16
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Langkah kerja dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 3.1 Diagram alir langkah-langkah penelitian
Mulai
Perancangan Kincir Angin Propeler
Pembuatan Kincir Angin Propeler
Pengambilan Data v, n, F
Pengolahan Data
Pembahasan
Selesai Data Hasil
Dan Grafik
Kesimpulan
17
3.2 Objek Penelitian
Objek  yang  diteliti  dalam  penelitian  ini  adalah  model  kincir  angin  tipe propeler. Sudu  yang dipakai sebanyak 3 buah, dengan variasi sudut potong 60˚,
75˚,90˚.
3.3 Pelaksanaan  Penelitian
Proses  pembuatan  kincir,  pengambilan  data  serta  penelitian  dimulai  pada bulan Juni 2012 sampai dengan September 2011 di Laboratorium Konversi Energi
Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.4 Peralatan dan Bahan
Model kincir angin propeler  yang dibuat adalah seperti pada Gambar 3.2. Keterangan  :
1. Sudu kincir 2. Dudukan sudu
3. Poros kincir
Gambar 3.2 Kincir angin tipe propeler
1
2 3
18 25 mm
25 mm 25 mm
Gambar diatas merupakan bentuk dari kincir angin propeler . Bagian-bagian dari kincir angin propeler ini terdiri dari:
1. Sudu kincir
Sudu  kincir  berfungsi  untuk  menangkap  angin  yang  datang  melintasi  kincir. Material  yang  dipakai  adalah  pipa  PVC  diameter  4  inch  dengan  tebal  ±  2  mm.
Banyak  sudu  yang  di  pakai  yaitu  sebanyak  3  buah,  dengan  bentuk  dan  ukuran yang  sama.  Untuk  lebih  jelasnya,  bentuk  dan  ukuran  dari  sudu  ini  dapat  dilihat
pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Sudu kincir
Sudut potong 60
Sudut potong 75
Sudut potong 90 380 mm
90 75
60
380 mm 380 mm
19 2.
Dudukan sudu Dudukan  sudu  kincir  berfungsi  sebagai  tempat  untuk  meletakkan  sudu.
Pemasangan sudu pada dudukan sudu dilakukan dengan cara menempelkan sudu pada  dudukan  sudu  yang  kemudian  dibaut  dengan  baut  M6,  sebanyak  2  buah.
Dudukan  sudu  kincir  terbuat  dari  penutup  pipa  PVC  dengan  diameter  120  mm, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Dudukan sudu kincir
Ø 120
20 3.
Poros kincir Poros  adalah  alat  yang  berfungsi  menopang  kincir  saat  berputar  dan  juga
sebagai pusat putaran kincir. Disamping fungsi-fungsi diatas poros juga berfungsi untuk mentrasmisikan putaran kincir ke system pengereman. Poros kincir terbuat
dari baja St 40 dengan diameter 15 mm.
Gambar 3.5 Poros kincir
Dalam pengambilan data digunakan beberapa peralatan pendukung, peralatan tersebut antara lain :
1. Terowongan Angin
Terowongan angin atau wind tunnel adalah sebuah lorong berukuran 1,2 m x 1,2  m  x  2,4  m  yang  berfungsi  sebagai  tempat  dimana  angin  bergerak  dengan
kecepatan  tertentu  sekaligus  merupakan  tempat  pengujian  kincir  angin,  seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6.  Kecepatan angin yang ditangkap oleh terowongan
ini dapat diatur dengan cara mengatur jarak antara fan blower dengan terowongan.
21
Gambar 3.6 Terowongan angin
2. Fan Blower
Fan Blower digunakan untuk menghisap udara sekitar yang nantinya udara itu akan  melewati  terowongan,  dan  digunakan  untuk  menggerakkan  kincir.  Blower
digerakkan  oleh  motor  listrik  berdaya  5.5  kW,  seperti  ditunjukkan  pada  Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Blower
22 3.
Takometer Takometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur putaran poros kincir
angin,  dalam  penelitian  ini  pengukuran  dilakukan  pada  disk  yang  ada  di  system pengereman. Prinsip kerja dari takometer ini berdasarkan pantulan yang diterima
sensor  dari  reflektor,  refrektor  dapat  berupa  alumunium  foil  atau  benda  warna yang dapat memantulkan cahaya yang dipasang pada disk.
