Dari penelitian diperoleh bahwa Tenaga Pengajar, Administrasi, dan Kelapa Sekolah sudah memenuhi Standar Kualifikasi Pendidikan berdasarkan
Permendiknas nomor 24 tahun 2008 adalah minimal lulusan DIII. Dengan demikian Tenaga Kependidikan SDN Karyamukti 1 sudah memenuhi standar
Kualifikasi Akademik.
5. Pengelolaan Peserta Didik
Dalam pengelolaan Peserta Didik di SDN Sagara 2 dan SDN Karyamukti I belum melaksanakannya dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Masih banyak yang perlu diperhatikan dan diperbaiki di masa yang akan datang diantaranya :
a. Perancanaan Dalam hal perencanaan penulis mengkaji bahwa SDN Sagara 2 dan SDN
Karyamukti I telah mengikuti Prosedur yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. Dimulai dari adanya dokumen peraturan Juknis Penerimaan Peserta Didik Baru
PPDB SD dari dinas, adanya program kegiatan yang tersusun rapi, Susunan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru yang dikeluarkan dengan SK Kepala
Sekolah, tahapan dan jadwal kegiatan PPDB yang jelas dan diinformasikan secara terbuka.
b. Penerimaan Penerimaan siswa di SDN Sagara 2 dan SDN Karyamukti I sudah sesuai
dengan ketentuan dan peraturan perundang – undangan.
6. Pengelolaan Keuangan Sekolah
Dari hasil kajian keuangan di SDN Sagara 2 dan SDN Karyamukti I diperoleh gambaran bahwa perencanaan dan pengelolaan keuangan di sekolah
mulai perencanaan, pengorganisasian, keuangan, pengarahan, dan pelaporan keuangan tidak dilakukan sendiri oleh Kepala Sekolah tetapi melibatkan seluruh
Warga Sekolah yaitu guru, komite, dan orang tua siswa. Dana yang ada digunakan untuk operasional sekolah untuk berbagai ragam
penggunaan yaitu : a. Pembayaran Honorarium guru, baik yang PNS maupun yang bukan PNS.
Honorarium guru PNS biasanya diberikan apabila guru tersebut mengadakan pembimbingan di luar jam mengajar dan pembimbingan dilakukan pada
waktu sore hari. b. Pembayaran barang dan jasa, seperti pembelian barang – barang yang habis
pakai dalam satu tahun, seperti pembelian spanduk, buku referensi dan sebagainya.
Perancanaan dana cukup jelas dan teratur karena telah disusun dalam RKAS namun belum benar – benar transfaran dan belum ada tim audit yang pasti. Untuk
itu penulis menyarankan kepada Kepala Sekolah untuk adanya tranfaransi keuangan baik ke seluruh warga sekolah.
7. Ketatausahaan Sekolah