Dalam melangsungkan proses hidup kita harus rasional terhadap banyaknya peredaran jamu dicampur dengan obat-obatan. Misalnya, menggunakan campuran
bahan dengan khasiat sejenis pada suatu ramuan dan menggunakan simplisia yang tidak sesuai dengan manfaat yang diharapkan. Untuk itu, tujuan pemanfaatan jamu umumnya
tercemin dari nama umum jamu. Jamu yang diproduksi dan didistribusikan di Indonesia dikenal dengan aturan yang ditetapkan Badan POM. Salah satunya, dalam
pengemasannya diberi label yang menjelaskan obat tersebut, termasuk tentang manfaat atau khasiatnya. Penjelesan tentang manfaat jamu hanya boleh disampaikan dalam
bentuk mengurangi atau menghilangkan keluhan yang dialami seseorang, bukan menyembuhkan suatu diagnosa penyakit. Secara umum, jamu dapat dibedakan menjadi
dua yaitu yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk mengobati keluhan penyakit.
2.1.1.2. Herbal Terstandar
Di dalam bentuk herbal standar ini memiliki sedikit perbedaan dengan jamu.Umumnya, herbal standar telah mengalami pemrosessan, misalnya berupa ekstrak atau
kapsul.Ekstrak dari herbal tersebut telah diteliti khasiat dan keamanannya melalui uji pra klinis. Uji tersebut melalui beberapa proses antara lain : uji penerapan standar
kandungan bahan, proses pembuatan ekstrak, higenitas, serta uji toksisitas. Obat Herbal Terstandar Standarized based Herbal Medicine merupakan obat
tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian bahan alam, baik tanaman obat, binatang, maupun mineral Lestari, 2007. Dalam proses pembuatan obat herbal
standar ini dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan lebih mahal daripada
Universitas Sumatera Utara
pembuatan jamu.Tenaga kerja yang dibutuhkan pun harus di dukung dengan keterampilan dan pengetahuan membuat ekstrak.Obat herbal ini umumnya ditunjang
oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian praklinis.Penelitian ini meliputi standarisasi kandungan senyawa berkhasiat dalam bahan penyusun, standarisasi pembuatan ekstrak
yang higenis, serta uji toksisitas akut maupun kronis.
2.1.1.3 Fitofarmaka
Merupakan jamu dengan “ Kasta” tertinggi karena khasiat, keamanan, serta standar proses pembuatan dan bahannya telah diuji secara klinis, jamu berstatus sebagai.
fitofarmaka juga dijual di apotek dan harus dengan resep dokter Yuliarti, 2008. Fitofarmaka Clinical Based Herbal Medicine merupakan obat tradisional yang
dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi modern,tenaga ahli,dan biaya yang tidak sedikit Lestari, 2007.
Fitofarmaka memiliki kekhasan tersendiri, hal ini disebabkan fitofarmaka merupakan obat tradisional yang memiliki keunggulan yang hampir sama dengan obat-obatan.
Bahkan tidak jarang fitofarmaka menjadi rekomendasi dokter terhadap pasiennya. Dengan uji klinik yang sama dengan obat-obatan serta menggunakan tekhnologi
modern, sehingga fitofarmaka dapat memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Berikut ini beberapa bahan alam yang digolongkan sebagai fitofarmaka, anatara
lain : bawang putih, ginseng, cengkeh, angkak, anggur, ginkgo, dan jahe. Karena sudah teruji secara klinis, maka bahan-bahan tersebut dapat disejajarkan dengan obat-obatan
modern harmanto, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Manfaat dan Bahaya Jamu