Variabel Penelitian Prosedur Pengujian .1 Prosedur Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar

3.6 Diagram Alir Pengujian 3.6.1 Diagram Alir Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar Gambar 3.5 Diagram Alir Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar Mulai • Berat sampel bahan bakar 0,20 gr. • Volume air pendingin: 1250 ml • Tekanan oksigen 30 bar Melakukan pengadukan terhadap air pendingin selama 5 menit. Mencatat temperature air pendingin T 1 °C Menyalakan bahan bakar Melanjutkan pengadukan terhadap air pendingin selama 5 menit Mencatat kembali temperature air pendingin T 2 °C Menghitung HHV bahan bakar: HHV = T 2 – T 1 – T kp x C v x 1000 Jkg A B A B Pengujian = 5 kali 5 5 1 kg J HHV HHV i i rata rata ∑ = − = Selesai

3.6.2 Diagram Alir Pengujian Unjuk Kerja Motor Otto

Tidak Ya Gambar 3.6 Diagram Alir Pengujian Unjuk Kerja Motor Otto Mulai Persiapan Peralatan Pengujian Melakukan Pengujian dengan variasi Putaran 1500, 2000, 2500, 3000, 3500 rpm dan beban 10 kg. Pencatatan Data Hasil Pengujian dari Pembacaan Instrumentasi, meliputi: Torsi, Waktu menghabiskan bahan bakar, aliran udara, temperatur air masuk dan keluar, temperatur gas buang dan rotameter. Sudah selesai Pengujian dengan semua variasi bahan bakar. Pengolahan Data: Torsi dan Daya Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Rasio Udara Bahan Bakar AFR Efisiensi Volumetris Efisiensi Thermal Brake Selesai

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN

Untuk memudahkan memahami semua perhitungan pada Bab 4 ini, ada baiknya setiap bahan bakar yang diuji diberikan simbol atau pun lambang yang mudah dipahami, yaitu:  Bahan Bakar 100 Premium, tetap Premium  Bahan Bakar 95 Premium dicampur 5 Alkohol 96, disingkat PA-5  Bahan Bakar 93 Premium dicampur 7 Alkohol 96, disingkat PA-7  Bahan Bakar 91 Premium dicampur 9 Alkohol 96, disingkat PA-9

