Ketersediaan fasilitas pendukung, baik di dalam maupun di luar obyek wisata akan mempengaruhi kedatangan wisatawan. Fasilitas pendukung tersebut bukan
merupakan daya tarik utama dalam kepariwisataan, tetapi kehadirannya diperlukan bila hendak mengembangkan suatu daerah Yoeti, 1997: 60. Ketersediaan fasilitas
pendukung tersebut seharusnya berdekatan dengan obyek wisata. Yang termasuk didalamnya adalah Bank, Apotik, Rumah Sakit, Pusat perbelanjaan, Restoran, Toko
souvenir Pearce, 1989: 25.
2.4 Perkembangan Kawasan Waterfront
2.4.1 Pengertian Kawasan Waterfront
Berdasarkan pengertiannya, kawasan waterfront memiliki beberapa
pengertian. Berdasarkan sudut pandang pengertiannya maka kawasan waterfront dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. The Dynamic area of the cities and towns where land and water meet. Breen, Ann
dan Rigby, Dick, 1994 2.
Tanah atau tepi sungai, pelabuhan atau tanah semacam itu di sebuah kota dengan dermaganya. Salim Peter, 1993
3. Tepian laut atau bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan
pelabuhan. 4.
Lahan atau area-area yang terletak berbatasan dengan air terutama merupakan bagian kota yang menghadap ke arah perairan baik berupa laut, sungai, danau, dan
sejenisnya. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan dalam konteks yang terkait
dengan perkotaan. Pengertian waterfront adalah suatu area yang berbatasan dengan air
yang memiliki kontak fisik dan visual dengan air laut, sungai, danau dan badan air lainnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan pengembangan waterfront adalah suatu usaha penataan dan pengembangan bagian atau kawasan kota yang skala kegiatan dan
fungsi yang ada sangat beragam dengan intensitas tinggi sebagai kegiatan perkotaan baik untuk fungsi perumahan, pelabuhan dan perdagangan komersial dan industri
hingga kawasan wisata. Secara umum waterfront berfungsi sebagai tempat dimana komunitas
berkumpul untuk mengadakan suatu event atau festival, biasanya diadakan pada lapangan terbuka atau berumput dimana semua orang merasa diterima untuk datang.
Semua kawasan yang memiliki batasan antara daerah perairan dengan daratan dapat disebut sebagai kawasan waterfront. Dalam konteks yang lebih luas, daerah
perairan tersebut meliputi laut maupun sungai yang merupakan wadah aktivitas penduduk sekitarnya. Batasan-batasan yang dipakai dalam menentukan kawasan
waterfront sangat beragam. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk membantu menentukan batas perencanaan pengelolaan kawasan waterfront antara lain
seperti yang diungkapkan Chua Thia-Eng dan Scura 1992 berikut: Kriteria kekhasan kondisi fisik yang paling menonjol maupun kondisi fisik
lainnya. Kriteria ini mendelineasikan kawasan waterfront berdasarkan kesamaan kondisi
fisik tertentu yang memiliki kekhasan tertentu dibandingkan kawasan lain. Kriteria Politis
Kriteria Administratif Batas yang diambil secara fungsional arbitrary distances
Unit lingkungan terpilih yang biasa digunakan.
2.4.2 Sejarah Perkembangan Waterfront