digunakan  dalam  penentuan  validitas  metode  ini  adalah  selektivitas,  linearitas, akurasi, presisi, dan range.
1. Selektivitas
Selektivitas  menyatakan kemampuan  metode penetapan kadar kurkumin dalam  temulawak  untuk  mengukur  respon  analit    dalam  sampel  secara  akurat
diantara  semua  komponen  yang  terdapat  dalam  matriks  sampel.  Pengambilan analit  dari  matriks  sampel,  dilakukan  dengan  mengekstraksi  sampel  dengan
etanol.  Ekstraksi  dilakukan  dengan  menggunakan  ultrasonikator.  Gelombang ultrasonik  yang  dihasilkan  akan  memberikan  energi  atau  getaran  yang  akan
mendorong kurkumin keluar dari serbuk simplisia yang tersuspensi dalam sampel, kemudian  adanya  etanol  akan  dapat  menarik  dan  melarutkan  kurkumin.  Hal  ini
disebabkan karena kurkumin memiliki kelarutan yang baik dalam etanol. Namun banyak  senyawa-senyawa dalam sampel  yang  juga  memiliki kelarutan  yang  baik
dalam  metanol,  sehingga  dapat  ikut  terekstraksi  bersama  kurkumin,seperti demetoksikurkumin dan bis-demetoksikurkumin, serta minyak atsiri. Oleh karena
itu,  selektivitas  yang  baik  dari  metode  diperlukan  untuk  mengukur  analit  secara akurat  tanpa  terganggu  oleh  senyawa-senyawa  lain  yang  terdapat  dalam
sampel.Cara  menganalisis  hasil  dari  parameter  spesifisitas  pada  metode  validasi penetapan kadar kurkumin dalam temulawak dalam penelitian  ini adalah dengan
membandingkan data Rfdari  baku dan data Rfdari  sampel dalam  campuran pada kondisi  yang  sama.  Nilai  Rf  merupakan  parameter  analisis  kualitatif  suatu
senyawa  dalam  campuran  pada  metode  KLT,  sehingga  dapat  digunakan  sebagai parameter  selektivitas.  Parameter  lain  dari  selektivitas  adalah  resolusi,  dimana
suatu  metode  dikatakan  memilikiselektivitas  yang  baik  apabila  memiliki  nilai
resolusi    1,5  Swartz  and  Krull,1997.Dapat  dilihat  bahwa  Rf  baku  dan  analit dalam sampel menunjukkan nilai yang identik, dimana nilai Rfrata-rata dari baku
adalah 0,62 dan Rf rata-rata dari analit dalam sampel adalah 0,61.Selain  itu  juga setelah  dihitung  resolusinya,  menunjjukan  bahwa  memiliki  resolusi    1,5.  Oleh
karena itu metode ini memiliki selektivitas yang baik dalam analisis kurkumin
2. Linearitas
Linearitas  suatu  metode  analitik  adalah  kemampuannya  untuk memperoleh  hasil  uji  yang  proporsional  dengan  konsentrasi  analit  pada  sampel
yang  dinyatakan  dengan  koefisien  korelasi  r,  dimana  nilai  r  ini  menunjukkan korelasi  hubungan  antara  konsentrasi  dengan  respon  pengukuran,  dalam  hal  ini
AUC. Suatu metode dikatakan memiliki linearitas yang baik apabila nilai r  0,99 Rohman, 2009.
Berdasarkan  data  yang  diperoleh  dari  hasil  pembuatan  seri  baku  pada tabel  III,  diperoleh  nilai  r  untuk  replikasi  I  =  0,9979  replikasi  II  =  0,9999  dan
replikasi  III  =  0,9979.  Semua  nilai  r  memenuhi  persyaratan,  sehingga  dapat dikatakan  metode  KLT-densitometri  ini  memiliki  linearitas  yang  baik  dalam
menetapkan  kadar  kurkumin.  Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  terdapat hubungan  linier  antara  konsentrasi  dengan  AUC  dimana  dengan  meningkatnya
konsentrasi  maka  akan  meningkat  pula  respon  dalam  bentuk  AUC  yang dihasilkan.
3. Akurasi
Akurasi menyatakan ukuran kedekatan nilai hasil percobaan dengan nilai yang sesungguhnya. Akurasi suatu metode dalam penelitian ini dinyatakan dengan
persen  recovery    persen  perolehan  kembali.  Persen  recovery  merupakan  persen