pelesapan konjungsi, pengekalan huruf pertama tiap komponen, pengekalan huruf pertama tiap komponen frase dan pengekalan dua huruf pertama komponen
terakhir, pengekalan dua huruf pertama tiap komponen, pengekalan tiga huruf pertama komponen pertama, pengekalan dua huruf pertama komponen pertama
dan tiga huruf pertama komponen kedua disertai pelesapan konjungsi, pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan tiga huruf
pertama komponen kedua, pengekalan tiga huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan huruf pertama komponen kedua, pengekalan tiga huruf
pertama tiap komponen serta pelesapan konjungsi, pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua, pengekalan empat
huruf pertama tiap komponen disertai pelesapan konjungsi, pengekalan berbagai huruf dan suku kata yang sukar dirumuskan.
1.6.2.5 Lambang huruf
Lambang huruf adalah proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur,
seperti: 21 G gram
22 Cm sentimeter 23 Au aurum
Lambang huruf dapat disublikasikan menjadi, a lambang huruf yang menandai bahan kimia atau bahan lainnya, b lambang huruf yang menandai
ukuran, c lambang huruf yang menyatakan bilangan, d lambang huruf yang
menandai kotanegaraalat angkutan, f lambang huruf yang dipakai dalam berita kawat.
Muslich Masnur 2008: 36-37 menjelaskan pembentukan akronim tidak mempunyai sistem yang jelas karena akronim mempunyai segudang bentuk
dalam bahasa Indonesia, sehingga tidap dapat dipastikan. Hanya beberapa saja yang sekadar sebagai contoh: Pusdiklat pusat pendidikan dan pelatihan,
tongpes kantong kempes, bimas bimbingan masyarakat, dan menpora menteri pemuda dan olahraga. Menyebutkan kontraksi disebut pengerutan,
misalnya begitu bagai itu dan begini bagai ini seperti yang dikutip dari Sudaryanto, 1983:130. Masnur juga mengutip pernyataan Brandstetter,
1957:96 dalam bahasa jawa ditemukan ning naning; kawit diabreviakronimkan menjadi kit; mau kae menjadi mengke.
Baryadi 2011: 51-53 dalam bukunya yang berjudul Morfologi dalam Ilmu Bahasa mengemukan dan menjelaskan lima jenis pemendekan. Diantaranya,
yaitu singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf. Singkatan adalah hasil pemendekan yang berupa huruf demi huruf atau gabungan huruf, baik
yang dieja huruf demi huruf. Penggalan adalah hasil pemendekan dengan menanggalkan bagian dari bentuk dasar sehingga masih menyisakan salah satu
bagian dari bentuk dasar. Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau gabungan bagian lain dari bentuk dasar dan dilafalkan
sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik dalam bahasa Indonesia. Kontraksi adalah kependekan yang dihasilkan dengan
meringkas bentuk dasar. Lambang huruf adalah kependekan yang terdiri dari satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan, atau unsur.
1.6.2 Pengertian Penggalan dan Kontraksi