana dengan berbagai skala pada tingkat lokal, daerah, maupun nasional yang dalam kondisi tertentu dapat mengganggu kehidupan masyarakat dan menghambat pembangunan. Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana tentang Status dan Tingkatan Bencana, yang LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VI - 23 berwenang menetapkan status bencana adalah Pemerintah Presiden dan Pemerintah Daerah GubernurBupati Walikota. Penetapan status bencana dilakukan atas rekomendasi Badan yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana, dalam hal ini BNPBBPBD. Status bencana meliputi potensi terjadinya bencana dan tanggap darurat Penetapan Status Darurat Bencana dapat dilakukan melalui tiga metode, yaitu: a. Penetapan status keadaan darurat bencana dilakukan Pemerintah atas rekomendasi BNPB. b. Penetapan status keadaan darurat bencana dilakukan Pemerintah Daerah atas rekomendasi BPBD. c. Penetapan status keadaan darurat bencana dilakukan oleh Kepala BNPB atas usul instansi lembaga yang berwenang, yakni : 1. Status keadaan darurat untuk gunung api dilakukan oleh kementerianlembaga yang membidangi kegunungapian; 2. Status keadaan darurat untuk banjir dilakukan oleh kementerianlembaga yang membidangi persungaian; 3. Status keadaan darurat untuk tsunami dilakukan oleh kementerianlembaga yang membidangi meteorologi dan geofisika; 4. Status keadaan darurat untuk tanah longsor dilakukan oleh kementerianlembaga yang membidangi kebumian; 5. Status keadaan darurat bencana untuk gerakan tanahtanah longsor dilakukan oleh kementerianlembaga yang membidangi kebumian; 6. Status keadaan darurat bencana untuk bencana gempa bumi dilakukan oleh Kementrianlembaga yang membidangi kebumian; 7. Status keadaan darurat bencana angin ribut, angin puting beliung, angin topan dilakukan oleh kementrianlembaga yang membidangi meteorologi dan geofisika; 8. Status keadaan darurat untuk kebakaran hutan dan lahan dilakukan oleh kementerianlembaga yang membidangi kehutanan 9. Status keadaan darurat untuk pencemaran dilakukan oleh kementerianlembaga yang membidangi lingkungan hidup 10. Status keadaan darurat untuk kekeringan dilakukan oleh kementerian lembaga yang membidangi pertanian 11. Status keadaan darurat untuk penyakitepidemi dilakukan oleh kementerianlembaga yang membidangi kesehatan. Status keadaan darurat bencana dibedakan atas: normal, waspada, siaga LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VI - 24 dan awas, yang penentuannya didasarkan atas pemantauan dan informasi yang dilakukan secara akurat oleh lembagainstansi yang berwenang, dengan pengertian sebagai berikut : a. Status keadaan darurat waspada adalah suatu keadaan darurat yang menunjukkan peningkatan suatu gejala dari suatu proses atau peristiwa yang memungkinkan timbulnya bencana dan ditentukan berdasarkan hasil pemantauan secara akurat. b. Status keadaan darurat siaga adalah peningkatan dari keadaan darurat waspada, yang penentuannya didasarkan atas pemantauan yang akurat. c. Status keadaan darurat awas adalah peningkatan dari keadaan darurat siaga, yang penentuannya didasarkan atas pemantauan yang akurat. Status keadaan darurat bencana sebagaimana yang dimaksud diatas berlaku pada semua jenis bencana, yang selanjutnya diatur oleh kementerianlembaga yang berwenang. Untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi pada tahun 2014 Pemerintah Provinsi Jawa Barat membuat Status Pernyataan Siaga Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor dengan dikeluarkan melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 360Kep1720BPBD2013 tentang Penetapan Status Keadaan Siaga Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor Tahun 20132014 dan didukung dengan Penetapan Keadaan Siaga Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor melaui Surat Nomor 360258BPBD2013 yang ditandatangani oleh Gubernur Jawa Barat, menyatakan bahwa wilayah Jawa Barat dalam keadaan Siaga Darurat Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor terhitung tanggal 17 Desember 2013 sampai dengan 30 April 2014 dengan dilampirkan prakiraan hujan dari BMKG. Hal tersebut sebagai langkah antisipasi pencegahan dan penanggulangan bencana yang akan terjadi maupun sedang terjadi dan merupakan instruksi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB.

6.6.3. Sumber dan Jumlah Anggaran