4.1 Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar

Besarnya nilai kalor yang dihasilkan dari masing-masing pengujian baik dengan menggunakan bahan bakar “Premium”, “PA-5”, “PA-7” dan “PA-9” dapat dihitung dengan persamaan berikut: HHV = T 2 – T 1 – T kp x C v kJkg Dimana: HHV = Nilai Kalor Atas High Heating Value T 1 = Temperatur air pendingin sebelum dinyalakan °C T 2 = Temperatur air pendingin sesudah penyalaan °C T kp = Kenaikan temperature akibat kawat penyala 0.05 °C C v = Panas jenis bom kalorimeter 73529.6 kJkg °C  Pada pengujian pertama bahan bakar Premium, diperoleh: T 1 = 26.25 °C T 2 = 26.93 °C Maka, HHV Premium = 26.93 – 26.25 – 0.05 x 73529.6 = 46323.648 kJkg  Pada pengujian pertama bahan bakar PA-5, diperoleh: T 1 = 25.22 °C T 2 = 25.84 °C Maka, HHV PA-5 = 25.84 – 25.22 – 0.05 x 73529.6 = 41911.872 kJkg  Pada pengujian pertama bahan bakar PA-7, diperoleh: T 1 = 25.42 °C T 2 = 26.01 °C Maka, HHV PA-7 = 26.01 – 25.42 – 0.05 x 73529.6 = 39705.984 kJkg  Pada pengujian pertama bahan bakar PA-9, diperoleh: T 1 = 25.52 °C T 2 = 25.94 °C Maka, HHV PA-9 = 25.94 – 25.52 – 0.05 x 73529.6 = 27205.952 kJkg Cara perhitungan yang sama dilakukan untuk menghitung nilai kalor pada pengujian kedua hingga kelima. Selanjutnya untuk memperoleh harga nilai kalor rata-rata bahan bakar digunakan persamaan berikut ini: 5 5 1 kg kJ HHV HHV i i rata rata ∑ = − = Data temperatur air pendingin sebelum dan sesudah penyalaan serta hasil perhitungan untuk nilai kalor pada pengujian pertama hingga kelima dan nilai kalor rata-rata dengan menggunakan bahan bakar “Premium”, “PA-5”, “PA-7”, dan “PA-9” dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian dan Perhitungan Bom Kalorimeter. Bahan Bakar No. Pengujian T 1 °C T 2 °C HHV Kjkg HHV rata – rata kJkg Premium 1 26.25 26.93 46323.648 47206.003 2 27.12 27.82 47794.24 3 28.95 29.64 47058.944 4 24.62 25.33 48529.536 5 25.45 26.13 46323.648 PA-5 1 25.22 25.84 41911.872 42205.990 2 26.03 26.67 43382.464 3 26.79 27.39 40441.28 4 27.48 28.10 41911.872 5 28.24 28.88 43382.464 PA-7 1 25.42 26.01 39705.984 38970.688 2 26.23 26.82 39705.984 3 26.98 27.55 38235.392 4 27.73 28.31 38970.688 5 28.49 29.06 38235.392 PA-9 1 25.52 25.94 27205.952 28676.544 2 26.11 26.53 27205.952 3 26.66 27.12 30147.136 4 27.29 27.75 30147.136 5 27.96 28.40 28676.544 Untuk HHV alkohol diperoleh 29620 kjkg. [ Sumber: http:www.ces.ncsu.eduforestrybiomasspubswb008.pdf ] Perbandingan nilai kalor atas atau High Heating Value HHV dari masing-masing jenis bahan bakar dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini: Gambar 4.1 Grafik hasil pengujian Bom Kalorimeter Nilai kalor bahan bakar menunjukkan energi yang dilepaskan pada proses pembakaran bahan bakar per satuan massanya. Dari gambar 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar alkohol dalam campuran premium alkohol, maka nilai kalor atas bahan bakar semakin menurun. Jadi nilai kalor atas bahan bakar Premium campuran Alkohol 96 lebih rendah daripada nilai kalor atas bahan bakar premium murni. Sehingga energi yang dihasilkan oleh bahan bakar premium murni pada suatu proses pembakaran akan lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar premium campuran alkohol 96.

4.2 Pengujian Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin

Data yang diperoleh berdasarkan hasil pembacaan langsung alat uji mesin bensin 4 langkah 4 silinder TecQuipment type TD4A 024 melalui unit instrumentasi dan perlengkapan yang digunakan pada saat pengujian antara lain:  Torsi N.m melalui Torquemeter.  Putaran rpm melalui Tachometer.  Tinggi kolom udara mm H 2 O, melalui pembacaan Air Flow Manometer.  Temperatur air masuk °C, melalui pembacaan thermometer.  Temperatur air keluar °C, melalui pembacaan thermometer.  Waktu untuk menghabiskan 50 ml bahan bakar s, melalui pembacaan stopwatch.

4.2.1 Torsi

Besarnya torsi yang dihasilkan berdasarkan hasil pembacaan unit instrumentasi dari masing-masing pengujian baik dengan menggunakan bahan bakar premium, PA-5, PA-7, dan PA-9 pada kondisi putaran yang berbeda-beda dapat dilihat pada tabel sebagai barikut: Tabel 4.2 Data hasil pembacaan langsung unit instrumentasi untuk bahan bakar premium pada putaran yang bervariasi dan beban 10 kg. Bahan Bakar Premium Hasil Pembacaan Unit Instrumentasi Putaran rpm 1500 2000 2500 3000 3500 Torsi N.m 33.9 28.3 28.7 26.7 26.4 Waktu menghabiskan 50 ml bahan bakar s 69 60 51 47 43 Aliran udara mm H 2 O 19.7 25.9 31 34.8 40 Tabel 4.3 Data hasil pembacaan langsung unit instrumentasi untuk bahan bakar PA-5 pada putaran yang bervariasi dan beban 10 kg.