10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan teori keagenan agency theory sebagai teori pemayung grand theory dan teori kontijensi contingency theory sebagai teori
pendukung supporting theory. Disamping itu, bab ini juga menjelaskan pemahaman tentang anggaran dan slack serta penjelasan lainnya yang saling
berhubungan.
2.1 Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan konsep yang menjelaskan hubungan
kontraktual antara prinsipal dan agen. Pihak prinsipal adalah pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk melakukan semua kegiatan atas nama
prinsipal dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan. Hubungan keagenan ini akan menciptakan dua masalah yaitu; 1 terjadinya asimetri informasi, dan 2
konflik kepentingan, yang terjadi karena perbedaan kepentingan antara agen dan prinsipal sehingga agen tidak selalu bertindak sesuai kepentingan pemilik
Wendy, 2010. Menurut Eisenhardt 1989, teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi,
yaitu; 1 asumsi tentang sifat manusia, mengemukakan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri self interest, memiliki
keterbatasan rasionalitas bounded rationality, dan menghindari risiko risk aversion;
2 asumsi tentang keorganisasian, mengemukakan adanya konflik antar anggota organisasi, efisien sebagai kriteria produktivitas dan adanya
asimetris informasi antara pemilik perusahaan dan manajemen; 3 asumsi tentang informasi, menerangkan bahwa informasi dipandang sebagai komoditas yang
dapat diperjual-belikan. Konflik kepentingan antara agen dan prinsipal akan terus meningkat,
karena prinsipal tidak dapat memonitor kegiatan agen setiap hari, sedangkan agen memiliki lebih banyak informasi penting mengenai kapasitas diri, lingkungan
kerja dan organisasinya secara keseluruhan. Hal inilah yang menimbulkan asimetri informasi, yaitu ketidakseimbangan informasi antara prinsipal dan agen.
Hal ini dapat terjadi misalnya, jika dalam melakukan kebijakan pemberian rewards perusahaan kepada bawahan didasarkan pada pencapaian anggaran.
Bawahan cenderung memberikan informasi yang bias agar anggaran mudah dicapai dan mendapatkan rewards berdasarkan pencapaian anggaran tersebut,
kondisi ini akan menyebabkan terjadinya budgetary slack Darlis, 2002. Berdasarkan penjelasan teori keagenan tersebut, maka dalam penelitian ini
yang bertindak sebagai prinsipal adalah pejabat Eselon II Kepala Dinas, Kepala Inspektorat, Kepala Badan Daerah dan Kepala Biro, sedangkan yang bertindak
sebagai agen adalah pejabat Eselon III Kepala Bidang pada Badan Daerah, Dinas Daerah dan Inspektorat, Sekretaris pada Badan Daerah, Dinas Daerah dan Kepala
Bagian di Lingkungan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Bali, dan pejabat Eselon IV Kepala Seksi dan Kepala Sub.Bagian yang ikut berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran.
2.2 Pendekatan Teori Kontijensi