Analisis Regresi 1. Pengujian Adanya Pelanggaran Asumsi-Asumsi Klasik

73 Berdasarkan pada tabel 5 diatas, perkembangan penerimaan pajak di Kabupaten Sidoarjo berfluktuasi. Kenaikan tertinggi Penerimaan pajak terjadi pada tahun 2001 dengan nilai kenaikan sebesar 51,86. Dan penurunan terendah penerimaan pajak terjadi pada tahun 1997 dengan nilai kenaikan sebesar 3,64. Kenaikan penerimaan pajak di Kabupaten Sidoarjo tertinggi ini disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah kendaraan bermotor dan kenaikan jumlah wajib pajak. Dan penurunan penerimaan pajak di Kabupaten Sidoarjo disebabkan oleh antara lain adanya krisis pada tahun 1997 yang melanda indonesia. 4.3. Analisis Regresi 4.3.1. Pengujian Adanya Pelanggaran Asumsi-Asumsi Klasik

1. Pengujian adanya Multikolinieritas

Untuk mengetahui adanya multikolinieritas dengan cara melihat atau mengamati besarnya VIF, apabila VIF 10 maka regresi bebas dari gejala multikolinier, sedangkan apabila VIF  10 Regresi mengandung adanya gejala multikolinier. Adapun hasil perhitungan dengan komputer adalah sebagai berikut : Tabel 6 Nilai VIF persamaan Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4 Variabel Tolerance VIF Jumlah Kendaraan Bermotor X 1 Kurs Rp Terhadap US X 2 Jumlah Wajib Pajak X 3 Jumlah Penduduk Kab. Sidoarjo X 4 0,142 0,297 0,776 0,389 7,057 3,367 1,289 2,568 Sumber : Lampiran 2 74 Dari tabel 6 diatas, dapat disimpulkan bahwa regresi tidak terdapat adanya gejala multikolinieritas, karena nilai VIF dari setiap variabel bebas l 10.

2. Pengujian adanya autokorelasi

Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan metode Uji Durbin-Watson d. Adapun pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Banyaknya sampel N = 15 2. Banyarknya variabel bebas k = 4 3. Taraf atau tingkat signifikansi yang digunakan  = 0,05 Selanjutnya dilihat pada tabel Durbin Watson d diperoleh DL = 0,82 dan DU = 1,75 serta 4 – DL = 3,18 dan 4 – DU = 2,25 Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Tabel 7. Batas-batas daerah Test Durbin Watson Daerah Keterangan DW 0,82 0,82  DW 1,75 1,75  DW 2,25 2,25  DW 3,18 DW  3,18 Autokorelasi positif Tanpa kesimpulaninconclusive Non autokorelasi Tanpa kesimpulaninconclusive Autokorelasi negatif Sumber : Lampiran Tabel Durbin Watson Sedangkan nilai Durbin Watson dari perhitungan DW = 2,619, dimana nilai ini terletak pada daerah 2,25  DW 3,18 atau berada pada daerah Non Autokorelasi, sehingga dapat disimpulkan Bahwa Regresi Bebas dari Autokorelasi. 75

3. Pengujian adanya Heteroskedastisitas

Salah satu metode yang dipakai untuk mengetahui adanya Heteroskedastisitas adalah dengan Uji Rank Spearman atau Spearman Rho. Adapun hasil perhitungan dari komputer adalah sebagai berikut : Tabel 8. Korelasi antara variabel bebas dengan Residual error Variabel Korelasi sig Jumlah Kendaraan Bermotor X1 Kurs Rp Terhadap US X2 Jumlah Wajib Pajak Kendaraan Bermotor X3 Jumlah Penduduk X4 0,143 -0,046 0,057 0,146 0,612 0,869 0,840 0,603 Sumber : lampiran Pengambilan keputusan Probabilitas 0,05, maka terjadi Heteroskedastisitas. Probabilitas 0,05, maka terjadi Non Heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa regresi bebas dari Heteroskedastisitas: Dari hasil pengujian dan pendeteksian adanya asumsi-asumsi klasik regresi diatas dapat disimpulkan bahwa regresi sudah tidak mengandung indikator-indikator yang bias. 4.4. Hasil Perhitungan Regresi Berganda 4.4.1. Analisis Regresi