Gambaran Umum Penggunaan Obat Anti Vertigo

6 migraine yang banyak ditemukan pada wanita. Penyebab yang dicurigai yaitu osteoporosis yang lebih sering pada wanita setengah baya hingga lanjut usia yang berhubungan dengan perubahan hormon, sehingga dikaitkan dengan meningkatnya risiko BPPV.

2. Gambaran Umum Penggunaan Obat Anti Vertigo

Penatalaksanan vertigo tergantung pada durasi munculnya gejala dan tingkat keparahan serta gejala apa saja yang muncul yang menimbulkan ketidaknyamanan. Selain itu, pengambilan serangkaian keputusan terkait pengobatan yang dipilih disesuaikan pada kondisi individual pasien. Gambaran umum penggunaan obat anti vertigo sebagai berikut: Tabel II. Gambaran umum penggunaan obat antivertigo pada pengobatan pasien dengan diagnosis vertigo perifer Golongan Jenis Obat n Histaminergik Betahistin Mesylate 48 64 Betahistin Dihidrochloride 25 33,33 Antagonis Kalsium Flunarizin 40 53,33 Antihistamin Dimenhidrinat 13 17,33 Antidopaminergik Domperidone 7 9,33 Vasodilator Citikolin 4 5,33 Ginkgo Biloba 7 9,33 Suplemen Vit B Complex 16 21,33 Yekaneuron 1 1,33 Furneuro 1 1,33 Neurobion 3 4 Benzodiazepine Alprazolam 15 20 Analgesik Methampirone + Diazepam 14 18,66 Antidrepesan Amitriptyline 2 2,66 Fluoxentine 1 1,33 Catatan: persentase dibuat berdasarkan jumlah total kasus terpilih yaitu 75 kasus Berdasarkan tabel II diketahui bahwa penggunaan obat anti vertigo terbanyak adalah golongan histaminergik yaitu penggunaan betahistin yang memiliki efek vasodilatasi, perbaikan aliran darah pada mikrosirkulasi di daerah telinga tengah dan sistem vestibuler untuk mengatasi pusing berputar Wahyudi, 2012. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Heike et al. 2010 bahwa di Eropa penggunaan obat anti vertigo yang paling banyak digunakan adalah betahistin. Pada penelitian ini, diketahui bahwa terapi vertigo perifer di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Bethesda menggunakan dua jenis betahistin yaitu betahistin mesylate 64 dan betahistin 7 dihydrochloride 33,33 dengan frekuensi penggunaan 2-3x sehari. Golongan antagonis kalsium 53,33 menempati posisi kedua terbanyak yaitu flunarizine yang bekerja dengan menghambat kanal kalsium di dalam sistem vestibuler, sehingga akan mengurangi jumlah ion kalsium intrasel Wahyudi, 2012. Penghambat kanal kalsium ini berfungsi sebagai supresan vestibuler. Flunarizine biasanya diresepkan dalam 2 dosis, yaitu: 5 mg 1x1 atau 5 mg 2x1. Pengunaan golongan benzodiazepin 20 yaitu penggunaan alprazolam yang merupakan obat yang mekanismenya merelaksasi otot-otot saraf dan menimbulkan efek sedasi agar dapat rileks dan beristirahat Wahyudi, 2012. Frekuensi penggunaan obat alprazolam, yaitu: 0,25 mg 1x1 atau 0,5 mg 1x1 yang biasanya digunakan saat malam hari Pengunaan antiemetik golongan antidopaminergik yaitu domperidon 9,33 dan antihistamin yaitu dimenhidrinat 17,33 digunakan untuk mengurangi keluhan mual yang muncul pada gejala vertigo Yacovino and Luis, 2014. Frekuensi dan dosis rekomendasi penggunaan dimenhidrinat yaitu 50 mg 3x1 Perdossi, 2006 dan domperidone 10 mg 3x1 Panduan Praktik Klinis, 2014 Penggunaan analgesik fixed dose combination antara metampiron 500 mg dan diazepam 2 mg bertujuan untuk mengatasi nyeri tengkuk yang muncul pada pasien vertigo ketika perubahan posisi kepala, yang dapat mengakibatkan pasien merasakan pusing berputar atau gliyer. Kandungan methampiron bertujuan untuk mengatasi nyeri tengkuk yang muncul, sedangkan kandungan diazepam berfungsi sebagai antidepresan untuk mengatasi gangguan tidur yang muncul akibat timbulnya rasa nyeri Block, 2007. Penggunaan obat ini, tidak tercantum dalam panduan penatalaksanaan vertigo namun sering digunakan dalam terapi vertigo perifer. Frekuensi obat analgesik untuk terapi vertigo diberikan 2x1. Golongan antidepresan yang digunakan adalah golongan trisiklik dan SSRI yang mekanismenya memberikan efek sedatif yang bermanfaat untuk perbaikan pada pola tidur, menangani motion sickness dan menurunkan kecemasan yang terkadang muncul sebagai gejala pada vertigo Yacovino and Luis, 2014. Frekuensi penggunaannya, yaitu: 10 mg 1x1. Penggunaan golongan vasodilator gingko biloba sebanyak 14,66 bertujuan untuk memberikan efek vasodilatasi sehingga mengurangi gejala pusing berputar pada penderita vertigo Yacovino and Luis, 2014. Frekuensi penggunaanya 1-2x sehari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Suplemen seperti vitamin B complex 27,99 bertujuan untuk melindungi dan meregenerasi saraf hal untuk menunjang terapi vertigo itu sendiri Fujii, 1996. Dosis dan frekuensi pemberian sangat bervariasi tergantung pada kondisi pasien dengan frekuensi maksimal 3x1.

3. Evaluasi Drug Related Problems DRPs

Dokumen yang terkait

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2011

4 87 60

Evaluasi Drug Related Problems Kategori Penyesuaian Dosis Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Utara

4 33 166

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

2 39 174

Evaluasi drug related problems obat antidiabetes pada pasien geriatri dengan diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat inap rumah sakit umum pelabuhan periode januari-juni 2014

4 24 164

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Diare Akut Infeksi Pada Pasien Pediatri di Instalasi Rawat Inap RS “X” Kota Tangerang Selatan Periode Januari- Desember 2015

8 22 167

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS “Y” Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

4 37 21

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

0 7 13

IDENTIFIKASI Drug Related Problems (DRPs) PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSI Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Rsi Klaten Tahun 2010.

0 1 13

IDENTIFIKASI Drug Related Problems (DRPs) PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Rsi Klaten Tahun 2010.

0 5 16

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien dengan diagnosis vertigo perifer di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

0 0 54