278
Sejarah SMAMA Program IPS Jilid 2 Kelas XI
Selain romusha, bentuk penindasan dan penghisapan sumber daya manusia Indonesia oleh Jepang adalah perekrutan pemuda-
pemuda ke dalam organisasi militer dan semi-militer buatan Jepang. Berbagai macam organisasi kemiliteran dibentuk agat
tersedianya tenaga-tenaga muda untuk membantu pasukan Jepang dalam Perang Pasifik.
KEGIATAN 8.1
Untuk menumbuhkan wawasan kebangsaan dalam menyajikan fakta-fakta sejarah, lakukanlah kunjungan ke situs-situs peninggalan zaman Jepang yang ada di kotamu.
Lakukanlah observasi terhadap peninggalan Jepang tersebut. Buatlah narasi yang menceritakan fungsi dan proses pembangunan peninggalan Jepang tersebut. Serahkan
kepada gurumu. Selamat berwisata sejarah
B. BENTUK-BENTUK PERJUANGAN INDONESIA
PADA MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG: KOOPERATIF, BAWAH TANAH, DAN SENJATA
Guna merangsang kepercayaan rakyat Indonesia, Jepang membentuk Gerakan Tiga A Nippon Cahaya Asia, Pelindung
Asia, Pemimpin Asia. Jepang berjanji, jika Perang Pasifik dimenangkan, bangsa-bangsa di Asia akan mendapat
kemerdekaannya. Selain itu, Jepang berjanji akan menciptakan kemakmuran bersama di antara bangsa-bangsa Asia. Namun,
dalam kenyataannya perlakuan Jepang yang kejam menimbulkan perlawanan tokoh-tokoh nasionalis dan rakyat Indonesia terhadap
Jepang. Bentuk perlawanan terhadap Jepang ini dilakukan dengan cara kooperatif, gerakan bawah tanah, dan angkat senjata.
1. Perjuangan Kooperatif Kerjasama
Sejumlah tokoh nasionalis Indonesia banyak yang menggunakan kesempatan pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan
Indonesia. Banyak di antara mereka yang menduduki jabatan- jabatan penting dalam lembaga-lembaga yang dibentuk Jepang.
Misalnya, Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur menduduki pimpinan Pusat Tenaga Rakyat
Putera. Mereka dikenal dengan sebutan “Empat Serangkai”. Putera merupakan sebuah organisasi yang dibentuk Jepang pada
Maret 1943, bertujuan menggerakan rakyat Indonesia untuk mendukung peperangan Jepang menghadapi Sekutu.
Melalui Putera, para pemimpin Indonesia dapat berhubungan dengan rakyat secara langsung, baik melalui rapat-rapat maupun
media massa milik Jepang. Tokoh-tokoh Putera memanfaatkan
Sumber: Album Pahlawan Bangsa
Gambar 8.4 K.H. Mas Mansyur
Kata Kunci Putera, bawah tanah, cou
sang In, Gerakan Tiga A, kelompok Sukarni, kelompok
Ahmad Subarjo, Karun Bukanfu, Peta, Baperpri,
Kooperatif
Di unduh dari : Bukupaket.com
279
Bab 8 Dampak Pendudukan Militer Jepang Terhadap Kehidupan Masyarakat Indonesia
organisasi-organisasi itu untuk menggembleng mental dan membangkitkan semangat nasionalisme serta menumbuhkan rasa
percaya diri serta harga diri sebagai bangsa. Mereka selalu menekankan pentingnya persatuan, pentingnya memupuk terus-
menerus semangat cinta tanah air, dan harus lebih memperhebat semangat antiimperialisme- kolonialisme. Organisasi Putera
mendapat sambutan yang hangat dari seluruh rakyat. Namun, karena Putera nyatanya bermanfaat bagi bangsa Indoensia,
pemerintah Jepang akhirnya membubarkannya pada April 1944.
Selain melalui Putera, para pemimpin pergerakan juga berjuang melalui Badan Pertimbangan Pusat atau Cou Sangi In yang
dibentuk Jepang pada 5 September 1943. Badan ini beranggotakan 43 orang dan diketuai oleh Ir. Soekarno. Dalam sidangnya pada 20
Oktober 1943, Cuo Sangi In menetapkan bahwa agar Jepang menang dalam perang, perlu dikerahkan segala potensi dan produksi dari
rakyat Indoensia. Untuk melaksanakan ketetapan itu dibentuklah berbagai kesatuan pemuda, sebagai wadah penggemblengan mental
dan semangat juang agar mereka menjadi tenaga-tenaga pejuang yang militan. Berbagai kesatuan pemuda yang berhasil dibentuk
antara lain: Seinendan Barisan Pemuda, Keibodan Barisan Pembantu Polisi, Seisyintai Barisan Pelopor, Gakutotai Barisan
Pelajar, dan Fujinkai Barisan Wanita.
