Klasifikasi Pajak Daerah Deskripsi Data Penelitian 1. Sumber Penerimaan Pajak Kabupaten Sidoarjo

67

4.2.2. Klasifikasi Pajak Daerah

Berdasarkan pasal 2 dan pasal 3 Undang-undang nomor 5 juncto undang-undang dasar 1945, maka wilayah Republik Indonesia dibentuk dan disusun daerah tingkat I dan daerah tingkat II. Pajak daerah dibedakan menjadi 2 macam yaitu : 1. Pajak-pajak yang semulah telah menjadi pajak daerah asli yaitu :  Pajak-pajak yang dipungut oleh daerah tingkat I antara lain : a. Pajak atas ijin penangkapan ikan diperairan umum dalam wilayah daerah setempat.  Pajak-pajak yang dipungut oleh daerah tingkat II antara lain : a. Pajak atas pertunjukkan dan keramaian umum b. Pajak reklame selain yang dimuat dalam warta daerah dan majalah c. Pajak kendaraan tidak bermotor d. Pajak atas izin pembuatan dan penjualan petasan dan kembang api. 2. Pajak pusat yang diserahkan kepada daerah Adapun pajak pusat atau daerah yang diserahkan kepada daerah tingkat I antara lain : a. Pajak verponding dan pajak rumah tangga b. Pajak kendaraan bermotor, pengurusan STNK yang dikelola langsung oleh Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap SAMSAT. c. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB dikelola SAMSAT. 68 Pajak pusat atau daerah diserahkan kepada kepala daerah tingkat II, antara lain : a. Pajak jalan b. Pajak pembangunan I c. Pajak potong hewan d. Pajak kopra di kawasan timur indonesia e. Pajak bangsa asing 4.2.2. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor di Sidoarjo Tabel 1: Perkembangan Jumlah Kedaraan Bermotor di Kabupaten Sidoarjo Tahun 1994 – 2008. Tahun Jumlah kendaraan bermotor unit X 1 Perkembangan 1994 121.297 1995 130.791 7,83 1996 146.084 11,69 1997 142.103 -2,73 1998 70.489 -50,40 1999 91.369 29,62 2000 86.599 -5,22 2001 116.535 34,57 2002 196.060 68,24 2003 374.103 90,81 2004 337.636 -9,75 2005 391.580 15,98 2006 435.660 11,26 2007 478.820 9,91 2008 556.264 16,17 Sumber : Biro Pusat Statistik Jawa Timur, Tahun 2010 di olah. Berdasarkan pada tabel 1 diatas, perkembangan jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Sidoarjo berfluktuasi. Kenaikan tertinggi jumlah kendaraan bermotor terjadi pada tahun 2003 dengan nilai kenaikan sebesar 69 90,814. Tingkat kenaikan sebesar ini disebabkan adanya urbanisasi dari kota lain ke Kota Sidoarjo dan adanya penurunan uang muka untuk kredit pembelian motor dari setiap agen sepeda motor di Sidoarjo dan kota-kota lain,minat masyarkat tehadap kendaraan bermotor lebih tinggi.Sedangkan perkembangan jumlah kendaraan bermotor mengalami penurunan terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar -50,40, penyebab menurunnya jumlah kendaraan bermotor ini antara lain pemilik kendaraan bermotor tersebut menjual motornya dan Indonesia di landa krisis moneter.

4.2.3. Perkembangan Kurs Tabel 2 : Perkembangan Kurs Rp Terhadap US Tahun 1994 -2008.