Berdasarkan hasil yang diperoleh, terjadi penambahan luas area pada peak yang memiliki nilai Rf identik terhadap baku kurkumin. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa peak tersebut merupakan kurkumin.Setelah dapat dipastikan bahwa peak dengan nilai Rf yang identik tersebut merupakan kurkumin, maka
dilakukan penentuan akurasi dan presisi baku kurkumin dalam sampel. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode ini masih dapat mengukur respon
baku kurkumin dalam matriks sampel secara akurat dan seksama. Akurasi dan presisi baku yang ditambahkan dapat dilihat pada tabel IX.
Tabel VI. Recovery dan CV baku kurkumin dalam matriks sampel Rep
Recovery CV
1 98.72
2.74 2
103.07 3
104.01 4
97.86 5
99.37 Kadar baku yang ditambahkan pada sampel adalah 90
gml, maka nilai recovery
yang dapat diterima yaitu 95-105 dan nilai nilai CV adalah 5 Harmita, 2004. Oleh karena itu, dari tabel VI dapat disimpulkan bahwa metode
KLT-Densitometri ini dapat mengukur analit dalam matriks sampel secara akurat dan reprodusibel.
I. Uji Disolusi
Uji disolusi dilakukan untuk mengetahui profil disolusi kurkumin antara dispersi padat dengan campuran fisik. Uji disolusi dilakukan menurut rotating
paddle method . Uji disolusi bertujuan untuk melihat jumlah pelepasan obat tiap
menit. Dispersi padat maupun campuran fisik dimasukkan ke dalam kapsul ukuran 00 dan dilakukan uji pada medium disolusi buffer fosfat pH 6. Medium
disolusi tersebut dibuat dengan mencampur 3,12 g NaH
2
PO
4
dengan 5 g SLS kemudian ditambah dengan NaOH sampai dengan pH 6 dan di tambah aquadest
hingga 1000 mL. Medium disolusi yang digunakan sebanyak 500 mL dituang ke alat disolusi. Supaya cangkang kapsul tidak bergerak, maka cangkang kapsul
tersebut ditahan di dasar sistem disolusi dengan menggukan saringan alumunium. Uji disolusi menggunakanrotating paddle method diatur pada suhu 37±0,5
o
C dan dengan kecepatan 100 rpm. Pengujian dilakukan selama 120menit dengan
pengambilan cuplikan dilakukan pada menit ke 0, 5, 10, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120untuk setiap sampel.
Pengambilan cuplikan tersebut sebanyak 5 ml, kemudian ditambah lagi medium 5 ml ke dalam sistem disolusi. Cuplikan yang mengandung kurkumin
yang terdisolusi tersebut disaring, lalu diekstraksi menggunakan etil asetat beberapa kali hingga fase air menjadi jernih. Hasil ekstraksi kurkumin tersebut
dimasukkan ke dalam flacon dan diuapkan hingga kering. Sebelum ditotol di plat KLT, dalam flacon dimasukkan pelarut ethanol.Cuplikan kemudian diukur
kadarnya dengan KLT-densitometri dan dihitung persen kurkumin yang terdisolusi.