Pada saat penggemblengan mental itulah Ir. Soekarno selalu menyisipkan penanaman jiwa dan semangat nasionalisme,
pentingnya persatuan dan kesatuan serta keberanian berjuang dengan risiko apa pun untuk menuju Indonesia merdeka. Dengan
demikian, kebijakan pemerintah Jepang dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh nasional untuk perjuangan. Para pemimpin
Indonesia memanfaatkan organisasi ini untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan. Jelas sekali, para pemimpin Indonesia
tidak bodoh untuk dibohongi oleh Jepang.
2. Perjuangan Bawah Tanah
Perjuangan bawah tanah adalah perjuangan yang dilakukan secara tertutup dan rahasia. Perjuang bawah tanah ini dilakukan oleh
para tokoh nasionalis yang bekerja pasa instansi-instansi pemerintahan buatan Jepang. Jadi, di balik kepatuhannya
terhadap Jepang, tersembunyi kegiatan-kegiatan yang bertujuan menghimpun dan mempersatukan rakyat untuk meneruskan
perjuang untuk mecapai Indonesia merdeka.
Perjuangan bawah tanah ini tersebar di berbagai tempat: Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, serta Medan. Di Jakarta
terdapat beberapa kelompok yang melakukan perjuangan model ini. Antara kelompok perjuangan yang satu dengan kelompok
perjuangan yang lain, selalu terjadi kontak hubungan. Kelompok- kelompok perjuang tersebut, antara lain:
Di unduh dari : Bukupaket.com
280
Sejarah SMAMA Program IPS Jilid 2 Kelas XI
a. Kelompok Sukarni
Sukarni adalah tokoh pergerakan pada zaman Hindia Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, ia bekerja di Sendenbu Barisan
Propaganda Jepang bersama-sama dengan Muhammad Yamin. Sukarni
menghimpun tokoh-tokoh pergerakan yang lain, antara
lain: Adam Malik, Kusnaeni, Pandu Wiguna, dan Maruto Nitimiharjo
. Gerakan yang dilakukan kelompok Sukarni adalah menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan, menghimpun orang-
orang yang berjiwa revolusioner, dan mengungkapkan kebohongan-kebohongan yang dilakukan oleh Jepang.
Sebagai pegawai Sendenbu, Sukarni bebas mengunjungi asrama Peta Pembela Tanah Air yang tersebar di seluruh Jawa. Karena
itu, Sukarni mengetahui seberapa besar kekuatan revolusioner yang anti-Jepang. Untuk menutupi gerakannya, kelompok Sukarni
mendirikan asrama politik, yang diberi nama “Angkatan Baru Indonesia
” yang didukung Sendenbu. Di dalam asrama ini
terkumpul para tokoh pergerakan antara lain: Ir. Sukarno, Mohammad Hatta
, Ahmad Subarjo, dan Sunarya yang bertugas
mendidik para pemuda tantang masalah politik dan pengetahuan umum.
b. Kelompok Ahmad Subarjo
Ahmad Subarjo pada masa pendudukan Jepang menjabat sebagai
Kepala Biro Riset Kaigun Bukanfu Kantor Penghubung Angkatan Laut di Jakarta. Ahmad Subarjo berusaha menghimpun tokoh-tokoh
bangsa Indonesia yang bekerja dalam Angkatan Laut Jepang. Atas dorongan dari kelompok Ahmad Subarjo, Angkatan Laut berhasil
mendirikan asrama pemuda yang bernama “Asrama Indonesia Merdeka
”. Di asrama Indonesia Merdeka inilah para pemimpin bangsa Indonesia memberikan pelajaran-pelajaran guna
menanamkan semangat nasionalisme kepada para pemuda Indonesia.
c. Kelompok Sutan Syahrir
Sutan Syahrir merupakan tokoh besar pergerakan nasional, yang
pada zaman Hindia Belanda tahun 1935 dibuang ke Boven Digul di Irian Jaya, kemudian dipindahkan ke Banda Neira dan terakhir
ke Sukabumi. Pada masa pendudukan Jepang, Syahrir berjuang diam-diam dengan cara menghimpun teman-teman sekolahnya
dulu dan rekan-rekan seorganisasi pada zaman Hindia Belanda. Terbentuklah satu kelompok rahasia, Kelompok Syahrir. Dalam
perjuangannya, Syahrir juga menjalin hubungan dengan pemimpin-pemimpin bangsa yang terpaksa bekerja sama dengan
Jepang. Di samping itu, hubungan kelompok Syahrir dengan kelompok perjuangan yang lain berjalan cukup baik. Karena gerak
langkah Syahrir dicurigai Jepang, untuk menghilangkan
Sumber: Ensiklopedi Nasional Indonesia
Gambar 8.5 Adam Malik
Sumber: Ensiklopedi Nasional Indonesia
Gambar 8.6 Ahmad Subarjo
Di unduh dari : Bukupaket.com
281
Bab 8 Dampak Pendudukan Militer Jepang Terhadap Kehidupan Masyarakat Indonesia
kecurigaan pihak Jepang Syahrir bersedia memberi pelajaran di Asrama Indonesia Merdeka milik Angkatan Laut Jepang Kaigun,
bersama dengan Ir. Sukarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subarjo, dan Iwa Kusumasumantri.
d. Kelompok Pemuda
Kelompok Pemuda pada masa Jepang mendapat perhatian khusus dari pemerintah Jepang. Jepang berusaha memengaruhi para
pemuda Indoensia dengan propaganda yang menarik. Dengan demikian, nantinya para pemuda Indonesia merupakan alat yang
ampuh guna menjalankan kepentingan Jepang. Jepang menanamkan pengaruhnya pada para pemuda Indonesia melalui
kursus-kursus dan lembaga-lembaga yang sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Jepang mendukung berdirinya kursus-kursus
yang diadakan dalam asrama-asrama, misalnya di Asrama Angkatan Baru Indonesia yang terdapat Sendenbu dan Asrama
Indonesia Merdeka yang didirikan Angkatan Laut Jepang. Namun, pemuda Indonesia baik pelajar maupun mahasiswa tidak
gampang termakan oleh propaganda Jepang. Mereka menyadari bahwa imperialisme yang dilakukan oleh Jepang pada hakikatnya
sama dengan imperialisme bangsa Barat.
Pada masa itu, di Jakarta terdapat 2 kelompok pemuda yang aktif berjuang, yakni yang terhimpun dalam asrama Ika Daikagu
Sekolah Tinggi Kedokteran dan kelompok pemuda yang terhimpun dalam Badan PermusyawaratanPerwakilan Pelajar
Indonesia Baperpri. Kelompok terpelajar tersebut mempunyai ikatan organisasi yang bernama Persatuan Mahasiswa.
Organisasi ini merupakan wadah untuk menyusun aksi-aksi terhadap penguasa Jepang dan menyusun pertemuan-pertemuan
dengan para pemimpin bangsa. Dalam perjuangannya, kelompok pemuda juga selalu berhubungan dengan kelompok-kelompok
yang lain, yaitu kelompok Sukarni, kelompok Ahmad Subarjo, dan Kelompok Syahrir. Tokoh-tokoh Kelompok Pemuda yang
terkenal antara lain: Chaerul Saleh, Darwis. Johar Nur, Eri Sadewo
, E.A. Ratulangi, dan Syarif Thayeb. 3.
Perlawanan Angkat Senjata
Perlakuan Jepang yang tak berperikemanusian menimbulkan reaksi dan perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai wilayah.
Kebencian ini bertambah ketika di beberapa tempat, Jepang menghina aspek-aspek keagamaan. Berikut ini beberapa
perlawanan rakyat pada masa penjajahan Jepang.
a. Perlawanan di Cot Plieng, Aceh
Perlawanan di Aceh ini dipimpin oleh Tengku Abdul Djalil, seorang ulama pemuda. Pada 10 November 1942, tentara Jepang
Sumber: Ensiklopedi Nasional Indonesia
Gambar 8.7 Iwa Kusumasumantri
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka
Gambar 8.9 Chaerul Saleh
Di unduh dari : Bukupaket.com
282
Sejarah SMAMA Program IPS Jilid 2 Kelas XI
menyerang Cot Plieng pada saat rakyat sedang melaksanakan shalat subuh. Penyerangan pagi buta ini akhirnya dapat digagalkan oleh
rakyat dengan menggunakan senjata kelewang, pedang, dan rencong. Begitupun dengan dengan serangan kedua, tentara Jepang
berhasil dipukul mundur. Namun pada serangan yang ketiga, pasukan Teungku Abdul Jalil dapat dikalahkan Jepang.