Gambar 3.8 Tachometer
4. Anemometer
Anemometer  adalah  alat  yang  digunakan  untuk  mengukur  kecepatan  angin sesuai dengan data yang dibutuhkan. Anemometer diletakkan didepan terowongan
angin. Alat ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu kipas kecil dengan sensor elektrik  yang  diletakkan  di  depan  terowongan  angin  dan  modul  digital  yang
menerjemahkan data dari sensor kemudian ditampilkan pada layar digital seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.9.
23
Gambar 3.9 Anemometer
5.    Neraca Pegas Neraca pegas digunakan untuk mengukur gaya pengimbang torsi kincir angin
saat kincir berputar. Neraca pegas dihubungkan pada lengan ayun dengan panjang lengan yang telah ditentukan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10 Neraca Pegas
6.   Mekanisme Pengereman.
Mekanisme  pengereman  berfungsi  sebagai  pengerem  untuk  memperlambat putaran  kincir  angin  pada  saat  pengambilan  data  torsi  dan  daya  kincir  angin.
Mekanisme  ini  dapat  bekerja  dengan  memberi  karet  pada  kedua  tuas  pengerem. Mekanisme kincir angin ini dilihat pada Gambar 3.11.
24
Gambar 3.11 Mekanisme Pengereman
5. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan yaitu:
1 Kincir angin menggunakan 3 buah sudu.
2 Variasi sudut potong yang digunakan yaitu: 60
o
, 75
o
dan 90
o
. 3
Variasi  kecepatan  angin  :  setiap variasi  sudut potong terdiri  dari lima variasi kecepatan angin.
4 Diameter kincir angin  800 mm atau 0,8 m.
5 Variasi  pembebanan  dilakukan  dari  kincir  angin  berputar  konstan
sampai kincir angin berhenti berputar.
6.
Variabel yang Diukur
Data yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1
Kecepatan angin v. 2
Putaran poros kincir angin n. 3
Gaya pengimbangan  torsi F. 4
Suhu T.
25
7. Parameter yang Dihitung
Setelah  mendapatkan  variabel  yang  diukur,  langkah  selanjutnya  yaitu menghitung    Parameter  yang  digunakan    untuk  mendapatkan  karakteristik
kincir angin, diantaranya yaitu:
1 Daya angin P
in
2 Daya kincir P
out
3 Torsi t
4 Koefisien daya Cp
5 Tip Speed Ratio tsr
8. Langkah Penelitian
Langkah  pertama  yang  dilakukan  sebelum  pengambilan  data  penelitian adalah pemasangan kincir angin di dalam terowongan angin kemudian memasang
komponen  poros  penghubung  kincir  angin  dengan  mekanisme  pengereman  yang berada di bagian depan terowongan angin.
Proses  pengambilan  data  daya  dan  torsi  dinamis  kincir  angin  dilakukan secara  bersamaan  di  saat  pengambilan  data  daya  dan  torsi  dinamis  kincir,  ada
beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
1 Menghubungkan poros kincir dengan mekanisme pengereman.
2 Menempatkan  anemometer  pada  terowongan  di  depan  kincir  angin  untuk
mengukur kecepatan angin di saluran terowongan angin. 3
Memasang neraca pegas pada tempat yang telah di tentukan.
26 4
Memasang tali  yang menghubungkan  antara  neraca pegas dengan lengan pada mekanisme pengereman.
5 Mengatur dan mengganti sudu  sudut potong 60˚,75˚,90˚ yang diperlukan.
6 Menghidupkan fan blower untuk menghembuskan angin pada terowongan
angin. 7
Pengaturan  kecepatan  angin  dilakukan  dengan  cara  memberi  celah  antara terowongan angin dan blower, perlu beberapa saat hingga angin berhembus
dengan kecepatan konstan. 8
Variasi  pembebanan  pada  mekanisme  pengereman  dilakukan  dengan  cara penambahan  beban    karet    yaitu:  1  karet,  2  karet,  3  karet,  4  karet,  dan
seterusnya sampai kincir angin berhenti berputar. 9
Setelah kecepatan angin konstan pengambilan data dimulai dari pembacaan kecepatan  angin  pada  layar  anemometer,  pembacaan  temperatur  udara,
pengukuran  putaran  poros  kincir  dengan  takometer,  dan  yang  terakhir pembacaan beban untuk penghitungan torsi dinamis pada neraca pegas.
10 Mencatat semua data yang dibutuhkan.
11 Mengulangi kembali langkah 5 hingga 10 untuk setiap variasi sudut potong.
27
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN