30 Dalam  percobaan  ini  didapat  3  data  hasil  percobaan  kincir  angin  dengan
variasi sudut potong  pada bagian sudunya. Variasi sudut potong 60 , variasi sudut
potong  75 ,  variasi  sudut  potong  90
dengan  jarak  lengan  10  cm  dan  diameter kincir 80 cm. Sedangkan untuk setiap variasi sudut potong yang diuji, terdiri dari
lima variasi kecepatan angin. Variasi kecepatan kincir angin didapat dengan cara mengatur jarak antar blower dengan terowongan angin. Posisi 1 berarti tidak ada
jarak  antara  blower  dengan  terowongan  angin.  Pada  posisi  2  blower  telah dimundurkan  sekitar  3  cm  dari  posisi  1.  Posisi  3  blower  dimundurkankan  lagi
dengan  jarak  6  cm  dari  posisi  1.dan  begitu  juga  untuk  posisi  4  dan  5.    Untuk proses  pengambilan  data  pada  percobaan  kali  ini  dilakukan  dengan  cara
pemberian beban secara bertahap, dimulai pada saat putaran kincir angin konstan sampai kincir angin berhenti atau tidak berputar lagi.
4.2 Perhitungan
Untuk mengetahui besarnya daya angin P
in
, daya kincir P
out
, tip speed ratio tsr
dan koefisien daya kincir CP perlu dilakukan perhitungan. Sebagai contoh Perhitungan  penulis  mengambil  salah  satu  Data  dari  percobaan  kincir  angin
dengan  sudut  potong  75 ,  pada  posisi  1  dan  beban  ke  1.  Dari  data  tersebut
diketahui kecepatan angin 6,53 ms, putaran poros kincir 1199 rpm, pembebanan 50 gr dan suhu 30
o
.
4.2.1 Perhitungan daya angin
Daya  angin  yang  dihasilkan  dapat  dicari  dengan  Persamaan  4  pada  sub  bab 2.3.1 yaitu :
31 dengan :
P
in
: daya angin, watt ρ
: massa jenis udara, kgm
3
A : luas penampang kincir angin yang dilintasi angin, m
2
v : kecepatan angin, ms
Diameter kincir yang digunakan yaitu 80 cm  d = 0,8 m , maka luas penampang dapat di hitung dengan rumus:
A = π d
2
4 = 3,14 0,8
2
4 = 0,50 m
2
dengan : d
: diameter kincir angin, m nilai massa jenis udara
ρ diketahui dengan cara interpolasi dari tabel massa jenis yang  ada  pada  lampiran,  dengan  suhu  udara  30
o
C  maka  ρ  =  1,17  kgm
3
maka daya angin P
in
sebesar : P
in
= 0,5 .
ρ . A . v
3
P
in
= 0,5  1,17kgm
3
0,50 m 6,53 ms
3
P
in
= 81,56 Watt Jadi didapatkan daya angin P
in
sebesar 81,56 Watt.
4.2.2 Perhitungan torsi
Untuk  mengetahui  torsi  yang  dihasilkan  kincir  angin  dapat  dicari  dengan Persamaan 6 pada sub bab 2.3.2 yaitu :
T = r . F dengan :
32 T
: torsi akibat putaran poros kincir, Nm r
: jarak lengan ke poros, m F
: gaya pengimbang, N gaya pengimbang F dapat dicari dengan persamaan :
F = m . a dengan :
m : massa yang ditunjukkan pada neraca pegas, kg
a : percepatan gravitasi, ms
2
dengan  jarak  lengan  0,1  m  dan  percepatan  gravitasi  sebesar  9,81  ms
2
,  besarnya gaya pengimbang F :
T = r . m . a T
= 0,1 m  0,05 kg  9,81 ms
2
T = 0,049 Nm
Jadi didapatkan torsi T sebesar 0,049 Nm.
4.2.3 Perhitungan Daya Kincir
Untuk  menghitung  daya  yang  dihasilkan  kincir  angin  dapat  dicari  dengan Persamaan 8 pada sub bab 2.3.2 yaitu :
dengan : P
out
: daya yang dihasilkan kincir, watt T
: torsi kincir angin, Nm n
: putaran poros kincir, rpm
33 maka  dengan  nilai  torsi  0,903  Nm  dan  putaran  poros  290,37  rpm  besarnya  daya
kincir adalah :
P
out
= 6,16 Watt Sehingga didapatkan daya kincir angin P
out
sebesar 6,16 Watt.
4.2.4 Perhitungan tip speed ratio