Peperangan ini telah merenggut 90 tentara Jepang dan sekitar 3.000 masyarakat Cot Plieng.
b. Perlawanan di Tasikmalaya, Jawa Barat
Perlawanan di Singaparna, Tasikmalaya, ini dipimpin oleh Kyai Haji Zaenal Mustofa
. Perlawanan ini terkait dengan tidak bersedianya K.H. Zaenal Mustofa untuk melakukan Seikeirei,
memberikan penghormatan kepada Kaisar Jepang. Dalam pandangan Zaenal Mustofa, membungkuk seperti itu sama saja
dengan memberikan penghormatan lebih kepada matahari, sementara dalam hukum Islam hal tersebut terkarang karena
dianggap menyekutukan Tuhan.
Pemerintahan Jepang kemudian mengutus seseorang untuk menangkapnya. Namun utusan tersebut tidak berhasil karena
dihadang rakyat. Dalam keadaan luka, perwakilan Jepang tersebut memberitahukan peristiwa tersebut kepada pimpinannya di
Tasiklamalaya. Karena tersinggung, Jepang pada 25 Februari 1944 menyerang Singaparna pada siang hari setelah shalat Jumat. Dalam
pertempuran tersebut Zaenal Mustofa berhasil ditangkap dan kemudian diasingkan ke Jakarta hingga wafatnya. Jenazahnya
dikuburkan di daerah Ancol, dan kemudian dipindahkan ke Tasikmalaya.
c. Perlawanan Sejumlah Perwira Pembela Tanah Air di Blitar,
Buana dan Paudrah Aceh, dan Cilacap Perlawanan sejumlah perwira Pembela Tanah Air Peta di Blitar
terjadi pada 14 Februari 1945 yang dipimpin oleh Syudanco Supriyadi
. Ia adalah seorang syodanco komandan peleton Peta. Perlawanan Supriyadi ini disebabkan karena tidak tahan lagi
melihat kesengsaraan rakyat yang mati karena romusha. Namun perlawanan tersebut dapat diredam oleh Jepang.
Perlawanan ini tampaknya tidak direncanakan dengan matang sehingga mudah untuk digagalkan. Akhirnya para anggota Peta
yang terrlibat perlawanan diadili di Mahkamah Militer Jepang. Orang yang berhasil membunuh Jepang langsung dijatuhi
hukuman mati, antara lain: dr. Ismangil, Muradi, Suparyono, Halir Mangkudidjaya
, Sunanto, dan Sudarmo. Dalam
persidangan tersebut, Supriyadi sendiri sebagai pemimpin perlawanan tidak diikutsertakan. Beberapa pihak mengatakan
bahwa Supriyadi sesungguhnya sudah ditangkap dan dibunuh
Sumber: Ensiklopedi Nasional Indonesia
Gambar 8.9 KH. Zaenal Musthafa
Di unduh dari : Bukupaket.com
283
Bab 8 Dampak Pendudukan Militer Jepang Terhadap Kehidupan Masyarakat Indonesia
secara diam-diam, ada pula pihak yang percaya bahwa Supriyadi mokswa
alias menghilangkan diri tanpa jejak Selain di Blitar, perlawanan pemuda Peta juga meletus di
dua daerah di Aceh, yaitu Buana dan Paudrah. Pemimpinnya adalah Guguyun Teuku Hamid; ia bersama 20 peleton pasukan
melarikan diri dari asrama pada November 1944 untuk merencanakan pemberontakan. Namun Jepang berhasil
mengancam keluarga Teuku Hamid sehingga Teuku Hamid kembali lagi. Tampaknya rencana perlawanan Teuku Hamid
menambah simpati dan semangat masyarakat sehingga kemudian muncul kembali perlawanan. Lahirlah perlawanan Padrah di
daerah Bireun, Aceh Utara, yang dipimpin oleh seorang kepala kampung yang dibantu oleh regu Guguyun. Perlawanan tersebut
menelan banyak korban dari pihak Aceh karena semua yang tertawan akhirnya dibunuh oleh Jepang.
Di Gumilir, Cilacap perlawanan dipimpin oleh seorang
komandan regu bernama Khusaeri. Serangan pertama tentara Jepang terdesak, namun setelah bala bantuan datang Khusaeri
mampu dikalahkan. Di Pangalengan, Jawa Barat, pun meletus perlawanan dari para personil Peta yang juga dapat dilumpuhkan.
Sumber: Album Pahlawan Bangsa
Gambar 8.10 Supriyadi
KEGIATAN 8.2
Untuk menumbuhkan wawasan Anda tentang gerakan kepemudaan.Coba Anda Analisis mengenai peranan gerakan pemuda pada masa kependudukan Jepang baik bentukan Jepang
maupun bentukan para pemuda Indonesia saat itu. Setelah itu, tulislah hasil analisis kamu dan kumpulkan pada gurumu. Selamat menganalisis
C. DAMPAK PENDUDUKAN MILITER JEPANG TER-