Pengaruh Penggunaan Shelter Berbeda Terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Lobster Pasir (Panulirus homarus) Pada Kegiatan Pendederan Secara Indoor

PENGARUH PENGGUNAAN SHELTER BERBEDA TERHADAP
TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN
LOBSTER PASIR (Panulirus homarus) PADA KEGIATAN
PENDEDERAN SECARA INDOOR

HENDRA SATWIKA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul pengaruh penggunaan
shelter berbeda terhadap tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan lobster
pasir (Panulirus homarus) pada kegiatan pendederan secara indoor adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014
Hendra Satwika
NIM C14090039

ABSTRAK
HENDRA SATWIKA. Pengaruh penggunaan shelter berbeda terhadap tingkat
kelangsungan hidup dan pertumbuhan lobster pasir (Panulirus homarus) pada
kegiatan pendederan secara indoor. Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO dan
KUKUH NIRMALA.
Permasalahan yang terjadi terhadap pembesaran lobster pasir (Panulirus homarus)
adalah tingkat kematian dan kanibalisme yang tinggi akibat tidak dilakukan
aklimatisasi benih terlebih dahulu sebelum dilakukan penebaran di karamba jaring
apung. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penggunaan shelter dengan bahan
berbeda terhadap tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan lobster pasir pada
kegiatan pendederan secara indoor. Bahan shelter yang digunakan antara lain,
bahan PVC-paralon, bahan paranet dan kontrol (tanpa shelter). Penelitian ini

menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan
dengan 2 ulangan. Benih lobster sebanyak 95 ekor dipelihara pada wadah fiber
ukuran 1000 liter air dan dipelihara selama 70 hari. Pakan yang diberikan berupa
ikan rucah. Jumlah pakan yang diberikan berdasarkan feeding rate (FR) sebanyak
10% dari biomasa. Pemberian pakan dilakukan satu kali sehari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan shelter bahan PVC memberikan kelangsungan
hidup, pertumbuhan bobot dan pertumbuhan panjang tertinggi. Perlakuan shelter
bahan PVC memiliki kelangsungan hidup sebesar 65,26±1,49%, pertumbuhan
bobot sebesar 5,72±0,60 gram, pertumbuhan panjang sebesar 10,43±0,15 cm.
Kata kunci: Benih lobster pasir, bobot, kelangsungan hidup, panjang tubuh
shelter.
ABSTRACT
HENDRA SATWIKA. Effect of different shelters application to survival rate and
growth of spiny lobster Panulirus homarus on nursery activities in indoor system.
Supervised by EDDY SUPRIYONO dan KUKUH NIRMALA
The problem that happen on growth spiny lobster Panulirus homarus are high of
mortality and cannibalism rate because of adaptation lobster is not done before
puting in floating net cages. This research was conducted to determine effect of
using dfferent shleter materials to survival rate on nursery activities in indoor
system. Materials shelter that used were PVC, net and control (without shelter).

This research used completely randomized design and consisted of three
treatments with two replications. A total 95 lobster’s seed kept at fiber of 1000
liters of water, reared for 70 days. The feed was trash fish. The feed that given
refer to feeding rate (FR) of 10% biomass. Feed given one time a day. The result
showed application of PVC’s shelter provide the highest survival, growth weight
and lenght growth. Application of PVC’s shelter has 65,26±1,49% of survival
rate, 5,72±0,60 gram growth seight and 10,43±0,15 cm lenght growth.
Keywords: body lenght, shelter, spiny lobster seed, survival rate, weight,

PENGARUH PENGGUNAAN SHELTER BERBEDA TERHADAP
TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN
LOBSTER PASIR (Panulirus homarus) PADA KEGIATAN
PENDEDERAN SECARA INDOOR

HENDRA SATWIKA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada

Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Shelter Berbeda Terhadap Tingkat
Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Lobster Pasir
(Panulirus homarus) Pada Kegiatan Pendederan Secara Indoor
Nama
: Hendra Satwika
NIM
: C14090039
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Dr Ir Eddy Supriyono, MSc

Pembimbing I

Dr Ir Kukuh Nirmala, MSc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul:
“Pengaruh Penggunaan Shelter Berbeda Terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup
Dan Pertumbuhan Lobster Pasir (Panulirus homarus) Pada Kegiatan Pendederan
Secara Indoor”. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga
Januari 2014 di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor, Jalan Pasir Putih 1 Ancol Timur Jakarta Utara. Berbagai pihak
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayah Lilik Hariyanto dan Ibu Chantar Harumi yang
selalu mencurahkan kasih sayangnya, do’a dan dukungan yang tiada henti.
Adik Indri Septiana yang senantiasa memberikan hiburan, motivasi dan
semangat kepada penulis.
2. Dr Ir Eddy Supriyono, MSc selaku Pembimbing I dan Dr Ir Kukuh Nirmala,
MSc selaku Pembimbing II atas segala masukan dan dukungannya selama
pelaksanaan penelitian dan penyusunan tugas akhir ini.
3. Bapak Kukuh Adhiyana, ST, Ibu Lolita Thesiana, S.Si, Bapak Mardi yang
telah banyak membantu selama pelaksanaan penelitian di Ancol.
4. Laboran laboratorium lingkungan, Pak Jajang Ruhanaya dan Kang Abe yang
telah banyak membantu selama urusan di Laboratorium.
5. Keluarga BDP 46 atas semangat, motivasi, kebersamaan, dan kenangan.
6. Sahabat-sahabat terdekat : Irfan, Bani, Anisa Caca, Wahyu, Ikhsan, Wuri,
Putri, Dila, Ares, Soya, Yeyen, Ita, Rizki, Reza, Seto.
7. Maya Fitriana, S.Pi yang selalu memberikan dukungan, arahan, dan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Keluarga besar Departemen Budidaya Perairan, BDP 46, BDP 47, BDP 48.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, ilmu pengetahuan,
masyarakat, dan seluruh pihak yang membutuhkan.


Bogor, Mei 2014

Hendra Satwika

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
Latar Belakang ..................................................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................................. 2
BAHAN DAN METODE ..................................................................................... 2
Rancangan Percobaan .......................................................................................... 2
Parameter Uji dan Analisis Data .......................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 4
Hasil ..................................................................................................................... 4
Pembahasan.......................................................................................................... 7
Kesimpulan .......................................................................................................... 9
Saran .................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10
LAMPIRAN ........................................................................................................ 12
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 27

viii

DAFTAR GAMBAR
1 Tingkat kelangsungan hidup lobster pasir selama masa pemeliharaan ................ 3
2 Pertumbuhan bobot lobster pasir selama masa pemeliharaan .............................. 5
3 Pertumbuhan panjang lobster pasir selama masa pemeliharaan .......................... 6
4 Laju pertumbuhan spesifik lobster pasir selama masa pemeliharaan .................. 6
5 Nilai amonia tiap perlakuan ................................................................................. 7
6 Nilai suhu tiap perlakuan ..................................................................................... 7
7 Nilai oksigen terlarut tiap perlakuan .................................................................... 7

DAFTAR LAMPIRAN
1 Bentuk dan ukuran shelter paranet..................................................................... 12
2 Bentuk dan ukuran shelter PVC......................................................................... 12
3 Desain wadah resirkulasi.................................................................................... 12
4 Analisa statistik terhadap parameter penelitan (kelangsungan hidup, bobot,

panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik). ...................................................... 13

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lobster air laut merupakan komoditas perikanan yang bernilai ekonomis
tinggi dan menjadi unggulan produk perikanan di seluruh dunia. Permintaan
konsumsi lobster air laut terus meningkat dari tahun ke tahun, menurut Drengstig
dan Bergheim (2013), permintaan kebutuhan lobster air laut di pasar internasional
mencapai 2000–2500 ton/tahun, sementara pasokan lobster di pasar tidak tersedia
secara kontinyu. Hal ini disebabkan jumlah ketersediaan lobster yang semakin
menurun di alam dan pengaruh musim dalam kegiatan penangkapan lobster di
alam.
Kegiatan budidaya lobster di keramba jaring apung (KJA) berkembang
baik di Indonesia seperti di daerah Lombok dan Kabupaten Sukabumi (Palabuhan
Ratu). Umumnya jenis lobster yang dibudidayakan adalah jenis lobster pasir
(Panulirus homarus). Kegiatan budidaya pembesaran lobster pasir di Lombok
menggunakan KJA masih terdapat kelemahan, yaitu KJA tidak di lengkapi shelter
dan tingkat kelangsungan hidup yang diperoleh terbilang rendah (40-50%)

(Suastika et al. 2008). Begitu juga dengan usaha budidaya lobster pasir di
Sukabumi (Palabuhan Ratu), pemeliharaan lobster di KJA tanpa menggunakan
shelter dengan tingkat kelangsungan hidup 40-60%. Ukuran benih yang
digunakan dalam kegiatan pembesaran lobster tersebut sangat beragam (≤50
gram/ekor) dengan padat tebar 100 ekor/m2. Tingkat kematian lobster pada
kegiatan pembesaran ini relatif tinggi dikarenakan pada awal penebaran tidak
melalui proses aklimatisasi dan tidak dilakukan penyeragaman ukuran terlebih
dahulu. Kelangsungan hidup lobster dari fase puerulus hingga juvenil berkisar 4050% (Jones 2010). Angka kematian selama fase puerulus relatif tinggi, terutama
disebabkan oleh sifat kanibalisme. Johnston et al. (2006) menyatakan bahwa
keberagaman ukuran benih berpotensi meningkatnya tingkat kanibalisme.
Salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
melakukan kegiatan pendederan benih lobster sebelum ditebar di keramba jaring
apung. Kegiatan pendederan lobster air laut dapat dilakukan secara indoor.
Pendapat James (2007) mengatakan bahwa kegiatan pendederan secara indoor
memiliki kelebihan dibanding outdoor, antara lain meminimalisir biaya
operasional pemberian pakan dan infrastuktur. Pendederan lobster secara indoor
juga dimaksudkan sebagai aklimatisasi benih. Proses pendederan krustasea yang
bersifat kanibal misalnya udang galah bertujuan untuk memberi kesempatan bagi
benih udang untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sehingga benih yang
dihasilkan bersifat lebih adaptif terhadap perubahan kondisi lingkungan dan dapat

mengurangi tingkat kematian benih (Khasani 2008). Upaya yang dilakukan untuk
mengurangi tingginya tingkat kanibalisme adalah dengan penggunaan shelter
pada wadah pemeliharaannya. Shelter diperlukan sebagai tempat persembunyian
udang yang sedang molting, serta memperluas area hidup (Erwin 1989, Khasani
2008). Penelitian yang telah dilakukan terkait penggunaan shelter umumnya
dilakukan pada jenis udang-udangan, yaitu udang galah (Macrobrachium
rosenbergii) (Smith 1975, Khasani 2008) dan udang windu (Panaeus monodon)
(Erwin 1989). Aplikasi shelter untuk udang lobster masih terbatas contohnya pada

2
lobster yang hidup di Amerika misalnya Rock Lobter, (Jasus edwarsii) (James et
al. 2002) dan Western Rock Lobster, (Panulirus cygnus) (Johntston et al. 2006).
Berkaitan dengan penggunaan shelter pada lobster dengan bahan yang berbeda
menunjukkan bahwa jenis shelter yang umum dilakukan adalah bahan seperti batu
koral, kayu dan bahan paranet (Chau et al. 2008). Kajian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa penggunaan shelter bahan paranet memberikan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan
shelter bahan kayu dan batu koral. Namun demikian, penelitian aplikasi shelter
dengan bahan paranet dan pipa PVC belum dilakukan untuk lobster pasir
(Panulirus homarus), sehingga penelitian mengenai jenis shelter paranet dan pipa
PVC perlu dilakukan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan jenis shelter
yang berbeda terhadap tingkat kelangsungan hidup lobster pasir (Panulirus
homarus) pada kegiatan pendederan secara indoor dan menentukan jenis shelter
yang memberikan tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang terbaik.

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013–Januari 2014 di
Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Jalan Pasir Putih 1
Ancol Timur Jakarta Utara.
Materi Uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah lobster pasir
(Panulirus homarus) dengan ukuran 4,39±0,01 cm dan bobot 2,60±0,01 gram.
Benih lobster yang digunakan berasal dari hasil tangkapan alam di daerah
Lombok.
Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), terdiri atas
tiga perlakuan dengan masing-masing dua kali ulangan (Tabel 1). Perlakuan yang
digunakan berupa pemakaian shelter dengan bahan PVC, shelter dengan bahan
paranet dan tanpa shelter (kontrol).
Tabel 1 Rancangan perlakuan pemakaian jenis shelter
Perlakuan
1
2
3

Notasi
A
B
K

Jenis shelter
Bahan PVC
Bahan paranet
Tanpa shelter

3
Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan berupa bak fiber putih sebanyak 6 buah dengan
dimensi 1 x 1 x 1 m3. Sebanyak 2 bak terdapat shelter dari bahan paranet dengan
ukuran 20 x 20 x 7 cm3 (Lampiran 2), 2 bak terdapat shelter dari bahan pipa PVC
dengan diameter 1,5 inci, panjang 15 cm (Lampiran 3), 2 bak tanpa shelter
(kontrol), 1 bak sebagai penampung kotoran dari setiap wadah dan 1 bak sebagai
penampung dari hasil filter. Setiap bak dilengkapi dengan sistem aerasi, inlet dan
outlet.

Pemeliharaan Lobster
Lobster dipelihara di dalam bak fiber dengan padat tebar 95 ekor/wadah
dengan volume air sebanyak 800 liter/wadah dan dilengkapi sistem aerasi. Lobster
dipelihara selama 70 hari dan diberi pakan ikan rucah yang ditentukan
berdasarkan feeding rate (FR). FR yang digunakan sebanyak 10% dari biomassa.
Frekuensi pemberian pakan satu kali sehari pada waktu siang hari.
Pengelolaan Kualitas Air
Penelitian ini menggunakan sistem resirkulasi (Lampiran 4) dengan filter
fisik, kimia dan biologi.. Filter fisik yang digunakan adalah jenis busa/dakron.
Filter kimia yang digunakan adalah karbon aktif dan batu zeolit. Filter biologi
yang digunakan adalah bio kristal. Untuk menjaga kualitas air dilakukan
penyifonan pada kotoran, padatan dan sisa pakan lobster tiap hari.
Pengamatan Lobster
Pengukuran bobot dan panjang tubuh dilakukan pada setiap minggu
selama 70 hari kegiatan pemeliharaan. Pengukuran bobot menggunakan
timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram dan pengukuran panjang tubuh
menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm.
Parameter Uji dan Analisis Data
Laju Pertumbuhan Bobot Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik (LPS) atau persentase pertambahan bobot setiap
hari. LPS bobot dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Syda-Rao
et al. 2010):

Keterangan :
LPS
: Laju petumbuhan spesifik (% per hari)
Wt
: Bobot rerata individu ikan waktu ke-t (gram/ekor)
Wo
: Bobot rerata individu ikan waktu ke-0 (gram/ekor)
t
: Lama pemeliharaan (hari)

4
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup (KH) adalah presentase jumlah lobster yang hidup
setelah dipelihara (dalam waktu tertentu) dibandingkan dengan jumlah pada awal
pemeliharaan yang dapat dihitung dengan rumus berikut (Effendie 1979):
KH =

x 100 %

Keterangan :
KH
: Tingkat Kelangsungan Hidup (%)
Nt
: Jumlah ikan pada waktu t (ekor)
No
: Jumlah ikan awal pada saat ditebar (ekor)
Pertumbuhan Panjang Standar
Panjang standar diukur dari ujung rostrum hingga pangkal ekor.
pertumbuhan panjang adalah nilai selisih panjang pada waktu ke-t dengan panjang
sebelumnya, dirumuskan (Effendie 1979):
P= Pt - Po
Keterangan : Pt : Panjang rata-rata lobster hari ke-t
Po : Panjang rata-rata lobster hari ke-0
P : Pertambahan panjang
Kualitas Air
Parameter fisika yang diukur selama penelitian meliputi suhu, sedangkan
parameter kimia yang diukur meliputi pH, oksigen terlarut (DO), amonia (NH3).
Parameter suhu, pH, DO diukur secara in situ pada setiap hari selama
pemeliharaan. Sampel air untuk amonia (NH3) diambil pada hari ke-0, 7, 14, 21,
28, 35, 42, 49, 56, 63 dan 70. Analisis amonia dilakukan di Laboratorium
Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor.

Analisis Data
Data yang dikumpulkan selama penelitian meliputi jumlah lobster akhir,
bobot tubuh, panjang tubuh, dan kualitas air. Data hasil pengukuran parameter
tersebut digunakan untuk menentukan tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan
bobot, laju pertumbuhan spesifik. Data beberapa parameter yang telah diperoleh
kemudian ditabulasi dan diolah menggunakan software Microsoft Excel 2013 dan
uji ANOVA dengan uji Duncan menggunakan software SPSS versi 17.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup lobster pasir selama masa pemeliharaan
disajikan pada Gambar 1. Perlakuan B (PVC) memiliki kelangsungan hidup yang
tinggi sebesar 65,26±1,49% dibanding dengan perlakuan A (paranet) dan K

5
(kontrol) yang memiliki kelangsungan hidup sebesar 48,42±4,47% dan
39,47±2,23%. Perlakuan shelter dengan bahan pipa PVC menunjukkan hasil yang
berbeda nyata (P0,05) dengan perlakuan tanpa shelter (Lampiran 4).

Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris
menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata (P