Kajian Peningkatan Nilai Kalor Batubara Kualitas Rendah dengan Proses Solvenisasi
Program Studi S – 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN ”Veteran” Jawa Timur
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Batubara
Batubara merupakan sumber bahan bakar atau sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui merupakan
sumber daya alam yang apabila digunakan terus-menerus akan habis. Biasanya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui bersal dari barang tambang
minyak bumi dan batubara dan bahan galian emas, perak, nikel, dan lain-lain. Kita harus menggunakan SDA ini seefisien mungkin. Sebab, seperti batubara akan
terbentuk kembali setelah jutaan tahun kemudian. Batubara merupakan zat padat yang heterogen, yang dapat terbakar, terdiri
dari material organik dan anorganik. Material organiknya sebagian besar berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mengalami proses dekomposisi dalam berbagai
tingkat di daerah rawa dan mengalami ubahan secara kimia dan fisika setalah terkubur atau tertimbun oleh endapan berikutnya.
II.1.1 Tempat Terbentuknya Batubara
Ada 2 macam teori yang menyatakan tempat terbentuknya batubara, yaitu :
A. Teori Insitu
Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembenrtuk lapisan batubara terbentuknya ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan
demikian setelah tumbuhan tersebut mati, belum mengalami proses transportasi,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Kajian Peningkatan Nilai Kalor Batubara Kualitas Rendah dengan Proses Solvenisasi
Program Studi S – 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN ”Veteran” Jawa Timur
segera tertimbun oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran luas dan merata,
kualitasnya lebih baik karena kadar abunya relatif kecil, Dapat dijumpai pada lapangan batubara Muara Enim Sumatera Selatan.
B. Teori Drift
Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terbentuknya ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuh-tumbuhan asal itu
berada. Dengan demikian setelah tumbuhan tersebut mati, diangkut oleh media air dan berakumulasi disuatu tempat, segera tertimbun oleh lapisan sedimen dan
mengalami proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran tidak luas tetapi dijumpai dibeberapa tempat, kualitasnya
kurang baik karena banyak mengandung material pengotor yang terangkut bersama selama proses pengangkutan dari tempat asal tanaman ke tempat
sedimentasi. Dapat dijumpai pada lapangan batubara delta Mahakam Purba, Kaltim.
Di Indonesia sumberdaya energi batubara diperkirakan sebesar 36,5 milyar ton, dengan sekitar 5,1 milyar ton dikategorikan sebagai cadangan terukur.
Sumber daya ini sebagian besar berada di Kalimantan yaitu sebesar 61 , di Sumatera sebesar 38 dan sisanya tersebar di wilayah lain. Selama sepuluh tahun
terakhir ini penggunaan batubara dalam negeri terus mengalami pertumbuhan sejalan dengan pertumbuhan perekonomian dan industrialisasi. Sektor tenaga
listrik merupakan sektor yang mengkonsumsi batubara paling besar. Pada saat ini ada 30 pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar batubara.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Kajian Peningkatan Nilai Kalor Batubara Kualitas Rendah dengan Proses Solvenisasi
Program Studi S – 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN ”Veteran” Jawa Timur
Diperkirakan konsumsi batubara untuk pembangkit listrik akan mencapai dua kali lipat pada awal abad 21.
Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira
340 juta tahun yang lalu jtl, adalah masa pembentukan batubara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara black coal yang ekonomis di
belahan bumi bagian utara terbentuk. Pembentukan batubara dimulai sejak Carboniferous Period Periode
Pembentukan Karbon atau Batubara dikenal sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Mutu dari
setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai maturitas organik.
Proses awalnya gambut berubah menjadi lignit batubara muda atau brown coal batubara coklat. Ini adalah batubara dengan jenis maturitas organic
rendah. Dibandingkan dengan batubara jenis lainnya, batubara muda agak lembut dan warnanya bervariasi dari hitam pekat sampai kecoklat-coklatan. Mendapat
pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, batubara muda mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas
organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batubara sub-bituminus. Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batubara menjadi lebih
keras dan warnanya lebih hitam dan membentuk bituminus atau antrasit. Dalam kondisi yang tepat, penigkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus
berlangsung hingga membentuk antrasit.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Kajian Peningkatan Nilai Kalor Batubara Kualitas Rendah dengan Proses Solvenisasi
Program Studi S – 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN ”Veteran” Jawa Timur
Tingkat perubahan yang dialami batubara dalam proses pembentukannya, dari
gambut sampai menjadi antrasit disebut sebagai pengarangan memiliki hubungan
yang penting dan hubungan tersebut disebut sebagai tingkat mutu batubara. Batubara dengan mutu yang rendah, seperti batubara muda dan sub-
bituminus biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram seperti tanah. Barubara muda memilih tingkat kelembaban yang tinggi dan
kandungan karbon yang rendah, dan dengan demikian kandungan energinya rendah. Batubara dengan mutu yang lebih tinggi umumnya lebih keras dan kuat
dan seringkali berwarna hitam cemerlang seperti kaca. Batubara dengan mutu yang lebih tinggi memiliki kandungan karbon yang lebih banyak, tingkat
kelembaban yang lebih rendah dan menghasilkan energi yang lebih banyak. Sumber daya batubara Coal Resources adalah bagian dari endapan
batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumber daya batubara ini dibagi dalam kelas-kelas sumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang
ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologitingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi
cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak. Cadangan batubara Coal Reserves adalah bagian dari sumber daya batubara yang telah
diketahui dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Kajian Peningkatan Nilai Kalor Batubara Kualitas Rendah dengan Proses Solvenisasi
Program Studi S – 1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN ”Veteran” Jawa Timur
Gambar I. Batubara
II.2 Klasifikasi Batubara II.2.1 Klasifikasi Batubara Berdasarkan Atas Tingkatannya