total ekuitas. Split 5:1 berarti lima saham lama diganti dengan satu saham baru.
2.1.1.4 Manfaat Stock Split
Stock split dilakukan oleh perusahaan dengan harapan dapat memberi manfaat sebagai berikut Annafi’,2007 dalam Muniya 2008:
1 Menurunkan harga saham, membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan, menimbulkan marketability dan efisiensi pasar.
2 Mengubah investor odd lot membeli saham di bawah 500 lembar menjadi round lot membeli saham minimal 500 lembar.
3 Memanfaatkan psikologi investor tentang tingkat keuntungan yang lebih tinggi karena basis harga yang lebih rendah.
4 Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berinvestasi. 5 Mensinyalkan kondisi perusahaan yang bagus.
2.1.2 Return Saham
Motivasi utama investor menanamkan modalnya dalam suatu investasi adalah mendapatkan tingkat pengembalian return investasi yang optimal.
Return merupakan keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasinya. Return dapat berupa return realisasi maupun return ekspektasi. Return realisasi
merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan expected return untuk mengukur
Universitas Sumatera Utara
risiko dimasa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang.
2.1.3 Abnormal Return
Abnormal return umumnya menjadi fokus dalam study yang mengamati reaksi harga atau efisiensi pasar. Abnormal return merupakan selisih antara
return yang sesungguhnya terjadi dikurangi return yang diharapkan atau return ekspektasi Jogiyanto 2000 dalam Wiriastari 2010. Dengan kata lain
Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terhadap return normal.
Return normal merupakan return ekspektasi return yang diharapkan investor. Return yang sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu
ke-t yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya. Sedangkan return yang diharapkan merupakan return yang harus di estimasi.
Jogiyanto 2000 dalam Wiriastari 2010 menyebutkan tiga model yang dapat digunakan untuk mengukur abnormal return, yaitu:
1 Model Disesuaikan Rata-rata Mean Adjusted Model
Model disesuaikan rata–rata mean adjusted model menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata–rata return realisasi
sebelumnya selama periode estimasi. Dalam model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi
sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai
Universitas Sumatera Utara
berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan data harian dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.
2 Model Pasar Market Model
Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi
selama periode estimasi return estimasi. Kemudian menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi pada periode jendela.
Model ekspektasi dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS Ordinary Least
Square. 3 Model Disesuaikan Pasar
Market Adjusted Model
Model ini menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan
menggunakan model ini maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama
dengan return indeks pasar.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu