dasar atau gabungan bentuk dasar. Penggalan merupakan proses pemendekan yang berupa penanggalan dari salah satu bentuk dasar. Kontraksi merupakan
prose pemendekan dengan cara meringkas bentuk dasar.
1.7 Metode dan Teknik Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu i pengumpulan data, ii analisis data, dan iii penyajian hasil analisis data.
1.7.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Objek penelitian ini adalah penggalan dan kontraksi dalam tuturan berbahasa Indonesia anak muda Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Data
dalam penelitian ini berupa tuturan dialog yang dihasilkan lewat tuturan berbahasa Indonesia oleh anak muda Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Pengumpulan
data ini dilakukan dengan menggunakan metode simak. Metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencermati dan
menyimak langsung penggunaan bahasa Sudaryanto, 1993:133. Dalam hal ini, peneliti mencermati dan menyimak langsung tuturan berbahasa Indonesia anak
muda Sumba Tengah. Adapun sumber datanya dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan tingkatan pendidikan dan tingkatan umur. Sumber datanya dibedakan
dalam bentuk tabel sebagai berikut.
No PendidikanPekerjaanTidak Bekerja
Umur Jumlah 1
2 3
4 Siswa SMA kelas 3
Mahasiswa Pegawai
Tidak bekerja 17-19 tahun
20-23 tahun 24-27 tahun
25-28 tahun 10 orang
30 orang 20 orang
20 orang
Jumlah 80 orang
Teknik pengumpulan data berikutnya adalah teknik catat. Teknik catat dilakukan dengan mencatat langsung tuturan yang mengandung penggalan dan
kontraksi. Pertama, penulis mencatat tuturan yang megandung penggalan dan membagikan sesuai pola pembentukannya. Kedua, mencatat tuturan yang
mengandung kontraksi dan membagikan sesuai pola pembentukannya.
1.7.3 Metode dan Teknik Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah data terklasifikasikan. Data dianalisis dengan menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode analisis
data yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti Sudaryanto,1993:15. Teknik yang digunakan dalam metode agih adalah
teknik bagi unsur langsung atau teknik BUL sebagai teknik dasarnya serta teknik ganti dan teknik perluas sebagai teknik lanjutannya.
Teknik BUL adalah teknik dasar metode agih yang membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur yang bersangkutan dipandang
sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud Sudaryanto, 1993:31. Teknik BUL yang digunakan dalam penelitian ini adalah
membagi kata yang mengalami pemenggalan dan kontraksi menurut unsur
langsungnya, yaitu menurut silabel atau fonemnya. Misalnya kata adik dapat menjadi penggalan adi dan kata kalau dapat menjadi kontraksi kalo. Kata adik
terdiri dari fonem a, d, i, dan k. Dari unsur langsungnya itu, dapat diketahui bahwa penggalan adi dibentuk dengan cara memenggalkan fonem terakhir, yaitu
k. Demikian pula kata kalau terdiri dari fonem k, a, l, au. Dari unsur langsung itu, dapat ditentukan bahwa kontraksi kalo dibentuk dengan
monoftongisasi au menjadi o. Ada dua teknik yang digunakan dalam membuktikan identitas penggalan
dan kontraksi dalam tuturan berbahasa Indonesia anak muda Sumba Tengah, yaitu teknik perluas dan teknik ganti. Pertama, teknik perluas adalah
teknik analisis data dengan cara memperluas satuan kebahasaan yang dianalisis dengan menggunakan
satuan kebahasaan tertentu. Teknik perluas dalam penelitian ini digunakan untuk membuktikan perluasan penggalan.
24 P : Semalam, ko deng sapa di rumah?
MT : Sa
dengan adi nona.
Pada contoh 24 penggalan adi yang berasal dari bentuk panjang adik. Penggalan adi merupakan hasil pemendekan dengan cara menanggalkan fonem
akhir konsonan k. Hal ini dapat dibuktikan dengan memperluas penggalan adi 21 dengan bentuk panjang adik, sebagaimana tampak pada contoh berikut.
24a P : Semalam, ko dengan sapa di rumah?
MT : Sa dengan adik nona. Kedua, teknik ganti merupakan teknik analisis data yang berupa
penggantian unsur satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur tertentu yang
lain di luar satuan lingual yang bersangkutan Sudaryanto, 1993: 50. Teknik ganti dalam penelitian ini digunakan untuk membuktikan identitas kontraksi. Berikut ini
contohnya kontraksi berupa monoftongsasi dalam suatu kata.
25 P : Engko pi mana besok? MT : Sa pi di acara ulang tahunnya teman.
Pada contoh 25 terdapat kontraksi engko yang berasal dari bentuk pendek kata engkau. Kontraksi engko merupakan hasil pemendekan dengan
monoftongisasi [au] menjadi fonem vokal o dari kata engkau. Hal ini dapat dibuktikan dengan menggantikan kontraksi engko 25 dengan bentuk panjang
engkau, sebagaimana tampak pada contoh berikut. 25a P : Engkau pi mana besok
MT : Sa pi di acara ulang tahunnya teman.
1.7.4 Metode Penyajian Hasil Analisis Data