Pengujian Nilai Kalor Bahan Bakar

Gambar 4.2 Grafik Torsi vs Putaran Berdasarkan gambar 4.2 maka dapat dilihat, torsi yang dihasilkan oleh mesin berbahan bakar premium murni masih lebih unggul dibandingkan dengan torsi yang dihasilkan oleh mesin berbahan bakar premium campuran alkohol 96. Torsi maksimum yang dihasilkan oleh mesin berbahan bakar premium terjadi pada putaran 1500 rpm yaitu sebesar 33,9 Nm. Sedangkan torsi maksimum yang dihasilkan oleh mesin berbahan bakar premium campuran alkohol 96 dirincikan sebagai berikut:  Torsi dari bahan bakar PA-5 adalah 31,9 Nm pada putaran 1500 rpm.  Torsi dari bahan bakar PA-7 adalah 30 Nm pada putaran 1500 rpm.  Torsi dari bahan bakar PA-9 adalah 28,6 Nm pada putaran 1500 rpm. Torsi mesin akan semakin berkurang apabila kadar alkohol 96 dalam premium tersebut semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena besarnya torsi sangat dipengaruhi oleh energi hasil pembakaran bahan bakar. Dimana besarnya energi hasil pembakaran bahan bakar dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar. Nilai kalor bahan bakar premium murni lebih besar jika dibandingkan dengan nilai kalor bahan bakar premium campuran alkohol 96, sehingga torsi yang dihasilkan oleh bahan bakar premium lebih besar daripada torsi yang dihasilkan bahan bakar premium campuran alkohol. Putaran mesin juga berpengaruh terhadap torsi. Akibat putaran mesin yang meningkat maka torsi akan semakin berkurang.

4.2.2 Daya

Besarnya daya yang dihasilkan dari masing-masing pengujian baik dengan menggunakan bahan bakar premium, PA-5, PA-7dan PA-9 pada tiap kondisi putaran yang bervariasi dapat dihitung dengan persamaan 2.1 sebagai berikut: T n P B 60 . . 2 π = Dimana : P B = daya keluaran watt n = putaran rpm T = torsi N.m Untuk pengujian dengan menggunakan bahan bakar PA-5 pada beban 10 kg dan putaran 1500 rpm. Maka besar daya yang diperoleh: 9 . 31 60 1500 . . 2 x P B π = = 5.015 kW Dengan cara yang sama untuk setiap jenis pengujian pada putaran yang bervariasi dan beban 10 kg, maka hasil perhitungan daya untuk kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Daya Putaran rpm Daya kW Premium PA-5 PA-7 PA-9 1500 5,321 5,015 4,712 4,490 2000 5,930 5,683 5,479 5,117 2500 7,511 6,752 6,131 5,782 3000 8,397 7,569 6,796 5,804 3500 9,665 8,545 7,405 6,241 Perbandingan besarnya daya untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi putaran dapat dilihat pada grafik berikut ini: Gambar 4.3 Grafik Daya vs Putaran Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat dilihat, daya yang dihasilkan oleh mesin berbahan bakar premium murni masih lebih tinggi dibandingkan dengan daya yang dihasilkan oleh mesin berbahan bakar premium campuran alkohol 96. Daya maksimum yang dihasilkan oleh mesin berbahan bakar premium terjadi pada putaran 3500 rpm yaitu sebesar 9.665 kW. Sedangkan daya maksimum yang dihasilkan oleh mesin berbahan bakar premium campuran alkohol 96 dirincikan sebagai berikut:  Daya maksimum dari bahan bakar PA-5 adalah 8.545 kW pada putaran 3500 rpm.  Daya maksimum dari bahan bakar PA-7 adalah 7.405 kW pada putaran 3500 rpm.  Daya maksimum dari bahan bakar PA-9 adalah 6.241 kW pada putaran 3500 rpm. Peningkatan kadar alkohol dalam campuran bahan bakar akan menurunkan daya mesin. Hal ini disebabkan karena nilai kalor bahan bakar Premium campuran alkohol lebih rendah daripada Premium murni. Besar kecilnya daya mesin juga bergantung pada besar kecil torsi yang didapat. Semakin kecil torsi maka daya mesin akan semakin kecil dan sebaliknya. Daya yang dihasilkan mesin dipengaruhi oleh putaran poros engkol yang terjadi akibat dorongan piston yang dihasilkan karena adanya pembakaran bahan bakar dengan udara. Jika konsumsi bahan bakar dan udara diperbesar maka akan semakin besar pula daya yang dihasilkan mesin. Semakin cepat poros engkol berputar maka akan semakin besar daya yang dihasilkan.

4.2.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Sfc

Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Spesific fuel consumption, Sfc dari masing-masing pengujian pada tiap variasi putaran dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2 berikut: Pe x m Sfc f 3 10 = dimana: Sfc = Konsumsi Bahan Bakar Spesifik gkW.h. m f = Laju Aliran Bahan Bakar kgjam Besarnya laju aliran massa bahan bakar m f dihitung dengan persamaan 2.3 berikut: 3600 10 . . 3 x t V sg m f f f f − = dimana: sg f = specific gravity. V f = volume bahan bakar yang diuji. t f = waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji detik. Harga sg f untuk alkohol adalah 0.79 dan harga sg f untuk premium adalah 0.72 [lampiran], sedangkan untuk bahan bakar yang merupakan campuran antara premium dan alkohol, harga sg f nya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan pendekatan berikut ini: sg f PAxx = PA x 0.79 + P x 0.72 dimana: