53
1. Undang – ungdang Jabatan Notaris
Menurut Pasal 15 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris:
“ Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik,
menjamin kepastian
tanggal pembuatan
akta, penyimpanan
akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semua itu sepanjang perbuatan akta-
akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh Undang-undang.”
Unsur-unsur Pasal 15 Jabatan Notaris tersebut adalah : 1. Yang berwenang membuat akta otentik harus Pejabat Umum.
2. Akta otentik dibidang keperdataan, notaris sebagai pejabat umum yang berwenang membuatnya, kecuali akta-akta tertentu secara tegas disebutkan dalam
peraturan perundangan. Jadi wewenang notaris bersifat umum sedangkan pejabat umum lainnya bersifat khusus.
3. Pejabat umum harus berwenang sepanjang akta yang dibuat 4. Pejabat umum harus berwenang sepanjang mengenai orang-orang untuk
kepentingan siapa akta itu dibuat. Wewenang pejabat umum meliputi :
1. Pejabat umum harus berwenang sepanjang akta yang dibuat.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
54
2. Pejabat umum harus berwenang sepanjang mengenai orang-orang untuk kepentingan siapa akta itu dibuat.
3. Pejabat umum harus berwenang sepanjang mengenai tempat dimana akta itu dibuat.
4. Pejabat umum harus berwenang sepanjang mengenai waktu pembuatan akta itu. Pasal 1869 KUH Perdata yang mengatakan : “ Suatu akta yang karena tidak berkuasa
atau tidak cakapnya pegawai dimaksud diatas atau karena suatu cacat dalam bentuknya tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik akan tetapi mempunyai
kekuatan sebagai akta dibawah tangan....”. Menurut Pasal 15 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris:
“ Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik,
menjamin kepastian
tanggal pembuatan
akta, penyimpanan
akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semua itu sepanjang perbuatan akta-
akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh Undang-undang.”
Unsur-unsur Pasal 15 Jabatan Notaris tersebut adalah : 1. Yang berwenang membuat akta otentik harus Pejabat Umum.
2. Akta otentik dibidang keperdataan, notaris sebagai pejabat umum yang berwenang membuatnya, kecuali akta-akta tertentu secara tegas disebutkan dalam
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
55
peraturan perundangan. Jadi wewenang notaris bersifat umum sedangkan pejabat umum lainnya bersifat khusus.
3. Pejabat umum harus berwenang sepanjang akta yang dibuat 4. Pejabat umum harus berwenang sepanjang mengenai orang-orang untuk
kepentingan siapa akta itu dibuat. Wewenang pejabat umum meliputi :
1. Pejabat umum harus berwenang sepanjang akta yang dibuat.
2. Pejabat umum harus berwenang sepanjang mengenai orang-orang untuk kepentingan siapa akta itu dibuat.
3. Pejabat umum harus berwenang sepanjang mengenai tempat dimana akta itu dibuat.
4. Pejabat umum harus berwenang sepanjang mengenai waktu pembuatan akta itu. Pasal 1869 KUH Perdata yang mengatakan : “ Suatau akta yang karena tidak
berkuasa atau tidak cakapnya pegawai dimaksud diatas atau karena suatu cacat dalam bentuknya tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik akan tetapi mempunyai
kekuatan sebagai akta dibawah tangan....”. Dengan demikian maka jika suatu akta otentik yang dibuat oleh pejabat umum
yang tidak berwenang untuk itu, akta itu tidak lagi mempunyai pembuktian sebagai akta otentik yaitu kekuatan pembuktian sempurna, maka akan menjadi akta dibawah
tangan. Selanjutnya Pasal 15 ayat 2 UUJN menyatakan :
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
56
a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.
b. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.
c. Membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang
bersangkutan. d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya.
e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta. f.
Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan atau g. Membuat akta risalah lelang
Huruf g pasal 15 ayat 2 tersebut di atas menyebutkan salah satu kewenangan Notaris adalah Membuat akta risalah lelang, hal ini dapat diartikan bahwa Notaris
secara otomatis dapat membuat akta risalah lelang secara independen, tanpa harus mendapat penunjukan atau pengangkatan dari instalansi lain. Didalam penjelasan
pasal demi pasal pada UUJN di nyatakan bahwa pasal 15 ayat 2 huruf g Cukup jelas, tidak ada penjabaran atau penjelasan lebih lanjut mengenai pengaturan
kewenangan Notaris dalam membuat akta risalah lelang.
2. Peraturan Lelang.